(Minghui.org) Ketika wabah virus corona melanda Tiongkok, penindasan Partai Komunis Tiongkok terhadap praktisi Falun Gong tetap berlanjut pada tahun 2020.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan jiwa dan raga yang telah dianiaya sejak Juli 1999.

Menurut data yang dikumpulkan antara 1 Januari dan 31 Desember 2020, oleh Minghui.org, total 622 praktisi Falun Gong dijatuhi hukuman pada tahun 2020. Setelah 47 praktisi dijatuhi hukuman pada Januari 2020, sebagian besar Tiongkok diisolasi karena pandemi dan kasus hukuman bulanan tetap di angka sekitar 20 antara Februari dan Mei.

Setelah negara secara bertahap dibuka pada paruh kedua tahun 2020, kasus hukuman berlipat ganda antara Juni dan Oktober, berkisar antara 41 hingga 54 setiap bulan. Memasuki November, lebih banyak kasus yang tiba-tiba melonjak. 104 kasus pada November dua kali lipat dari 49 kasus dari bulan sebelumnya dan selanjutnya meningkat menjadi 146 pada Desember. Karena blokade informasi, kasus sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi.

Dibandingkan dengan kasus hukuman pada tahun 2019 yang kini telah diperbarui menjadi 928 dan lebih fluktuatif sepanjang tahun, peningkatan kasus hukuman yang tiba-tiba pada Desember 2020 mirip dengan bulan tahun sebelumnya. Tidak jelas apakah pengadilan diberi kuota tertentu untuk hukuman tahun itu atau pihak berwenang berusaha mengirim lebih banyak praktisi ke penjara sebelum gelombang kedua wabah virus corona melanda Tiongkok.

Sebagai catatan, karena Minghui melaporkan banyak penangkapan kelompok pada tahun 2019, banyak praktisi yang kemudian dijatuhi hukuman secara berkelompok pada tahun 2020. Misalnya, tiga belas praktisi di Kabupaten Weichang, Provinsi Hebei ditangkap pada 13 Juli 2019 dan dijatuhi hukuman pada 30 Oktober 2020, dan dua belas praktisi lainnya di Kota Zunhua, Provinsi Hebei ditangkap pada 6 Juli 2019 diam-diam dijatuhi hukuman dua hingga delapan tahun pada 27 November 2020.

Dalam beberapa kasus, keluarga menjadi sasaran bersama karena keyakinan mereka. Di Kota Bozhou, Provinsi Anhui, dari sepuluh anggota keluarga dan dua lainnya ditangkap oleh lebih dari 100 petugas polisi pada 17 April 2019, empat perempuan bersaudara dan seorang wanita kelima dijatuhi hukuman antara 4,5 dan 7,5 tahun pada pertengahan Januari 2020. Pasangan suami istri dan putri mereka di Kota Taiyuan, Provinsi Shanxi yang ditangkap pada 7 September 2019 dijatuhi hukuman setahun kemudian hingga 2-3 tahun.

Penganiayaan signifikan lainnya terhadap Falun Gong pada tahun 2020 adalah kampanye "Target-nol" yang diperintahkan oleh Komite Urusan Politik dan Hukum, yang merupakan lembaga ekstra-yudisial yang bertugas mengawasi penganiayaan. Dalam kampanye ini, petugas polisi dan komite perumahan melecehkan setiap praktisi yang masuk dalam daftar hitam pemerintah dan memerintahkan mereka untuk melepaskan keyakinan mereka. Sementara beberapa praktisi juga ditangkap dan ditahan sebentar, seorang manajer hotel berusia 54 tahun dari Kota Zhumadian, Provinsi Henan adalah praktisi pertama yang diketahui telah dijatuhi hukuman tujuh tahun pada 9 Desember.

Statistik Kasus Hukuman 2020

Pada tahun 2020, para praktisi yang dijatuhi hukuman berasal dari 149 kota di 27 provinsi dan kotamadya yang dikendalikan secaraterpusat. Liaoning (68), Shandong (57), Sichuan (57), Hebei (56), dan Jilin (50) adalah provinsi teratas dengan kasus terbanyak. Lima belas provinsi mencatat kasus dua digit dan tujuh provinsi sisanya memiliki kasus satu digit. Provinsi Hubei, sebagai episentrum pandemi, menempati peringkat keenam dalam daftar dengan 35 kasus.

Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa total 208 pengadilan terlibat dalam menghukum 454 praktisi (73%), mewakili keterlibatan luas dari sistem peradilan di seluruh Tiongkok, termasuk pengadilan tingkat distrik, kotapraja, kabupaten, dan kota.

Provinsi Liaoning memiliki pengadilan terbanyak (26) yang terlibat, diikuti oleh Shandong (22), Sichuan (22), Hebei (15) dan Hubei (12). Satu pengadilan di Hebei menghukum 14 praktisi dan pengadilan lain di Liaoning menghukum 8 praktisi.

Hukuman penjara berkisar dari 3 bulan sampai 14 tahun, dengan rata-rata 3 tahun 4 bulan. Lima praktisi diberi hukuman 10 tahun atau lebih. Empat puluh praktisi diberi masa percobaan, dan hukuman 18 praktisi lainnya tidak diketahui.

Beberapa praktisi dijatuhi hukuman berat lagi setelah menghabiskan lebih dari satu dekade di balik jeruji besi. Seorang mantan petenis dijatuhi hukuman 4 tahun setelah dipenjara selama 11 tahun. Seorang perempuan Liaoning mendapat hukuman 6 tahun lagi setelah sebelumnya ditahan selama 13 tahun. Seorang warga Kota Yinchuan, Provinsi Ningxia dijatuhi hukuman 14 tahun dan denda 30.000 yuan, setelah menjalani hukuman 12 tahun.

Pihak berwenang melanggar prosedur hukum dalam setiap langkah proses penuntutan, dari penangkapan sewenang-wenang dan menggeledah rumah para praktisi tanpa surat perintah penggeledahan hingga menahan mereka dalam penahanan isolasi dan menolak kunjungan keluarga; mulai dari memaksa keluarga mereka untuk memberhentikan pengacara mereka hingga mengancam pengacara mereka dan memaksa mereka untuk membatalkan sendiri kasus tersebut; dari menghalangi keluarga dan pengacara praktisi menghadiri persidangan mereka hingga tidak memberi tahu tentang putusan mereka; mulai dari memalsukan bukti dan kesaksian serta menghukum praktisi dengan ketentuan yang telah ditentukan hingga hanya mengizinkan mereka untuk membela diri setelah menjatuhkan vonis.

Sebagian besar praktisi didakwa dengan tuduhan“merusak penegakan hukum dengan organisasi sekte,” yang telah menjadi dalih standar yang digunakan oleh pengadilan Tiongkok untuk menjebak dan memenjarakan praktisi Falun Gong.

Irwin Cotler, mantan Menteri Kehakiman dan Jaksa Agung Kanada, mengatakan bahwa “Para anggota kelompok tersebut telah menjadi sasaran penangkapan ilegal dan penahanan sewenang-wenang yang masih terus berlangsung, penyiksaan dalam penahanan, tuduhan palsu dan dibuat-buat, penolakan terhadap praduga tidak bersalah, penolakan hak untuk membantah tuduhan, penolakan proses hukum yang adil, dalam penolakan hak untuk berembuk, hak untuk persidangan yang adil, atau hak untuk sidang peradilan independen, di mana 99,9% dakwaannya dilanjutkan sebagai hukuman.”

Selain itu, 265 praktisi yang dijatuhi hukuman didenda oleh pengadilan, dengan jumlah 2.788.234 yuan dan rata-rata 10.522 yuan per orang.

Di Kota Nanchang, Provinsi Jiangxi, Pengadilan Distrik Xihu menjatuhi hukuman lima praktisi hingga 7,5 tahun pada 22 Oktober. Hakim juga menjatuhkan denda berat kepada mereka, antara 30.000 hingga 100.000 yuan dan dengan total 250.000 yuan.

Di Tianjin, dua perempuan bersaudara dijatuhi hukuman 8 dan 9 tahun, dan masing-masing didenda 40.000 dan 50.000 yuan.

622 praktisi yang dihukum berasal dari semua lapisan masyarakat, termasuk pengusaha, profesor perguruan tinggi, guru, pegawai pemerintah, petugas polisi, jurnalis, insinyur, profesional teknologi informasi, akuntan, penerjemah, dokter, dan penari.

Seorang pengusaha miliarder Kanada yang ditangkap di rumahnya di Beijing pada 2017, dijatuhi hukuman 8 tahun setelah menghabiskan hampir 3,5 tahun di tahanan. Seorang guru tari berusia 29 tahun dijatuhi hukuman 2,5 tahun pada akhir November 2020 karena berbicara dengan seorang teman tentang Falun Gong. Dan seorang pemilik toko peralatan di Kabupaten Qishan, Provinsi Shaanxi dijatuhi hukuman tujuh tahun.

Praktisi Lansia dan Yang Sakit Tidak Terkecuali

Usia praktisi yang dijatuhi hukuman berkisar antara 25 hingga 82 tahun, 114 di antaranya berusia 65 tahun atau lebih, dan 11di usia 80-an. Seorang pria berusia 80 tahun di Kota Dazhou, Provinsi Sichuan dijatuhi hukuman 8,5 tahun setelah lebih dari dua tahun penahanan isolasi. Seorang wanita 74 tahun, dari Kota Jilin, Provinsi Jilin, dan ibu seorang warga AS, dijatuhi hukuman lima tahun.

Dua wanita berusia 60-an, satu dari Kota Yueyang, Provinsi Hunan, dan yang lainnya dari Kota Foshan, Provinsi Guangdong, ditahan di rumah sakit jiwa selama berbulan-bulan, sebelum dijatuhi hukuman masing-masing 1 dan 7 tahun. Wanita Hunan sebelumnya telah ditangkap 11 kali, menjalani hukuman 4 tahun penjara, diberikan obat-obatan yang tidak diketahui jenisnya di pusat pencucian otak, dan gajinya ditangguhkan selama 9 tahun sebelum dijatuhi hukuman lagi.

