(Minghui.org) Orang-orang di sekitar saya berkata bahwa saya sangat baik! Namun, dulunya saya tidak seperti ini. Guru Li Hongzhi (pencipta Falun Dafa) memberi tahu kita “…untuk menjadi orang yang baik atau bahkan orang yang lebih baik.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Kanada”) dan saya ingin mengikuti apa yang Guru katakan.

Saya praktisi muda Dafa dan telah berkultivasi selama delapan tahun. Saya senang mendengarkan artikel berbagi pengalaman podcast Minghui.org di waktu senggang saya. Saya telah mendengar kisah praktisi yang mengultivasi Xinxing mereka dan menjadi orang yang baik, yang saya rasa sangat membantu dalam kultivasi saya.

Suami Memuji Saya di Depan Orang Lain

Saya dulu memiliki temperamen yang buruk, namun temperamen suami saya bahkan lebih parah lagi. Kami sering bertengkar dan terkadang menendang satu sama lain. Dia sering mengatakan saya berpikiran sempit. Hubungan saya dengan ibu mertua buruk, dan saya merasa dipersalahkan.

Sejak berlatih Dafa, saya dengan ketat mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar.

Kondisi keuangan kami cukup sedang, namun penghasilan saya sendiri tidak terlalu besar. Saya tidak pernah meminta suami membelikan saya barang-barang seperti pakaian maupun aksesori yang modis. Hampir semua penghasilan kami digunakan untuk menyokong keluarga kami. Saya jarang membeli pakaian baru untuk diri sendiri. Kebanyakan teman suami adalah orang kaya, namun saya tidak iri dengan betapa kayanya mereka.

Sebelum mulai berlatih Falun Dafa, ibu mertua dan saya saling berselisih. Karena Dafa menuntut saya untuk menjadi orang yang baik atau bahkan orang yang lebih baik, saya mulai memikirkan ibu mertua. Saya tahu dia hanya memiliki satu anak -- suami saya -- dan membesarkannya, menabung demi pernikahan anaknya, dan membeli rumah. Dia menghabiskan sebagian besar tabungannya untuk suami saya.

Ibu mertua dirawat di rumah sakit karena kecelakaan mobil dua tahun yang lalu. Kami merawatnya dengan baik agar dia bisa segera pulih. Saya membilas rambut, wajah, dan kakinya, serta membersihkan pot kencingnya. Ibu mertua bersikeras tidak membiarkan saya membersihkannya, dengan mengatakan bahwa dia sangat malu melihat saya melakukannya, dan dia akan menunggu ayah mertua untuk membantu membersihkannya.

Saat ibu mertua dirawat, saya akan meminta suami membawakan sebagian makanan kami atau barang lainnya untuk ibu mertua, yang membuat hatinya terasa hangat. Saya biasanya enggan membeli pakaian untuk diri saya sendiri, namun saya tanpa ragu membelikannya untuk mertua saya. Mertua sangat tersentuh.

Alasan saya melakukannya karena saya berlatih Falun Dafa, dan saya sudah mengikuti ajaran Guru untuk menjadi orang yang baik atau bahkan orang yang lebih baik.

Suami menyaksikan semua perubahan saya. Pada acara keluarga awal tahun ini, di depan banyak anggota keluarga, suami mengangkat gelas anggur untuk orang tua saya dan dengan tulus berkata, “Saya berterima kasih kepada anda karena telah memberikan saya istri yang baik seperti ini.”

Mempertimbangkan Orang Lain Terlebih Dahulu di Tempat Kerja

Setiap hari saya berinteraksi dengan pelanggan di tempat kerja. Suatu kali seorang pelanggan menyerahkan beberapa kartu hadiah cuci mobil. Meski suami mempunyai mobil, saya dengan sopan menolaknya. Ada juga pelanggan yang mengundang saya untuk makan malam. Saya berterima kasih kepada mereka atas tawaran dermawan mereka namun menolaknya dengan sopan.

