(Minghui.org) Saya telah berlatih Falun Dafa sejak saya masih kecil dan sekarang saya hampir separuh baya. Guru Li, pencipta latihan ini, telah berada di samping saya sepanjang waktu, tapi saya memerlukan waktu yang lama untuk benar-benar mengerti bagaimana berkultivasi dan mencari ke dalam.

Sebagai anak satu-satunya, saya egois, malas, iri hati, dan suka bersaing, seperti orang-orang Tiongkok kebanyakan. Selain itu, kondisi kesehatan saya tidak baik dan orang tua saya harus membawa saya ke rumah sakit setidaknya sekali dalam sebulan. Mereka selalu memanjakan saya. Saya menerima semuanya dengan mudahnya dan menjadi sangat mementingkan diri sendiri. Jika saya tidak bahagia, saya menjadi temperamental. Setelah saya mulai berkultivasi Falun Dafa, Saya mengerti bahwa saya sangat egois. Tidak mudah melepaskan lapisan-lapisan substansi buruk di dalam diri saya.

Guru Li Hongzhi berkata:

“Selaku seorang praktisi yang sungguh-sungguh punya tekad untuk xiulian, dia dapat menahan diri, di hadapan berbagai kepentingan dapat melepaskan keterikatan hati ini, dapat memandang sangat hambar, asalkan dapat melakukannya maka tidak akan sulit. Bagi orang yang mengatakan sulit, semata-mata karena mereka tidak dapat melepas semua ini.” (Ceramah 9, Zhuan Falun)

Ketika saya pertama kali membaca ini, saya tidak mengerti mengapa Guru berkata bahwa betapa sulit melepaskan keterikatan—Saya berpikir bahwa hal ini mudah. Saya masih muda waktu itu dan tidak mempunyai banyak konsep pikiran atau keterikatan. Ketika saya pergi bekerja dan saya bertemu dengan orang-orang biasa, tanpa menyadarinya, saya menjadi terikat pada mentalitas pamer, mementingkan diri sendiri dan kegembiraan. Saya tidak tahu bahwa saya seharusnya menggunakan ajaran Fa untuk memperbaiki tingkah laku saya. Setelah melewati banyak konflik, saya perlahan bisa dan melepaskan semua keterikatan.

Melepaskan Dendam dan Iri Hati

Setelah lulus sekolah, saya ditawari sebuah pekerjaan manajemen di sebuah perusahaan besar yang dimiliki oleh negara. Departemen ini dibagi menjadi beberapa bagian, berdasarkan fungsi masing-masing, dan saya ditugaskan di bagian yang paling sibuk. Orang-orang di bagian lain bisa pulang kerja tepat waktu. Tapi kami harus bekerja lembur, hingga tengah malam, bahkan saat akhir pekan. Saya tidak pernah bekerja begitu keras, jadi saya mulai merasakan dendam. Saya berpikir bagaimana bagian lain diberikan tugas mudah dan bisa bersantai. Beberapa orang tidak mengerjakan apa pun. Mereka bercengkerama, minum teh, dan membaca koran sedangkan saya harus bekerja hingga saya keletihan hanya untuk mendapat sedikit upah.

Perlahan, saya sadar bahwa Guru menggunakan kesempatan ini untuk menyingkirkan karma saya, dan ini adalah hal yang baik bagi saya. Saya seharusnya tidak mengharapkan gong saya akan meningkat ketika saya bersantai dan merasakan kenyamanan.

Melepaskan Ego dan Menggunakan Kebijaksanaan yang diberikan oleh Dafa

Setelah saya memiliki pengalaman kerja, saya ditawari dan diterima bekerja di sebuah perusahaan swasta sebagai manajer di departemen manajemen bisnis. Tugas-tugas yang diberikan kepada saya meliputi keuangan, pemasaran, dan bahkan tugas yang dikerjakan oleh bos saya. Tanggung jawab saya bertambah, dan semua ini begitu baru bagi saya. Tetapi, Guru memberikan kebijaksanaan kepada saya, dan ini tidaklah menjadi masalah bagi saya untuk menyelesaikan apa pun pekerjaan yang diberikan kepada saya. Khususnya, saya mampu menulis surat permohonan untuk beberapa jenis proyek berbeda, tanpa usaha keras, dan bos saya puas melihat hasilnya. Ketika saya melihat lagi ke belakang, saya tidak percaya bahwa saya bisa menulis surat-surat itu, karena beberapa dari mereka mengandung hal-hal yang sangat teknis.

