(Minghui.org) Empat puluh praktisi Falun Gong dianiaya hingga meninggal di Tiongkok karena keyakinan mereka pada paruh pertama tahun 2020.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah sebuah disiplin spiritual tradisional berdasarkan prinsip Sejati, Baik, dan Sabar. Telah dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) sejak tahun 1999.

Praktisi yang meninggal pada paruh pertama tahun 2020
Baris atas: Xiao Yongfen, Hu Lin, Yu Yongman, Li Rongfeng, Li Guojun
Baris bawah: Liu Fating, Fu Shuqin, Zhou Xiuzhen, Zhou Shujie, Lin Guizhi, Gao Yan

Ke-40 nyawa yang hilang menambah daftar praktisi Falun Gong yang dianiaya hingga meninggal karena menjunjung tinggi keyakinan mereka. Hingga saat ini, lebih dari 4.500 kematian praktisi Falun Gong yang tidak wajar telah dikonfirmasi dan didokumentasikan di minghui.org. Karena blokade informasi di Tiongkok dan bahaya yang dihadapi keluarga para praktisi dalam mengungkap penganiayaan, jumlah kematian aktual diperkirakan jauh lebih tinggi.

40 praktisi yang baru meninggal, 22 di antaranya adalah wanita, berasal dari 14 provinsi dan kota yang dikendalikan secara terpusat. Provinsi Liaoning sendiri menyumbang 35% dari kematian (14), sementara daerah lain memiliki antara 1 dan 4 kasus. Enam belas dari praktisi meninggal saat dalam penahanan, termasuk 6 di Liaoning (37,5%).

Usia Tiga dari 40 praktisi masih belum diketahui, sementara sisanya berusia antara 46 hingga 84 tahun, dengan usia rata-rata 64 tahun.

Di bulan Januari tercatat 4 kematian; Februari dan Mei masing-masing 9; dan Maret, April, dan Juni masing-masing dilaporkan 6 kematian.

Ke-40 pria dan wanita itu berasal dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk seorang insinyur pesawat terbang, seorang akuntan, seorang guru musik, seorang pensiunan kepala sekolah dasar, dan seorang dokter.

Beberapa meninggal di penjara setelah menderita siksaan jangka panjang; yang lainnya meninggal setelah pihak penjara menolak perawatan medis atau pembebasan bersyarat medis meskipun kondisinya kritis; dan yang lainnya meninggal hanya beberapa bulan setelah mereka dibebaskan dengan alasan kesehatan.

Secara khusus, seorangwanita Henan yang ditangkap pada tanggal 13 Mei meninggal empat hari setelah penangkapannya, sementara seorang wanita Hebei meninggal pada hari penangkapannya pada tanggal 18 Juni.

Sementara beberapa orang selamat dari siksaan di tahanan, kesehatan mereka merosot setelah hidup dalam ketakutan selama bertahun-tahun atau harus terus-menerus melarikan diri untuk bersembunyi dari polisi.

Beberapa praktisi bukan satu-satunya anggota keluarga mereka yang meninggal akibat penganiayaan. Seorang pria Liaoning meninggal tiga tahun setelah istrinya disiksa hingga meninggal dalam tahanan 13 hari setelah penangkapannya. Seorang pria Heilongjiang meninggal setelah ibu, saudari perempuan, dan istrinya kehilangan nyawa mereka karena penganiayaan, meninggalkan ayahnya yang hampir berusia 90 tahun.

Dua puluh tujuh dari kematian telah dirinci dalam laporan sebelumnya . Di bawah ini adalah rincian dari 13 kasus yang baru dikonfirmasi. Daftar lengkap dari 40 praktisi yang meninggal dapatdiunduh di sini.

