(Minghui.org) Baru-baru ini ketika belajar Fa, saya membaca ajaran Guru, “Nada pembicaraan dan kebaikan hatidalam melakukan pekerjaan, ditambah dengan prinsip rasional dapat mengubah hati orang, namun dengan cara perintah selamanya tidak akan berhasil!” (“Sadar Jernih,” Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju I)

Pelurusan Fa berjalan dengan cepat. Apabila rekan praktisi saling berkoordinasi dengan baik satu dengan lain, maka kita bisa membantu Guru meluruskan Fa dengan lebih baik dan menyelamatkan lebih banyak orang. Saya telah berpikir tentang bagaimana saya bisa mempunyai nada pembicaraan lebih tenang dan berbaik hati. Bagaimana pikiran saya bisa dipandu oleh prinsip Fa yang diajarkan Guru, bukan berpikiran seperti manusia biasa?

Sekali, ketika berbicara dengan isteri saya yang juga seorang praktisi, saya menemukan bahwa nada saya tidak ramah; saya kurang ramah dan gagal berkomunikasi dengan jelas. Saya harus melihat ke dalam, karena saya menemukan ini bukan hanya sebuah masalah bagaimana berbicara dengan orang lain; ini mencerminkan kondisi kultivasi saya.

Nada Pembicaraan

Saya menyadari bahwa karena ketidaksabaran saya, nada pembicaraan saya tidak ramah. Kenapa saya tidak sabar? Saya menemukan bahwa karena saya mengejar hasil. Apabila hasil pembicaraan tidak seperti yang saya inginkan, saya menjadi tidak sabar. Apa yang saya kejar sebenarnya? Ketika saya berbicara dengan orang-orang, saya mempunyai pikiran bahwa orang lain harus berpikir dengan cara ini atau melakukan sesuatu dengan cara tertentu. Apabila cara mereka tidak memenuhi standar saya, saya menjadi tidak sabar dan nada pembicaraan saya akan menjadi kasar. Ketika saya merasa disalahkan, saya menggunakan nada yang kasar.

Selain itu, saya mempunyai qing (perasaan) terhadap isteri saya. Saya sering mempunyai pikiran bahwa ia adalah isteri saya, maka nada kasar saya tidak akan berdampak dengan serius baginya. Dengan cara berpikir demikian, saya tanpa sadar telah merendahkan xinxing saya. Saya harus berbicara dengan setiap orang dengan sikap yang sama tidak peduli mereka berkultivasi atau tidak.

Saya juga mempunyai beberapa pikiran pada masalah lain: Apa itu diri sendiri? Pemahaman saya sekarang adalah setiap orang mempunyai pemahamannya dan pikiran sendiri. Ini adalah hal yang normal. Tetapi ketika memaksakan pemahaman dan opini anda dan memaksakan mereka berpikir seperti anda, maka anda sedang dikendalikan oleh egois. Sebenarnya ini bukan diri kita sendiri yang sebenarnya; ini adalah sesuatu yang buruk yang berasal dari qing (perasaan).

Saya ingat suatu kali ketika saya dikendalikan oleh egois dalam sebuah pembicaraan, berpikir, saya sedang berbicara, maka kamu harus mendengar; Apabila kamu tidak mendengar, saya tidak senang. Saya sedang berbicara, maka kamu harus mendengar dan harus memahaminya. Apabila kamu tidak memahami, saya juga akan tidak senang. Ketika saya bersikap dengan egois seperti ini, nada saya tidak baik.

Jadi, bagaimana saya bisa mengendalikan nada pembicaraan saya? Pemahaman saya sekarang adalah ketika kita berbicara tentang sebuah masalah yang kita lihat terjadi pada praktisi lain, kita harus mengultivasi pembicaraan kita dan melihat ke dalam. Kita harus melihat apakah kita mempunyai masalah yang sama. Kita harus memperlakukan diri kita sendiri sebagai praktisi supaya nada pembicaraan kita bisa tenang.

Guru memberi tahu kita, “Berbuat tapi tidak mengejar” (“Dalam Tao,” Hong Yin I). Mengikuti ajaran Guru, kita harus mencoba mengingatkan praktisi dengan ramah dengan motivasi membantu mereka. Juga kita harus ingat bahwa pikiran kita berasal dari pemahaman kita terhadap Fa pada tingkat sekarang; orang di berbagai tingkat mempunyai pemahamam yang berbeda. Mungkin tingkatan saya sebenarnya lebih rendah dari tingkatan rekan praktisi, maka saya tidak memahami pandangan atau opini mereka.

