(Minghui.org) Kita semua adalah praktisi yang sedang berkultivasi, jadi kita semua mengalami penderitaan ini dan itu.

Guru berkata, “Xiulian harus dilakukan di tengah penderitaan agar bisa dilihat apakah anda dapat rela melepas, dapat memandang hambar tujuh perasaan dan enam nafsu anda.” (Ceramah Empat, Zhuan Falun)

Kadang-kadang sangatlah sulit untuk melewati penderitaan, jadi seorang praktisi akan meinohon bantuan dari Guru. Tetapi, hasilnya bisa berbeda-beda tergantung bagaimana anda memohonnya.

Suatu kali menantu pria dari seorang praktisi lansia meniggal dunia setelah terjatuh dari lantai ketiga dari sebuah kontruksi bangunan. Dia tidak bisa keluar dari kesedihan dan dimanfaatkan oleh kekuatan lama.

Seorang rekan praktisi memberitahu saya kisahnya dan berkata bahwa praktisi lansia ini tidak bisa makan selama beberapa hari dan dalam keadaan sekarat.

Saya segera mengunjunginya. Dia tinggal di sebuah desa pengunungan terpencil dan jalanannya sangat sulit dicari. Saat saya akhirnya tiba, dia sedang terbaring di ranjang dan cukup lemah. Dia sesak napas dan wajahnya sangat kuning dan berkeriput.

“Apakah anda sudah memohon Guru untuk membantu?” Saya bertanya.

Jawabannya ya. Jadi saya memintanya untuk mengucapkannya pada saya bagaimana dia telah memohon bantuan pada Guru.

“Guru, tolong lenyapkan penyakit saya, tolong agar saya dapat makan, terbangun dari ranjang, dan bekerja di ladang. Tolong biarkan saya belajar Fa dan berlatih Gerakan,” katanya.

Saya rasa permintaannya sangat egois, dan kesadaran utamanya sangat pasif. Tentu saja Guru tidak akan mengabulkan keinginannya.

Guru berkata,

“Walau Shifu memberi tahu agar dia jangan mengejar, jangan mengharapkan, tetapi dia tidak percaya, terus saja mengejar, akhirnya diperoleh hasil yang justru sebaliknya.” (Ceramah dua, Zhuan Falun).

Jadi saya memberitahunya untuk merubah cara dia meminta bantuan pada Guru. Saya memberitahunya agar mengatakan pada Guru bahwa sejumlah makhluk sedang menghalanginya bangun, makan, belajar Fa dan melakukan latihan gerakan.

Dia berpaling ke foto Guru dan berkata, “Guru, makhluk jahat ini tidak memperbolehkan saya makan, bangun, belajar Fa, dan melakukan latihan gerakan. Saya tidak bisa melawannya. Tolong bantu saya, Guru!”

Saya belajar Fa bersama dia tiga hari kemudian. Dia menjadi normal sepenuhnya. Dia duduk tegap dan wajahya terlihat cerah dan sehat.

Saya berbagi kisah dirinya melewati cobaan ini kepada kelompok belajar Fa setempat. Semua orang kurang lebih memiliki pemahaman yang sama mengenai keseriusan kultivasi.