(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa menggelar aksi damai di depan Kedutaan Besar Tiongkok di Washington DC pada 30 September, menjelang Hari Nasional Tiongkok. Mereka menyerukan diakhirinya penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan mengucapkan selamat kepada lebih dari 360 juta orang Tiongkok yang telah mundur dari Partai dan organisasi afiliasinya.

Praktisi menggelar aksi damai di depan Kedutaan Besar Tiongkok di Washington DC pada 30 September 2020.

Selama rapat umum, beberapa praktisi memaparkan penganiayaan yang dilakukan PKT. Mereka menyerukan kepada orang-orang Tiongkok untuk mendalami sifat asli PKT dan mundur dari Partai demi masa depan yang aman.

Zhang Yuhua diundang untuk bertemu dengan Presiden Trump pada Juli 2019.

Suami Ditahan oleh Polisi Setelah Dibebaskan dari Penjara

Zhang Yuhua, mantan Ketua Departemen Universitas Normal Nanjing Rusia, bertemu dengan Presiden Trump di Gedung Putih pada Juli 2019 dan menceritakan bagaimana PKT menganiaya suaminya. Suaminya, Ma Zhenyu, mantan insinyur di Kementerian Industri Informasi Tiongkok, dipenjara selama tiga tahun setelah dia mengirimkan informasi tentang Falun Dafa kepada para pemimpin PKT.

Masa penahanannya berakhir pada 19 September 2020. Penjara Suzhou di Provinsi Jiangsu mengatakan bahwa dia telah dibebaskan dan diserahkan ke polisi Nanjing, tetapi istrinya tidak dapat menghubunginya.

Zhenyu ditahan di Kantor Polisi Suojin, Distrik Xuanwu, Nanjing, Provinsi Jiangsu, di mana dia ditahan di sebuah ruangan dan diawasi oleh polisi. Polisi telah mengintimidasi anggota keluarganya termasuk ibunya, yang berusia 80-an, dan mengatakan kepada mereka untuk tidak menghubungi istrinya. Mereka juga mengintimidasi praktisi Falun Dafa setempat dan memerintahkan mereka untuk tidak menghubungi atau mengunjungi Ma Zhenyu, mengancam akan ditangkap jika mereka melakukannya.

Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengeluarkan pernyataan yang mengutuk penganiayaan PKT terhadap Falun Dafa dua bulan lalu. Ma Zhenyu disebutkan dalam pernyataannya, yang mendesak PKT untuk mengakhiri penganiayaan dan membebaskan semua praktisi yang dipenjara.

“Saya khawatir keselamatan Zhenyu,” kata Zhang kepada peserta rapat umum, “Saya tidak tahu apakah makanannya disediakan oleh polisi. Jika ya, apakah aman? Di Tiongkok, banyak kasus kematian dengan alasanyang disebabkan 'penyakit jantung' atau 'bunuh diri' yang tiba-tiba.”

Zhang meminta pemerintah AS dan komunitas internasional untuk mengutuk PKT dan pemerintah Nanjing dan mendesak mereka untuk membebaskan Ma Zhengyu.

Dianiaya Secara Brutal karena Keyakinannya

Yin Liping berbicara di rapat umum, menceritakan bagaimana dia disiksa oleh otoritas Tiongkok karena keteguhan pada keyakinannya. Dia ditangkap tujuh kali dan disiksa sampai di ambang kematian sebanyak enam kali. Akibat pemukulan yang parah, tulang belakangnya mengalami dislokasi, menyebabkan kelumpuhan pada anggota tubuh bagian bawah dan inkontinensia.

Yin Liping menceritakan bagaimana tulang belakangnya mengalami dislokasi akibat dari pemukulan berulang kali.

Sepuluh praktisi yang Yin kenal secara pribadi dianiaya sampai meninggal selama 21 tahun penganiayaan PKC. Banyak praktisi di kampung halamannya baru-baru ini ditangkap. Di antara mereka, Liu Qingxiang ditangkap pada Mei dan masih ditahan. Liu berusia 64 tahun dan dipenjara selama sembilan tahun karena keyakinannya.

Praktisi lainnya, Feng Ping dari Shanghai menyampaikan di rapat umum. Dia ditahan di Pusat Penahanan Fengtai pada tahun 2000 karena mengajukan permohonan untuk Falun Dafa di Beijing. Polisi memerintahkan narapidana untuk memukulinya setelah dia menghentikan petugas polisi memukuli seorang praktisi lanjut usia.

“Para narapidana memukul wajah saya dengan sol sepatu karet,” dalam ingatannya. “Kemudian mereka memaksa saya meletakkan jari saya di lantai dan menginjaknya satu per satu. Mereka juga menggunakan jarum jahit menusuk jari saya satu per satu, yang mengakibatkan berdarah.”

Dia ditangkap beberapa kali dan dicekok makan paksa. Suaminya menceraikannya di bawah tekanan dan dia dipecat dari pekerjaannya karena penganiayaan. Polisi berusaha memaksanya untuk melepaskan keyakinannya. Dia baru berusia 20-an tetapi menderita rasa sakit yang tak terbayangkan akibat pelecehan itu.

Mencerai-beraikan PKT untuk Tiongkok yang Lebih Baik

Praktisi He Bin

"Apa yang bisa dilakukan Tiongkok jika PKT runtuh?" tanya He Bin. Dia mengatakan pada rapat umum bahwa banyak orang khawatir Tiongkok akan mengalami kekacauan dan korupsi dimana-mana yang dialami di Rusia ketika bekas Uni Soviet runtuh.

Melihat aksi mundur dari PKT yang dimulai ketika Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis diterbitkan oleh The Epoch Times pada tahun 2004, dia berkata, “Mundur dari PKT adalah semacamkebangkitan dan pemurnian spiritual dan ini tidak pernah terjadi di Rusia atau negara-negara Eropa Timur dulunya yang dipimpin Soviet. Jejak Partai Komunis masih ada di negara-negara tersebut meski Partai sudahdibubarkan.

“Praktisi Falun Dafa berjuang untuk kebebasan berkeyakinan. Mereka teguh pada keyakinan mereka tetapi secara obyektif mereka membuka jalan untuk menata kembali moral masyarakat dunia. Ketika orang percaya bahwa kebaikan akan memperoleh pahala dan kejahatan akan mendapatkan pembalasan, dan pada kehidupan tingkat tinggi, mereka akan berkeyakinan yang lurus dan pengendalian diri untuk tidak melakukan kesalahan. Suasana yang lurus ini akan menyebar ke seluruh dunia."

"Kami mendukung aksi pengunduran diri dari PKT dan menyerukan diakhirinya penganiayaan, untuk memastikan kebebasan berkeyakinan dan masa depan yang lebih baik bagi Tiongkok," kata He.