[Minghui.org] Kisah "Fengshen Yanyi (Penobatan Dewa)" sangat terkenal di daratan. Sebagai tokoh utama dalam cerita, Jiang Ziya tentu menjadi perhatian semua orang. Meskipun setiap orang yang membaca cerita tersebut memiliki pandangannya sendiri, namun jika mereka memiliki pemahaman cukup tentang kebudayaan tradisional 5000 tahun Tiongkok atau Kebudayaan Dewa ---- maka sejumlah aksi Jiang Ziya yang tampaknya menarik, sudah bukan lagi sekedar hal yang sederhana. Di sini saya akan berbagi pandangan pribadi saya tentang beberapa kisah Jiang Ziya, sekaligus menggunakannya untuk memperlihatkan inti sari dari Xiulian di dalam kebudayaan tradisional Tiongkok.

Mengapa Jiang Ziya Bisa Melakukan Penobatan Dewa?

Penobatan Dewa adalah peristiwa besar, peristiwa yang luar biasa besarnya, adalah Mandat dari Langit, terbentuk dari akumulasi YinYuan (Sebab Akibat) yang tak terhitung jumlahnya, dan itu sama sekali bukan kehendak sesaat dari Dewa mana pun. Masalah Penobatan Dewa ini sebenarnya sangatlah langka terjadi. Menurut bab ke 15 "Feng Shen Yanyi":

Saat ini, Suku Shang musnah seluruhnya, klan Zhou pantas membubung; baik para Dewa yang melanggar sila, Penobatan Dewa dari Yuanshi Tianzun, maupun Jiang Ziya yang menikmati berkah sebagai perdana menteri, ini semua bukanlah peristiwa kebetulan.

Di sini, "Suku Shang musnah seluruhnya, klan Zhou pantas membubung", bagaimana memahaminya? Dalam kisah “Fengshen Yanyi”, semua orang telah melihat perilaku brutal dan tidak tahu malu Raja Zhou dari dinasti Shang, apakah masih ada yang merasa bahwa kaisar / dinasti semacam ini masih bisa terus eksis? Oleh karena itu, "musnah seluruhnya" ini sumbernya dari Raja Zhou sendiri, Langit tidak memperkenankan dia terus mencelakai dunia manusia seperti ini lagi, Raja Zhou telah menghancurkan fondasi leluhurnya sendiri. Di sini, "Mandat Langit" dan manifestasi dalam masyarakat manusia biasa sepenuhnya terjalin menjadi satu, menjadi satu kesatuan. Ini sebabnya, “hidup berasimilasi dengan Langit” (Manusia Menyatu dengan Langit) yang dibicarakan pada zaman Tiongkok kuno, sebenarnya terdapat banyak sekali misteri di dalamnya. Kebudayaan Tradisional Tiongkok sungguh adalah "Kebudayaan setengah Dewa". "Klan Zhou patut membubung" merujuk pada Raja Wen dari Zhou yang "kebajikannya sesuai dengan Langit”. Kebajikan Raja Wen dari Zhou dalam kisah “Fengshen Yanyi” sangatlah banyak diceritakan, dan secara alami dia akan menjadi "raja" dunia. "De (kebajikan)" adalah konsep penting dalam Kebudayaan tradisional Tiongkok. Dengan memiliki "De (kebajikan)" besar, bisa "menjadi raja dunia", yang De-nya selisih sedikit, juga bisa (seperti Jiang Ziya) yang "menikmati berkah sebagai perdana menteri". Jika tidak ada De (kebajikan), walau jadi kaisar pun, juga akan ditaklukkan.

Ada masalah lain di sini: "para Dewa yang melanggar sila." Ternyata para Dewa yang tidak mematut diri dengan baik juga akan melanggar sila, dan mereka akan dijebloskan ke dunia manusia. Dalam kisah “Perjalanan ke Barat” juga ada gambaran seperti ini, misalnya: Sha Wujing dan Zhu Bajie dulunya adalah jenderal langit, setelah melakukan kesalahan lalu jatuh ke dunia manusia.