Guru berkata, “Perjalanan Xiulian berbeda; Semuanya berada di dalam Dafa” (Tanpa Halangan,” Hong Yin II). Berjalan pada jalur kultivasi yang berbeda, praktisi akan menunjukan kondisi kultivasi yang berbeda. Tidak mungkin semua orang bersikap dan berpikir persis sama. Memaksa orang lain untuk mempunyai pandangan dan opini seperti saya sendiri adalah tidak sesuai dengan Fa.

Seorang rekan praktisi membuat sebuah analogi: praktisi yang berkultivasi di lantai delapan akan berpikir orang-orang di tantai empat melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan Fa pada tingkat yang lebih tinggi; tetapi orang-orang di lantai empat akan juga melihat standar lantai delapan tidak benar. Kita tidak tahu kita berada di lantai berapa sekarang, tetapi apa yang kita bisa pastikan adalah itu tidak sesuai dengan Fa apabila seorang kultivator bersikeras pemahamannya yang benar dan orang lain salah. Apabila kita memahami ini, nada pembicaraan kita mungkin bisa menjadi lebih tenang.

Kebaikan Hati

Apabila kita mempertimbangkan sesuatu dengan egois. Saya senang apabila cara anda sesuai dengan pikiran dan pemahaman saya, dan sebaliknya tidak senang, maka orang lain tidak akan merasakan kebaikan hati kita. Ketika saya berbicara dengan ibu saya (yang juga seorang praktisi), saya sering merasa senang karena pikirannya sesuai dengan pikiran saya; bukan karena ia mempunyai pemahaman Fa yang lebih dalam atau ia telah berkultivasi dan membuktikan Fa lebih baik. Dasar dari berbagi pengalaman saya bukan untuk kebaikan ibu saya, maka kebaikan hati saya tidak akan terlihat.

Seorang rekan praktisi berkata, “Ketika beberapa praktisi mendisiplinkan anak-anak mereka, terlihat tidak ramah bagi penonton. Kadang-kadang orang lain tidak bisa melihat bahwa praktisi sedang mencoba membantu anak-anak mereka. Apa yang orang lain rasakan adalah orang tua itu melampiaskan kemarahannya dan menyalahkan anak-anak karena tidak melakukan dengan baik seperti anak-anak lain. Mereka tidak membantu anak-anak mereka dengan tenang untuk memahami alasan kesalahan anak-anak, dan gagal memberikan bantuan yang rasional sebagai seorang dewasa dan seorang praktisi; orang lain tidak bisa melihat kebaikan hati mereka.” Menurut pemahaman saya, sikap ini tidak sesuai dengan ajaran Guru.

Kita adalah makhluk yang berkultivasi Dafa dan kita akan menjadi dewa dan raja di masa depan. Guru memberitahukan kita, ”Belas kasih merupakan kondisi abadi dari para Dewa.” (”Kenapa menolak?” Hong Yin III). Belas kasih yang dikatakan Guru, menurut pemahaman saya adalah hasil dari kita berkutivasi menyingkirkan egois dengan perlahan-lahan. Ketika kita berbicara dengan orang lain, kita harus memikirkan orang lain terlebih dahulu. Apakah ia bisa memahami dan menerima apa yang saya katakan? Apakah ia dalam keadaan tertekan? Apakah kata-kata saya sesuai dengan Fa dan membantu orang lain? Apakah kata-kata saya membawa pengaruh positif dalam membantu Guru menyelamatkan manusia? Kita tidak boleh selalu berpikir tentang bagaimana pembicaraan bisa memberi manfaat kepada kita sendiri.

Apabila kita terus berpikir pada orang lain, dengan perlahan kita akan mengembangkan kebaikan hati. Orang lain akan merasakannya dalam kata-kata kita. Maka, bukankah belas kasih yang sejati adalah sebuah manifestasi yang alamiah dari kondisi kultivasi tingkat tinggi?

Prinsip Rasional

Ketika menunjukan kekurangan praktisi lain, kita harus mencoba menyingkirkan pikiran manusia kita dan berpikir pada ajaran Guru. Tentunya, kita tidak boleh menggunakan Fa untuk menyudutkan praktisi. Kita harus mengukur pikiran kita dan bertindak sambil membandingkan dengan Fa dan berdiskusi bagaimana kita bisa meningkat bersama berdasarkan Fa.