Meninggal dalam Tahanan

Pria Ningxia Meninggal dalam Penahanan Lima Bulan setelah Penangkapannya

Xie Nanfang, seorang warga Kota Yinchuan, Provinsi Ningxia, ditangkap bersama dengan 12 praktisi Falun Gong lainnya dalam penyisiran polisi pada tanggal 19 September 2019. Petugas memerintahkan tukang kunci untuk membuka pintu Xie dan menyadari bahwa tidak ada seorang pun di rumah. di rumah. Mereka menunggu di luar gedung apartemennya dan menangkap Xie ketika pulang pada jam 2 siang. Rumahnya digeledah.

Sementara itu empat praktisi kemudian dibebaskan, sembilan lainnya, termasuk Xie, tetap ditahan. Kasus mereka diajukan ke kejaksaan pada tanggal 11 Desember 2019.

Jaksa mengembalikan kasus tersebut ke polisi dua kali, pada tanggal 22 Januari dan 2 April 2020. Polisi menyerahkan kembali pada tanggal 20 Februari dan 24 April. Xue meninggal pada tanggal 28 Februari 2020 di Pusat Penahanan Kota Yinchuan saat menunggu dakwaan. Dia berusia 64 tahun. Rincian tentang kematiannya masih diselidiki.

Pada tanggal 20 Mei 2020, jaksa memutuskan untuk tidak mendakwa Xie tiga bulan setelah kematiannya. Keesokan harinya, jaksa penuntut mendakwa delapan praktisi lainnya dan meneruskan kasus mereka ke Pengadilan Distrik Xixia. Mereka dijadwalkan hadir di Pengadilan Distrik Xixia pada tanggal 28 Juli 2020.

Pria Sakit Tidak Diijinkan Mendapat Perawatan Medis dan Dipaksa Melakukan Kerja Tanpa Bayaran, Meninggal di Penjara

Keluarga dari Kota Tangshan, Provinsi Hebei, diberitahu oleh pihak Penjara Jidong sekitar jam 8 pagi tanggal 30 Mei 2020, bahwa orang yang mereka cintai, yang sedang menjalani tujuh tahun penjara karena keyakinannya pada Falun Gong, baru saja meninggal karena “henti jantung.” Cao Jinxing berusia 69 tahun.

Ketika keluarga bergegas ke penjara pada tanggal 2 Juni, otoritas penjara menunjukkan kepada mereka beberapa dokumen tentang Cao, namun tidak membolehkan mereka untuk membuat catatan atau foto. Keluarganya mengetahui bahwa Cao telah didiagnosis penyakit terminal yang tidak diketahui pada awal tahun 2018, namun mereka tidak pernah diberi tahu dan Cao tidak pernah diberi perawatan medis apa pun.

Keluarga Cao juga mengetahui bahwa para penjaga memaksanya melakukan kerja tanpa bayaran meskipun kondisinya tidak sehat.

Pihak penjara bersikeras bahwa Cao meninggal karena "sebab alami" dan mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk memberikan sejumlah kompensasi finansial kepada keluarganya.

Cao, yang telah pensiun dari Biro Mesin Pertanian Kota Tangshan, ditangkap pada tanggal 7 Juni 2017, selama kampanye pelecehan besar-besaran terhadap praktisi Falun Gong di seluruh Tiongkok. Polisi menghabiskan tiga jam untuk menggeledah rumahnya dan menyita banyak barang pribadinya. Dia terluka setelah dihempaskan ke tanah selama invasi dan penangkapan. Dia kemudian menderita ruam di punggungnya saat ditahan di Pusat Penahanan Nomor 1 Kota Tangshan.

Cao mengajukan banding ke Pengadilan Menengah Kota Tangshan setelah dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara oleh Pengadilan Distrik Lubei pada tanggal 26 Juni 2018. Li Zhuo, hakim yang menangani kasusnya, menguatkan hukuman aslinya tanpa mengikuti prosedur pemeriksaan yang disyaratkan.

Cao dipindahkan dari pusat penahanan ke Penjara Jidong pada bulan November 2018. Dia tidak pernah diizinkan menerima kunjungan keluarga saat dipenjara.

