(Minghui.org) Seorang pensiunan insinyur berusia 78 tahun dari Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong menderita tekanan darah tinggi, sakit jantung, serta gangguan penglihatan dan pendengaran, setelah satu tahun ditahan karena keyakinannya pada Falun Gong.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah metode spiritual dan meditasi kuno yang mengalami penganiayaan oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Atas perintah Komite Urusan Politik dan Hukum, sebuah lembaga di luar kerangka hukum yang bertanggung jawab atas penganiayaan, Kejaksaan Negeri Haizhu baru-baru ini menolak permintaan dari pengacara Zeng Jiageng untuk mengevaluasi apakah ia akan dibebaskan.

Zeng Jiageng

Zeng ditangkap pada 10 Juli 2019, setelah polisi menuduhnya menggunakan telepon sebagai sarana untuk menyebarkan informasi tentang Falun Gong.

Zeng mulai mengalami gejala serius pada Agustus 2019, pada saat ditahan di Pusat Penahanan No.1 Kota Guangzhou. Pemeriksaan fisik pada pertengahan September 2019 menyatakan bahwa ia menderita hipertensi berat dan pembesaran jantung. Hipertensi juga merusak jantung, penglihatan, dan pendengarannya. Dia sering merasa pusing dan tubuhnya terkadang mengalami kejang tak terkendali.

Setelah dia dipindahkan ke Pusat Penahanan Negeri Haizhu pada akhir Februari 2020, pihak berwenang tidak pernah mengukur tekanan darahnya atau mengirim ia ke rumah sakit untuk pemeriksaan medis.

Pengacara dan anggota keluarganya telah mengajukan permintaan untuk membebaskan Zeng dengan jaminan. Jaksa penuntut Xu Weiguo dan Jia Cunjin yang bertanggung jawab atas kasusnya mengabaikan permintaan tersebut dan melanjutkan penuntutannya.

Jaksa Xu juga mencantumkan Zeng mengenyam pendidikan di sekolah menengah, meski sebenarnya dia adalah lulusan South China University of Technology dan menjadi insinyur senior sebelum ia pensiun.

Pengadilan Distrik Haizhu pada awalnya menjadwalkan sidang Zeng pada 3 Juni 2020, tetapi kemudian mengubahnya menjadi pertemuan praperadilan. Zeng mengikuti pertemuan di pusat penahanan melalui teleconference, tetapi dia tidak bisa mendengar percakapan itu, karena gangguan pendengarannya yang parah.