Berkultivasi Tao untuk menjadi Dewa memiliki persyaratan yang sangat ketat. Jika tidak berhasil berkultivasi memperoleh buah sejati, pada akhirnya tetap harus bereinkarnasi di dunia manusia. Pada bab 99 kisah "Fengshen Yanyi”, sebelum Jiang Ziya mulai melakukan Penobatan Dewa, dia mulai membacakan titah Yuanshi Tianzun dari istana Giok Kosong, dia berkata demikian:

Sayang sekali! Dewa dan manusia jalannya terpisah, perilaku baik yang dipupuk tidak sama, bagaimana bisa ketemu?; Dewa dan hantu jalannya berseberangan, bagaimana anda bisa menyanjung dan menginginkan kejahatan? Bahkan bila bersedia menempa fisik di pulau, namun bila belum berhasil memberantas Tiga Mayat (setan dalam tubuh manusia), pada akhirnya juga mengalami malapetaka lima ratus tahun kemudian; senantiasa mempertahankan Xuanguan tetap murni, namun jika belum melampaui Dewa matahari, juga sulit untuk berkunjung ke Kolam Tiga Ribu Giok (kediaman Xi Wangmu). Oleh karena itu, meskipun telah mendengar Tao, juga belum mampu membuktikan Bodhi (Pencerahan). Dengan keterikatan -- gigih kultivasi diri, namun keserakahan dan kebodohan belum terbebas; dengan raga naik menjadi Dewa, namun kemarahan masih sulit disingkirkan. Ketika dosa menumpuk, bencana akan datang.

Mengapa Jiang Ziya harus turun gunung melakukan Penobatan Dewa?

Jiang Ziya aslinya adalah murid Yuanshi Tianzun, dia naik gunung pada usia tiga puluh dua tahun, telah berkultivasi selama 40 tahun, kekayaan duniawi bagi dia sudah seperti awan-awan yang terbang berlalu, dia pada dasarnya sama sekali tidak bersedia turun gunung melakukan Penobatan Dewa (tidak seperti Shen Gongbao), dia sepenuh hati hanya ingin memperoleh Tao dan menjadi Dewa; hanya saja sayang bawahan dasarnya masih dangkal, Tao Dewa sulit diperoleh, hanya dapat menukar KungFu Xiulian selama beberapa tahun ini, dengan ketenaran di dunia manusia, hanya demikian saja. Dia turun gunung, sebenarnya adalah pengaturan dari gurunya yaitu Yuanshi Tianzun. Salah satu alasannya, dijelaskan dengan jelas di bab 15 "Fengshen Yanyi", mari kita lihat:

... Tianzun berkata: “Anda dilahirkan dengan takdir kurang beruntung, Tao Dewa sulit diperoleh, hanya dapat menerima berkah duniawi. Suku Shang di ujung tanduk, klan Zhou akan membubung. Kamu wakili saya, turun gunung melakukan Penobatan Dewa, membantu pemimpin selanjutnya, sebagai perdana menteri, maka pencapaian kultivasi kamu selama 40 tahun di atas gunung juga tidak sia-sia. Ini juga bukanlah tempat yang cocok bagi kamu untuk tinggal lama, cepatlah berkemas turun gunung.” Ziya meratap: “Murid masih tulus hati meninggalkan duniawi, menahan derita selama bertahun-tahun, sekarang maupun bertahun-tahun ke depan. Meskipun kultivasi itu keras, mohon guru berbelas kasih, beri petunjuk agar bisa tersadarkan, murid bersedia tinggal di gunung menanggung penderitaan, tidak akan berani mencintai kekayaan duniawi, harap guru yang terhormat mengingatnya.” Tianzun berkata: “Takdir hidupmu seperti ini, harus mendengarkan Langit. Bagaimana boleh membantah?” Ziya dengan enggan pun pergi. …

Dari sudut pandang ini, di dalam sejarah, seseorang bisa berhasil kultivasi memperoleh Tao, sungguh bukanlah sebuah persoalan yang mudah. Sekalipun semua persyaratan telah terpenuhi, namun jika tidak memiliki bawahan dasar yang baik, juga sulit berhasil.

