(Minghui.org) Pada 22 Agustus 2020, para praktisi Falun Gong di Leipzig, Jerman mengadakan kegiatan hari informasi untuk berbicara kepada para warga mengenai penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Falun Gong yang masih berlanjut hingga sekarang.

Seorang praktisi memberitahu seorang pejalan kaki mengenai Falun Gong.

Leipzig, yang terletak di bekas Jerman Timur, terkenal dengan Demonstrasi Senin yang berperan penting dalam mengakhiri kekuasaan rejim komunis Jerman Timur. Demonstrasi di Leipzig dimulai pada 4 September 1989, setelah doa minggu untuk perdamaian di Gereja Santo Nikolas bersama pendeta Christian Fuhrer, dan secara cepat berkembang menjadi demonstrasi tanpa kekerasan di kota-kota lain. Jumlah peserta di Leipzig kala itu bertumbuh dari hanya beberapa ratus menjadi 320.000 orang – meski pasukan militer dikerahkan dimana-mana. Tembok Berlin akhirnya runtuh pada tanggal 9 September 1989, menandai berakhirnya rejim komunis.

Kenangan mengenai komunisme masih melekat bagi para warga Leipzig. Mereka masih terkejut saat mendengar tentang kejahatan yang PKT telah lakukan terhadap para praktisi Falun Gong, khususnya pengambilan organ secara paksa yang dilakukan rejim komunis untuk memperoleh keuntungan. Banyak yang menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya penganiayaan. Beberapa orang mengambil brosur untuk anggota keluarga dan teman mereka.

Seorang wanita memberitahu seorang praktisi bahwa neneknya mengajarinya mengenai ancaman komunis bagi dunia. Dia percaya bahwa semangat kuat neneknya untuk melawan komunisme datang dari keyakinan teguhnya pada Tuhan yang berkuasa penuh mengatur apa yang terjadi di dunia.

Para pejalan kaki berhenti untuk membaca mengenai Falun Gong.

Sejumlah orang memperlihatkan ketertarikan belajar Falun Gong dan berencana untuk pergi ke tempat latihan. Pasangan dari Berlin menandatangani petisi dan bertanya dimana mereka bisa menemukan tempat latihan di kota mereka.