(Minghui.org)

Lebih dari 30 praktisi yang duduk di sekolah menengah dan universitas di seluruh Taiwan, mengikuti kamp pemuda Falun Dafa selama lima hari, yang diadakan di Universitas TransWorld di Yunlin, Taiwan, pada tanggal 23 Januari lalu. Para peserta mengatakan bahwa mereka benar-benar memperoleh manfaat dari jadwal yang padat seperti belajar Fa, berbagi pengalaman, seminar, dan kegiatan lapangan.

Latihan Falun Dafa di pagi hari.

Shen, panitia kamp, mengatakan bahwa agenda tahun ini memang telah ditingkatkan dengan penambahan pertukaran kelas keterampilan profesional dan kelas minat yang beragam, selain itu kamp juga mengundang sejumlah pembicara seminar.

Pada hari terakhir, semua praktisi mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek pada Guru Li sebelum konferensi berbagi pengalaman.

Video ada di Versi Bahasa Inggris

Para peserta Kamp Pemuda Falun Dafa mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek kepada Guru Li Hongzhi.

Siswa Wu mengungkapkan bahwa mengklarifikasi fakta dan manfaat Falun Dafa kepada para wisatawan, bisa dianggap sebuah ujian, untuk menguji seberapa jauh dia mengetahui ajaran Fa itu sendiri. Jika dia tidak dapat menjawab pertanyaan orang itu, dia akan menyadari bahwa dia kehilangan beberapa fakta

Para siswa lain yang mengklarifikasi fakta di lokasi wisata Danau Sun Moon berkata, “Ketika turis Tiongkok meneriakkan ‘Jatuhkan Partai Komunis!’ atau ‘Falun Dafa baik! Sejati-Baik-Sabar baik!’ pikiran negatif dan konsep manusia saya lenyap.”

Melepaskan Keterikatan Selama Kegiatan Lokasi Wisata

Wu, seorang siswa menengah atas, mengatakan bahwa kegiatan Dafa di lokasi wisata membantunya menemukan keterikatan yang mendalam.

“Kegiatan di lokasi wisata menunjukkan kekurangan saya,” ucap Wu. “Ketika koordinator kegiatan menugaskan saya untuk memperagakan latihan, saya menolak, dan memilih membagikan brosur, dengan alasan bahwa saya sudah berlatih di pagi hari. Saat mencari ke dalam pada hari itu, saya menyadari bahwa penolakan saya untuk bekerja sama dan tidak membantu kelompok merupakan akar dari keegoisan.”

Dia melanjutkan, “Saya memutuskan untuk segera melepaskan sifat egois. Karena ini adalah kultivasi, tuntutan bagi seseorang untuk dapat meningkatkan xinxing.”

Situs informasi Falun Dafa di Lokasi wisata Danau Sun Moon

Praktisi muda berpartisipasi dalam kegiatan di lokasi wisata Danau Sun Moon

Siswa lain bernama Wu, yang belajar di sekolah tinggi militer, berkata bahwa kegiatan di lokasi wisata ini membantu dia melenyapkan sejumlah konsep manusia. Dia merasa senang saat membagikan brosur, karena orang-orang mau menerimanya, namun dia sendiri mengakui bahwa dia ada kekurangan dalam hal menyelamatkan manusia. Dia berkata bahwa ketika dia menyadari hal ini dan bertekad untuk menyelamatkan makhluk hidup, perasaan belas kasih yang kuat muncul dari dalam lubuk hatinya.

“Karena saya di militer, saya hanya memiliki sedikit waktu luang, jadi saya tertinggal dalam belajar Fa dan latihan Gong. Namun saya menghargai kesempatan untuk mengklarifikasi fakta kebenaran dengan rekan praktisi sekalian,” katanya.

Lin, seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas Pertahanan Nasional, mengatakan bahwa rekan praktisi membantu membangun lingkungan yang kuat dan lurus yang berhasil menghilangkan ketakutan di benaknya.