Sedangkan manusia di dunia saat ini, reinkarnasi ribuan tahun yang tak terhitung banyaknya, telah membentuk fondasi terbaik yang dapat dimiliki manusia sejak penciptaan langit dan bumi. Pada saat ini ketika Dafa alam semesta ---- Fa Buddha Falun tersebar luas ke sepuluh penjuru dunia dan diajarkan secara jelas menyeluruh, jika masih mati rasa oleh kebohongan PKT, atau masih berprasangka buruk, tidak dapat memahami Dafa secara positif / melangkah masuk ke dalam Dafa, maka ini sungguh sulit digambarkan dengan kata-kata. Bahkan mereka yang telah Xiulian Falun Dafa, jika masih tidak bisa berkultivasi dengan gigih maju, kerugiannya juga sulit dilukiskan dengan kata-kata.

Mengapa Shen Gongbao ingin mengacau Jiang Ziya?

Shen Gongbao adalah junior Jiang Ziya, bila bisa menjadi murid Yuanshi Tianzun tentu bawahan dasarnya tidak terlalu payah, jika Xiulian dengan teguh, walau tidak bisa berhasil menjadi Dewa, juga akan mengumpulkan De (kebajikan) besar, dengan sendirinya memiliki tempat berlabuh yang baik. Namun Shen Gongbao sulit melupakan kekayaan duniawi, iri hati bukan main terhadap Jiang Ziya yang turun gunung melakukan Penobatan Dewa, maka sudah melangkah masuk ke jalan Tao sesat. Karena pikiran jahat berkecamuk, Shen Gongbao secara alami juga kehilangan kebijaksanaannya sebagai seorang kultivator Tao. Tentu saja, sulit untuk memahami alasan di balik pengaturan Yuanshi Tianzun, sehingga hanya bisa dalam hati menyalahkan shifunya yang pilih kasih, ini sungguh bodoh luar biasa. Pada akhirnya, dia panik dan gila-gilaan, melanggar sumpah janji sendiri, mati dengan tragis, dan tubuhnya digunakan untuk menutup mata Laut Utara.

Iri hati sangat berbahaya bagi manusia Xiulian, dan harus disingkirkan. Dalam kisah "Fengshen Yanyi", iri hati Shen Gongbao sangatlah kuat.

Misalnya, dia berkata kepada Jiang Ziya: “Kamu mengatakan bahwa Qi kemakmuran suku Shang telah habis, aku justru turun gunung hari ini, untuk melindungi suku Shang, dan membantu Raja Zhou dari Shang. Ziya, kamu ingin membantu Zhou? Aku akan menghadang kamu.” ... Shen Gongbao berkata dengan marah: “Jiang Ziya! Kamu ingin melindungi Zhou, memang seberapa besar kemampuan kamu? Kultivasi Tao tidak lebih empat puluh tahun saja. Lebih baik kamu dengarkan saya. .... "

Pelajaran yang dipetik Shen Gongbao sangatlah menyakitkan. Jika seorang manusia Xiulian gagal mempertahankan pikiran lurus, melangkah di atas jalur sesat, maka dia akan merugikan orang lain juga dirinya sendiri. Sedangkan Yudas di dunia sekarang ini, jika masih tidak tersadarkan dari mimpi, mengganti kerugian yang telah ditimbulkan, ketika turun dari panggung akan berakhir lebih tragis daripada Shen Gongbao. Jangan abaikan itu!

Mengapa Jiang Ziya mengalami begitu banyak rintangan?