Dibandingkan dengan praktisi yang lebih muda, hukuman dan pemenjaraan terhadap praktisi lanjut usia menempatkan mereka pada risiko cedera dan penderitaan fisik yang jauh lebih tinggi.

Dalam kasus Zhu Zhihe yang berusia 81 tahun, dia dibawa ke penjara pada tanggal 7 Mei 2020, untuk menjalani masa hukuman 1,5 tahun yang dijatuhkan pada 7 Desember 2019, setelah hakim membatalkan keputusannya yang mengizinkan dia sebagaitahanan rumah. Baru saja menghabiskan dua minggu di rumah sakit, termasuk satu minggu di unit perawatan intensif, kesehatan Zhu terus memburuk di penjara dan dia meninggal pada 11 November, dua bulan setelah dia dibebaskan.

Sementara Yu Shourong, 71 tahun, Kota Fushun, seorang warga Provinsi Liaoning yang dijatuhi hukuman tiga tahun pada awal 2020, telah dibebaskan dengan alasan kesehatan pada Desember 2020 setelah menderita kanker saat dalam tahanan, Zhong Guoquan, juga 71 tahun, dimasukkan ke Penjara Kota Jixi di Provinsi Heilongjiang untuk menjalani hukuman 3,5 tahun yang diberikan pada 18 Agustus, meskipun dia menderita diabetes parah dan kehilangan penglihatannya.

Selain praktisi lansia, seorang wanita di Kota Anguo, Provinsi Hebei, yang dijatuhi hukuman enam bulan pada 8 November, menderita pendarahan otak saat dalam penahanan. Dia mengalami kraniotomi pada 10 November dan secara paksa dibawa keluar dari rumah sakit setelah menghabiskan dua minggu di unit perawatan intensif dan dikirim ke panti jompo tanpa persetujuan keluarganya.

Wanita lain, dari Kota Xuchang, Provinsi Henan, menunjukkan gejala hemiplegia di pusat penahanan dan kehilangan kemampuan untuk memgurus dirinya sendiri. Terlepas dari kondisinya, pihak berwenang membawanya ke penjara untuk menjalani hukuman setelah dia dijatuhi hukuman tiga tahun pada Juni 2020.

Selain kasus keluarga yang dijatuhi hukuman bersama di atas, penganiayaan telah menyebabkan tragedi yang luas bagi keluarga-keluarga di seluruh Tiongkok dengan berbagai cara.

Seorang ibu warga Tianjin berusia 93 tahun yang tidak berdaya sangat ketakutan dengan penggerebekan polisi selama penangkapannya pada Oktober 2019 sehingga dia tidak bisa berhenti menggigil. Dia meninggal pada Januari 2020, enam bulan sebelum putrinya yang berusia 57 tahun, Ma Jinxia, dijatuhi hukuman 4,5 tahun.

Xu Xiufen, seorang warga Beijing, kehilangan ibu dan saudara perempuannya karena penganiayaan masing-masing pada tahun 2001 dan 2017. Ayahnya mengalami ujian berat dan kesehatannya dengan cepat menurun setelah penangkapannya pada tahun 2014. Dia mengalami tekanan darah tinggi dan stroke. Xu sendiri telah menjalani dua hukuman kamp kerja paksa selama total 3,5 tahun, hukuman penjara 2 tahun, sebelum dia dijatuhi hukuman lagi tiga tahun pada awal 2020.

Lima tahun setelah istri Cai Jianyu, Li Liefeng, dianiaya hingga meninggal pada 10 Juli 2014, dia ditangkap sendiri pada September 2019 dan kemudian dijatuhi hukuman pada Juni 2020.

Dan dua bulan setelah Dong Mei, seorang warga Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, dijatuhi hukuman dua tahun pada 9 November 2020, ibunya yang berusia 76 tahun, Zhang Jun, juga menghadapi hukuman penjara setelah sidang pada 24 Desember 2020.

Di bawah ini adalah lebih banyak kasus hukuman pada tahun 2020. Karena blokade informasi oleh pemerintah, jumlah praktisi Falun Gong yang menjadi sasaran penganiayaan atas keyakinan mereka tidak selalu dapat dilaporkan tepat waktu, juga tidak semua informasi tersedia.

Daftar praktisi yang dihukum tersedia untuk diunduh di sini (PDF)

Penganiayaan Terhadap Praktisi Lansia

Pria 83 Tahun Menjalani Hukuman Tujuh Tahun karena Keyakinannya - Kondisinya Kritis

Huang Qingdeng, 83, seorang warga Kota Leqing, Provinsi Zhejiang, yang menjalani hukuman tujuh tahun karena berlatih Falun Gong, berada dalam kondisi kritis. Keluarganya menerima telepon dari Penjara Kedua Hangzhou pada pertengahan November 2020 dan diberi tahu bahwa dia telah dikirim ke rumah sakit untuk perawatan darurat. Staf penjara mengatakan bahwa Huang ditemukan mengidap enam penyakit dan dia bisa meninggal kapan saja. Namun mereka menolak untuk membebaskannya dengan jaminan.

Huang ditangkap di rumahnya pada 17 April 2019, bersama istrinya, Chen Eying. Keduanya dibawa ke Pusat Penahanan Kota Leqing.

Pengadilan Kota Leqing menjatuhkan hukuman Huang tujuh tahun pada 12 Maret 2020. Beberapa hari kemudian, istrinya dibebaskan. Dia dimasukkan ke penjara pada tanggal yang tidak diketahui.

Di Rumah Sakit, Wanita Lumpuh 80 Tahun Dijatuhi Hukuman Penjara karena Keyakinannya

Chen Guifen, 80, yang mengalami masalah medis setelah ditangkap karena berlatih Falun Gong, dijatuhi hukuman saat di bangsal rumah sakit pada 17 September 2020.

Chen, seorang warga Chongqing, ditangkap oleh petugas dari Divisi Keamanan Domestik Jiangjin. Polisi menggeledah rumahnya dan mengatakan dia direkam dengan kamera pengintai saat membagikan materi tentang Falun Gong di daerah pemukiman.

Dia menderita stroke dan penyumbatan pembuluh darah otak yang membuatnya lumpuh di satu sisi tubuhnya. Dia diadili oleh Pengadilan Distrik Jiulongpo pada 17 September saat dia masih dirawat di rumah sakit karena kondisinya.

Staf pengadilan melanjutkan dan mengumumkan hukuman 1,5 tahun tak lama kemudian. Kelima saksi adalah petugas polisi yang terlibat dalam penangkapannya. Polisi juga mengurangi lima tahun dari usianya sehingga mereka dapat mengajukan tuntutan terhadapnya.

Kehilangan Suaminya Karena Penganiayaan terhadap Falun Gong, Wanita 78 Tahun Dijatuhi Hukuman Penjara Kedua Kalinyakarena Keyakinannya

He Guizhen, 78, warga Kota Kunming, Provinsi Yunnan dijatuhi hukuman tiga tahun penjara karena berlatih Falun Gong, dan dikirim ke Penjara Wanita No. 2 Provinsi Yunnan pada 30 April 2020.

He ditangkap pada 11 Agustus 2019 setelah terekam oleh kamera pengintai saat dia membagikan materi informasi tentang Falun Gong. Polisi menggeledah rumahnya dan menyita 48 buku Falun Gong dan beberapa kenang-kenangan Falun Gong miliknya. Dia dikirim ke Pusat Penahanan Kota Kunming pada hari berikutnya.

He diadili oleh Pengadilan Distrik Wuhua pada 27 November 2019, dan kemudian dijatuhi hukuman tiga tahun penjara.

Suaminya, Lu Zuda, seorang insinyur senior di Institut Penelitian dan Perencanaan Kehutanan Provinsi Yunnan, terus-menerus ditekan untuk melepaskan Falun Gong. Dia menolak untuk mematuhi dan sering dilecehkan oleh polisi. Kesehatannya menurun dan dia meninggal pada tanggal 4 Desember 2003, pada usia 68 tahun.

Guru Heilongjiang, 72, Dijatuhi Hukuman Enam Tahun karena Keyakinannya

Mou Yongxia, seorang pensiunan guru berumur 72 tahun di Kota Daqing, Provinsi Heilongjiang, dijatuhi hukuman enam tahun pada Mei 2020 karena keyakinannya pada Falun Gong.

Mou Yongxia

Mou sedang bersiap-siap naik kereta untuk mengunjungi saudara perempuannya yang sakit di Provinsi Jilin pada 16 Maret 2018, ketika dia dihentikan oleh polisi di ruang tunggu stasiun kereta dan ditangkap.

Mou menderita kondisi sistem pencernaan yang serius pada 2 Juli, setelah ditahan selama tiga bulan. Dia tidak bisa makan, dan mengalami sakit perut yang parah dan kesulitan bernapas. Atas permintaan keluarganya, Pengadilan Distrik Ranghulu setuju untuk membebaskannya dan menempatkannya sebagai tahanan rumah pada 10 Juli 2018.

Mou kemudian dipaksa tinggal jauh dari rumah untuk menghindari pelecehan polisi, dan ditangkap dalam penyisiran polisi di Harbin, sebuah kota sekitar 100 mil dari Daqing, pada 11 September 2019. Polisi berpura-pura dari kantor manajemen properti dan menipunya untuk membuka pintu dengan alasan bahwa mereka perlu memeriksa pipa airnya.

Saat ditahan di Pusat Penahanan No. 2 Kota Harbin, Mou melakukan aksi mogok makan memprotes penganiayaan dan dicekok paksa makan. Dia juga mengalami penyiksaan dan pelecehan mental lainnya.

Mou dipindahkan ke Pusat Penahanan No. 2 Kota Daqing pada 12 Desember 2019. Dia muncul di Pengadilan Distrik Ranghulu pada Mei 2020 dan dijatuhi hukuman enam tahun penjara.