Wanita 76 tahun Meninggal Saat Menjalani Penahanan 3,5 tahun

Keluarga Meng Qingmei menerima telepon dari Penjara Wanita Jinan di Provinsi Shandong sekitar tanggal 13 Juni bahwa Meng dalam kondisi kritis. Ketika mereka bergegas ke Rumah Sakit Militer Provinsi Shandong, Meng sudah meninggal. Sertifikat kematiannya menyebutkan bahwa dia meninggal pada jam 6 pagi tanggal 14 Juni karena berbagai gagal organ karena ketidakseimbangan elektrolit. Dia berusia 76 tahun.

Keluarga Meng menuntut agar jenazahnya dikembalikan ke Kabupaten Shan, Provinsi Shandong, dimana dia tinggal, untuk dikremasi, namun pihak berwenang menolak mengizinkannya. Mereka memaksa mengkremasi Meng di Jinan dan membawa abunya ke rumah pada tanggal 16 Juni.

Penangkapan terakhir Meng adalah pada tanggal 20 Mei 2017, karena membagikan materi Falun Gong. Dia dijatuhi hukuman 3,5 tahun lagi di Penjara Wanita Provinsi Shandong, kurang dari setahun setelah selesai menjalani tiga tahun pemenjaraan di tempat yang sama.

Meng melancarkan mogok makan pada bulan Maret 2018 untuk memprotes penganiayaan dan dicekok paksa makan serta disiksa. Keluarganya curiga Meng meninggal akibat dicekok paksa makan dan penyiksaan.

Pria Liaoning Meninggal di Penjara Tiga Tahun setelah Istrinya Meninggal di Pusat Penahanan

Wang Dianguo, seorang warga yang berusia 67 tahun dari Kota Anshan, Provinsi Liaoning, dijatuhi hukuman empat tahun di Penjara Liaonan di Kota Dalian karena menolak melepaskan Falun Gong. Dia meninggal pada pukul 4 sore tanggal 16 Juni 2020, sekitar dua tahun setelah masuk penjara.

Ketika keluarganya tiba di penjara pada hari berikutnya, mereka diberitahu bahwa Wang telah meninggal karena kanker lambung. Mereka bertanya mengapa dia tidak dirawat atau dibebaskan dengan alasan medis, namun mereka tidak mendapat jawaban. Atas permintaan mereka yang berkali-kali, para penjaga memutar sebagian rekaman keamanan, dimana keluarga mengetahui bahwa Wang telah sakit sejak bulan April 2020.

Di rumah duka, keluarga Wang tidak diizinkan mendekati tubuhnya. Melihat memar di sudut mulut Wang, mereka bertanya tentang luka-luka itu dan diberi tahu bahwa itu disebabkan oleh cekok paksa makan. Keluarga Wang juga memeriksa dokter yang terlibat dalam perawatannya dan mengetahui bahwa cekok paksa makan kemungkinan bukan merupakan penyebab memar. Salah satu dokter berkata, "Perut Wang penuh, tidak mungkin memberi makan apa pun secara paksa. Ditambah lagi, dia terlalu lemah untuk dicekok paksa makan."

Pemenjaraan Wang mengikuti penangkapannya di rumah pada bulan Juli 2017 ketika istrinya,Yu Baofang, dan putranya, Wang Yu, juga ditangkap karena berlatih Falun Gong. Tiga belas hari kemudian, Yu meninggal di Pusat Penahanan Wanita Anshan.

Wanita Hebei Meninggal Dalam Beberapa Jam Setelah Penangkapannya

Han Yuqin, seorang warga berusia 68 tahun di Kota Tangshan, Provinsi Hebei, meninggal beberapa jam setelah ditangkap dalam penyisiran polisi terhadap 36 praktisi Falun Gong setempat.

Petugas dari Kantor Polisi Duanminglu di Distrik Fengrun masuk ke rumah Han sekitar jam 5 pagi tanggal 18 Juni 2020. Mereka membawa Han ke kantor polisi, memaksanya duduk di kursi logam, dan memerintahkan dia untuk mengisi formulir untuk melepaskan Falun Gong. Dia menolaknya.

