(Minghui.org) Seorang bocah laki-laki berusia empat tahun di Kota Macheng, Provinsi Hubei baru-baru ini ditolak masuk ke taman kanak-kanak setempat karena neneknya tidak mau melepaskan keyakinannya pada Falun Gong, latihan kultivasi jiwa dan raga yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Didampingi orang tuanya dihari pertama sekolah, bocah lelaki itu pergi ke Taman Kanak-kanak Kota Macheng pada 6 September 2020, tetapi dilarang masuk sekolah. Ternyata Yu Li, kepala sekolah taman kanak-kanak, telah ditekan oleh Komite Urusan Politik dan Hukum dan Kantor 610, dua lembaga pemerintah yang ditugaskan untuk menganiaya Falun Gong, untuk menolak penerimaan bocah itu, karena neneknya, Tao Lahuai, yang mengajar 33 tahun di taman kanak-kanak yang sama sebelum pensiun 15 tahun lalu, menolak untuk melepaskan Falun Gong.

Semenjak Mei 2020, polisi setempat dan pimpinan taman kanak-kanak melecehkan Tao, 70 tahun, dan memintanya untuk menandatangani pernyataan berjanji untuk tidak berlatih Falun Gong atau berbicara dengan orang-orang tentang hal itu. Pelecehan menyebabkan tekanan mental yang sangat besar baik bagi Tao maupun keluarganya.

Jin Sufang, wakil kepala sekolah taman kanak-kanak, pernah berkata kepada Tao bahwa karena dia tidak menandatangani pernyataan itu, semua guru di taman kanak-kanak akan kehilangan bonusnya, yang merupakan kebijakan implikasi tipikal yang digunakan oleh rezim komunis dalam penganiayaan untuk menghasut kebencian terhadap praktisi Falun Gong.

Pada kesempatan lain, seorang petugas polisi menendang pintu rumah Tao dan berteriak, "Apakah anda akan membuka pintu atau tidak? Jika anda tidak membuka pintu, kami akan menangkap anda segera setelah anda keluar!" Karena intimidasi polisi, Tao dan keluarganya tidak bisa keluar rumah selama beberapa hari.

Ketika Taman Kanak-kanak Kota Macheng mulai menerima pendaftaran siswa baru pada akhir Agustus 2020, putra Tao mendaftarkan putranya yang berusia empat tahun, yang kemudian diterima masuk ke kelas prasekolah.

Pada hari pertama sekolah pada 6 September, orang tua bocah itu membawanya ke taman kanak-kanak, tapi diberi tahu oleh guru kelas bahwa namanya tidak ada dalam daftar. Dia diarahkan ke manajemen taman kanak-kanak.

Menantu Tao, yang juga berlatih Falun Gong, menemui kepala sekolah Yu dan bertanya mengapa dia menghapus nama putranya dari pendaftaran.

Yu bersikeras agar ibu dan nenek dari bocah tersebut menulis pernyataan untuk melepaskan Falun Gong, sebelum dia bisa mendaftarkan kembali bocah tersebut. Yu berkata kepada ibu bocah itu, "Kami melakukan ini untuk memurnikan lingkungan pendidikan kami. Kami perlu memastikan anda tidak menyebarkan rumor atau percaya pada agama apa pun."

Menantu Tao bertanya pada Yu, “Apa hubungan kita berlatih Falun Gong dan hidup berdasarkan prinsip Sejati-Baik-Sabar dengan pendaftaran putra saya di taman kanak-kanak? Kami telah mengajarinya untuk bersikap sopan, tidak boleh bertengkar dengan anak-anak lain, dan mendengarkan kata-kata guru. Apa yang salah dengan itu?" Dia menolak untuk menulis pernyataan dan mengatakan dia mempertimbangkan untuk mengajukan gugatan terhadap taman kanak-kanak.

Yu kemudian melunak nada bicaranya dan berkata bahwa mereka hanya sementara menunda proses pendaftaran bocah tersebut, dan itu bukanlah keputusan akhir bagi mereka untuk tidak menerimanya.

Sekarang sudah sebulan sejak sekolah dimulai, dan keluarga Tao masih belum menerima kabar terbaru dari taman kanak-kanak mengenai penerimaan bocah tersebut, sekolah juga tidak mengembalikan biaya pendaftaran yang mereka bayarkan.

Dalam dua dekade terakhir, Tao telah ditangkap beberapa kali karena berlatih Falun Gong dan ditahan dua kali di pusat pencucian otak selama lebih dari dua bulan.