Pengadilan Suzhou Menjatuhi Hukumans Wanita Berusia 73 Tahun Setelah Memberhentikan Kasusnya

Ji Guizhen, seorang warga berusia 73 tahun di Kota Suzhou, Provinsi Jiangsu, dijatuhi hukuman tiga tahun tiga bulan pada Desember 2020 karena keyakinannya pada Falun Gong.

Ji Guizhen dan cucunya

Ji ditangkap pada 23 September 2019 dan diseret ke mobil polisi. Dia dibebaskan dengan jaminan pada malam yang sama.

Polisi kemudian menyerahkan kasusnya ke Kejaksaan Distrik Wujiang, yang mendakwanya dan meneruskannya ke Pengadilan Distrik Wujiang.

Sekitar pertengahan Maret 2020, Ji menerima surat dari Pengadilan Distrik Wujiang, yang mengatakan bahwa “karena alasan yang tidak terduga, hakim tidak akan dapat menyidangkan kasus untuk waktu yang lama,” jadi mereka memutuskan untuk mengabaikan itu.

Namun, pengadilan memberi tahu dia pada akhir Juli bahwa mereka telah menjadwalkan sidang pada 11 Agustus 2020. Ji menghadiri sidang sesuai jadwal dan dijatuhi hukuman penjara pada pertengahan Desember. Hakim juga mendendanya sebesar 3.000 yuan.

Hukuman Berat dan Penganiayaan Berulang

Setelah Dipenjara selama 15 Tahun, Wanita Yunnan Dijatuhi Hukuman Empat Tahun Lagi

He Lianchun dari Kabupaten Mengzi, Provinsi Yunnan, pindah ke Kota Kunming, ibu kota Yunnan, pada akhir Agustus 2019 untuk mencari pekerjaan, setelah dibebaskan pada 2 Februari 2019, dari menjalani hukuman penjara sepuluh tahun karena berlatih Falun Gong .

Dia ditangkap lagi pada 27 September 2019, dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara dengan denda 2.000 yuan pada 24 Agustus 2020. Ponselnya, yang disita oleh polisi setelah penangkapannya, digunakan sebagai bukti terhadap dirinya, karena terdapat informasi yang berhubungan dengan Falun Gong.

He Lianchun sebelum penganiayaan dimulai

Sebelum hukuman terakhir, dia pernah dijatuhi dua hukuman penjara karena keyakinannya. Dia diberi hukuman 7 tahun pada tahun 2001 dan dibebaskan 1,5 tahun sebelumnya. Dia dijatuhi hukuman 10 tahun pada tahun 2009 dan baru saja dibebaskan dari masa hukuman sepuluh tahun pada tahun 2019 ketika dia ditangkap lagi.

He menjadi sasaran berbagai jenis penyiksaan selama 15 tahun penahanannya, termasuk dipaksa duduk di bangku kecil untuk waktu yang lama, dilarang menggunakan kamar kecil, dimasukkan ke dalam sel isolasi, serta diberi makan paksa ratusan kali yang menyebabkan cedera parah pada mulut, hidung, gigi, dan perutnya. Dia pernah dalam kondisi kritis dua kali karena dicekok paksa.

He bukan satu-satunya orang di keluarganya yang menjadi sasaran karena berlatih Falun Gong. Adik perempuannya, He Lichun, menjalani hukuman tujuh tahun di Penjara Wanita Yunnan No. 2 dan kunjungan keluarga ditolak sejak Januari 2020 karena dia menolak untuk melepaskan keyakinannya.

Dilanda kesedihan, ibu dari kedua saudari itu meninggal pada tahun 2017 saat keduanya berada di penjara. Masih berkabung atas kematian istrinya, ayah mereka yang berusia 79 tahun mendapat ujian lain dengan kedua putrinya dipenjara lagi.

Dipenjara selama 12 Tahun, Pria Ningxia Mendapat 14 Tahun Lagi karena Keyakinannya pada Falun Gong

Ma Zhiwu, seorang warga Kota Yinchuan, Provinsi Ningxia, dijatuhi hukuman 14 tahun dan denda 30.000 yuan pada 17 Desember 2020, karena keyakinannya pada Falun Gong.

Ma, mantan masinis kereta api berusia 50 tahun, ditangkap pada 5 Juni 2020, saat mencari pekerjaan di Kota Guyuan di provinsi yang sama. Dia melakukan aksi mogok makan di Pusat Penahanan Kota Guyuan. Keluarganya sering mengunjungi kantor polisi dan pusat penahanan setempat untuk meminta pembebasannya tetapi tidak berhasil. Pusat penahanan juga menghalangi pihak keluarga untuk mengunjunginya.

Pengacara Ma pergi ke pusat penahanan pada 10 dan 28 Juli untuk bertemu dengannya tetapi ditolak dua kali.

Polisi menyerahkan kasusnya ke Kejaksaan Distrik Yuanzhou pada akhir Agustus, dan Kejaksaan Distrik Yuanzhou meneruskan kasusnya ke Kejaksaan Kota Guyuan pada 2 September.

Kejaksaan Kota Guyuan mendakwanya pada 24 September dan memindahkan kasusnya ke Pengadilan Menengah Kota Guyuan.

Setelah dua kali sidang pada 19 November dan 22 November, hakim menjatuhkan hukuman 14 tahun penjara pada 17 Desember. Ma diberitahu tentang putusannya pada 25 Desember. Dia sekarang sedang bersiap untuk mengajukan banding atas kasusnya.

Sebelum masa hukuman terakhirnya, Ma telah berulang kali ditangkap dan ditahan selama 12 tahun.

Dia pertama kali dihukum tiga tahun kerja paksa, tidak lama setelah dia ditangkap pada September 1999 karena memohon keadilan bagi Falun Gong. Karena dia melakukan aksi mogok makan untuk memprotes penahanan ilegal, pengadilan setempat menghukumnya enam tahun penjara dengan dua tahun penahanan di kamp kerja paksa.

Para penjaga penjara pernah menyiksanya dengan mengikatnyadi ranjang kematian, dengan empat anggota tubuhnya direntangkan dalam posisi elang terbentang selama lebih dari 40 hari. Dia juga dicekok paksa dengan obat-obatan yang tak dikenal dengan lalat mati di dalamnya. Dia merasa tubuhnya terbakar di dalam setelah itu, dan dia tidak bisa berdiri atau berjalan selama enam bulan.

Istri Ma tengah mengandung putri mereka ketika dia pertama kali ditangkap pada 1999. Gadis kecil itu tumbuh dewasa tanpa kehadiran ayahnya. Dia ditahan polisi pada 20 November 2001, ketika dia berusia dua tahun, ketika polisi mencoba menggunakan dia untuk memaksa ibunya melepaskan Falun Gong.

Ketika Ma dibebaskan pada Februari 2008, putrinya sudah berusia 8 tahun. Namun, hanya dua tahun kemudian, Ma ditangkap lagi pada 12 September 2010, dan dijatuhi hukuman tiga setengah tahun penjara. Dia menderita penyiksaan brutal, termasuk pemukulan, duduk di bangku kecil selama berjam-jam setiap hari selama 1,5 tahun, penyerangan seksual, dan dibiarkan kedinginan. Ginjal kirinya terluka. Tulang rusuknya patah. Urinnya terdapat darah. Kakinya bengkak parah dan memar, dan dia tidak bisa berdiri.

Selama masa penahanannya, ayahnya meninggal dunia pada tahun 2010 akibat tekanan mental karena mengkhawatirkannya.

Setelah Kehilangan Pekerjaan dan Menjalani Hukuman Tujuh Tahun, Pria Hebei Dijatuhi Hukuman Tujuh Tahun Lagi karena Keyakinannya

Yang Zhixiong, seorang warga Kota Baoding, Provinsi Hebei, dijatuhi hukuman tujuh tahun pada 1 Desember 2020, karena keyakinannya pada Falun Gong.

Yang Zhixiong

Yang, 56, mantan jurnalis dan manajer penjualan real estat, dihentikan di sebuah stasiun tol jalan raya pada 26 September 2019, karena dia lupa membawa ID-nya. Polisi menangkapnya dan menggeledah rumahnya setelah mengetahui bahwa dia adalahpraktisi Falun Gong.

Setelah beberapa hari ditahan di Kabupaten Rongcheng, kota setingkat prefektur di Baoding, dia dipindahkan ke Penahanan Kabupaten Xiong pada 10 Oktober.

Guo Junxue, kepala Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Xiong, berbicara dengan Yang tiga kali, berusaha memaksanya melepaskan Falun Gong. Tapi Yang menolak untuk mengikutinya.

Yang diadili pada 1 Desember 2020, dan dijatuhi hukuman tujuh tahun. Dia mengajukan banding. Pengadilan banding setempat menyidangkan kasusnya pada 9 Desember dan memutuskan untuk menegaskan hukumannya.

Sebelum hukuman penjara terakhirnya, Yang dijatuhi hukuman empat tahun setelah penangkapannya pada Juni 2003. Istrinya, Qi Hongjin, yang ditangkap pada saat yang sama, dihukum dua tahun kerja paksa karena berlatih Falun Gong. Karena majikannya telah memecatnya ketika dia dibebaskan, Yang harus melakukan pekerjaan serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pada 2008, dia ditipu untuk datang ke pusat pencucian otak dan ditahan di sana selama sebulan.

Pada 3 November 2012, kurang dari satu bulan setelah dia memulai pekerjaan baru sebagai manajer penjualan di Beijing, dia ditangkap lagi dan diadili oleh Pengadilan Kabupaten Xiong pada 25 Desember. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun dan dipindahkan ke Penjara Jidong pada 16 Januari 2013.

Setelah 8 Tahun Dipenjara, Warga Shanghai Dijatuhi Hukuman Lagi dengan Tuduhan Palsu

Setelah lebih dari sepuluh bulan melakukan mogok makan, Du Ting dari Shanghai diadili karena berlatih Falun Gong di kamar rumah sakitnya melalui konferensi video pada 26 November 2020. Pengacara Du dan seorang anggota keluarga mengajukan pembelaan tidak bersalah untuk dia. Hakim ketua dari Pengadilan Jing'an menjatuhkan hukuman satu setengah tahun penjara.