10 menit sebelum pulang kerja, seorang pelanggan datang terburu-buru dan berkata dia datang dari Beijing. Walaupun sudah hampir waktunya pulang, praktisi Dafa pertama-tama harus mempertimbangkan orang lain dalam melakukan sesuatu. Tidak mudah baginya untuk datang dari Beijing, jadi saya tetap tinggal dan mengurus keperluannya. Butuh waktu satu jam. Dia tersentuh dan ingin memberikan uang sebagai rasa terima kasih. Saya memberi tahunya bahwa saya tidak pernah menerima uang dari klien.

Saat pelanggan mulai berteriak pada saya karena salah paham, saya tidak akan mengatakan apapun dan menyapa mereka dengan senyuman. Seorang pria lansia yang pernah memarahi saya datang lagi untuk urusan bisnis. Saat dia melihat bahwa saya menerimanya, dia merasa malu, menundukkan kepalanya, dan wajahnya bersemu, seperti seorang anak yang telah melakukan suatu kesalahan. Saya menyapanya seakan-akan menyambut pelanggan yang saya kenal baik dan menjawab pertanyaan yang dia ajukan dengan sikap yang tenang. Dia berterima kasih kepada saya.

Mencari ke Dalam Saat Menjumpai Konflik

Saudara perempuan yang lebih tua dan saya berbincang dengan antusias selama makan malam keluarga. Tiba-tiba dia memandang saya dengan wajah datar. Sambil terus menatap, ekspresinya berubah menjadi kebencian. Dalam hati saya berpkir: Kami berbincang dengan baik, mengapa anda tiba-tiba memandang saya seperti ini? Saya tidak bisa menahannya pada waktu itu, dan balik menatapnya dengan sengit! Kami berdua menatap satu sama lain tanpa berkedip. Untuk beberapa saat kami seri, sampai akhirnya dia menggerakkan matanya untuk melihat hal lain.

Kemudian kami berjumpa lagi, dan dia masih dingin terhadap saya. Saya bingung. Saya tidak mengatakan sesuatu yang buruk, jadi apa yang salah? Namun saya tahu bahwa saat praktisi memiliki konflik dengan manusia biasa, itu bukan kebetulan.

Guru berkata,

“…Yang benar adalah dia Yang salah adalah aku

Apa yang diperdebatkan?” (“Siapa Benar Siapa Salah” di Hong Yin III)

Saya coba memikirkan tentang kesalahan yang saya lakukan. Tiba-tiba saya teringat bahwa saat kami berbincang-bincang hari itu, saya merasa sangat emosional dan berbicara dengan keras. Nada saya tidak damai dan baik. Saudara perempuan mungkin berpikir bahwa saya agresif dan mendominasi, sehingga dia mungkin tidak bisa menerimanya.

Sejak saat itu, saya memerhatikan nada bicara saya dan bertanya-tanya bagaimana caranya berdamai dengan saudara perempuan saya. Suatu hari dia mendapat masalah. Setelah saya mengetahuinya, saya datang membantunya.

Saya menaruh perhatian dalam mengultivasi diri dan nada bicara saya. Saya tidak lagi emosional dan tidak berbicara dengan keras. Saudara perempuan melihat bahwa saya tulus dalam membantunya. Sikapnya terhadap saya juga berubah. Matanya melembut, dan matanya berkaca-kaca. Saya bisa merasakan bahwa dia ingin mengatakan “Terima kasih” namun dia justru menundukkan kepalanya dengan rasa malu.

Menyingkirkan Rasa Takut dan Menyadarkan Lebih Banyak Orang

Misi yang Guru telah percayakan kepada praktisi Dafa adalah untuk membantu Guru menyadarkan orang-orang, dan saya telah mengukirnya di benak saya. Pada awalnya, saya tidak berani mengklarifikasi fakta kepada orang-orang secara langsung, jadi saya mulai dengan menyebarkan materi informasi Dafa.

Suatu malam, saya memegang tangan putri saya dan pergi ke gedung perumahan untuk menyebarkan materi. Saat saya menggantung materi di knop pintu, saya mendengar ada pergerakan dari dalam apartemen. Setelah saya menggantung materi dengan cepat, suara di dalam apartemen menjadi semakin keras. Mereka pasti sudah mendengar suara orang di pintu. Saya bergegas menggendong anak dan turun ke bawah.