Ketika satu proyek penting lulus proses peninjauan, perusahaan mengadakan perayaan dan banyak pimpinan yang hadir di acara itu. Bos saya sangat memandang penting hal ini dan meminta saya untuk menjadi panitia penyelenggara pertemuan ini. Ruangannya penuh dengan pimpinan-pimpinan level atas, dan bos saya gelisah. Tetapi, saya sangat tenang. Saya berpikir bahwa para pimpinan itu hanyalah orang biasa. Saya adalah praktisi, dan tidak ada apa pun yang perlu saya takutkan di dunia manusia biasa. Pertemuan itu berjalan lancar. Saya adalah anak pemalu dan tidak akan bisa meraih kesuksesan ini tanpa berkultivasi dan kebijaksanaan Dafa.

Melepaskan Dendam dan Keinginan Bersaing

Saya tidak ada apa pun yang bisa dikeluhkan dalam pekerjaan itu. Saya mampu melakukan pekerjaan saya dan saya berhubungan baik dengan kolega-kolega saya. Pada dasarnya tidak terlalu banyak konflik. Kemudian saya pindah ke bisnis konstruksi, di mana konflik yang melibatkan kepentingan pribadi menjadi sangat tajam.

Bos saya menaruh saya di manajemen dan meminta saya untuk mengawasi bagian pembelian dari bisnis ini. Ia tidak puas dengan apa yang terjadi di departemen pembelian dan meminta saya mengevaluasi pemasok-pemasok kami, mencari tahu lebih banyak tentang mereka, mengganti barang yang ada di bawah standar, dan mencari pemasok-pemasok baru untuk membuat harga menjadi lebih bersaing.

Yang lain mungkin berpikir bahwa ditugaskan di bagian pembelian adalah posisi yang sangat diidamkan dan berharap mereka bisa mendapatkan pekerjaan itu. Tapi ini sangatlah membuat saya stres, dan saya hanya berpikir bagaimana meningkatkan hasil akhir. Kualitas material adalah paling penting dalam bisnis konstruksi, dan pembeli harus mengerti teknologi dan standar industri. Masalah kualitas bisa mempunyai efek penting pada seluruh proyek. Karena saya selalu bekerja di sisi manajemen, saya harus mulai dari nol, dan ini adalah tantangan.

Karyawan di departemen pembelian seperti tidak ingin berbicara dengan saya, karena keterlibatan saya dengan bagian pembelian dari bisnis ini berarti saya mengawasinya. Setiap kali saya bertanya tentang apa pun, ia selalu berkata bahwa ia tidak tahu dan meminta saya mencari secara online. Akhirnya, saya mulai menjadi dendam. Saya tidak begitu mengerti dengan pekerjaan ini dan menjadi lebih sulit lagi untuk menyelesaikan pekerjaan karena ia tidak mau bekerja sama dengan saya. Saya merasa bahwa tidak seorang pun akan berbicara dengan saya ketika melibatkan kepentingan pribadi mereka di tempat kerja. Hanya praktisi Dafa yang tidak mementingkan diri sendiri. Saya harus belajar sambil bekerja.

Mengikuti arahan bos, saya mulai melihat kemungkinan mengganti beberapa pemasok. Saya menemukan satu pemasok yang dikontrak oleh manajer proyeknya sendiri, dan mereka mempunyai hubungan baik dalam waktu yang lama. Tetapi, harga pemasok dan cara pembayaran tidaklah menguntungkan bagi kami. Bos juga setuju bahwa kami harus membandingkan harga dan mencari pemasok yang lebih murah. Jadi akhirnya saya menggantinya ke pemasok lain. Membuat manajer proyek tidak senang. Ia menggunakan berbagai cara untuk tidak menggunakan barang pemasok yang baru, mengklaim bahwa ia tidak menerima surat jalan, ada masalah kualitas dan lain-lain.