Du Ting

Du, 54, ditangkap pada 26 September 2019, karena membagikan materi informasi tentang Falun Gong. Kejaksaan Distrik Putuo menyetujui penangkapannya pada 30 Oktober 2019, dan mendakwanya pada 21 Januari 2020.

Ketika pengacara Du pergi ke pusat penahanan setempat mengunjunginya pada 19 Januari 2020, dia tengah dirawat di rumah sakit karena melakukan aksi mogok makan. Ini adalah rawat inap kedua kalinya sejak penangkapannya, karena melakukan aksi mogok makan.

Sebelum sidang pada 26 November, hakim memperingatkan pengacara Du dan anggota keluarga bahwa mereka tidak diperbolehkan menyebutkan kurangnya dasar hukum untuk penganiayaan.

Ketika anggota keluarganya mengatakan bahwa daftar sekte pemerintah tidak menyertakan Falun Gong di dalamnya dan biro penerbitan Tiongkok telah mencabut larangan buku-buku Falun Gong pada tahun 2011 selama persidangan, hakim menghentikannya dan memintanya untuk merangkum maksudnya. Anggota keluarga Fu mengatakan satu kalimat lagi, bahwa tidak ada hukum yang mengkriminalisasi Falun Gong, sebelum hakim benar-benar melarangnya berbicara lagi.

Pengacara Du menyoroti pelanggaran prosedur hukum yang dilakukan polisi dalam menangani kasus tersebut dan mengumpulkan bukti. Dia mengatakan hakim harus menangani pelanggaran tersebut sebelum sidang, tetapi sekarang persidangan menjadi hanya formalitas.

Du, yang duduk di kursi roda selama sidang, juga bersaksi untuk membela dirinya. Hakim tidak mengizinkan Du untuk menyelesaikanpembacaan pernyataannya dan memotong pembicaraannya.

Keluarga Du sedang mempersiapkan bandingnya dan akan mengajukannya ke Pengadilan Menengah No. 2 Kota Shanghai.

Karena tidak melepaskanFalun Gong, Du dipenjarakan di Penjara Tilanqiao antara 2001 dan 2009. Para penjaga membelenggunya dalam keadaan telanjang di tempat tidur dalam posisi elang terbentang selama hampir empat tahun. Mereka menyimpan selang makanan di perutnya dan menyuruhnya buang air di tempat tidur. Ia menderita efusi pleural, tuberkulosis, dan pneumonia, dan hampir meninggal.

Penganiayaan Terhadap Keluarga

Tiga Saudara Kandung Dijatuhi Hukuman Empat sampai Delapan Tahun untuk Keyakinan Mereka

Tiga saudara kandung dijatuhi hukuman pada Desember 2020 karena keyakinan mereka yang sama pada Falun Gong. Luo Qiaoli dijatuhi hukuman lima tahun dan denda 30.000 yuan, Luo Qiaoping dijatuhi hukuman empat tahun dan denda 20.000 yuan. Saudara laki-laki mereka, Luo Xiaoxing dijatuhi hukuman delapan tahun dan denda 50.000 yuan.

Luo Qiaoli dan saudara perempuannya Luo Qiaoping, keduanya warga Provinsi Hunan, mengunjungi orang tua mereka di Kota Panzhihua, Provinsi Sichuan, pada Februari 2020. Pada 24 Februari, kedua saudari itu dilaporkan karena membagikan informasi tentang penganiayaan terhadap Falun Gong dan bagaimana rezim komunis Tiongkok menggunakan taktik serupa dari penganiayaan dalam menutupi pandemi.

Polisi menangkap wanita itu sekitar jam 7 pagi pada tanggal 28 Februari. Ibu dan adik laki-laki mereka, Luo Xiaoxing, yang tinggal bersama orang tua mereka, juga ditangkap. Sembilan petugas menggeledah rumah keluarga dan menyita banyak barang berharga. Kepala keluarga, berusia 80-an, ditinggalkan di rumah sendirian. Istrinya dibebaskan sekitar pukul 11 malam.

Beberapa hari kemudian, pasangan lansia itu pergi ke kantor polisi setempat dan menuntut pembebasan ketiga anak mereka dan pengembalian barang-barang yang disita. Polisi hanya mengembalikan sejumlah uang tunai.

Karena pandemi, pasangan tersebut tidak dapat mengirimkan pakaian dan kebutuhan sehari-hari kepada anak-anak mereka di Pusat Penahanan Mianshawan (sebelumnya dikenal sebagai Pusat Penahanan Wanyaoshu) hingga akhir Juni.

Ketiga bersaudara itu hadir di Pengadilan Distrik Xi dua kali, pada 2 September dan 30 Oktober. Mereka bersaksi untuk membela diri dan menyangkal melakukan kesalahan dalam menyebarkan informasi tentang keyakinan mereka.

Hakim kemudian menjatuhkan hukuman penjara ketiga orang tersebut. Ketiga bersaudara telah mengajukan banding atas putusan tersebut dan sekarang menunggu hasilnya di pusat penahanan.

Istri Meninggal Setelah Pelecehan Polisi, Suami Dipenjara Karena Keyakinannya

Lima bulan setelah istrinya meninggal akibat pelecehan polisi, seorang warga Kota Pingdingshan yang berusia 68 tahun, Provinsi Henan, dijatuhi hukuman empat tahun dan denda 2.000 yuan pada 28 Oktober 2020, karena keyakinannya pada Falun Gong.

Cobaan berat Si Taian dimulai ketika polisi masuk ke rumahnya untuk melecehkannya pada 26 Oktober 2019. Ketika kepala polisi Chen Liupan menginterogasi Si dan istrinya, Hao Zhi, beberapa petugas lain menggeledah rumah mereka dan mengambil foto. Buku-buku Falun Gong Si disita. Polisi memerintahkan Si menandatangani catatan interogasi, tetapi dia menolak.

Polisi melecehkan Si dua kali lagi, pada 30 dan 31 Oktober 2019, dan mengancam akan memberinya 15 hari penahanan.

Pelecehan yang sering terjadi menyebabkan tekanan mental yang luar biasa pada Hao dan kesehatannya mulai menurun. Kondisinya terus memburuk selama beberapa bulan berikutnya dan dia meninggal dunia pada tanggal 3 Mei 2020.

Pada 26 Juni 2020, polisi menangkap Si di rumahnya. Dia diadili oleh Pengadilan Kabupaten Lushan di Pusat Penahanan Kabupaten Lushan pada 26 Oktober. Keluarganya tidak diizinkan untuk menghadiri sidang. Hakim tidak mengizinkan pengacaranya untuk mengajukan pembelaan tidak bersalah, tetapi memerintahkan dia mengajukan pembelaan bersalah dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.

Si menolak untuk mengaku bersalah dan mengajukan pembelaan tidak bersalah untuk dirinya sendiri. Di akhir persidangan, hakim memintanya menandatangani pernyataan berjanji untuk berhenti berlatih Falun Gong dan berpartisipasi dalam kegiatan terkait Falun Gong. Si menolak.

Hakim menjatuhkan hukuman padanya dua hari kemudian.

Pasangan Suami Istri dan Putra Mereka Dihukum Berat karena Keyakinan Spiritual Pasangan Tersebut

Pasangan suami istri di Kota Xiaogan, Provinsi Hubei, dijatuhi hukuman penjara karena keyakinan mereka pada Falun Gong sekitar awal Desember 2020. Putra mereka, yang tidak berlatih Falun Gong, dilibatkan dan juga dihukum.

Penangkapan dan Kekerasan Menggeledah Rumah

Xu Zhangqing, seorang pegawai pemerintah, dan istrinya, Tu Ailian, seorang pensiunan guru sekolah dasar, tinggal bersama putra mereka, Xu Gaorui, menantu perempuan, Chen Chunyan, dan cucu perempuan berusia satu tahun .

Tepat ketika Chen selesai memandikan bayi perempuannya sekitar jam 9:30 malam. pada tanggal 26 September 2019, dua petugas dan seorang perangkat desa mengetuk pintu. Petugas mengatakan bahwa mereka peduli dengan keluarga itu dan karenanya mereka datang berkunjung.

Saat memasuki pintu, seorang petugas berjalan berkeliling dan memeriksa apa yang dimiliki keluarga di rumah. Petugas lain menelepon, dan lebih banyak petugas muncul dan menangkap suami dan mertua Chen. Mereka memberi tahu Chen bahwa mereka hanya akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada ketiganya dan akan segera membebaskan mereka.

Tidak lama setelah mereka pergi, tim petugas lain datang dan menggeledah rumah keluarga. Seorang petugas wanita dengan ketat mengawasi Chen dan mengikutinya bahkan ketika dia menggunakan kamar kecil. Ketika Chen menidurkan putrinya, para petugas tidak mengizinkannya menutup pintu, sementara mereka menggeledah rumah.

Setelah polisi selesai menggeledah ruangan lain, mereka pergi ke kamar Chen. Dia duduk di sisi tempat tidur dan menggendong putrinya. Gadis kecil itu tertidur. Para petugas dengan paksa menarik Chen dari tempat tidur. Dia jatuh ke lantai, saat masih menggendongputrinya. Ketika petugas menariknya, putrinya itu hampir jatuh.

Chen dan putrinya dibawa ke ruang tamu. Chen duduk di sofa. Gadis kecil itu ketakutan sehingga dia menangis dan bersembunyi di pelukan ibunya.

Tidak ingin Chen melihat mereka menggeledah kamarnya, polisi membawanya ke kamar mertuanya. Mereka menutup pintu dan seorang petugas wanita mengawasinya di sana.

Selama penggerebekan, polisi tidak menyalakan kamera mereka, seperti yang diwajibkan oleh hukum. Setelah mereka akhirnya selesai sekitar pukul 3 pagi, mereka kumpulkan semua barang yang disita, termasuk popok putrinya itu, di ruang tamu dan meneriaki Chen. Mereka memerintahkan dia untuk menandatangani daftar barang yang disita dan mengatakan dia akan menghadapi konsekuensi serius jika dia tidak menandatanganinya. Chen menolak, maka polisi meminta sekretaris desa dan petugas lainnya, yang juga ikut hadir, untuk mengambil sidik jari dokumen tersebut.

