(Minghui.org) Sembilan penduduk Kabupaten Qishan, Provinsi Shaanxi, menghadapi persidangan karena keyakinan mereka pada Falun Gong setelah Kejaksaan Kabupaten Qishan mengajukan kasus mereka ke Pengadilan Kabupaten Qishan sebelum Tahun Baru Imlek 2020.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa adalah disiplin spiritual dan meditasi kuno yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Delapan Orang Ditangkap Bersama

Wang Ruiqin [Wanita], Cao Luxia [Wanita], Hui Hui [Wanita], Li Huiqin [Wanita], Shao Qihu [Pria], Xu Mingxia [Wanita], Jiao Binglan [Pria] dan Ya Lan [Wanita] ditangkap bersama-sama.

Kantor 610 di Qishan, sebuah agen di luar hukum yang dibuat khusus untuk menganiaya Falun Gong, mengirim lebih dari 30 petugas polisi pada 10 Juli 2019 dan menangkap delapan praktisi ketika mereka sedang mempelajari ajaran Falun Gong di rumah pribadi.

Polisi menggeledah rumah praktisi. Mereka mendobrak masuk ke rumah Xu Mingxia dan menghancurkan jendelanya dengan sangat keras sehingga dinding di salah satu kamarnya menjadi retak. Para petugas menyita uang tunai 6.900 yuan yang telah dikumpulkan Xu dari penjualan gandum yang dia tanam. Mereka tidak mengembalikannya sampai berbulan-bulan kemudian, ketika anak-anaknya berulang kali meminta uang kembali.

Polisi menahan praktisi di sebuah hotel selama 10 hari dan membuat mereka dicuci otak secara intensif yang dirancang untuk memaksa mereka melepaskan keyakinan mereka.

Jiao Binglan digantung dengan pergelangan tangannya dan tidak diizinkan menggunakan kamar kecil selama interogasi. Polisi menertawakannya ketika dia terpaksa buang air di celana.

Praktisi Kesembilan Ditangkap 12 Hari Kemudian

Polisi menangkap Shen Hongqi [Pria], pemilik sebuah bengkel reparasi alat, pada 22 Juli 2019. Dia juga ditahan di hotel, dikunci di kursi dan diinterogasi selama empat hari tanpa tidur.

Status Sembilan Praktisi Saat Ini

Wang Ruiqin, Cao Luxia, Hui Hui, Li Huiqin dan Shao Qihu kemudian dibebaskan dengan jaminan. Beberapa dari mereka dilecehkan oleh polisi dan ada yang pensiunnya ditangguhkan.

Empat praktisi lainnya, termasuk Xu Mingxia, Jiao Binglan, Ya Lan dan Shen Hongqi, dipindahkan ke Pusat Penahanan Kabupaten Qishan, tempat mereka ditahan dan tidak diizinkan dikunjungi keluarga sejak itu.

Keluarga Shen telah menyewa dua pengacara untuk mewakilinya.

Nasib Keluarga

Penangkapan dan penahanan praktisi-praktisi itu membuat keluarga mereka dalam kesulitan dan situasi yang mengerikan.

Sebelum penangkapan terakhirnya, Xu Mingxia telah berulang kali menjadi sasaran karena keyakinannya. Tekanan dari penganiayaan berdampak pada kesehatan suaminya dan dia meninggal dunia dalam penderitaan sementara Xu menjalani hukuman penjara. Karena selama ini dia yang telah merawat cucunya, penangkapan terakhirnya membuat putra dan menantunya, yang merupakan pekerja profesional, berada dalam situasi yang sulit.

Putra dan menantu Jiao Binglan baru saja menikah tahun lalu dan sedang mengandung bayi pertama mereka. Kegembiraan pasangan muda ini dalam menyambut kehidupan baru di dunia ini sekarang dibayangi oleh penahanan Jiao.

Ibu Shen Hongqi menderita stroke selama penahanannya dan kemudian meninggal dunia. Meskipun keluarganya berulang kali meminta, pihak berwenang menolak melepaskan Shen untuk bertemu ibunya untuk terakhir kalinya.

Putra Shen telah merencanakan untuk menikah tahun ini tetapi menunda pernikahan setelah penangkapannya. Keluarganya juga terpaksa menjual bengkel alatnya karena mereka tidak dapat mengelolanya.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

Friend of Falun Gong Practitioner Calls for His ReleaseEight Shaanxi Residents Face Indictment for Reading Books of Their Faith Together