Karena berjalan terlalu cepat, saya melewatkan beberapa tangga dan jatuh ke lantai bersama anak. Saya ketakutan dan memintanya untuk tidak menangis. Saya bangun, memegang anak, dan kabur. Saya merasa sangat ketakutan saat itu.

Setelah keluar menyebarkan materi berulang kali, rasa takut semakin berkurang, dan saya bahkan mulai berbicara dengan orang-orang secara langsung. Putri saya terlalu muda untuk pergi ke TK, jadi saya memboncengnya menggunakan sepeda listrik. Suatu kali, saat berbicara dengan seorang pria, dia memberi tahu saya bahwa putri saya tertidur. Saya menjawab, “Tidak masalah bila anak saya menanggung sedikit kesulitan, selama orang-orang dapat diselamatkan. Itulah yang harus kami lakukan.

Saya berbicara dengan pria usia 40an dan menyarankannya untuk mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan organisasi mudanya untuk menjamin masa depan yang cerah. Dia berkata bahwa dia bergabung dalam Pionir Muda. Tak disangka, dia tiba-tiba duduk di sepeda listrik saya.

Saya pikir dia mencoba menghentikan saya agar tidak pergi. Saya merasa takut! Saya dengan khusyuk berkata: “Saya benar-benar ingin anda terhindar dari malapetaka dan memiliki masa depan yang baik. Anda adalah orang baik, dan saya yakin anda memahami kebaikan saya. Hanya dengan mundur dari PKT anda baru dapat aman. Anda harus mundur dari Pionir Muda!”

Saya menatapnya dengan tatapan yang damai. Saya hanya ingin menyelamatkannya. Terinspirasi oleh belas kasih saya, pria tersebut meninggalkan sepeda saya dan mundur dari Pionir Muda.

Saya sangat sibuk di tempat kerja setiap hari, merawat anak dan melakukan urusan rumah tangga. Selama beberapa tahun, saya sudah menghabiskan setengah hari tiap minggunya untuk keluar mengklarifikasi fakta dan menyebarkan materi informasi.

Saat keterikatan saya dalam mencari kenyamanan timbul, saya hanya ingin diam di rumah atau pergi berbelanja. Begitu waktunya untuk keluar, entah bagaimana saya menjadi tidak ingin pergi. Saya bercermin dan berkata pada diri saya: “Anda adalah praktisi Dafa. Anda adalah kehidupan yang berasal dari Fa. Menyelamatkan orang di dunia adalah satu-satunya hal yang harus anda lakukan. Guru sangat cemas! Bisakah anda melihat makhluk hidup yang berada dalam bencana dan tidak menyelamatkan mereka keluar? Makhluk hidup di dunia surga anda masih menunggu anda untuk menyelamatkan mereka!”

Memikirkan hal ini, air mata mengalir di wajah saya.

Menyeka air mata, saya lalu pergi ke alun-alun kota untuk berbicara kepada orang-orang. Setelah berbicara dengan pria lansia, dia tiba-tiba berkata pada saya: “Anda sangat baik, terima kasih!” Saya menyadari bahwa itu Guru yang sedang memberikan semangat kepada saya! Tidak ada alasan bagi saya untuk tidak melakukan dengan baik.

Dalam jalur kultivasi, saya masih memiliki banyak keterikatan yang belum disingkirkan, terutama rasa takut. Takut tidak dapat melakukan sesuatu dengan baik, takut tidak tulus, takut membuat kesalahan, dan seterusnya.

Guru berkata:

“Bukankah kita di saat mencapai kesempurnaan harus berhasil kultivasi hingga tiada satupun keterikatan yang tertinggal?” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa New York Tahun 2010,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat 11)

Di dunia yang bergejolak ini, saya harus berkultivasi Dafa sama seperti yang saya lakukan di masa awal kultivasi.

Terima kasih Guru! Heshi