Ketika putri Han pergi ke kantor polisi untuk mengunjunginya sekitar pukul 10 pagi, dia tidak diizinkan melihatnya. Sekitar tengah hari, suami Han pergi ke kantor polisi untuk mengantarkan makan siang. Dia tidak nafsu makan dan tidak berhenti menangis. Suaminya juga memperhatikan bahwa kakinya bengkak setelah duduk di kursi logam selama berjam-jam.

Han pergi ke kamar kecil sekitar jam 4 sore. Petugas menunggunya di luar. Ketika dia masih belum keluar, mereka masuk ke dalam dan menemukan dia telah roboh di lantai.

Polisi membawanya ke Rumah Sakit Pengobatan Tiongkok Distrik Fengrun, setelah fasilitas perawatan darurat di sebelah menolak menerimanya. Dia dinyatakan meninggal tak lama setelah itu.

Keluarga Han diberitahu tentang kematiannya sekitar pukul 6 sore. Mereka melihat tubuhnya di rumah sakit. Rambutnya acak-acakan dan ada darah di hidungnya.

Keluarga Han mengatakan bahwa dia selalu menikmati kesehatan yang baik sejak mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1995. Tidak jelas apakah mereka meminta autopsi untuk menentukan penyebab kematiannya.

Pria 74 tahun Meninggal Saat Menjalani Masa Penahanan

Li Rongfeng, dari Kota Shantou, Provinsi Guangdong, ditangkap pada tanggal 8 Juli 2019. Empat belas petugas menggeledah rumah Li dan rumah putrinya. Beberapa materi Falun Gongnya disita. Dia kemudian dibawa ke Pusat Penahanan Distrik Chaoyang. Pengadilan Distrik Chaoyang menghukumnya 1,5 tahun penjara pada akhir tahun 2019.

Li melancarkan mogok makan di pusat penahanan pada awal bulan Juni 2020. Putra, istri, dan anggota keluarga lainnya diperintahkan oleh pusat penahanan untuk membujuknya makan. Dia menolaknya. Seorang penjaga menyatakan bahwa Li "telah menandatangani pengabaian tanggung jawab" dan bahwa pusat penahanan tidak akan bertanggung jawab atas dirinya jika terjadi sesuatu padanya. Tidak jelas apakah itu benar.

Li dibawa ke rumah sakit untuk disadarkan pada tanggal 17 Juni. Pusat penahanan memberi tahu keluarga sekitar pukul 6 sore tanggal 20 Juni untuk datang ke rumah sakit. Ketika tiba sekitar jam 7 malam, mereka diberitahu bahwa Li telah meninggal satu jam sebelumnya.

Li Rongfeng

Kematian Karena Penyiksaan dalam Penahanan atau Pelecehan

Veteran 74 tahun Meninggal karena Penganiayaan Berulang

Chen Encai, seorang veteran di Kota Weifang, Provinsi Shandong, meninggal dunia pada tanggal 5 Mei 2020, setelah menderita penganiayaan selama bertahun-tahun karena keyakinannya pada Falun Gong. Dia berusia 74 tahun.

Chen Encai mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1995 dan memuji latihan itu karena meningkatkan kesehatannya.

Dia ditangkap pada tanggal 20 Juli 1999, hari ketika rezim komunis melancarkan kampanye nasional terhadap Falun Gong. Dia ditangkap lagi pada tanggal 7 Agustus 2000, dan ditahan selama 15 hari. Hanya dua hari setelah dibebaskan, dia dibawa kembali ke tahanan pada tanggal 25 Agustus dan ditahan selama 15 hari karena mengklarifikasi fakta tentang Falun Gong kepada petugas polisi.

Saat melewati pemeriksaan keamanan di Stasiun Kereta Weifang pada tanggal 26 September 2017, Chen ditangkap lagi. Polisi menggeledah rumahnya dan menyita materi Falun Gong. Dia dibawa ke Pusat Penahanan Weifang pada hari berikutnya dan ditahan selama sebulan. Polisi membebaskannya dengan jaminan pada tanggal 25 Oktober 2017.

