(Minghui.org) Untuk membantu warga dan turis di Paris mengenal Falun Dafa, dan juga penganiayaan yang sedang terjadi di Tiongkok, praktisi Prancis secara rutin mengadakan kegiatan di Menara Eiffel, tempat wisata yang sering dikunjungi turis dan di komunitas lokal setiap minggu. Mereka memperagakan latihan, membagikan informasi tentang latihan spiritual ini, dan memberi tahu orang-orang bahwa latihan ini sedang dianiaya di Tiongkok.

Place de la République

Berbatasan dengan tiga distrik di Paris, Place de la République adalah destinasi populer turis. Pada 20 September 2020, praktisi memperagakan latihan, memasang poster informasi dan membagikan materi.

Lenny, yang sedang mengendarai motor, berhenti dan berkata ia senang melihat praktisi melakukan latihan. Ia berkata ia baru saja melihat kegiatan serupa di Belanda, di mana ia berbicara dengan seorang praktisi dan mengetahui tentang penganiayaan. “Penganiayaan sangat mengerikan,” ujar Lenny. “Bagaimanapun juga, meditasi hanyalah cara untuk menenangkan pikiran dan meningkatkan kesehatan. Partai Komunis Tiongkok (PKT) tidak mempunyai alasan untuk melarangnya dan saya senang melihatnya bisa dilatih secara bebas di sini.”

Praktisi menggelar hari informasi di Place de la République pada 20 September.

Candra, seorang jurnalis lepas dari sebuah website berita, juga adalah advokat HAM. Ia merekam acara dan mewawancarai praktisi. Ia menunjukkan bahwa ekonomi Tiongkok terbesar kedua di dunia, tapi kedudukan itu diperoleh dengan kerja paksa, pengambilan organ, dan polusi lingkungan. “Sayangnya, sangat sedikit media yang melaporkan tentang hal ini dan banyak orang sibuk berbisnis dengan Tiongkok dengan mengabaikan pelanggaran HAM rezim totaliter,” katanya.

Ia berkata ia akan menaruh video di websitenya dan membagikannya dengan teman-temannya. “Saya mendengar bahwa seseorang menyangkal bahwa Orang-orang Tibet dan Uyghurs sedang dianiaya di Tiongkok. Sekarang saya mempunyai bukti untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kejahatan ini benar terjadi. Rezim tiran PKT memenjarakan orang, menyiksa mereka dan menjual organ mereka untuk mendapat keuntungan. Kita harus berkata tidak untuk kebrutalan seperti itu. Ketika semua orang melawan hal ini, situasi akan berubah.”

Yue, seorang penduduk Tiongkok di komunitas lokal, berkata bahwa ia mengetahui tentang Falun Dafa dan bahwa PKT sangat buruk. Seperti kebanyakan orang-orang Tiongkok, ia telah bergabung dengan Pelopor Muda PKT ketika ia masih kecil. Ia memutuskan untuk mundur dari organisasi tersebut. Ia juga meminta buku Zhuan Falun, buku utama ajaran Falun Dafa. “Saya pernah membacanya sebagian dulu sekali. Saya berpikir akan melakukan lebih baik lagi kali ini,” ujarnya.

Belleville

Belleville, yang secara harfiah berarti “kota indah,” adalah sebuah lingkungan yang dikenal sebagai Pecinan kedua di Paris. Karena orang-orang Tiongkok yang tinggal di sana telah terpengaruh dengan propaganda kebencian PKT, kebanyakan salah paham tentang Falun Dafa. Beberapa warga terbiasa merusak stan dan membalikan meja praktisi dan bahkan memukul mereka.

Selama bertahun-tahun, praktisi terus pergi ke sana dan berbicara kepada orang-orang. Mereka juga membagikan buku Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis. Situasi perlahan membaik dan banyak orang sekarang mengerti situasi sebenarnya.

Praktisi menggelar aktivitas di Belleville pada 12 September 2020.

Ketika acara berlangsung pada 12 September, seorang pemuda bernama Yang Yang berbicara kepada praktisi. Ia berkata bahwa penurunan moral di Tiongkok sangatlah drastis. “Saya harus memberikan seseorang 2 karton rokok Hongtashan dan sebuah botol minuman keras Maotai (ini adalah merk premium di Tiongkok) untuk mempertahankan keanggotaan PKT saya,” ia menjelaskan.

Pejabat PKT menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk menindas warga biasa dan menumpuk kekayaan untuk diri mereka sendiri. “Mereka memperlakukan kita seperti kotoran dan kita tidak mempunyai tempat untuk mencari keadilan,” Yang Yang menambahkan. “Mereka bahkan lebih buruk daripada mafia.” Ia berkata ini adalah alasan utama ia meninggalkan Tiongkok. Ia berpikir bahwa mundur dari PKT akan memberikan manfaat kepada diri sendiri dan masyarakat.

Diane, seorang mahasiswi jurusan ilmu politik, berhenti di stan dan bertanya tentang situasi di Tiongkok. Ketika menandatangani petisi, ia berkata, “Saya mendukung HAM. Saya sangat mengecam hal mengerikan seperti pengambilan organ paksa.” Ia sangat senang bisa membantu dan berharap praktisi akan baik-baik saja.

Pecinan

Pecinan di Paris berlokasi di Distrik ke 13. Orang-orang dari Vietnam, Laos, dan Kamboja, juga Tiongkok, tinggal di sana. Banyak dari mereka meninggalkan negara asal mereka untuk menghindari penganiayaan komunis, Jadi mereka tahu bahwa rezim mereka sangat buruk. Tetapi, untuk alasan ekonomi mereka diam tentang penganiayaan Falun Dafa di Tiongkok.

Praktisi pergi ke sana secara rutin untuk memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa dan bagaimana PKT menganiaya orang-orang yang tidak bersalah. Setelah situasi pandemi membaik di awal September, praktisi mulai memasang spanduk di seberang jalan dari supermarket besar Tiongkok. Mereka juga membagikan informasi tentang pandemi dan penganiayaan setiap hari. Beberapa orang mengubah sikap mereka dan sekarang ingin berbicara dengan praktisi untuk mendapatkan informasi lebih banyak.

Praktisi memasang spanduk di Pecinan.

Plaza Hak Asasi Manusia

Untuk menghormati Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang disahkan oleh Sidang Umum PBB pada tahun 1948, di dekat alun-alun diberi nama Plaza Hak Asasi Manusia. Menghadap ke Menara Eiffel di seberang Sungai Seine, ini adalah atraksi paling populer di Paris dan menarik jutaan turis internasional setiap tahun.

Praktisi secara rutin menggelar kegiatan di Plaza Hak Asasi Manusia di Paris.

Dalam kegiatan praktisi pada tanggal 13 September, kebanyakan turis adalah wisatawan domestik. Seorang pria berkata ia mundur dari organisasi PKT beberapa tahun lalu dan bahwa ia mengetahui fitnahan PKT terhadap Falun Dafa adalah tidak benar.

Temannya berkata ia menyukai prinsip Sejati-Baik-Sabar. “Saya berharap lebih banyak orang di dunia ini akan mengikutinya,” ia menambahkan. Keduanya menandatangani petisi menyerukan penghentian penganiayaan di Tiongkok dan berkata mereka akan membaca Zhuan Falun dan mempelajari lebih banyak tentang latihan ini.