Pada saat polisi pergi, tempat itu hampir kosong, hanya tersisa beberapa peralatan dan beberapa printer. Hampir 400.000 yuan barang berharga, termasuk uang tunai, disita. Dua petugas tetap mengawasi Chen - satu di ruang tamu dan satu lagi di pintu depan.

Kedua petugas pergi pada jam 9 pagi. Chen membawa putrinya dan mencoba keluar untuk mendapatkan makanan untuknya. Begitu dia turun, kedua petugas itu kembali dan menghentikannya. Mereka kembali ke rumahnya dan menyita lebih banyak barang. Bahkan beberapa lukisan, yang merupakan hadiah pernikahan yang dia dan suaminya terima, dicopot dari dinding.

Untuk menghindari pelecehan yang sering terjadi, Chen pindah dan tinggal bersama seorang kerabat, polisi mengikutinya ke sana. Dia kemudian terpaksa mengungsi bersama bayi perempuannya.

Anggota Keluarga Dilecehkan

Setelah penangkapan mereka, Tu ditahan di Pusat Penahanan Kota Anlu dan suami serta putranya dikirim ke Pusat Penahanan Xiaonan. Penangkapan mereka disetujui oleh Kejaksaan Distrik Xiaonan pada 24 Oktober 2019.

Ibu tua Xu, berusia 80-an, yang masih dalam pemulihan dari dua stroke yang dideritanya pada tahun 2018, berhasil pergi ke Kantor Polisi Xiaonan setempat dengan dua kerabat, berusia 70-an, untuk menuntut pembebasan orang yang dicintainya. Polisi menangkap dua kerabatnya dan mengirim mereka ke Kantor Polisi Xinpu untuk diinterogasi. Setelah salah satu dari mereka mulai merasa pusing karena tekanan darah tinggi, polisi mengirim mereka ke kantor polisi setempat, di mana mereka ditahan dan diinterogasi selama beberapa jam lagi sebelum dibebaskan.

Suatu hari pada November 2019, polisi membawa Chen ke rumah Xu dan Tu dan mengambil beberapa barang yang tersisa.

Kantor Keamanan Domestik Xiaonan menyerahkan kasus keluarga tersebut ke Kejaksaan Distrik Xiaonan pada bulan Desember 2019.

Setelah pengacara keluarga mengunjungi mereka pada 29 Juni 2020, polisi dan staf komite perumahan melecehkan ibu tua Xu Zhangqing dan ibu Chen dan berusaha memaksa mereka untuk memecat pengacara. Selain itu, paman Chen dan beberapa anggota keluarga lainnya juga dilecehkan. Polisi pergi ke rumah mereka dan minta nama, nomor telepon, dan informasi majikan mereka.

Hukuman Penjara

Keluarga beranggotakan tiga orang ini disidang di Pengadilan Kota Anlu pada 17 November 2020. Ini adalah pertama kalinya Tu, suaminya, dan putra mereka bertemu lagi setelah penangkapan mereka satu tahun lalu. Pengacara keluarga mengajukan pembelaan tidak bersalah untuk mereka dan menuntut pembebasan mereka.

Hakim menghukum keluarga itu dengan hukuman penjara pada 26 November: Xu Zhangqing dijatuhi hukuman tujuh tahun sembilan bulan; Tu dijatuhi hukuman tujuh tahun; dan Xu Gaorui dijatuhi hukuman tujuh tahun enam bulan. Masing-masing juga didenda 10.000 yuan.

Pengacara keluarga itu telah mengajukan banding ke Pengadilan Menengah Kota Xiaogan.

Wanita Secara Diam-diam Dihukum karena Keyakinannya, Ayah di Usia 90-an Jatuh Sakit Setelah Kunjungan Ditolak

Seorang ayah berusia 90-an jatuh sakit dan terbaring di tempat tidur pada pertengahan Agustus 2020, dua bulan setelah kunjungan ke putrinya yang berusia 50 tahun ditolak, yang telah dijebloskan ke tahanan isolasi selama lebih dari setahun dan diam-diam dijatuhi hukuman 5 tahun penjara karena keyakinannya pada Falun Gong.

Li Qian, dari Kota Kunming, Provinsi Yunnan, pergi ke kantor polisi setempat pada 2 September 2019, setelah dia mencurigai polisi mengawasinya karena dia berlatih Falun Gong. Dia mendesak polisi untuk tidak berpartisipasi dalam penganiayaan Partai Komunis terhadap Falun Gong dan memberi mereka beberapa materi informasi sebelum meninggalkan kantor polisi.

Setelah melihat materi-materi tersebut, polisi menginterogasinya tentang sumbernya dan membawanya kembali ke rumah dan menggeledah kediamannya. Laptop, buku-buku Falun Gong, dan materi miliknya disita. Dia kemudian dibawa ke Pusat Penahanan Kota Kunming.

Polisi tidak memberi tahu ayah lansia Li atas penangkapannya. Setelah dia mengetahuinya beberapa hari kemudian dari seorang kenalan, lelaki tua itu pergi ke kantor polisi untuk menuntut pembebasannya, tapi hanya diberi pemberitahuan penahanan. Dia tidak pernah menerima info perkembangan kasusnya sejak itu, dia juga tidak diizinkan untuk mengunjunginya.

Li diam-diam dijatuhi hukuman lima tahun dan denda 10.000 yuan oleh Pengadilan Distrik Xishan pada 24 April 2020.

Orang dalam yang bersimpati dengan kasus Li menyewa pengacara untuknya pada Juni 2020, untuk membantunya mengajukan banding atas putusan tersebut. Ketika pengacara pergi ke pusat penahanan, dia mengetahui bahwa Li telah dibawa ke Penjara Wanita No. 2 Provinsi Yunnan pada tanggal 20 Juni 2020.

Setelah pengacara memberi tahu ayah Li tentang situasinya, pria lansia itu pergi ke penjara untuk mengunjunginya. Tetapi para penjaga, yang menyatakan bahwa dia tidak memiliki surat dari kantor polisi setempat yang membuktikan bahwa dia adalah ayah Li, dan tidak mengizinkan bertemu dengannya. Mereka juga tidak mengizinkan menitip uang untuk Li untuk membeli kebutuhan sehari-hari di penjara.

Wanita Shandong Dijatuhi Hukuman karena Keyakinannya, Anggota Keluarga Juga Menjadi Sasaran

Zhan Zhongxiang, warga Kota Pingdu, penduduk Provinsi Shandong, ditangkap pada 24 September 2019, di sebuah pasar petani, bersama dengan dua praktisi Falun Gong lainnya, Zhou Jun dan bibinya, Zhou Yuxiang. Sementara Zhou Jun dan Zhou Yuxiang dijatuhi hukuman masing-masing satu tahun dan empat tahun, pada 30 Juli 2020, kasus Zhan membutuhkan waktu lebih lama untuk diputuskan.

Zhan Zhongxiang

Zhan diadili oleh Pengadilan Distrik Huangdao melalui sidang video daring di Pusat Penahanan Pudong pada 12 Agustus 2020. Pengacaranya mengajukan pembelaan tidak bersalah untuknya.

Pengacara membantah tuduhan jaksa penuntut terhadap Zhan membagikan materi Falun Gong dan mengatakan bahwa menurut kesaksian yang disampaikan oleh saksi Han Xiaodong, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa materi yang dia terima dibagikan oleh Zhan.

Kemudian jaksa menyalahkan Zhan karena berbicara tentang Falun Gong di pernikahan putranya. Pengacara Zhan menjawab, “Setiap warga negara memiliki hak untuk berbicara tentang keyakinan mereka, termasuk praktisi Falun Gong. Ini wajar. Itu adalah kebebasan berkeyakinan seseorang.”

Hakim kemudian menjatuhkan hukuman empat tahun penjara kepada Zhan, dan bandingnya ditolak.

Sehari setelah penangkapan Zhan, putranya, Shao Zhanpeng, dipukuli oleh petugas dan mengalami luka parah pada mata kanan dan tulang rusuknya, karena menanyakan kasusnya di kantor polisi. Dia juga mengalami memar di sekujur tubuhnya.

Polisi menyalahkan putra Zhan karena mengirimkan informasi ke situs web Minghui.org tentang pemukulan mereka terhadap Shao. Mereka melecehkannya, sepupu, dan bibinya selama beberapa bulan berikutnya. Bibinya ditangkap pada 22 Oktober 2019, setelah ditipu untuk pergi ke kantor polisi, dan dia dituduh “menghalangi penegakan hukum.” Dia kemudian dijatuhi hukuman satu tahun dua bulan.

Shao ditangkap pada 29 Juli 2020, dua minggu sebelum sidang Zhan. Dia ditahan dengan tuduhan “mengganggu ketertiban sosial” dan “perampokan.” Setelah lebih dari dua bulan penahanan, dia diadili oleh Pengadilan Kota Pingdu pada 10 Oktober dan 6 November. Hakim mengungkapkan bahwa dia berencana untuk menghukum Shao 3,5 atau 4 tahun karena “sikap buruknya”.

Pada 26 dan 27 Oktober 2020, keponakan dan saudara perempuan Zhan juga ditangkap. Tidak jelas apakah mereka telah dilepaskan pada saat penulisan.

Penangkapan Sewenang-wenang

Dua Warga Jilin Dihukum karena Mengirim Kartu Ucapan dengan Informasi tentang Keyakinan Mereka

Zhang Lijuan dan putranya Cao Boyu dari Kabupaten Yitong, Provinsi Jilin, dijatuhi hukuman penjara pada Desember 2020 karena berlatih Falun Gong.