Ketika dia menyadari bahwa koordinator siswa kesulitan dan melupakan sejumlah hal, dia berpikir bahwa pekerjaan itu seharusnya mudah, dan mengembangkan konsep untuk memamerkan kemampuannya. Dia kemudian teringat dengan ajaran Guru dan menyadari bahwa ini merupakan konsep manusia. Jadi secara diam-diam dia membantu siswa tersebut sambil melenyapkan mentalitas pamernya.

Ada juga kegiatan menyanyi di lokasi wisata. Dia berkata, “Saya sangat tersentuh ketika menyanyikan lagu ‘Come For You’ dalam paduan suara. Kami bernyanyi dari hati untuk membangunkan kesadaran orang-orang dan menyelamatkan mereka.”

Ketika paduan suara berakhir, sekelompok besar baru wisatawan tiba. Praktisi muda memutuskan untuk tinggal dan bernyanyi untuk merka. Banyak turis dari Tiongkok daratan hatinya tersentuh saat mendengar nyanyian itu. Mereka mendengarkan dengan tenang sambil mengambil foto dan video.

Menghadapi Konflik dan Meningkatkan Karakter

Zi-hsiang adalah ketua tim fotografi, dan seorang “perfeksionis.” Kamp dengan jadwal yang ketat telah memberikan kesempatan baginya untuk melepaskan perfeksionisme dan kegelisahannya.

“Dulu menjadi fotografer untuk kamp pemuda beserta kegiatannya merupakan tugas yang melelahkan. Saya tidak tahu apakah saya bisa mengatasinya karena saya adalah ketua tum tahun ini. Namun hasilnya mengejutkan, saya dengan tenang dapat menyelesaikan semua kegiatan tanpa rasa cemas,” jelasnya.

Dia menghubungkan kesuksesan itu dengan peningkatan xinxing. Dia berkata,”Di permukaan, saya memiliki kemampuan lebih, jadi saya dapat mengatasi semua masalah. Tapi saya menyadari bahwa kemampuan memiliki hubungan dengan xinxing. Hanya yang memiliki xinxing tinggi yang dapat membuat perubahan di permukaan dan memiliki banyak kemampuan.”

Zi-hsiang mengaku takut mengikuti kegiatan karena konflik sebelumnya dengan sesama praktisi masih meninggalkan bekas di hatinya. Dia menemukan keberanian setelah menemukan akar dari ketakutannya.

“Sebuah konflik merupakan kesempatan untuk mengekspos keterikatan tersembunyi, sehingga saya dapat meningkatkan xinxing melalui konflik itu. Jika keterikatan ada di sana, meski saya tidak menemukan konflik selama di kamp, saya masih bisa menemukannya di tempat lain. Kamp membantu saya menghilangkan rasa takut dan menghadapi konflik dengan tenang dan terbuka,” ungkapnya.

Melenyapkan Keegoisan untuk Menemukan Kebijaksanaan

Kuo dari Institut Teknologi Taiwan mengaku bahwa kamp ini memiliki lebih banyak agenda dari yang pernah ia ikuti, dengan demikian ia mendapat banyak manfaat. Dia berkata bahwa kegiatan paling berkesan adalah forum “Kafe Dunia,” dimana para hadirin mendiskusikan bagaimana menemukan praktisi muda yang kehilangan kontak dengan kelompok Dafa atau yang sudah tidak berpartisipasi dalam kegiatan Dafa dalam waktu lama.

“Ini pelajaran yang mengajarkan saya untuk melihat dari permukaan, dan sebuah pemahaman yang diperoleh dengan memenuhi tujuan utama saya saat menghadiri kamp muda,” jelas Kuo

“(Sebagai pemimpin diskusi,) Saya mencoba menginspirasi peserta untuk berpikir dan saling melengkapi. Saya melibatkan diri dalam forum, dan menempatkan diri saya pada posisi mereka yang telah kehilangan kontak dengan grup atau tidak berpartisipasi dalam jangka panjang.

“Saya meninjau kembali di forum pada saat kamp berakhir, dan menyadari bahwa ini merupakan wujud tanpa keegoisan dan sungguh-sungguh bertindak demi orang lain yang berfungsi bagi saya dalam mendapatkan kebijaksanaan.”