(Minghui.org) Kamp Musim Dingin Minghui ke-6 diselenggarakan dari tanggal 31 Januari hingga 2 Februari di TransWorld University. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Klub Falun Dafa universitas tersebut, juga dari klub-klub Falun Dafa dari perguruan tinggi serta universitas lainnya di seluruh Taiwan.

Para peserta, baik anak-anak berusia sekolah maupun orangtua mereka, berasal dari seluruh Taiwan untuk belajar ajaran Falun Dafa, melakukan latihan, dan membahas bagaimana meningkatkan kultivasi.

Melalui permainan, drama, dan interaksi sebagai satu tim, para praktisi muda ini diajari bagaimana bekerja sama, menjadi toleran, dan menerapkan prinsip Sejati-Baik-Sabar dalam kehidupan sehari-hari.

Para praktisi muda melakukan latihan Falun Dafa di pagi hari

Tujuan dari kamp ini adalah supaya praktisi muda mengalami makna dari Sejati-Baik-Sabar dalam lingkungan ini, belajar bagaimana berperilaku dengan baik, dan menaikkan karakter moral mereka, kata koordinator umum kamp, Yang Yi-zhen.

Wu Yu-zhen, siswa kelas empat dari Pingtung, mengatakan permainan yang mereka mainkan menggembirakan dan dia belajar banyak hal. Dia melihat beberapa hal yang perlu dia tingkatkan. “Saya jarang toleran terhadap adik saya dan kadang-kadang bahkan saya memakinya ketika kami berargumen. Saya merasa senang menghadiri kamp ini dan merasa sangat beruntung menjadi praktisi Falun Dafa,” katanya.

Shi, seorang siswa dari Kabupaten Hsinchu, mengatakan ini adalah pertama kalinya menghadiri kamp Minghui, dan dia merasa senang serta gugup. Dia kadang-kadang tidak bisa menahan sakit dan melepaskan kakinya saat bermeditasi. Namun dia teringat untuk bersabar dan tidak berdebat ketika temannya memakinya. “Kegiatan kamp ini membuat saya melihat banyak hal yang perlu saya tingkatkan, seperti malas serta suka bermain,” katanya.

Hou, siswa kelas enam dari Yunlin, telah menghadiri Kamp Musim Dingin Minghui setiap tahun sejak kelas 3 dan mengatakan sangat membantu. “Pertama kali saya hanya datang untuk bermain dengan teman-teman. Sekarang, saya berada di sini untuk mempelajari hal yang penting,” ujarnya.

“Guru menguatkan saya. Kultivasi adalah tentang hati anda,” kata Hou. Dia mengatakan terobosan terbesar yang dilakukan kali ini adalah memancarkan pikiran lurus pada empat waktu setiap hari untuk pertama kalinya. Dia juga mampu bangun pada pukul 04.30 setiap pagi untuk melakukan latihan. Dia berpikir karena bangun sangat pagi akan membuatnya lelah sepanjang hari. Tapi dia merasa tenang dan bertenaga dengan hanya tidur empat jam.

Hou mengatakan bahwa kamp Minghui menawarkan kesempatan untuk meningkatkan karakter seseorang. Saat bercanda dengan temannya, secara tidak sengaja menyebabkan konflik. Ketegangan di antara mereka membesar hingga akhirnya seorang pembina tim berbicara kepadanya tentang situasi tersebut.

Hou merasa berterima kasih. “Saya mencari ke dalam dan melihat masalah saya. Masalahnya dimulai karena saya tidak segera meminta maaf kepada teman saya. Akhirnya, saya dengan tulus meminta maaf kepadanya dan masalah terselesaikan.”

Hou merangkum pengalamannya setelah menghadiri kamp tahun ini: “Satu-satunya arah adalah melangkah maju, menjadi rajin dan lebih gigih.”

Para peserta Kamp Musim Dingin Minghui mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek kepada Guru Li

Orangtua Juga Memperoleh Manfaat

Orangtua belajar ajaran Falun Dafa

Liao, orangtua dari Taichung, mengatakan selalu menunggu kamp Minghui setiap tahun. Dia tahu para pembina menjaga anak-anak dengan baik dan membantu mereka mencari ke dalam jika terjadi konflik. Ini juga kesempatan bagi orangtua untuk belajar ajaran bersama-sama dan bertukar pengalaman kultivasi.

Dia mengatakan putranya banyak meningkat setelah menghadiri kamp. “Ketika dia melihat anak-anak lain duduk dengan tegak saat bermeditasi, dia berhenti bergerak. Putra saya tidak melakukan latihan sampai dia menghadiri kamp. Sekarang dia termotivasi untuk melakukan latihan dan belajar Fa. Saya sangat berterima kasih kepada Guru dan dedikasi penyelenggara.”

Lin Yi-jing dari Taipei telah mengikutsertakan kedua putranya di kamp ini selama lima tahun. Harapan awalnya adalah meningkatkan kemampuan komunikasi mereka.

Pertama-tama, anak-anak itu terlibat konflik dengan anak lain. Tetapi pembina kamp sangat berbelas kasih dan ramah serta membantu mereka. Mereka juga berbagi dengan Lin tentang bagaimana secara positif menyemangati dan membantu anak-anak.

Dia sangat berterima kasih dan berkata, “Anda bisa merasakan kekuatan belas kasih dari para pembina. Berada di sini mendorong saya agar lebih berbelas kasih kepada anak-anak saya. Sekarang saya memahami cara tepat untuk mengajari anak-anak adalah dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar bahkan dalam masalah yang paling kecil.

“Putra saya menjadi lebih selaras dengan prinsip-prinsip ini setelah menghadiri kamp.”