Antara tanggal 20 Oktober 2018, dan 21 Maret 2019, polisi menempatkan Chen dalam tahanan rumah dua kali.

Pada tanggal 18 Juni 2019, Kejaksaan Distrik Kuiwen menuduh Chen “merusak penegakan hukum dengan organisasi sesat,” sebuah dalih standar yang digunakan untuk menjebak praktisi Falun Gong.

Chen disidangkan di Pengadilan Distrik Kuiwen pada tanggal 30 Agustus 2019, dan dijatuhi hukuman sepuluh bulan dengan denda 4.000 yuan. Dia diperintahkan menjalani hukuman di luar penjara.

Pelecehan, penangkapan di rumah, dan hukuman sejak tahun 2017 berdampak buruk pada kesehatannya. Hanya beberapa hari sebelum dia meninggal, staf pengadilan kembali mengganggunya di rumah.

Wanita Liaoning yang Dihukum 11 Tahun karena Menuntut Mantan Diktator Tiongkok, Meninggal Enam Bulan setelah Pembebasan Bersyarat Medis

Li Guojun, seorang penduduk Kota Chaoyang, Provinsi Liaoning, meninggal pada tanggal 5 Mei 2020, enam bulan setelah dia dibebaskan dengan alasan kesehatan untuk mengobati kankernya. Dia menderita kanker saat menjalani hukuman 11 tahun karena menuntut Jiang Zemin, mantan kepala rezim komunis Tiongkok yang memerintahkan penganiayaan terhadap keyakinannya, Falun Gong. Dia berusia 53 tahun.

Li bekerja di departemen propaganda di pemerintah Kabupaten Chaoyang. Dia pernah berhenti berlatih Falun Gong saat menjalani hukuman di Kamp Kerja Paksa Masanjia. Namun setelah hidupnya terasa hampa, dia memutuskan untuk kembali pada keyakinannya.

Pada tanggal 9 November 2015, Li ditangkap karena mengajukan tuntutan pidana terhadap Jiang Zemin, mantan kepala rezim komunis yang memerintahkan penganiayaan terhadap Falun Gong. Dia dijatuhi hukuman 11 tahun dan didenda 1.000 yuan oleh Pengadilan Shuangta sekitar bulan Maret 2016. Dia juga dipecat dari tempat kerjanya.

Saat ditahan di Pusat Penahanan Kota Chaoyang selama musim dingin tahun 2015, para penjaga hanya mengizinkannya mengenakan kemeja lengan pendek yang sangat tipis dan membiarkan jendela terbuka untuk membekukannya. Dia mulai menderita pendarahan vagina karena siksaan fisik.

Li dibawa ke Penjara Wanita Liaoning pada tanggal 16 Agustus 2016. Meskipun kondisinya demikian, para penjaga menyiksanya dalam upaya memaksanya melepaskan Falun Gong.

Kesehatannya terus menurun. Pada tanggal 8 Februari 2018, Li dirawat di rumah sakit dan dioperasi. Keluarganya mengajukan pembebasan bersyarat medis setelahnya, namun Biro Administrasi Penjara Liaoning terus menunda proses tanpa memberikan pembebasan bersyarat.

Li dibawa ke rumah sakit untuk operasi lain pada tanggal 18 Juli 2018. Dia dirawat di rumah sakit selama 23 hari sebelum dibawa kembali ke penjara. Dia diberi empat putaran kemoterapi selama waktu tersebut. Keluarganya diperintahkan membayar biaya medis 30.000 yuan.

Meskipun keluarganya terus-menerus meminta pembebasannya dengan alasan medis, pihak berwenang tidak mengabulkannya sampai bulan November 2019. Ketika Li dibebaskan pada tanggal 5 November, penjaga yang mengawalnya tetap memborgolnya hingga dia tiba di rumah.