Guru berkata, “Ketika antarmanusia saling intrik-mengintrik, kondisi hati demikian adalah yang paling sulit dikuasai.” (Ceramah 4, Zhuan Falun)

Ini adalah saya semuanya. Saya lupa bahwa saya adalah praktisi dan pikiran saya penuh dengan konsep pikiran manusia dan rasa ingin bersaing. Saya berpikir bahwa manajer proyek berusaha memberikan saya kesulitan, dan pemasok lama itu pasti telah memberikannya komisi. Pulang ke rumah, saya menenangkan diri dan sadar bahwa ini adalah ujian bagi saya. Orang-orang biasa boleh menjadi emosional dan marah, tapi sebagai praktisi, saya seharusnya menganggap ini enteng. Saya juga mencari ke dalam dan sadar bahwa saya tidak terbiasa dengan cara kerja seperti ini dan tidak mempunyai pemahaman menyeluruh dari masalah kualitas. Saya tidak melakukan semuanya dengan sempurna. Contohnya, sebelum pengiriman, saya tidak terbuka dengan manajer proyek, berpikir bahwa ia marah, dan membuat segala alasan. Jadi saya berusaha menghindari pertemuan dengannya. Setelah saya menyadari kesalahan saya, saya berpikir untuk melakukan lebih baik lain kali dan berusaha yang terbaik untuk mengerti persyaratan kualitas.

Hal-hal seperti ini terjadi beberapa kali dan saya bisa merasakan pikiran saya lebih tenang. Saya menuliskan semua pertanyaan yang diajukan oleh manajer dan mempelajarinya untuk menghindari masalah yang sama di masa depan. Kadang saya merasa saya berkultivasi lebih baik, meningkatkan xinxing dan saya tidak lagi tergerak karena masalah ini. Kemudian, tiba-tiba, manajer proyek menelepon saya dan berteriak kepada saya di telepon. Saya sadar Guru menggunakan kesempatan ini untuk membiarkan saya terus meningkatkan xinxing dan melewati ujian.

Guru berkata,

“Jika dia tidak menciptakan situasi semacam ini, ke mana anda dapat meningkatkan xinxing? Seandainya anda baik, saya juga baik, dengan duduk rukun di sana lalu tumbuh Gong, mana ada hal seperti itu? Justru karena dia telah menciptakan bagi anda satu konflik ini, maka terbentuklah sebuah kesempatan untuk meningkatkan xinxing, dalam kesempatan itu anda dapat meningkatkan xinxing anda sendiri, xinxing anda ini bukankah telah meningkat?” (Ceramah 4, Zhuan Falun)

“Karena saat konflik terjadi, dapat muncul tiba-tiba. Namun bukan eksis secara kebetulan, itu digunakan untuk meningkatkan xinxing anda. Asalkan anda memperlakukan diri selaku praktisi gong, anda akan dapat mengatasinya dengan baik.” (Ceramah 4, Zhuan Falun)

Saya mudah tersulut emosi, ingin bersaing, dan mementingkan diri sendiri sejak saya masih kecil. Guru menggunakan kesempatan ini untuk membantu saya menghilangkan semua konsep pikiran dan keterikatan manusia saya. Saya sangat berterima kasih kepada Guru dan menyesal saya tidak bisa melewati ujian dengan baik.

Menolak Menerima Hadiah dan Mengikuti Nilai Tradisional

Pemasok lama tahu bahwa saya pindah ke pemasok lain. Mereka berusaha membujuk saya untuk memakai barang mereka lagi dan mengirimkan beberapa kartu-kupon 1,000 yuan. Ketika saya mengembalikan kartu kuponnya, saya berkata kepada mereka bahwa saya mencari harga yang masuk akal berdasarkan kualitas produk yang sama. Pemasok ini berkata bahwa saya adalah orang paling jujur yang pernah dia temui.

Ketika saya berbicara dengan teman-teman saya tentang hal ini, mereka berkata bahwa saya keras kepala dan tidak sejalan dengan apa yang sedang terjadi di “dunia nyata” karena tidak mengambil kartu kupon itu. Saya merasa sedikit malu. Kemudian saya mencari ke dalam dan menemukan bahwa saya mempunyai keterikatan untuk menyelamatkan muka.

Guru berkata,

“Jika ada orang mengatakan anda baik, belum tentu anda benar-benar baik, jika ada yang mengatakan anda buruk, belum tentu anda benar-benar buruk, sebab kriteria untuk mengukur baik dan buruk telah mengalami distorsi. Hanya manusia yang sesuai dengan karakter alam semesta ini, dia barulah seorang yang baik, ini adalah satu-satunya kriteria pengukur baik buruk manusia, dan ini telah mendapat pengakuan alam semesta.” (Ceramah 4, Zhuan Falun)

Setelah saya membaca Hong Yin V, saya perhatikan bahwa konsep pikiran dan perilaku modern yang Guru sebutkan kebanyakan adalah atheis dan teori evolusi. Standar moral sekarang telah jatuh hingga ke level yang sangat berbahaya. Kita sebagai praktisi harus menyingkirkan konsep pikiran modern dan mengembalikan nilai moral tradisional.