Rintangan Jiang Ziya, ada beberapanya telah diatur sedari awal, tetapi juga ada banyak sekali rintangan adalah dikarenakan dia sendiri tidak mematut diri sendiri dengan baik. Dalam bab 37 “Fengshen Yuanyi”, Yuanshi Tianzun berkata kepada Jiang Ziya:

“Setelah pergi dari sini, ada orang akan memanggil kamu, jangan menjawab dia. Jika sampai menjawab dia, akan ada tiga puluh enam jalur untuk menyerang kamu. Di Laut Timur masih ada seseorang menanti kamu, harus berhati-hati. Kamu pergilah.”

Saudara seperguruannya Dewa Tua Polar Selatan juga mengingatkan dia. Tapi Jiang Ziya hati manusianya terlalu banyak, tidak sepenuhnya mematuhi kata-kata shifunya, akhirnya tetap saja menanggapi orang yang memanggil dia, dan dia benar-benar mengalami 36 serangan. Mari baca deskripsinya di buku:

Ziya sambil memegang "Daftar Penobatan Dewa", berjalan ke depan menuju Tebing Kilin, baru saja dia akan menaiki awan debunya, dari belakang ada orang memanggil: “Jiang Ziya!” Ziya berkata, “Benar-benar ada orang memanggil. Tidak boleh menjawab dia." Dari belakang kembali memanggil: “Tuan Ziya!” Juga tidak dijawab. Kembali ada panggilan: “Perdana Menteri Jiang!” Juga tidak dijawab. Berulang kali memanggil 3 sampai 5 kali, dan mendapati Ziya tidak menjawab, orang itu berteriak, “Jiang Shang (panggilan akrab), kamu sangat tidak berperasaan sampai melupakan teman lama! Kamu sekarang telah menjadi perdana menteri, mempunyai jabatan yang sangat tinggi, hanya saja tidak disangka aku yang telah belajar Tao bersama kamu di istana Giok Kosong selama 40 tahun, hari ini memanggil kamu berkali-kali, dijawab pun tidak!” Ziya mendengar kata-kata seperti itu, mau tak mau menoleh balik, dan melihat seorang petapa Tao. ...

Mengapa Jiang Ziya yang awalnya tidak menanggapi pada akhirnya menanggapi? Itu karena kalimat terakhir telah mengerakkan hatinya, dia terikat oleh Qing terhadap teman lamanya, seorang kerabat Tao yang Xiulian bersama-sama selama 40 tahun sedang memanggil kamu, haruskah kamu menanggapi atau tidak? Jiang Ziya dalam aspek ini belum mematut diri dengan baik, sehingga akhirnya menyebabkan bencana besar.

Tidak sekedar ini saja. Jiang Ziya kemudian tertipu oleh "teknik ilusi kecil", hampir saja membakar Daftar Penobatan Dewa, dan membuat bencana besar. Mari baca deskripsinya di buku:

Shen Gongbao berkata: "Jiang Ziya, kamu tidak lebih hanya menguasai teknik lima elemen, membalikkan lautan dan memindahkan gunung saja, bagaimana bisa kamu dibandingkan dengan saya? Lihat aku, ketika kepalaku dipenggal, lemparkan ke udara, ia dapat melakukan perjalanan jutaan Li, sambil menunggangi awan merah, ketika kembali terpasang di leher, akan pulih seperti semula, dan dapat berbicara lagi. Ini barulah namanya teknik Tao, tidak sia-sia mempelajari Taoisme. Kamu punya kemampuan apa, berani-beraninya melindungi Zhou dan memusnahkan Shang?! Kamu turuti aku bakar Daftar Penobatan Dewa itu, ikut bersamaku pergi ke Zhaoge (ibu kota Shang), tanpa perlu kehilangan posisi perdana menteri.” Ziya dibuat bingung oleh Shen Gongbao, dan berpikir: “Kepala manusia adalah pusat dari enam jalur Yang, masa sih dipenggal, dapat pergi jutaan Li, lalu kembali ke terpasang ke leher, dan pulih seperti sedia kala, memangnya ada teknik seperti ini? Ini sangat langka.” Dia lalu berkata, “Saudaraku, kamu potonglah kepalamu. Jika dapat naik ke udara seperti ini, dapat pulih seperti semula, aku akan membakar "Daftar Penobatan Dewa" ini, dan pergi ke Zhaoge bersamamu.” Kata Shen Gongbao : "Jangan hilang keyakinan!" Ziya berkata: “Ketika seorang pria gagah berbicara, seriusnya seperti Gunung Tai, jadi bagaimana boleh berdalih hilang keyakinan?” ...