Li masih ketakutan. Dia menolak berbicara tentang pelecehan yang dideritanya di penjara dan tidak ingin melihat siapa pun kecuali anggota keluarga terdekatnya. Namun polisi terus mengganggunya di rumah dan meneleponnya.

Pada tanggal 28 Maret 2020, Li pergi mengunjungi ibunya yang sudah tua, yang sudah bertahun-tahun tidak dilihatnya. Tidak lama setelah dia tiba, polisi meneleponnya dua kali dan mengatakan bahwa dia telah melewati area yang diizinkan. Li harus meninggalkan ibunya dan kembali ke rumah.

Setelah itu, dia tetap terbaring di tempat tidur. Ketika pihak berwenang datang untuk menekannya agar melepaskan Falun Gong lagi, keluarganya menulis pernyataan untuknya dan menekan jarinya di atas kertas untuk mendapatkan sidik jari.

Li meninggal dunia pada tanggal 5 Mei 2020.

Mantan Akuntan Meninggal setelah Hidup dalam Ketakutan selama Dua Dekade

Zhou Shujie, mantan akuntan di Kota Jiamusi, Provinsi Heilongjiang, meninggal dunia pada tanggal 9 Mei 2020, mengalami dua dekade penganiayaan karena keyakinannya pada Falun Gong. Dia berusia 66 tahun.

Zhou pertama kali ditangkap pada tanggal 22 Juli 1999, ketika dia pergi ke Beijing untuk memohon hak untuk berlatih Falun Gong. Polisi membawanya kembali ke Jiamusi dan menahannya selama 45 hari. Keluarganya membayar 2.000 yuan dengan jaminan dan 730 yuan untuk makanannya di pusat penahanan setempat.

Pihak berwenang memantau kehidupan Zhou sehari-hari setelah dibebaskan. Polisi mengikutinya ketika dia keluar dan menyadap telepon rumahnya. Anggota staf komite perumahannya juga sering mengganggunya di rumah.

Zhou ditangkap kedua kalinya ketika memasang informasi tentang Falun Gong pada tanggal 23 Agustus 2001. Polisi ingin mengirimnya ke kamp kerja paksa selama tiga tahun namun melunak setelah kakaknya mencari keadilan baginya. Meskipun Zhou dibebaskan sehari kemudian, keluarganya diperas 3.000 yuan oleh polisi.

Zhou lolos dari penangkapan massal di Jiamusi pada tanggal 20 April 2002, dan terpaksa bersembunyi sesudahnya. Tidak dapat menemukannya, polisi mengganggu suami dan putrinya. Ketika suaminya mengkonfrontasi polisi atas penganiayaan, mereka menangkapnya dan menahannya di kursi interogasi logam selama lebih dari sepuluh jam. Hanya setelah dia menderita penyakit jantung, mereka baru membebaskannya. Polisi terus mengawasinya untuk menemukan Zhou. Mereka juga mengganggu saudari perempuan Zhou dan ayah mereka, yang berusia 80-an.

Putri Zhou baru kelas tiga pada tahun 2002, dan dia berjuang untuk mengurus dirinya sendiri saat ayahnya pergi bekerja. Karena gangguan polisi, anggota keluarga mereka yang lain tidak berani menerimanya.

Suami Zhou kemudian di-PHK oleh majikannya. Kantor jaminan sosial menolak permohonan subsidinya, kecuali dia memberi tahu mereka di mana Zhou berada.

Setelah Zhou kembali ke rumah, kantor jaminan sosial menangguhkan pensiunnya mulai bulan April 2011, dengan alasan Zhou menolak melepaskan Falun Gong.

Zhou ditangkap untuk ketiga kalinya pada tanggal 17 Desember 2014, saat dia dalam perjalanan untuk menghadiri sidang pengadilan terhadap praktisi Falun Gong lainnya. Polisi menggeledahnya dan memeriksa KTPnya.