Kita bisa membahas dengan rekan praktisi bagaimana mengukur kita sendiri dibangdingkan dengan Fa dan bagaimana menemukan dengan jelas masalah kita yang tersembunyi. Kita bisa mengingatkan rekan praktisi untuk melihat keterikatan manusia mereka dengan tenang. Kita bisa mengatakan bahwa keterikatan itu akan memberikan keinginan pada nama, uang, dan perasaan. Kita bisa mengingatkan mereka bahwa keterikatan akan menghalangi kultivasi kita dan mencegah kita untuk memenuhi misi kita untuk menyelamatkan manusia dan pembuktian Fa. Saya percaya bahwa ketika seorang praktisi melihat sesuatu dengan jelas, ia akan mengikuti standar tingkat tinggi, mengkoreksi diri dengan aktif, memikul penderitaan dan meningkat.

Saya akan menjelaskan bagaimana saya berbicara dengan seorang praktisi yang berurusan dengan keterikatan iri hati.

Kita bisa mencoba memberitahukan praktisi: ketika anda merasa tidak nyaman dan merasa iri pada orang lain, coba lihat apakah anda dalam kondisi yang Guru katakan di Zhuan Falun, “bila seseorang telah memperoleh manfaat, bukannya ikut gembira, hatinya malah jadi tidak seimbang.” (Ceramah 7, Zhuan Falun). Apabila benar, anda mungkin iri hati pada orang lain. Sekarang apa yang bisa anda lakukan? Anda harus mencoba mencari akarnya dan melihat bagaimana bahayanya sehingga anda akan menanggapinya dengan serius.

Dari Fa kita mengetahui bahwa salah satu asal usul iri hati adalah “paham sama rata absolut yang pernah kita jalani di masa yang lalu.” (Ceramah 7, Zhuan Falun). Kita harus melihat ke dalam dan mencari apakah kita mempunyai pikiran yang tertanam dalam bahwa kehidupan semua orang harus mempunyai perjalanan yang sama. Kita tidak boleh merasa iri ketika melihat orang lain mempunyai xinxing yang lebih baik, lebih kaya, lebih berkuasa dan mempunyai keluarga yang lebih baik. Guru telah menerangkan dengan jelas hubungan karma dalam Fa. Ketika kita merasa sulit menerimanya, bukankah karena kita tidak menerima ajaran ini dalam hati kita atau karena kita tidak benar-benar percaya ini?

Kita juga harus memeriksa apakah iri hati telah memainkan peranan tanpa kita sadari. Kita bisa bertanya pada rekan praktisi apabila mereka telah melihat manifestasi iri hati di dalam diri kita. Dengan berulang kali melakukan hal ini, kita bisa melihat iri hati kita dengan lebih baik, dan ketika iri hati ini melompat keluar lagi untuk mengganggu pikiran lurus kita, kita mungkin bisa menangkapnya dengan cepat dan tidak dikendalikan olehnya.

Ketika kita memahami konsekuensi negatif yang serius dari iri hati, kita akan menguatkan tekad kita untuk menyingkirkannya.

Kita bisa menyingkirkan pikiran lain dan keterikatan dengan mengukur diri kita sendiri dengan Fa. Berikut adalah analoginya: apabila seseorang memberi tahu kita ada sebuah lubang air di depan kita yang penuh dengan air kotor, apabila kita mendengar dan memahaminya, kita tidak akan melangkah ke dalam lubang. Ini muncul secara spontan dari hati kita sendiri. Tidak ada orang memaksa kita dan kita tidak melakukannya untuk menunjukkan kepada orang-orang. Ini adalah reaksi normal untuk melindungi kebersihan kita ketika kita mengetahui kebenaran. Ini adalah rasional dan alami. Berkultivasi dengan tekun juga sama.

Ketika berusaha menyingkirkan pikiran dan keterikatan manusia, kita harus memikul penderitaan. Beberapa rekan praktisi mengungkapkan bahwa kadang-kadang mereka tidak ingin memikul penderitaan. Kita bisa memakai analogi lubang air. Ketika melompati atau menghindari lubang, seseorang harus mengeluarkan lebih banyak energi. Maka, dalam kultivasi yang sejati, seseorang harus memikul penderitaan. Mengetahui kebenaran dan diberkati bukanlah hanya berlaku pada manusia biasa yang telah mengetahui fakta dari penganiayaan. Tetapi juga mengacu pada praktisi yang telah mengetahui kebenaran dari alam semesta, bisa mendorongnya untuk berkultivasi lebih mendalam dan meningkatan kemampuannya untuk memikul penderitaan.

Apabila kita sungguh-sungguh memahami Fa dan mengikuti ajaran Dafa, kita akan berkultivasi dengan baik. Ini adalah kekuatan Dafa yang mahakuasa dan mengagumkan.