Jika bukan karena bantuan Dewa Tua Polar Selatan, Jiang Ziya benar-benar telah tertipu oleh Shen Gongbao, bagaimana kalau sampai itu terjadi?

Ini masih belum selesai. Setelah saudara seperguruannya Dewa Tua Polar Selatan menunjukkan niat jahat Shen Gongbao, Jiang Ziya kembali terjebak oleh Qing kasihan dengan rendah hati meminta Dewa Tua Polar Selatan membebaskan Shen Gongbao. Jiang Ziya masih belum paham muslihat Shen Gongbao secara menyeluruh. Kenapa masih belum mengerti? Karena hati manusia. Mari baca deskripsinya di buku:

Dewa Tua menunjuk ke Ziya dan berkata: "... Aku sengaja menyuruh Anak Bangau Putih bertransformasi menjadi seekor bangau, membawa kepalanya ke Laut Selatan, setelah 1 jam lewat 3/4, makhluk jahat ini akan mati, kamu akan terbebas dari masalah.” Ziya berkata: “Saudaraku, karena kamu tahu, maka maafkanlah dia. Hati Tao penuh belas kasih, kasihanilah dia yang telah belajar Tao bertahun-tahun, memupuk KungFu tak terhitung, ‘Dan’ telah terbentuk sembilan putaran, sungguh patuh disayangkan!" Dewa Tua Polar Selatan berkata: “Kau memaafkan dia; dia tidak akan memaafkan kamu. Saat tiga puluh enam tentara datang untuk menyerang kamu, janganlah menyesal!” Ziya berkata, “Walau di kemudian hari ada tentara datang untuk menyerang saya, saya mana boleh melupakan belas kasih, terlebih dulu bertindak tanpa kasih tanpa moral?” ... Shen Gongbao merasa malu dan tidak berani bersuara, dia naik ke harimau putih, menunjuk Ziya dan berkata: “Pergilah kamu! Aku janji akan membuat negara Qi Barat menjadi lautan darah dan gunung tulang!" Shen Gongbao pun pergi dengan getir.

Oleh karena itu, bagi seorang manusia Xiulian, keterikatan hati manusia seperti apa pun, adalah sangat berbahaya, apalagi jika mengemban misi besar, kerugian yang mungkin ditimbulkan bahkan lebih tak terukur.

Bagaimana Jiang Ziya memancing ikan

Pada hari itu, Jiang Shang pergi ke barat tiba di 40 Li selatan negara Qi, 10 Li selatan wilayah Guo, dekat sungai Wei. Karena takdir dan kecocokan waktu, Jiang Shang dengan kail lurus memancing ikan di sungai Wei, tanpa menggunakan umpan yang harum, tiga kaki di atas permukaan air, dan berkata pada diri sendiri, "Kalian yang mengemban misi, naik tangkaplah umpan." (武王伐纣平话)

Generasi selanjutnya semuanya tahu ungkapan idiom "Jiang Taigong memancing, berharap ada yang menangkap umpan", tapi mengabaikan cara Jiang Ziya dalam memancing, berpikir itu hanyalah kiasan saja. Faktanya dalam cara memancing ikan ini terdapat misteri besar: Jiang Ziya adalah seorang manusia Xiulian, orang yang berkultivasi Tao tidak boleh membunuh kehidupan, jadi Jiang Ziya harus menggunakan “kail lurus" dan “tanpa menggunakan umpan yang harum”; sedangkan untuk “tiga kaki di atas permukaan air”, itu adalah untuk diperlihatkan kepada manusia biasa, agar semua orang tahu bahwa dia memang berbeda, cocok untuk memancing kedatangan Raja Wen dari Zhou.