Penganiayaan bertahun-tahun berdampak pada kesehatan Zhou. Dia menderita masalah medis pada tahun 2020 dan meninggal pada tanggal 9 Mei.

Setelah Kehilangan Istri, Putri, dan Menantu perempuannya, Pria berusia 90 tahun Hancur melihat Putranya Meninggal dalam Penganiayaan

Setelah kehilangan istri, putri, dan menantu perempuannya karena penganiayaan terhadap Falun Gong, seorang pria berusia hampir 90 tahun mengalami pukulan berat ketika putranya, Wan Yunlong, meninggal dunia pada tanggal 20 Mei 2020 , pada usia 63, setelah menderita beberapa dekade pemenjaraan dan penyiksaan karena menolak melepaskan keyakinannya pada Falun Gong.

Karena dia berlatih Falun Gong, Wan dari Kota Shuangcheng, Provinsi Heilongjiang, tidak hidup dalam kedamaian. Dia berulang kali ditangkap dan dikirim ke kamp kerja paksa tiga kali dengan total tujuh tahun. Setelah dibebaskan dalam kondisi kritis setelah penangkapannya pada tahun 2016, dia pindah dari satu tempat ke tempat lainnya untuk bersembunyi dari polisi. Kesehatannya memburuk selama bertahun-tahun dan dia menjadi kurus kering di hari-hari terakhirnya.

Istri Wan, Wang Liqun, meninggal dalam tahanan hanya beberapa jam setelah ditangkap pada tahun 2006. Kakaknya, Wan Yunfeng, yang ditangkap pada bulan November 2011 dan disiksa di Kamp Kerja Paksa Qianjin, meninggal dunia pada tahun 2016, empat bulan setelah Wan dan putranya, Gong Zun ditangkap.

Ibu Wan, Zhang Guiqin, meninggal dunia karena tekanan mental karena khawatir tentang anak-anaknya yang dianiaya.

Wanita Liaoning Meninggal Dunia Lima Bulan setelah Dibebaskan dari Penahanan

Song Shuchun, seorang warga Kota Dalian, Provinsi Liaoning, meninggal kurang dari enam bulan setelah dibebaskan dari 13 bulan masa penahanan karena berlatih Falun Gong. Dia berusia 71 tahun.

Song ditangkap di rumah pada tanggal 12 November 2018. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun dengan empat tahun masa percobaan oleh Pengadilan Distrik Shahekou.

Song mulai mengalami kesulitan makan pada bulan November 2019. Masalahnya berlanjut bahkan setelah dia dibebaskan dari Pusat Penahanan Yaojia pada tanggal 11 Desember 2019. Perutnya membesar dan buncit. Terlepas dari kondisinya, polisi terus mengawasinya di rumah.

Kesehatan Song dengan cepat memburuk selama beberapa bulan ke depan. Dia meninggal sekitar jam 11 malam pada tanggal 30 Mei 2020.

Putranya Masih Dipenjara Karena Keyakinannya, Wanita 84 tahun Meninggal Dua Bulan Setelah Gangguan Polisi

Sementara putranya masih menjalani hukuman lima tahun karena berlatih Falun Gong, Fu Shuqin yang berusia 84 tahun, yang hidup sendiri, meninggal dua bulan setelah dia diganggu oleh polisi karena keyakinannya.

Fu Shuqin

Tiga petugas mengganggu Fu, dari Kota Yingkou, Provinsi Liaoning, pada bulan April 2020. Fu memberi tahu mereka bahwa dia mulai berlatih Falun Gong sebelum penganiayaan dimulai dan banyak penyakitnya, termasuk masalah jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi, semuanya sembuh. Polisi berusaha memaksanya berhenti berlatih Falun Gong dan mencoba menipu dia untuk menandatangani tiga salinan pernyataan yang disiapkan untuk melepaskan Falun Gong, namun Fu menolak.

