(Minghui.org) Sejak bulan Juli 2020, Komite Bidang Politik dan Hukum (PLAC) Qidong telah menjalankan kampanye “target nol” di seluruh negeri untuk memaksa setiap praktisi Falun Gong yang tercatat dalam “daftar hitam” pemerintah agar melepaskan keyakinan mereka.

Baru-baru ini, di bulan November 2020, intimidasi terkoordinasi yang ditujukan pada banyak praktisi terjadi pada waktu yang bersamaan. Polisi dan para pejabat desa mendobrak masuk rumah-rumah praktisi, mengambil foto, kemudian mencoba untuk memaksa mereka menanda-tangani pernyataan melepaskan Falun Gong.

Tang Bingsheng berkata kepada para pejabat, “Saya berlatih Falun Gong untuk terus menjaga diri agar tetap sehat dan bugar. Saya tidak melakukan apapun yang buruk dan hanya ingin menjadi orang baik. Apakah kalian hendak merubah orang baik menjadi orang jahat? Saya tidak akan menandatangani pernyataan ini! Dan kalian tidak bisa mengambil foto tanpa seizin dari saya.”

Tan Cuixiu, yang bekerja di luar kota, menerima telepon dari kampung halamannya yang bertanya, “Apakah anda masih berlatih Falun Gong?”

“Tentu saja. Kenapa saya harus berhenti? Falun Gong sangat bagus.”

“Bisakah anda pulang kembali?” tanya petugas. Tetapi Tan dengan tegas menolak.

Pada malam yang sama, beberapa petugas mendobrak masuk toko Zhou Huali saat dia sedang pergi. Para petugas menelpon Zhou dan bertanya apakah dia masih berlatih Falun Gong. Zhou berkata tidak ada yang bisa menghentikan dia mematut diri pada prinsip Falun Gong untuk menjadi orang yang baik. Para petugas kemudian memintanya agar kembali ke tokonya untuk mengambil foto dirinya. Setelah Zhou menolak, para petugas mencoba utnuk mengambil foto karyawan-karyawannya, tetapi mereka juga menolak.

Dua hari kemudian, tiga agen PLAC pergi ke rumah Jiang Meiying. Mereka mengambil banyak foto dirinya saat mereka memasuki rumahnya.

Jiang berkata, “Kalian tidak bisa mengambil foto diri saya!“ Mereka juga mendesak Jiang untuk menandatangani sebuah pernyataan melepaskan Falun Gong, tetapi dia menolak.

Mereka berkata dengan nada marah, “Ayo pergi. Ada sembilan praktisi lagi untuk dikunjungi.”