(Minghui.org) Wang Shugui, seorang warga Kota Jixi, Provinsi Heilongjiang, ditangkap pada tanggal 9 November 2018 karena berlatih Falun Gong, sebuah aliran spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis sejak tahun 1999. Dia sekarang menghadapi persidangan setelah kasusnya dipindahkan ke Pengadilan Kota Mishan.

Wang mulai berlatih Falun Gong sebelum penganiayaan dimulai pada tahun 1999. Banyak anggota keluarga dan rekan-rekannya terkesan dengan perubahan setelah latihan, yang didasarkan pada prinsip-prinsip Sejati, Baik, Sabar.

Wang menikah dengan keluarga besar. Suaminya memiliki tujuh saudara kandung, tetapi mereka tidak rukun dan selalu konflik di pertemuan keluarga.

Wang melakukan banyak pekerjaan rumah yang tidak seorang pun mau melakukannya, seperti mencuci piring atau membersihkan pada saat pertemuan.

Dia kemudian merawat kakak laki-laki suaminya dan ayah mertuanya dengan baik ketika mereka sakit -- terutama ayah mertuanya, yang menderita atrofi cerebellar dan sering mengompol di celana.

Setelah ayah mertua meninggal, ibu mertua pindah bersamanya, dan dia juga merawat dengan baik.

Pada setiap liburan besar sejak saat itu, Wang mengundang saudara-saudara suami berkumpul di rumahnya. Mereka terkesan dengan kebaikan dan menghargai apa yang telah dia lakukan untuk mereka. Keluarga besar menjadi semakin harmonis.

Suami Wang kemudian menderita komplikasi diabetes dan tidak mampu mengurus dirinya sendiri. Karena penderitaan fisik, dia sering kesal dan kehilangan kesabaran. Wang selalu sabar dan tidak melawan.

Ketika tetangga-tetangga bertanya tentang rahasia memiliki temperamen yang baik, Wang memberi tahu mereka bahwa berlatih Falun Gong membuat dia menjadi lebih berbelas kasih dan mempertimbangkan orang lain.

Ada satu kejadian di tempat kerja di mana salah satu rekan tiba-tiba menyerang dia di depan orang lain. Dia tetap tenang dan damai, dan kolega itu pergi setelah mengucapkan beberapa patah kata.

Rekan-rekan lain yang menyaksikan kejadian itu bertanya-tanya mengapa Wang tidak membalas karena kelihatan itu kesalahan orang lain. Dia menjawab bahwa Falun Gong mengajari untuk hidup dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar dan tidak melawan balik ketika dipersalahkan.