Sebelum gangguan pada bulan April, polisi dan bahkan keluarganya telah mencoba menekan Fu untuk membujuk putranya, Jin Fuzhang, untuk melepaskan keyakinannya pada Falun Gong. Jin ditangkap pada tanggal 28 Juni 2016, dan kemudian dijatuhi hukuman lima tahun. Fu membela putranya dan bersikeras bahwa dia tidak melakukan kesalahan dalam mempertahankan Falun Gong.

Gangguan terbaru membuat Fu trauma. Dia menutup gordennya dan meminta teman-temannya untuk tidak mengunjunginya dalam waktu dekat. Dia juga kehilangan nafsu makan dan kesulitan berjalan. Kesehatannya menurun setiap hari dan dia meninggal pada tanggal 6 Juni 2020.

Selama periode ini, menantu perempuannya menelepon Penjara Dalian beberapa kali dan menuntut agar otoritas penjara mengizinkan Jin mengunjungi ibunya yang sakit parah, namun tidak berhasil.

Pria Hebei Meninggal setelah Sering Diganggu dan Bertahun-tahun dalam Pelarian

Lu Jinyou, seorang warga kota Zhuozhou, Provinsi Hebei, meninggal pada tanggal 9 Juni 2020, setelah menderita dua dekade gangguan dan juga menghabiskan bertahun-tahun dalam pelarian untuk bersembunyi dari polisi. Dia berusia 68 tahun.

Lu berlatih Falun Gong pada tahun 1998 dan memuji latihan ini karena menyembuhkan linu panggul, hiperplasia tulang, dan TBCnya. Setelah melarikan diri dari penangkapan pada tanggal 27 Desember 2006, Lu terpaksa tinggal jauh dari rumah selama bertahun-tahun. Orang tuanya, berusia 80-an, berjuang untuk merawat diri mereka sendiri dan juga terus-menerus diganggu oleh polisi.

Polisi menangkap Lu di rumahnya pada tanggal 8 Mei 2010. Mereka menyita materi dan buku-buku Falun Gong. Setelah Lu menolak menandatangani surat persetujuan penangkapannya, polisi memaksa putrinya untuk menandatangani dokumen dan memeras 500 yuan darinya. Penjaga pusat penahanan menyangkal dia mengunjungi keluarga tersebut dan memukul pengacaranya ketika dia pergi mengunjunginya. Lu kemudian dihukum tiga tahun penjara.

Polisi menggeledah rumah Lu lagi pada tanggal 26 September 2017, dan menyita buku-buku Falun Gong dan barang-barang pribadi lainnya. Meskipun dia tidak ada di rumah saat penggeledahan, polisi menangkapnya dua hari kemudian ketika dia pulang. Setelah pusat penahanan setempat menolak menerimanya karena tekanan darah tinggi, polisi membebaskannya, namun mereka terus mengganggu dia dan keluarganya pada tahun-tahun berikutnya, membuat mereka tidak dapat hidup normal.

Lu menerima pemberitahuan sidang pada tanggal 20 Februari 2019, dan bersembunyi kembali untuk menghindari hukuman. Polisi terus mengganggu keluarganya.

Lu hidup di bawah tekanan luar biasa dan tidak bisa makan. Dia memutuskan untuk kembali ke rumah selama Tahun Baru Imlek 2020. Setelah polisi menemukannya ada di rumah selama gangguan pada tanggal 18 Maret 2020, mereka menangkapnya dan membawanya untuk melakukan pemeriksaan fisik. Pusat penahanan menolak menerimanya setelah meninjau hasil CT scan-nya. Setelah Lu kembali ke rumah, Pengadilan Kota Zhuozhou mengancam bahwa dia harus menghadiri sidang dalam beberapa hari.

Lu trauma oleh pelecehan tanpa henti dan setelah menghabiskan bertahun-tahun dalam pelarian. Kesehatannya dengan cepat merosot dan dia meninggal pada tanggal 9 Juni.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

Persecution of Falun Gong Claims Another Seventeen Lives in First Quarter of 2020

Twenty-seven Falun Gong Practitioners Die Due to Persecution Between January and May 2020