(Minghui.org) Saya memperoleh Fa pada bulan April 1999. Tidak lama setelah, saya belajar-Fa, hujan sangat deras dan suami mengatakan bahwa saya tidak boleh pergi karena tidak ada orang lain yang nampak. Saya mengatakan kepadanya bahwa seorang kultivator tidak perlu takut hujan kecil.

Saya adalah orang pertama yang tiba di tempat latihan tetapi hujan sangat deras, jadi saya memutuskan untuk melakukan latihan sendiri. Ketika saya melakukan gerakan, saya melihat bahwa seluruh rumah ditutupi oleh medan energi dan ada cahaya merah di rumah. Saat memegang roda di kedua sisi kepala saya [selama set latihan kedua], saya merasakan energi memancar dari tangan saya, seperti Bodhisattwa Seribu Tangan, terus-menerus memancarkan energi dari tangan ke telinga saya. Rasanya luar biasa. Rasanya seolah Guru berdiri tepat di samping saya. Guru melihat tekad saya dan membiarkan saya melihat dan merasakan hal-hal yang luar biasa ini.

Penganiayaan terhadap Falun Dafa dimulai tiga bulan kemudian, dan saya tidak bisa lagi melakukan latihan di luar ruangan, jadi saya berlatih di dalam ruangan di depan foto Guru.

Ketika saya memegang roda di depan potret Guru suatu hari, saya merasa seolah-olah Guru bertanya kepada saya apakah saya bisa memegang Falun yang lebih besar, dan saya menerima tantangan itu. Saya merasakan Falun di antara kedua lengan saya semakin besar dan semakin besar, dan saya mundur beberapa langkah. Saya mendengar Guru tertawa dan saya berkata bahwa Falun sangat besar sehingga saya tidak bisa menahannya. Saya menyadari bahwa Guru selalu berada di samping saya dan mengawasi saya.

Paman suami saya memberi tahu suami saya dan saya bahwa putranya ingin membangun rumah di tanah milik kedua keluarga. Saya tahu tidak boleh egois, jadi saya mengatakan kepadanya bahwa saat kami menutup toko, putranya dapat membangun rumah di tanah itu. Kami sudah memiliki tempat tinggal, putra dan menantunya mencari nafkah dengan taksi roda tiga dan membutuhkan tanah lebih dari yang kami miliki.

Saya bermimpi malam itu bahwa menantunya berdebat bahwa toko kami masih buka dan sepertinya kami tidak menutupnya, dan menghambat mereka menghancurkan toko. Saya menjawab bahwa toko saya dekat dengan jalan dan tidak akan menghalangi pembangunan rumah, dan saya akan merobohkan ruangan yang menghalangi jalan terlebih dahulu. Kami berdebat keras. Ketika saya bangun, saya tahu Guru mengisyaratkan keterikatan hati saya.

Keesokan harinya, menantu perempuan datang dan hal-hal yang terjadi dalam mimpi terjadi. Saya mengatakan kepadanya bahwa kami akan menutup toko setiap kali dia ingin merobohkan gedung, dan saya tahu betapa sulitnya membangun rumah, jadi saya tidak akan mempersulitnya. Dia tidak menanggapi. Saya menambahkan bahwa saya tidak ingin berdebat, dan berdebat tidak akan menyelesaikan masalah. Dia berkata kita harus membiarkan saudara-saudara menyelesaikannya di antara mereka sendiri, dan pergi.

Paman suami saya datang kemudian. Saya mengatakan kepadanya bahwa kami telah memiliki toko selama 20 tahun tetapi bersedia untuk melepaskannya sehingga putranya dapat membangun rumah di tanah itu. Dia mengatakan kepada saya bahwa kata-kata saya berbeda dari apa yang dikatakan menantu kepadanya. Dia mengatakan mereka akan membeli semua yang ada di toko dan menjualnya ke vendor lain.