Zhang dan Cao ditangkap di jalan dan di rumah, masing-masing, pada 20 Juli 2020. Polisi menggeledah kediaman mereka dan mengambil buku, materi, foto Guru Falun Gong, komputer, printer, dan perlengkapan kantor lainnya. Keduanya dibawa ke Pusat Penahanan Kota Liaoyuan, yang berjarak sekitar 40 mil dari Yitong. Saat Cao dibebaskan satu bulan kemudian, Zhang tetap ditahan.

Praktisi lain, Li Xiaojuan, ditangkap di rumahnya pada 10 Agustus 2020. Dia juga ditahan di Pusat Penahanan Kota Liaoyuan. Suaminya, Wang, yang tidak berlatih Falun Gong, dibawa ke kantor polisi dan diintimidasi. Polisi tidak membebaskannya sampai dia dipaksa untuk menandatangani pernyataan yang mencela Falun Gong.

Ketiga praktisi tersebut menjadi sasaran karena mereka telah pergi ke Kota Liaoyuan pada Januari 2020 dan mengirimkan beberapa kartu ucapan Tahun Baru kepada masyarakat dengan informasi tentang Falun Gong. Mereka dilaporkan oleh petugas pos dan kemudian ditangkap.

Zhang dan Li diadili oleh Pengadilan Distrik Xi'an di Liaoyuan melalui konferensi video daring pada 11 November 2020. Zhang dijatuhi hukuman empat tahun dengan denda 3.000 yuan. Li dijatuhi hukuman waktu satu tahun dengan satu setengah tahun masa percobaan. Dia juga didenda 2.000 yuan.

Ditangkap Saat Mempelajari Buku Keyakinannya, Pria Hunan Dihukum Empat Tahun

Lu Yongliang, 62 tahun, dari Kota Yueyang, Provinsi Hunan, dijatuhi hukuman empat tahun dan denda 5.000 yuan pada 20 Juli 2020.

Lu ditangkap di rumah pada 27 Mei 2019, saat belajar Falun Gong dengan beberapa praktisi lainnya. Empat praktisi dan istri Lu kemudian diinterogasi dan diintimidasi oleh polisi. Beberapa dari kesaksian mereka diserahkan oleh polisi sebagai bukti penuntutan terhadap Lu.

Polisi menyerahkan kasus Lu ke Kejaksaan Distrik Lou pada 2 Juli 2019. Jaksa dua kali menolak kasusnya karena tidak cukup bukti sebelum mendakwanya dan meneruskan kasusnya ke Pengadilan Distrik Lou pada 26 Desember.

Pengadilan Distrik Lou kemudian memindahkan kasus Lu ke Pengadilan Kabupaten Pingjiang, yang akhirnya menghukumnya.

Kunjungan keluarga Lu ditolak sejak penangkapannya. Setelah menghabiskan satu tahun di Pusat Penahanan No. 1 Kota Yueyang, dia dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Rehabilitasi Yueyang pada awal Juni 2020. Ketika keluarganya pergi ke pusat penahanan untuk menanyakan situasinya, para penjaga memberi tahu mereka bahwa Lu baik-baik saja di pusat penahanan tanpa memberi tahu mereka bahwa dia telah dipindahkan.

Pengadilan Kabupaten Pingjiang mengumumkan putusannya pada 20 Juli 2020, yang merupakan peringatan 21 tahun penganiayaan terhadap Falun Gong. Komputer, printer, perangkat DVD, dan staplernya yang disita selama penangkapannya secara resmi disita. Dia juga diperintahkan untuk membayar denda 5.000 yuan dalam waktu sepuluh hari sejak pengumuman putusan.

Warga Guangdong Dihukum Tiga Tahun karena Berbicara tentang Keyakinannya

Liu Jianmin, warga Kota Zhuhai, Provinsi Guangdong, ditangkap pada 1 November 2019, setelah dilaporkan karena menulis "Falun Dafa baik" di tempat umum.

Setelah dia didakwa, Pengadilan Distrik Doumen menunjuk seorang pengacara untuknya pada awal tahun 2020. Setelah Liu mengetahui bahwa pengacara yang ditunjuk pengadilan telah diinstruksikan untuk mengajukan pembelaan bersalah untuknya, dia menolak untuk diwakili oleh pengacara tersebut. Sebaliknya, dia meminta keluarganya untuk menyewa pengacara, yang kemudian akan mengajukan pembelaan tidak bersalah. Dia bertemu dengan pengacaranya sendiri di pusat penahanan pada bulan April.

Liu disidang di Pengadilan Distrik Doumen pada 29 Juni 2020. Saksi yang menuduhnya menulis “Falun Dafa baik” mengatakan dia melihat Liu menulis pesan beberapa kali dengan menggunakan "pelacakan lokasi" di aplikasi ponselnya, tanpa memberikan penjelasan rinci tentang bagaimana dia bisa melacak keberadaan Liu.

Pengacara Liu mengatakan bahwa adalah ilegal bagi saksi memantau aktivitas harian kliennya. Dia menuntut pembebasan Liu.

Liu dijatuhi hukuman tiga tahun sekitar November 2020 dan sekarang sedang menunggu hasil kasus bandingnya di Pusat Penahanan No. 2 Distrik Doumen di Zhuhai.

Ditangkap di Tengah Malam, Pasangan Guangxi Dipenjarakan dan Suami Mengalami Kondisi Medis di Pusat Penahanan

Sekelompok petugas mengetuk pintu rumah Xie Jianxin dan Zhao Renyuan di Kota Guilin, Provinsi Guangxi sekitar tengah malam pada tanggal 5 Februari 2020, dan mengatakan mereka berada di sana untuk mengukur suhu pasangan tersebut. Setelah Xie menolak membuka pintu, polisi mendobrak masuk dan menangkap dia dan istrinya. Buku-buku Falun Gong dan materi terkait disita.

Ketika keluarga pasangan itu menelepon polisi pada 8 Februari untuk menanyakan kasus mereka, seorang petugas polisi mengatakan bahwa keduanya ditangkap karena membagikan materi Falun Gong, tetapi dia menolak untuk memberikan informasi lain.

Keluarga pasangan itu menelepon polisi lagi pada 15 Februari dan menanyakan keberadaan mereka. Polisi awalnya menolak untuk mengungkapkan apapun dan bersikeras memintamereka menunggu pemberitahuan penahanan. Tetapi setelah keluarga bertanya apakah mereka menyembunyikan sesuatu dan meminta agar mereka dapat mengirim beberapa pakaian musim dingin dan selimut untuk pasangan itu, polisi mengalah dan mengungkapkan bahwa mereka ditahan di Pusat Penahanan No. 2 Jinjilinglu.

Namun, ketika keluarga pasangan itu menghubungi pusat penahanan, para penjaga berulang kali menolak permintaan kunjungan mereka. Penjaga pusat penahanan juga memblokir pengacara Zhao untuk mengunjunginya dan menolak untuk memberikan surat kepadanya ketika dia pergi untuk mendapatkan tandatangannya pada formulir surat kuasa pada 18 Juni.

Pasangan itu diadili oleh Pengadilan Distrik Xiufeng melalui konferensi video daring pada 6 November 2020, dan keduanya dijatuhi hukuman empat tahun dengan denda gabungan 10.000 yuan pada 1 Desember. Zhao telah mengajukan banding atas kasusnya ke Pengadilan Menengah Kota Guilin.

Dilaporkan bahwa Xie mengalami pendarahan gastrointestinal lagi di pusat penahanan. Keluarganya sangat mengkhawatirkan kesehatannya.

Pelanggaran Prosedur Hukum

Wanita Beijing Dihukum Tahanan Rumah untuk Kasus Tujuh Tahun Lalu

Fan Jirong dari Beijing dijatuhi hukuman tahanan rumah pada Desember 2020 karena keyakinannya pada Falun Gong.

Sebanyak sepuluh hakim dan panitera dari Pengadilan Distrik Changping pergi ke rumah Fan pada 27 November 2020, dan mengumumkan bahwa mereka membuka kembali kasusnya dari tahun 2013, karena memasang spanduk Falun Gong. Mereka kemudian memerintahkan tiga Teknisi Medis Darurat (EMT), yang datang dengan ambulans, untuk memeriksa Fan. Setelah EMT mengatakan Fan tidak boleh ditahan, karena kesehatannya, hakim melanjutkan sidang di rumahnya.

Para hakim kembali pada 3 Desember dan mengumumkan bahwa dia dijatuhi hukuman empat tahun dengan denda 10.000 yuan. Dia sedang mempersiapkan untuk mengajukan banding atas putusan tersebut.

Tiga Wanita Dihukum di Penjara yang Telah Ditentukan, Keluarga Tinggal dalam Kegelapan akan Hasil Bandingnya

Li Yuemian, Zheng Yanmei, dan Bian Yanjuan, dari Kota Xinji, Provinsi Hebei, ditangkap pada sore hari, 12 April 2019, setelah dilaporkan karena membagikan materi informasi tentang Falun Gong.

Polisi menjebloskan mereka dalam penahanan kriminal di Pusat Penahanan Hengshui keesokan harinya, dan kejaksaan setempat menyetujui penangkapan mereka pada 30 April. Lebih dari 200 salinan materi Falun Gong, termasuk DVD, brosur, dan poster, digunakan sebagai bukti penuntutan terhadap mereka.

Para praktisi tampil di pengadilan dua kali, pertama pada 8 November 2019, dan sekali lagi pada 8 Januari 2020. Hakim mengumumkan putusan mereka pada Maret 2020: Bian dijatuhi hukuman dua tahun tiga bulan dengan denda 10.000 yuan, Zheng diberi hukuman dua tahun dua bulan dan denda 9.000 yuan, dan Li dijatuhi hukuman dua tahun dengan denda 8.000 yuan.

Para praktisi mencatat bahwa putusan tersebut bertanggal 26 Desember 2019, bahkan sebelum sidang kedua mereka berlangsung.