Meskipun Jiang Ziya diatur oleh sang guru untuk turun gunung melakukan Penobatan Dewa, namun dia tidak pernah melupakan urusan kultivasi Tao, jadi dia senantiasa mematut dirinya sesuai dengan kriteria orang yang berkultivasi Tao, ada banyak deskripsi di dalam buku. Misalnya terhadap urusan suami istri, dalam bab 15 "Fengshen Yanyi", tertulis seperti ini:

Konon setelah Ziya menikah, dia sepanjang hari merindukan gunung Kunlun, gelisah gagal memperoleh Maha Tao, dalam hati tidak tenang, mana ada niat untuk berbahagia bersama putri keluarga Ma.

Seorang manusia Xiulian, di dalam masyarakat manusia biasa, begitu melonggarkan diri, tenggelam dalam kenikmatan duniawi, maka segera hancur seketika. Jangan sampai tidak hati-hati!

Praktisi Xiulian sangat dihormati oleh masyarakat biasa

Sebelum Tiongkok modern, manusia Xiulian sangat dihormati di masyarakat. Misalnya dalam kisah "Batas Air", Lu Tixia telah membunuh orang, untuk menghindari hukuman, dia menjadi biksu, pihak berwajib pun tidak memeriksanya lagi, karena dia telah "meninggalkan duniawi", dan pihak berwajib hanya bisa mengurus urusan manusia biasa. Dalam bab terakhir "Fengshen Yanyi", ketika raja Wu dari Zhou mencapai kesuksesan dan ingin membagi kekuasaan, Li Jing (Raja Langit Pagoda, ayah dari Nezha) dan 7 kultivator Tao lainnya walau telah memberikan kontribusi besar, mereka tidak ingin kekayaan dan kekuasaan, dia berkata kepada Raja Wu:

“Kami semua asalnya orang kasar di gunung dan lembah; turun gunung atas perintah guru, untuk menangani bencana, dan meredakan kekacauan. Sekarang sudah masa damai, kami semua sepantasnya kembali ke gunung, sesuai dengan perintah guru. Semua kekayaan, gelar, jabatan duniawi tidak kami kehendaki. Hari ini kami khusus memberi penghormatan dan berpamitan dengan kaisar. Harap Yang Mulia memberi titah kepada kami kembali ke gunung. Ini sungguh maha kasih yang luar biasa besarnya.”

Raja Wu tidak berdaya, jadi dia memimpin ratusan pejabat untuk mengadakan jamuan perpisahan di pinggiran kota di selatan. Silakan lihat detail ini:

Li Jing dan yang lainnya melangkah maju kowtow berterimakasih kepadanya dan berkata: “Kami semua entah ada De apa, sampai berani merepotkan Yang Mulia hadir sendiri dalam jamuan, kami semua sangat berterima kasih!” Raja Wu memegang tangan mereka dan berkata dengan ramah: “Hari ini kalian semua kembali ke gunung, saya dan kalian tidak ada batasan raja dan bawahan, kalian jangan terlalu sungkan .... "

Raja Wu sebagai putra Langit yang terhormat, memperlakukan Li Jing dan para kultivator Tao lainnya tanpa memandang derajat, sekat batasan antara raja dan bawahannya pun sirna. Detail ini benar-benar mencerminkan sebuah fakta dalam masyarakat tradisional Tiongkok: manusia Xiulian tidak berada di bawah yurisdiksi masyarakat biasa (tentu saja, ini tidak berarti bahwa manusia Xiulian boleh menghancurkan moralitas normal dan norma dalam masyarakat biasa), dan dari Putra Langit hingga rakyat jelata -- semuanya sangat menghormati manusia Xiulian.

Sedangkan penganiayaan brutal terhadap praktisi Xiulian Falun Gong oleh PKT sekarang ini, benar-benar membuat murka manusia dan Dewa!