(Minghui.org) Para praktisi Falun Gong memperagakan latihan gerakan di luar Kedutaan Besar Tiongkok di London, Inggris pada tanggal 25 April untuk memperingati 21 tahun peristiwa 25 April.
Para praktisi memperagakan latihan gerakan di luar Kedutaan Besar Tiongkok di London pada tanggal 25 April.
Selama pandemi virus corona, pemerintah Inggris mengeluarkan perintah lockdown. Banyak orang tetap tinggal di rumah. Tetapi, masih ada beberapa pejalan kaki di jalanan. Tetapi, cuaca yang begitu baik pada tanggal 25 April, membuat beberapa orang tetap berjalan, berlari, naik sepeda dll.
Para praktisi berbaris di sepanjang jalan, dengan tetap mematuhi menjaga jarak (social distancing) dan mereka memperagakan latihan gerakan. Peragaan latihan gerakan mereka mendapatkan perhatian para pelalu lalang.
Saya Berharap Akan Makin Banyak Orang Yang Mempelajari Fakta Tentang Falun Gong
Dean adalah seorang mahasiswa asal Vietnam. Dia sering berpartisipasi dalam kegiatan Falun Gong, seperti aksi protes penganiayaan di Chinatown di luar Kedubes Tiongkok.
Seorang Praktisi Bernama Dean memperagakan latihan meditasi.
Dean berkata bahwa dia mempelajari tentang penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) ini dari online. Karena banyak orang tidak tahu mengenai Falun Gong, dia merasa dia harus memberitahu mereka apa Falun Gong itu. Dia berkata dia berharap akan ada makin banyak orang yang berdiri melawan penganiayaan ini.
Dia mengemukakan bahwa adanya pandemi virus korona ini adalah karena PKT menutupi informasi ini pada awalnya. Dia berharap pemerintah Inggris tidak akan mendengarkan propaganda yang menyesatkan dari PKT.
Nina, Praktisi
Nina mulai berlatih Falun Gong bersama suami dan kedua putrinya sekitar dua tahun lalu. Dia bergabung dengan peragaan gerakan ini di luar Kedutaan Besar Tiongkok pada tanggal 25 April.
“Para praktisi Falun Gong di Tiongkok telah menderita banyak selama 21 tahun terakhir,” kata Nina, “Karena rezim PKT tidak memperbolehkan mereka memeluk kepercayaan mereka, saya di sini untuk memberitahu orang apa yang sedang terjadi di Tiongkok.”
Baru-baru ini, pademi virus corona telah mempengaruhi kondisi kesehatan orang-orang di seluruh dunia. Nina berharap lebih banyak orang yang bisa mendapatkan manfaat dari prinsip Sejati-Baik-Sabar dari Falun Gong agar tetap semangat saat menghadapi kesulitan.
Membangkitkan Kesadaran Terhadap SIfat Asli PKT
Tony, Praktisi (kiri)
Tony telah bergabung dengan aksi protes damai di luar Kedubes Tiongkok setiap minggu selama 20 tahun terakhir. Dia membagi-bagikan brosur kepada pelalu lalang, menjelaskan pengalamannya selama berlatih Falun Gong, dan membangkitkan terhadap sifat asli jahat dari PKT, yang mencoba untuk menghancurkan rasa kemanusiaan.
“Saya di sini untuk memberitahu orang bahwa Falun Gong adalah baik, dan PKT adalah jahat,” kata Tony.
“Karena isolasi ini, orang-orang mulai berpikir kenapa pandemi bisa terjadi.” Dia berharap makin pemerintah-pemerintah dan berbagai organisasi bisa bekerja sama menghentikan pengambilan organ secara hidup-hidup yang disetujui PKT, dan secara aktif membantu mencerai-beraikan Partai Komunis Tiongkok.
Terus Melanjutkan Protes Hingga Penganiayaan Berakhir
Pada tanggal 25 April 1999, sekitar 10.000 praktisi Falun Gong pergi ke Beijing untuk memintapembebasan 45 praktisi yang ditahan di Tianjin, sebuah kota yang berjarak sekitar 96km dari Beijing.
Mereka juga meminta izin untuk menerbitkan buku-buku Falun Gong, dan memiliki sebuah lingkungan yang aman untuk memeluk keyakinan spiritual mereka. Petisi damai ini memperlihatkan bahwa mereka menginginkan kedamaian, rasional, dan memiliki semangat untuk mengawasi keadilan, dan membangunkan kesadaran seseorang.
Sayangnya, PKT menginisiasikan penganiayaan terhadap Falun Gong pada tanggal 20 Juli 1999. Partai Komunis juga merekayasa ulang kisah aksi damai ini dan memfitnah para praktisi atas keyakinan spiritual mereka.
Para praktisi Falun Gong di seluruh dunia telah lama memrotes penganiayaan PKT ini secara damai. Aksi damai pada 25 April ini diperingati setiap tahunnya.
Praktisi Gao berkata bahwa mereka sedang melakukan protes di luar kedubes dengan mematuhi perintah pemerintah terkait menjaga jarak (social distancing) dan pembatasan bepergian.
Para praktisi telah memperhitungkan masalah lockdown saat melakukan persiapan aksi protes mereka di luar kedutaan besar Tiongkok. Inggris mengeluarkan kebijakan lockdown mulai 24 Maret. Dua praktisi datang setiap harinya. Mereka juga memasang kembali lampu bertenaga surya untuk poster-poster agar para pelalu lalang bisa membaca poster-posternya setelah gelap.
Poster-poster Falun Gong dengan lampu tenaga surya
Para praktisi menyadari semakin banyak orang yang menerima brosur-brosur Falun Gong. Sejumlah orang menanda-tagnani petisi menyerukan agar penganiayaan ini diakhiri.
Para praktisi berkata mereka akan terus melakukan aksi damai hingga penganiayaan ini berakhir. Mereka meminta masyarakat internasional dan masyarakat Inggris Raya untuk membantu menghentikan penganiayaan.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org