Seorang Pria Guangdong Ditangkap Secara Sewenang-wenang, Video Pengawasan Dihapus oleh Polisi

Pan Peide, seorang pensiunan pekerja berusia 64 tahun di Kota Maoming, Provinsi Guangdong, ditipu untuk membuka pintu oleh petugas polisi yang berpura-pura menjadi pengantar barang pada 16 September 2019. Delapan petugas menggeledah tempatnya dan menangkapnya. Mereka membawanya ke kediamannya yang lain dan menggeledahnya juga. Pan diinterogasi pada malam harinya di Departemen Kepolisian Distrik Kaifa tanpa diberikan makanan atau air.

Pan dimasukkan ke Pusat Penahanan No. 1 Kota Maoming keesokan harinya. Keluarganya menerima pemberitahuan penahanan pidana pada 18 September.

Ketika kedua putra Pan pergi ke kantor manajemen properti untuk melihat rekaman video penangkapan ayah mereka, seorang staf memberitahu mereka bahwa polisi telah memaksa mereka menghapus video tersebut.

Pan tampil di pengadilan pada 24 November 2020. Setelah lebih dari setahun ditahan, dia sangat lemah sehingga tidak bisa berjalan sendiri. Hakim ketua Ke Xuejun menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara pada 17 Desember.

Banding Seorang Wanita Beijing atas Hukuman yang Keliru - Ditolak

Li Yuhua dari Beijing, 67, ditangkap pada 22 Mei 2019 dan dijatuhi hukuman satu tahun dengan denda 1.000 yuan oleh Pengadilan Fengtai pada 29 September 2020.

Li menceritakan beberapa pelanggaran prosedur hukum dalam bandingnya.

Dia mengatakan bahwa petugas polisi Niu Bo dan Song Dongming tidak mengenakan seragam atau menunjukkan identitas mereka saat menangkapnya. Ketika seorang pensiunan polisi yang kebetulan lewat mencoba menghentikan mereka, Niu dan Song tidak mendengarkan tetapi menyalahkan Li karena mencoba membagikan materi Falun Gong kepada orang yang lewat.

Li juga menceritakan tentang pengacara Shang Wei yang ditunjuk Pengadilan Fengtai untuk mewakilinya. Setelah Shang menipu Li untuk menandatangani dokumen persetujuan bertindak atas nama kliennya, Shang berkata kepadanya, “Pengadilan setempat telah mempekerjakan saya selama 15 tahun untuk mewakili praktisi Falun Gong. Saya mengajukan pengakuan bersalah atas nama mereka dan kebanyakan dari mereka telah dihukum dan dikirim ke penjara.”

Selama persidangan, hakim ketua mengambil naskah pembelaan yang telah dia siapkan dan memerintahkan Shang untuk mengajukan pembelaan bersalah untuknya, meskipun ditentang oleh Li.

Petugas polisi Niu dan Song menunjukkan beberapa DVD Falun Gong sebagai bukti penuntutan terhadapnya, tetapi Li mengatakan DVD itu bukan miliknya dan dia tidak tahu dari mana petugas mendapatkannya. Dia mengatakan hakim bahkan tidakmengkonfirmasi apakah itu miliknya dan juga mengabaikan permintaannya untuk memutarnya di pengadilan untuk memverifikasi apakah DVD tersebut cukup untuk membuktikan tuduhan terhadapnya.

Bandingnya ditolak pada Desember 2020 oleh Pengadilan Menengah No. 2 Beijing.

Wanita 72 Tahun Dihukum Tujuh Tahun Tanpa Sepengetahuannya

Tiga anggota staf pengadilan dan tiga petugas polisi masuk ke rumah Dong Shuxian pada 14 Juli 2020, dan mengatakan mereka ke sana untuk membawanya ke penjara menjalani tujuh tahun hukuman karena berlatih Falun Gong.

Dong, seorang warga Kota Chaoyang yang berusia 72 tahun, Provinsi Liaoning, sangat terkejut. Dia bertanya kepada Geng Hongyan, hakim ketua di Pengadilan Shuangta, “Apa yang saya lakukan? Saya tinggal di rumah dan tidak tahu apa-apa. Mengapa saya dihukum tujuh tahun? Hukum apa yang saya langgar? Anda perlu menunjukkan dokumennya.”

Geng tidak mengatakan apa-apa. Seorang petugas dari Kantor Polisi Qianjin mengatakan bahwa mereka menjalankan perintah dari atasan mereka.

Polisi membawa Dong ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik, di mana dia ditemukan memiliki tekanan darah tinggi yang berbahaya. Setelah penjara setempat menolak menerimanya, petugas membawa Dong kembali ke rumah sakit. Ketika tekanan darahnya tetap tinggi, mereka membawanya pulang di larut malam.

Pada 20 Agustus, tiga petugas yang sama kembali ke rumah Dong. Mereka membawanya ke dokter spesialis, yang memeriksanya dengan perangkat terbaru. Dia masih belum memenuhi persyaratan kesehatan untuk dimasukkan ke penjara.

Tidak jelas apakah pihak berwenang akan terus mencoba menjebloskan Dong ke penjara.

Dalam dua dekade terakhir, Dong telah ditangkap beberapa kali karena keyakinannya dan menjalani hukuman di pusat pencucian otak dan kamp kerja paksa. Dilaporkan bahwa pihak berwenang menargetkannya kali ini karena dia mengajukan tuntutan pidana pada tahun 2015 terhadap Jiang Zemin, mantan pemimpin rezim komunis Tiongkok yang memerintahkan penganiayaan terhadap Falun Gong pada tahun 1999.

Penangkapan dan Hukuman Kelompok

Tiga Belas Warga Hebei Dihukum Penjara karena Membaca Buku Bersama Tentang Keyakinan Mereka

Tiga belas warga Kabupaten Weichang, Provinsi Hebei ditangkap pada 13 Juli 2019, saat belajar Falun Gong bersama. Polisi menggeledah sebagian besar rumah praktisi keesokan harinya dan menyita buku-buku Falun Gong, komputer, dan printer.

Meskipun Kejaksaan Kabupaten Luanping mengembalikan kasus para praktisi ke polisi karena tidak cukup bukti pada November 2019, polisi menolak untuk membebaskan para praktisi dan menyerahkan kasus mereka lagi sebulan kemudian. Jaksa menuntut mereka pada 19 Januari 2020, dan memindahkan kasus mereka ke Pengadilan Kabupaten Luanping.

Para praktisi diadili pada 28 September 2020, dan dinyatakan bersalah sekitar 30 Oktober 2020.

Liu Zhifeng dijatuhi hukuman enam tahun dan denda 10.000 yuan. Wang Guangxue dijatuhi hukuman lima tahun dan denda 10.000 yuan. Wang Yongxing dan Wang Haiqin masing-masing dijatuhi hukuman empat tahun dan denda 10.000 yuan. Chen Haidong, Wang Sufang dan Du Guilan masing-masing dijatuhi hukuman satu tahun delapan bulan, dan denda 5.000 yuan. Ge Sufen dijatuhi hukuman satu tahun enam bulan, dan denda 5.000 yuan. Li Yanhua dijatuhi hukuman satu tahun tiga bulan, dengan dua tahun masa percobaan, dan denda 5.000 yuan. Liu Lina, Wang Haibing, Tang Fengxia, dan Liu Fengxia masing-masing dijatuhi hukuman satu tahun dua bulan, dengan masa percobaan dua tahun, dan denda 5.000 yuan.

Kota Zunhua, Provinsi Hebei: 12 Praktisi Falun Gong Dijatuhi Hukuman 2 hingga 8 Tahun

Lebih dari tiga ratus petugas polisi dikerahkan untuk menangkap praktisi Falun Gong di Kota Zunhua, Provinsi Hebei pada 6 Juli 2019. Seorang kepala polisi mengungkapkan bahwa mereka telah memantau ponsel para praktisi selama dua bulan sebelum bertindak. Sebanyak sembilan belas praktisi ditangkap hari itu.

Wang Ruiling dan suaminya Ma Kuo ditangkap di rumah sekitar pukul 3 pagi. Polisi menggeledah tempat mereka dan menyita buku-buku Falun Gong, laptop, printer, kertas cetak, dan semua uang tunai yang mereka simpan di rumah, termasuk uang di brankas mereka.

Wang Jian juga ditangkap sekitar pukul 3 pagi. Sekelompok petugas memanjat pagar mereka dan mendobrak masuk. Wang dan istrinya terbangun oleh gonggongan anjing. Polisi segera membawa Wang pergi dan kemudian menggeledah rumahnya. Mereka kembali pada sore hari dan menggeledah rumah lagi.

Sekelompok petugas memanjat pagar di sekitar halaman Lin Xiuzhen sekitar pukul 4 pagi, mendobrak masuk ke rumah, dan menangkapnya.

Salah satu dari dua belas praktisi yang dihukum, Zhang Yuming, ditangkap pada 2 Juli karena berbicara kepada orang-orang di pasar tentang Falun Gong. Delapan petugas menggeledah rumahnya dan menyita buku-buku Falun Gong, foto Guru Falun Gong, beberapa ponsel, dua komputer, printer, dan beberapa kertas cetak.

Kedua belas praktisi diadili oleh Pengadilan Kota Zunhua pada 17, 19, dan 23 Desember 2019, sebelum secara diam-diam dijatuhi hukuman pada 27 November 2020.

Wang Ruiling, 68, dijatuhi hukuman delapan tahun dan denda 10.000 yuan. Zhang Yuming, 65, dijatuhi hukuman tujuh tahun dan denda 6.000 yuan. Wang Jian, 70, dijatuhi hukuman tujuh tahun dan denda 5.000 yuan. Tian Shuxue, 82, dijatuhi hukuman lima tahun enam bulan dan denda 6.000 yuan. Zhang Qin, 78, dijatuhi hukuman empat tahun enam bulan dan denda 5.000 yuan.

Tujuh praktisi lainnya, termasuk Sheng Jinling, Lu Cuihua, Guo Shuhuan, Gao Jingru (istri Wang Jian), Lin Xiuzhen, Wang Kun, dan Ma Kuo, dijatuhi hukuman penjara dua sampai lima tahun dan denda antara 2.000 dan 5.000 yuan.