Ketika dia kembali beberapa saat kemudian, sikapnya telah berubah dan dia mengatakan kepada kami untuk segera merobohkan toko. Suami saya, orang biasa, dengan marah menjawab bahwa ia telah melakukan hal baik kepada mereka dengan membiarkan sepupunya membangun di tanah itu. Dia kemudian mengatakan bahwa semuanya tidak sesuai kesepakatan.

Keesokan harinya, sepupu suami dan istrinya menutup pintu layanan toko kami dengan mobil penuh batu bata. Ini mengingatkan saya pada ceramah Guru.

Guru berkata:

"Namun acap kali saat konflik terjadi, jika tidak sampai menusuk lubuk hati seseorang, akan sia-sia dan tidak berguna, tidak akan mendapat peningkatan." (Ceramah 4, Zhuan Falun)

Saya menjadi geram dan menunjuk ke langit, “Tindakan kalian sangat menyakitkan. Kalian bisa menipu kami tetapi tidak bisa menipu para dewa."

Istrinya, menunjuk jarinya ke arah saya, berteriak, "Kuharap kamu mendapatkan ganjaran."

Saya mengingatkan diri sendiri bahwa saya adalah seorang kultivator dan tidak ada toko lain seperti toko saya di desa, dan dengan demikian saya menghasilkan lebih banyak uang daripada orang-orang yang bekerja di luar kota. Pada saat itu, saya melepaskan keterikatan pada keuntungan pribadi dan tidak merasa marah sama sekali. Saya merasa diri saya menjadi lebih besar dan dia menjadi lebih kecil. Saya senang bahwa Guru mengawasi saya, tetapi masih merasakan keluhan. Meski begitu, saya terus bekerja di toko saya.

Toko kami dicari karena semua orang tahu kami mengobral. Namun, pasangan muda itu datang beberapa saat setelah itu dan menutup pintu kami, berharap menjebak kami di toko. Untungnya, saya dan suami pulang lebih awal untuk bersiap-siap tidur. Saya sangat marah ketika melihat pintu ditutup keesokan paginya, karena saya tidak tahan lagi. Saya mengatakan kepada suami bahwa sudah cukup banyak mereka mengambil keuntungan dari kita.

Saya berbicara dengan kepala lingkungan, dan dia mengatakan kepada kami untuk menuntut mereka di pengadilan. Semua keterikatan saya muncul dan saya siap untuk menyewa pengacara. Kami tahu kami akan menang. Bahkan saudara ipar saya berpikir bahwa mereka telah kelewat batas dan pantas dihukum.

Ketika praktisi setempat mendengar tentang situasi saya, mereka memberi saya ceramah Fa Guru di berbagai tempat. Pikiran dan perilaku saya antara seorang kultivator dan orang biasa. Suatu malam, saya bermimpi terbang ke langit dan tiba-tiba teringat:

Guru berkata:

"Lahir di tengah penderitaan
Separuh kehidupan tanpa ada hasil yang diperoleh dengan kedua tangan
Suatu hari mendapatkan Fa menerjang ke atas
Ayo bergegaslah!
Lakukan tiga hal dengan baik
Menyelamatkan makhluk hidup
Jangan mengendurkan langkah untuk balik ke asal."
Kesan Batin, Hong Yin III)

Saya dengan cepat melompat dari tempat tidur dan meminta maaf kepada Guru. Air mata mengalir di wajah saya. Saya tiba-tiba mengerti ketika Guru berkata,

"Ratusan derita sekaligus menimpa
Lihat dia bagaimana hidup?"
("Derita Hati dan Pikiran," Hong Yin)

Saya meyakinkan suami saya bahwa kami tidak mendapatkan uang bahkan jika kami memenangkan gugatan, dan meskipun dia pada awalnya tidak setuju, kami mengizinkan mereka untuk merobohkan toko dan mereka merasa puas.

Sudah lebih dari lima tahun sejak itu terjadi. Beberapa hari yang lalu, seorang teman memberi tahu saya bahwa saya sangat bermurah hati karena melepaskannya. Saya berkata bahwa saya adalah seorang kultivator dan saya hidup dengan prinsip-prinsip "Sejati-Baik-Sabar."

Buku Zhuan Falun telah mengubah saya.