Penangkapan Kelompok di Empat Provinsi Berbeda

Di bawah ini adalah gambaran penangkapan dan hukuman kelompok lainnya di provinsi Hubei, Jiangxi, Sichuan, dan Heilongjiang.

Pada tanggal 23 Juli 2020, lima praktisi Falun Gong dari Kota Wuxue, Provinsi Hubei dijatuhi hukuman penjara berat mulai dari empat hingga sepuluh tahun. Seorang praktisi didenda 10.000 yuan sementara lainnya masing-masing didenda 20.000 yuan. Hukuman baru dijatuhkansetelah lebih dari dua tahun sejak penangkapan mereka pada 3 Februari 2018.

Lima warga Kota Nanchang, Provinsi Jiangxi dijatuhi hukuman pada 22 Oktober 2020, lebih dari setahun setelah penangkapan mereka pada Juli 2019. Hukuman penjara mereka berkisar dari 2 tahun hingga 7,5 tahun. Mereka juga didenda antara 30.000 yuan hingga 100.000 yuan.

Pihak berwenang di Kota Chengdu, Provinsi Sichuan melakukan penangkapan massal pada 10 Juli 2019, dan menangkap lebih dari 40 praktisi. Sebagian besar praktisi dibebaskan, tetapi empat tetap ditahan dan kemudian dijatuhi hukuman penjara mulai dari 7,5 tahun hingga 11,5 tahun pada Desember 2020.

Juga di Provinsi Sichuan, polisi di Kabupaten Dazhu menangkap lima praktisi pada 27 Juli 2019. Semuanya dijatuhi hukuman 2 hingga 7,5 tahun pada 29 Desember 2020, bersama dengan praktisi keenam yang ditangkap pada 28 Agustus 2019.

Di Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang, empat praktisi dan seorang anggota keluarga dijatuhi hukuman penjara mulai dari 22 bulan hingga 4 tahun. Mereka ditangkap pada April 2019 dan divonis pada Desember 2020.

Dijatuhi Hukuman karena Teguh padaFalun Gong yang Telah Mengubah Mereka Menjadi Orang Baik

Seorang Pemuda Berusia 25 Tahun Dihukum 5,5 Tahun karena Memberitahu Orang Lain Bagaimana Falun Gong Menyembuhkan Depresinya

Song Yucen, 25, dari Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, dijatuhi hukuman 5,5 tahun pada 29 Desember 2020, karena berlatih Falun Gong, yang dia hargai karena menyembuhkan depresinya.

Ayah Song mengalami stroke pada tahun 2006 ketika dia berusia 11 tahun. Pada tahun yang sama, ibunya kehilangan pekerjaan. Dia merasa rendah diri dan menjadi depresi.

Setelah lulus kuliah, dia ditipu 40.000 yuan saat mencari pekerjaan, memperburuk depresinya. Dia dipecat dari pekerjaannya pada Januari 2019 karena tidak kompeten. Dia mencoba banyak hal untuk menyembuhkan depresinya tetapi tidak berhasil. Dia mencoba bunuh diri dan kabur dari rumah berkali-kali. Seluruh keluarga menderita bersamanya.

Dalam keputusasaan, dia teringat akan Falun Gong, yang pernah diceritakan kakeknya ketika dia masih kecil. Dua bulan setelah berlatih, dia mulai berpikir positif dan berbicara secara normal. Dia berhasil mengatasi depresinya.

Senang dan bersemangat, dia pergi ke rumah sakit untuk memberi tahu pasien lain tentang pengalamannya, yang dilaporkan oleh seorang perawat dan ditangkap pada 29 Maret 2019. Polisi menahannya di Pusat Penahanan Distrik Heping keesokan harinya.

Kejaksaan Distrik Heping menyetujui penangkapan Song pada 30 April 2019. Jaksa penuntut mengembalikan kasusnya dua kali kepada polisi pada akhir Juli dan pada 17 Oktober karena tidak cukup bukti. Setelah polisi mengajukan kasusnya untuk ketiga kalinya pada 17 November, jaksa menuntutnya dan memindahkan kasusnya ke Pengadilan Distrik Heping.

Song diadili oleh Pengadilan Distrik Heping pada 16 Juni 2020, dan dijatuhi hukuman 5,5 tahun pada 29 Desember 2020.

Berandal Berubah menjadi Seorang yang Mencintai Keluarga Dihukum 3,5 Tahun karena Teguh pada Falun Gong yang Telah Mengubah Hidupnya

Zhu Zhaoshui, seorang warga Kota Shulan berusia 66 tahun, Provinsi Jilin dijatuhi hukuman 3,5 tahun karena berlatih Falun Gong.

Zhu ditangkap pada 10 September 2019, dan ditahan di Pusat Penahanan Kota Shulan. Dia disidang di Pengadilan Kota Shulan pada 19 Desember 2019. Keluarganya mengetahui pada November 2020 bahwa dia telah divonis bersalah. Ibunya, 93 tahun, menangis setiap hari atas cobaan beratnya dan merindukan kembalinya putranya.

Zhu mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1998. Mereka yang mengenalnya sebelumnya terkejut melihat perubahan yang dia alami setelah berlatih.

Pernah menjadi perokok dan peminum berat yang sering memulai perkelahian dengan orang-orang dengan keterampilan bela dirinya, Zhu berhenti merokok dan minum serta menahan diri dari perkelahian.

Dia menjadi rendah hati, jujur, lembut, dan baik hati. Dia merawat istrinya yang terbaring di tempat tidur selama lebih dari sepuluh tahun sampai istrinya meninggal. Dia kemudian mengundang ibunya yang pemarah untuk tinggal bersamanya karena tidak ada saudara kandungnya yang bersedia merawatnya.

Karena dia menolak melepaskan Falun Gong, Zhu berulang kali ditangkap dan disiksa selama dalam penahanan.

Putra yang Berbakti Dihukum Tiga Tahun karena Keyakinannya

Wei Yuexing dari Kota Anyang, Provinsi Henan, 60, dulunya adalah tenaga penjualan sebuah perusahaan farmasi. Dia mengalamimasalah dengan perutnya yang sembuh setelah dia mulai berlatih Falun Gong. Dia hidup dengan prinsip Sejati, Baik, dan Sabar dan dikenal karena baktinya kepada orang tuanya.

Ayahnya menderita stroke dan memasuki kondisi gangguan fungsi otak kronis beberapa tahun yang lalu. Wei merawatnya dengan sangat hati-hati, membersihkannya, membalikkannya di tempat tidur, mengeluarkan lendir dari selang trakeostomi, dan mengganti popoknya. Dia merawat ayahnya selama lebih dari empat tahun sampai dia meninggal. Terlepas dari kenyataan bahwa dia sudah lama terbaring di tempat tidur, ayahnya tidak pernah mengalami luka baring.

Ibu Wei, hampir 90 tahun, didiagnosis menderita kanker rektal. Dia tidak bisa berjalan setelah operasi dan mengandalkan Wei menjaganya sebelum penangkapannya.

Wei ditangkap pada 24 Desember 2019 karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong di terminal bus. Dia diadili oleh Pengadilan Distrik Wenfeng melalui sidang video daring pada 13 Juli 2020.

Jaksa menghitung setiap lembar materi Falun Gong yang disita darinya sebagai bukti yang memberatkannya. Hakim menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara kepada Wei dan denda 5.000 yuan. Setelah pengadilan menengah menolak bandingnya, dia dibawa ke Penjara Xinmi pada pertengahan Oktober.

Pasangan Suami Istri Ditangkap karena Keyakinannya pada Falun Gong—Pertemuan dengan Pengacara Ditolak

Liu Shehong dan istrinya Zhao Xiujuan ditangkap di Kota Jingzhou di Provinsi Hubei pada 4 September 2019, saat tinggal jauh dari rumah untuk menghindari penganiayaan. Dikonfirmasi pada 3 Desember 2020, bahwa Liu telah dijatuhi hukuman 7,5 tahun dan Zhao tujuh tahun.

Liu Shehong

Liu berhenti sekolah ketika dia berusia 16 tahun dan pergi ke Kota Wuhan di provinsi yang sama untuk bekerja di sebuah perusahaan pengolahan kayu, dan bergabung dengan sebuah komplotan geng tidak lama kemudian. Pada usia 26 tahun, dia mulai mengonsumsi narkoba. Dia menjalani beberapa hukuman penjara karena mengonsumsi narkoba, berkelahi, dan menipu orang. Dia dibebaskan pada bulan Juni 2004, namun unit kerjanya memecatnya. Dalam beberapa bulan dia kembali ke narkoba dan mulai meminjam dari teman-temannya, yang pada akhirnya berhenti memberinya uang dan menghindarinya.

Di usia empat puluhan, dia menjadi orang buangan di Wuhan, jadi dia kembali ke kampung halamannya pada Desember 2006. Gaya hidupnya telah merusak kesehatannya. Kulitnya gelap, dan dia menderita edema di kedua kakinya. Dia mengalami kesulitan berjalan. Ibunya menangis sepanjang waktu dan warga desa mengira dia akan meninggal sebelum Tahun Baru Imlek 2007. Dia mulai meminjam uang dari warga desa, dan setiap kali dia mendapat uang dia akan membeli narkoba. Ibunya sangat khawatir, tapi tidak bisa berbuat banyak. Dia bahkan mencoba bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya di sungai.

Hanya empat bulan setelah Liu berlatih Falun Gong pada 2006, dia berhenti dari kecanduan narkoba. Kesehatannya pulih dan rona kulitnya berubah. Dia terlihat jauh lebih sehat.

Setelah berlatih Falun Gong, dia mencoba menjadi orang baik dan hidup dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Dia tidak lagi bersumpah serapah atau bertengkar dengan orang dan menjadi pekerja keras yang membantu keluarganya dan orang lain, dan berubah baik sepenuhnya. Banyak orang yang mengenalnya sebelumnya terkesan dengan perubahannya.

Dia ditangkap pada Desember 2010 karena memberi tahu orang-orang tentang Falun Gong, dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara.