(Minghui.org) Catatan editor: Jiang Guobo, mantan pejabat pemerintah tingkat kabupaten, mengenang pengalamannya sebelum dan sesudah berlatih Falun Dafa dan bagaimana ia berubah dari pejabat korup menjadi hidup sebagai orang jujur dan lurus yang memperoleh rasa hormat dari rekan-rekannya, pengawas, dan penduduk desa yang dibantunya. Namun, setelah rezim komunis mulai menganiaya latihan spiritual, Jiang dipecat dari posisinya, ditangkap, ditahan, dihukum dan disiksa secara brutal karena keyakinannya pada Falun Dafa.

Penyiksaan yang Tak Terbayangkan

Sejak rezim komunis di Tiongkok meluncurkan penganiayaan nasional terhadap Falun Gong pada bulan Juli 1999, saya telah ditangkap 13 kali, dipenjarakan di kamp kerja paksa tiga kali, dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena menjunjung tinggi keyakinan saya pada “Sejati-Baik-Sabar." Selain itu, rezim memeras lebih dari 30.000 yuan uang tunai dan barang berharga dari saya.

Selama ditahan di pusat-pusat penahanan, kamp kerja paksa dan penjara, saya mengalami total 77 jenis penganiayaan, termasuk disengat dengan tongkat, dirantai ke kursi besi, diborgol ke ranjang kematian dalam posisi telentang, diikat ke bangku harimau, dan dicekok paksa dengan obat-obatan yang tidak diketahui dan air cabai. Saya berada ke ambang kematian 39 kali.

Kekejaman yang tak terbayangkan dan rasa sakit yang menyiksa saya alami di satu pusat penahanan tertentu membuat hidup menjadi seperti neraka. Saya dipaksa makan racun dan air cabai pedas, yang menyebabkan saya memuntahkan nanah hijau. Saya dirantai ke salib dalam posisi terbentang selama 20 hari. Teman satu sel saya mengatakan tidak ada seorang pun sebelumnya yang bertahan lebih dari dua hari di kayu salib tanpa memohon belas kasihan. Ketika diturunkan dari salib, saya tidak bisa berdiri dan harus merangkak ke sel.

Tiga bagian tulang belakang saya patah setelah dijepit pada balok kayu horizontal. Saya kehilangan penglihatan di mata kanan saya karena penganiayaan, saya tidak pulih dalam waktu yang lama. Saya tidak bisa buang air kecil dan harus menggunakan kateter untuk melegakan diri. Saya tidak buang air besar selama 26 hari berturut-turut. Setelah 20 hari, saya kehilangan lebih dari40,8 kg, dan saya pingsan berkali-kali selama sesi penganiayaan.

Berikut ini, apa yang saya alami selama penangkapan terakhir pada tahun 2009 dan penahanan dan pemenjaraan berikutnya.

Penangkapan

Sungguh ironis bahwa sehari sebelum saya ditangkap pada bulan Februari 2009, atasan saya mengatakan kepada saya, “Jiang, bekerja dengan anda adalah salah satu hal yang saya nantikan tahun ini. Saya sangat senang anda berada di tim saya.”

Keesokan paginya, saya tiba di tempat kerja sekitar pukul 07.50 seperti biasa. Saat saya mengunci sepeda motor saya ke rak di depan gedung kantor, sebuah van berukuran sedang muncul di belakang saya.

Saya mendengar seseorang memanggil nama saya, berbalik dan melihat enam pemuda berjalan ke arah saya. Yang didepan mencekik saya, dua memelintir lengan, dua menahan kaki saya, dan satu memegang pinggang saya. Mereka mengangkat dan menjatuhkan saya di wajah saya. Tangan saya diborgol ke belakang, dan tudung hitam menutupi kepala saya. Saya terlempar ke dalam mobil, yang dengan cepat melaju pergi.

Seluruh proses memakan waktu kurang dari satu menit, dan saya mengerti bahwa saya ditangkap lagi karena berlatih Falun Dafa (juga disebut Falun Gong).

Kami tiba di rumah sakit setelah sekitar 20 menit. Saya ditarik keluar dari mobil, dibawa ke dalam, dan dilempar ke tanah. Seseorang mengangkat kaki saya dan menarik saya melintasi lantai rumah sakit ke departemen yang berbeda untuk pemeriksaan fisik yang komprehensif. Saya diborgol dan kepala saya ditutup sepanjang waktu.

Setelah sekitar 30 menit, saya kembali ditarik dengan satu kaki ke sebuah mobil. Kepala saya membentur masing-masing dari lima anak tangga batu saat kami keluar dari gedung rumah sakit. Kepala saya berdengung, dan merasa pusing seolah-olah langit berputar. Itu mengerikan.

Peragaan penyiksaan: Menyeret

Namun, para pria muda itu tertawa, ketika kepala secara berirama menabrak tangga dengan "Buk" yang keras. Mereka menyeret saya lebih dari 30 yard di jalan kerikil di halaman. Saya kembali diangkat dan dilempar ke dalam mobil.

“Kami Akan Memastikan Bahwa Anda Mati Kali Ini”

Tudung hitam akhirnya terlepas begitu kami berada di ruang jaga di Pusat Penahanan Kabupaten Changle. Saya mengenali petugas yang menangkap saya dari divisi Keamanan Domestik Kota Weifang dan Distrik Kuiwen. Seseorang berkata kepada saya, “Kami sudah lama ingin menangkap anda tetapi tidak dapat mengumpulkan cukup bukti untuk melawan anda. Salah satu praktisi Falun Gong bernama Cao menempatkan semua kesalahan pada anda saat ini dan anak laki-laki, Anda berada dalam banyak masalah. Kami tahu betul anda tidak melakukan kejahatan apa pun, tetapi kami pasti akan memastikan bahwa anda mati kali ini.”

Pusat Penahanan Kabupaten Changle tidak terlihat oleh publik, jadi polisi bisa menggunakan metode penganiayaan yang paling kejam terhadap saya. Saya dikunci di kursi besi pada malam saya tiba dan tidak diberi makanan atau minuman selama 33 jam, juga tidak diizinkan menggunakan kamar mandi.

Dengan arahan dari divisi keamanan domestik kota dan kabupaten, saya ditinggalkan di kursi besi selama enam bulan ke depan. Polisi melakukan interogasi yang panjang, terkadang sepanjang malam. Saya terkunci dalam posisi duduk setiap saat dan tidak bisa berbaring untuk beristirahat. Saya mengalami cuaca dingin dan panas yang luar biasa selama enam bulan itu. Kaki saya bengkak dan sangat sakit. Saya juga mengalami jantung berdebar.

Disiram dengan Disinfektan

Petugas Sun mengambil alih shift suatu hari dan menanyakan sesuatu dengan kasar. Ketika saya tidak menjawab, dia melompat dan mengutuk saya dengan marah. Sepenuhnya terbungkus dalam kemarahannya, Sun mengambil sebotol desinfektan yang tergeletak di ambang jendela. Dia menuangkan bahan kimia yang sangat pekat ke dalam selongsong plastik botol termos besar, memasukkannya ke dalam lubang besar di pagar kawat yang memisahkan kami, dan memercikkannya ke seluruh kepala dan wajah saya.

Terkunci di kursi besi, saya tidak bisa menghindar dan terciprat. Sun tidak mengalah—dia menggunakan termos yang sama untuk mengambil air dingin dari halaman dan memercikkan ke saya belasan kali lagi.

Pakaian saya basah kuyup luar dalam. Desinfektan dan air mengalir ke tubuh saya, memenuhi sepatu saya, dan membanjiri lantai. Saat itu musim dingin, dan sangat dingin. Saya kedinginan dan menggigil. Sun meninggalkan saya terkunci di kursi.

Pakaian, sepatu, dan kaus kaki saya akhirnya kering. Kulit di tubuh saya, dan rambut serta kulit kepala saya terbakar. Saya kehilangan 70% rambut saya selama enam bulan berikutnya, menderita kulit kepala yang gatal, dan ketombe yang berlebihan.

Dirantai ke “Ranjang Kematian” selama Tiga Minggu

"Ranjang kematian" adalah tempat tidur kayu besar buatan sendiri dengan empat gelang besi yang terpasang di keempat sudutnya. Ada lubang seukuran wastafel di tengah tempat tidur untuk orang itu buang air kecil. Lubang biasanya ditutup dengan papan kayu yang diikat dengan pin logam. Namun, ketika saya dikurung di tempat tidur, peniti logam diganti dengan batang bambu yang aus dan patah dalam sehari. Bokong saya jatuh ke dalam lubang dan tersangkut.

Peragaan penyiksaan: Diikat ke ranjang kematian

Dirantai ke ranjang kematian mirip dengan dirantai ke salib. Tangan dan kaki saya terbentang dan dirantai ke empat gelang di sudut, dan saya tidak bisa menggerakkan kaki saya. Gelang logam memotong pergelangan kaki saya dan menyebabkan pendarahan. Seluruh tubuh saya menjadi kaku setelah beberapa saat dan rasa sakitnya tak tertahankan. Saya mengertakkan gigi dan menghitung menit. Tidak bisa menggerakkan kaki saya untuk waktu yang lama menyebabkan hilangnya sensasi di bagian luar paha kiri saya, yang membutuhkan waktu tiga tahun untuk pulih.

Terkurung di ranjang kematian membuat melepaskan diri menjadi tugas yang sangat sulit. Saya menahannya selama mungkin. Ketika saya tidak tahan lagi, saya melepaskan ke celana dan mengotori diri saya sendiri. Akibat selalu berusaha menahannya, saya jadi mengompol. Kadang-kadang saya tidak bisa buang air kecil meskipun saya perlu, yang menyebabkan perut saya membengkak. Rasa sakit itu tak terlukiskan.

Terkunci di Kursi Besi selama Berbulan-bulan

Selama setidaknya lima dari enam bulan saya diinterogasi, saya dikurung di kursi besi di ruang interogasi, dengan satu-satunya pengecualian dirantai ke "ranjang kematian" selama tiga minggu, menghabiskan tiga malam di ranjang susun di sel saya, dan diberikan cairan IV, tujuh kali dan sekitar 10 jam setiap kali, di rumah sakit.

Perlakuan penyiksaan: Kursi besi

Salju turun tiga kali ketika saya dikurung di kursi, dan suhu di ruang interogasi sering turun di bawah nol pada malam hari. Polisi mengambil jaket musim dingin saya dan meninggalkan saya hanya dengan dua celana tipis. Saya mampu menahannya di siang hari, tetapi selama jam-jam terdingin di malam hari saya membeku dan menggigil tak terkendali. Pada pertengahan bulan Maret, seorang penjaga membuka jendela di atas pintu di belakang saya dan membiarkannya terbuka sehingga ada angin terus-menerus yang membuat saya kedinginan. Saya sering kehilangan kesadaran karena kedinginan.

Nyamuk

Saya menghabiskan seluruh musim panas di kursi besi di ruang interogasi. Waktu musim panas sangat panas, dan semua orang berusaha menghindari nyamuk. Semua sel di pusat penahanan memiliki pintu dan jendela kasa kecuali ruang interogasi. Petugas yang menangani kasus saya menghabiskan banyak waktu di halaman mengipasi diri mereka sendiri, atau mereka tinggal di ruang jaga dengan pintu kasa dan jendela. Bahkan untuk waktu yang singkat di ruang interogasi, mereka menyemprotkan obat nyamuk pada diri mereka sendiri. Namun, pintu ruang interogasi dibiarkan terbuka lebar. Saya dirantai ke kursi besi dengan tangan diborgol ke punggung dan terus-menerus digigit nyamuk.

Tangan Diborgol Di Belakang Punggung

Untuk memprotes perlakuan tidak manusiawi, saya melakukan mogok makan. Selang makanan dimasukkan ke perut saya melalui hidung dan diikat ke kepala saya dengan kain dan selotip. Tangan saya diborgol di belakang punggung saat para penjaga beralasan, “Anda akan mencabut selang jika kami tidak melakukannya.”

Perlakuan Penyiksaan: Tangan diborgol ke belakang

Tangan saya diborgol di belakang punggung saya terus-menerus. Ketika saya tertidur, saya akan bangun hanya dalam beberapa menit karena rasa sakit. Secara bertahap meningkat dari 5 menjadi 10 menit sebelum saya terbangun kesakitan. Selama lebih dari lima bulan saya diborgol di belakang punggung dan dikunci di kursi besi, saya tidur tidak lebih dari dua jam sampai saya dipindahkan dari pusat penahanan pada tahun 2010.

Setelah diborgol di belakang punggung untuk waktu yang lama, lengan seseorang biasanya mati rasa sehingga dia tidak dapat menggerakkannya ketika borgol tiba-tiba dilepas. Setelah seminggu diborgol, seseorang tidak dapat mengangkat lengannya selama tiga hari. Setelah 10 hari diborgol dengan tangan di belakang punggung, seseorang tidak dapat mengangkat lengan di atas bahu selama 5 hari.

Saya diborgol dengan tangan di belakang punggung selama 5 bulan. Banyak yang memberi tahu saya bahwa lengan saya akan cacat secara permanen.

Ancaman dan Intimidasi

Saya diberitahu lebih dari 40 kali dalam periode dua bulan dari pertengahan Mei hingga pertengahan Juli tahun 2009 bahwa pejabat kota telah memberikan arahan mengenai kasus saya—hanya perlu mengatakan akan berhenti berlatih Falun Gong. Jika saya mengatakan itu, saya akan dibebaskan keesokan harinya dan mendapatkan pekerjaan saya kembali pada hari berikutnya sebagai pejabat pemerintah tingkat kabupaten. Saya akan menerima semua gaji saya yang dipotong dan akan diberikan unit perumahan. Namun, saya tetap diam.

Sebelum saya berlatih Falun Dafa, saya memiliki penyakit mematikan dan berada di ambang kematian. Saya tidakbermoral dan menuju penghancuran diri. Tetapi Dafa mengubah saya dari inti dan mengubah saya menjadi orang yang penuh perhatian dan jujur serta pejabat yang baik. Bagaimana saya bisa berhenti berlatih Dafa? Bagaimana orang yang sadar dapat melepaskan keyakinannya pada Sejati-Baik-Sabar?

Melihat bahwa saya tidak terusik oleh bujukan yang ditawarkan, polisi kembali ke sifat aslinya. Wakil ketua tim Sun mengancam saya lima kali. Berikut ini adalah kata-katanya.

1. “Apakah anda pikir masih menjadi kepala? Masih bertanggung jawab atas pejabat pemerintah lainnya yang selalu mencium anda? Biarkan saya memberitahu anda, sekarang bernilai kurang dari kotoran anjing. Orang-orang ini dapat menuntut anda dengan kejahatan apa pun yang mereka inginkan dan anda tidak dapat berbuat apa-apa.”

2. “Jangan berpikir sejenak bahwa anda tidak akan dihukum hanya karena anda tidak berbicara. Biarkan saya memberi tahu anda, kami dapat dengan mudah membuat bukti terhadap anda selama petugas yang bertanggung jawab atas kasus ini semua menandatanganinya. Ini akan menjadi sepotong kue untuk menempatkan anda di balik jeruji selama 15 atau bahkan 18 tahun. Apa yang dia katakan tentang "memalsukan bukti terhadap anda" adalah persis apa yang dia lakukan.

3. “Membunuh anda semudah membunuh semut. Kami tidak akan menghadapi konsekuensi apa pun dan bahkan mungkin dipromosikan.”

4. “Apakah anda tidak menyadari selama bertahun-tahun bahwa kasus Falun Gong ditangani dengan cara yang sama seperti kebijakan Satu anak? Tidak ada dasar hukum atau akibat apapun. Kami dapat menghukum anda 15 tahun atas tuduhan yang sama yang mengirim anda ke kamp kerja paksa. Anda tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan jika anda salah dituduh dan mati secara tidak adil, tidak ada yang berani membantu anda kecuali mereka tidak ingin bertahan di bawah Partai Komunis Tiongkok (PKT).”

5. “Anda pikir akan dibebaskan setelah beberapa hari ditahan atau beberapa hari kerja paksa seperti sebelumnya? Tidak mungkin. Anda bahkan mungkin tidak bisa keluar dari pusat penahanan hidup-hidup. Bahkan jika anda keluar dari sini hidup-hidup, anda tidak akan bisa keluar dari penjara. Misalkan sangat beruntung karena masa hukumananda sudah habis sebelum anda mati, mereka hanya akan menghukum anda beberapa tahun lagi, membuat tuduhan acak. Jika anda masih hidup setelah itu, mereka hanya akan memperpanjang masa hukumananda. Sangat mudah untuk menemukan kesalahan untuk memperpanjang masa hukumananda; setiap cara acak akan dilakukan. Yang saya katakan adalah bahwa tidak mungkin anda akan dibebaskan hidup-hidup dan menjadi orang bebas lagi.”

Setelah hukuman lima tahun penjara saya selesai pada bulan Desember 2009, interogasi dihentikan dan petugas polisi pindah dari pusat penahanan. Saya dipindahkan dari sana setelah delapan setengah bulan.

Hukuman Penjara

Karena penyiksaan di pusat penahanan, saya sangat lemah ketika tiba di Penjara Pria Shandong dan segera dirawat di rumah sakit. Penjaga penjara mengunjungi dan mengganggu saya di rumah sakit untuk membuat saya melepaskan keyakinan saya. Ketika usaha mereka gagal, saya dipindahkan kembali ke penjara.

Saya kemudian dipindahkan ke Penjara Provinsi Shandong pada bulan Maret 2020. Penjara ini telah menahan sejumlah besar praktisi Falun Gong pria sejak tahun 2002. Praktisi dikirim dari seluruh provinsi untuk dipenjarakan di sini.

Sangat kontras dengan “modern dan beradab” seperti yang diproklamirkan oleh Kementerian Penjara, semua jenis kejahatan terorganisir dilakukan di dalam empat dinding fasilitas ini, menargetkan praktisi Falun Gong. Administrator dan penjaga menggunakan kekerasan dan pencucian otak untuk membuat praktisi melepaskan keyakinan mereka. Dua belas praktisi Falun Gong telah meninggal saat dipenjara di sana sebelum saya tiba.

Saya memberi tahu seorang penjaga tentang Dafa pada hari pertama saya tiba di sana. Saya berbagi pengalaman saya bekerja sebagai penjaga penjara dan menjelaskan kepadanya bahwa menjadi orang yang lebih baik melalui kultivasi Dafa tidaklah salah—penganiayaan itu salah. Siapapun yang berpartisipasi dalam penganiayaan harus menanggung akibatnya suatu hari nanti, saya memberitahunya.

Namun, tidak ada yang pernah mendengarkan saya.

Hukuman Badan, Kurang Tidur, dan Pemukulan

Untuk “mengubah” saya dan membuat saya melepaskan keyakinan, para penjaga menggunakan berbagai metode tercela dan jahat, termasuk hukuman fisik, pemukulan, dan serangan seksual.

Wakil direktur Zhang dan yang lainnya menyuruh saya duduk di bangku kecil atau berdiri untuk waktu yang lama. Saya disuruh duduk di bangku plastik kecil setiap hari dan tidak boleh bergerak, dengan sesi terlama adalah 17 jam berturut-turut. Narapidana kriminal ditugaskan untuk mengawasi saya sepanjang waktu. Jika saya bergerak sedikit, saya dipukul dan terkadang dipukuli. Saya dipukuli lebih dari 60 kali selama dipenjara di sana, termasuk dipukuli sampai jatuh ke tanah pada hari pertama.

Peragaan penyiksaan: Duduk dalam waktu lama

Tetap dalam posisi duduk tanpa bisa bergerak membuat saya lelah. Saya mengalami luka di pantat saya yang sangat menyakitkan. Namun. Saya dipaksa untuk terus duduk. Akibatnya, bokong saya membusuk di beberapa tempat.

Para penjaga juga membuat saya berdiri di samping tempat tidur untuk waktu yang lama, dengan 11 jam menjadi yang terlama. Saya tidak diizinkan tidur ketika teman satu sel saya melakukannya di malam hari. Terserah direktur Zhang untuk memutuskan kapan saya bisa tidur.

Kaki saya tidak pernah sepenuhnya pulih dari cedera masa lalu, dan sekarang bengkak dan mati rasa menjadi lebih parah. Setelah 40 hari berdiri atau duduk untuk waktu yang lama, kaki saya menjadi ungu dan hitam, dan saya perlahan-lahan kehilangan sensasi di kaki saya. Mereka menjadi bengkak dan saya tidak bisa memakai sepatu apapun. Tapi, direktur Zhang tidak menyerah, dan saya dibuat duduk atau berdiri untuk waktu yang lebih lama dan lebih lama.

Setelah berdiri selama 11 jam pada suatu malam, kaki saya benar-benar mati rasa. Saya tidak tahan lagi dan jatuh ke tanah. Namun, saya tidak diizinkan untuk tidur. Narapidana Liu menopang saya dan menyuruh saya duduk di bangku kecil sampai jam 2 pagi.

Saya dicaci maki dan dipukuli oleh narapidana Liu dan Sun sebulan setelah saya dipenjara di sana. Liu memukul saya dengan sangat keras hingga telinga kanan saya menjadi tuli. Sebulan kemudian, narapidana Yan menendang selangkangan saya dan melukai alat kelamin saya. Butuh lebih dari tiga tahun untuk pulih.

Pemukulan dan Penyerangan

Penjaga dari Divisi No.11 mengatur narapidana kriminal Wei, Liu, dan Sun untuk mempermalukan dan menyiksa saya. Liu dan Sun mencoba mencekok saya dengan substansi yang tidak diketahui dari botol Sprite besar. Saya melawan dan mereka akhirnya menyerah. Liu berusaha menarik celana saya dan menyentuh bagian pribadi saya, seperti yang dia lakukan dengan praktisi Falun Gong lainnya. Saya berkata kepadanya dengan tegas, "Liu, kamu seumuran dengan putra saya. Saya lebih tua dari ayahmu. Jika kamu menghina saya, bukankah itu sama dengan menghina ayahmu?" Baru kemudian dia berhenti.

Tepat ketika Liu berhenti, Sun menampar saya dengan keras, memekakkan telinga kanan saya secara permanen. Sun dan Liu membawa saya ke tempat tidur. Dengan Sun duduk di tubuh bagian atas saya, Liu duduk di lutut saya, menanggalkan kaus kaki saya dan menggunakan tongkat plastik yang rusak dari gantungan baju untuk menggaruk bagian tengah kaki saya dengan banyak kekuatan. Dia bolak-balik lebih dari 30 kali, menyebabkan pembengkakan di telapak kaki saya. Saya mengalami kesulitan berjalan selama lima hari ke depan.

Penjaga divisi menugaskan penjahat lain Yan – sekitar 36 tahun – untuk memukul dan menyiksa saya pada awal bulan April 2010. Yan kejam dan memukuli saya lebih keras daripada yang pernah dilakukan Liu dan Sun. Pukulan atau tendangan darinya akan membuat saya tersandung ke belakang lebih dari tiga yard. Dalam waktu dua minggu, Yan memukul dan mencaci maki saya lebih dari 40 kali.

Peragaan penyiksaan: Pemukulan

Yan menendang saya tiba-tiba suatu pagi di selangkangan dengan jari kaki runcing. Saya berjongkok di lantai, berkeringat kesakitan. Hal ini menyebabkan saya kehilangan fungsi seksual saya selama tiga setengah tahun. Alat kelamin saya menjadi hitam dan ungu. Narapidana Ren, yang melihat alat kelamin saya di kamar mandi, meramalkan bahwa saya tidak akan hidup lebih lama lagi, mengklaim bahwa dia telah melihat alat kelamin orang mati dan warnanya sama.

Ancaman Kematian

Narapidana Zhang dan orang lain yang ditugaskan untuk mengawasi saya telah berulang kali mengancam saya dengan kematian. Ketika Zhang melihat kaki saya bengkak dan hitam dan ungu, dia mengatakan hal-hal berikut kepada saya pada lima kesempatan berbeda.

“Tidak ada obat untuk kaki anda—hanya menunggu untuk diamputasi. Bahkan, anda akan beruntung jika diamputasi dan berakhir hanya dengan cacat. Hal terburuk yang bisa terjadi pada anda adalah tidak bisa hidup. Saya katakan, jaksa memiliki sebuah kotak (guci) dan selembar kertas (pemberitahuan kematian) siap ketika anda mengambil napas terakhir. Setelah anda mati, laporan otopsi akan keluar dan mengatakan bahwa anda meninggal karena sebab alami. Penjara tidak akan ada hubungannya dengan itu. Tidak ada yang harus disalahkan dan tidak ada yang akan bertanggung jawab. Istri dan putra anda akan datang untuk mengambil kotak itu, dan ayah dan ibu anda akan menangis selama beberapa waktu.”

“Sangat mudah untuk membuat anda terbunuh, seperti membunuh seekor semut.”

Narapidana Teng juga berulang kali mengatakan kepada saya, “Bro, saya akan mengatakan yang sebenarnya. Kali ini polisi mengirim anda ke sini untuk mati—mereka tidak pernah merencanakan anda keluar dari sini hidup-hidup. Setiap penjara memiliki kuota kematian 5 dari 1.000. Jika anda mati di sini, itu masih dalam kuota dan penjara tidak akan bertanggung jawab.”

Institusi Gangguan Jiwa

Hingga bulan Mei 2012, saya ditempatkan di divisi yang didedikasikan untuk narapidana gangguan jiwa. Selama waktu itu, saya diancam oleh narapidana Jin, seorang penjahat berusia 50-an yang menderita gangguan bipolar. Pada tiga kesempatan, ketika Jin menabrak saya di kamar kecil, dia berteriak di depan semua orang dan bersumpah akan membunuh saya.

Meberikan Substansi yang Tidak Diketahui

Saya dipindahkan kembali ke divisi reguler menjelang akhir bulan Mei 2012. Para penjaga dan narapidana mulai memasukkan substansi yang tidak diketahui ke dalam air dan makanan saya. Saya mengalami keracunan yang paling berbahaya dan kejam.

Dihasut oleh petugas divisi pemasyarakatan, narapidana Fengzi mencekok saya melalui selang yang dimasukkan ke dalam hidung saya pada hari keenam Tahun Baru Imlek tahun 2013. Saya tidak makan atau minum lagi selama sisa hari itu. Saya terbangun di tengah malam karena sakit kepala yang parah, dan ketika saya membuka mata, saya merasa dunia berputar. Saya langsung memejamkan mata dan tidak berani membukanya lagi selama tiga jam berikutnya. Saya mengalami sakit kepala yang berdenyut dan merasa mual. Perut saya bergejolak begitu hebat sehingga saya menjulurkan kepala dari tempat tidur dan muntah. Jam 07:10, saya sudah muntah belasan kali dan menghitung tujuh kali di mana ada darah di muntahan saya.

Kepala divisi Li datang setelah jam 9 dan bertanya, “Ada apa? Haruskah kita pergi ke rumah sakit?" Saya mengatakan kepadanya, “Saya pikir seseorang telah memasukkan racun ke dalam makanan saya. Saya merasa pusing dan sakit kepala hebat. Saya juga menemukan darah.”

Saya terbaring di tempat tidur selama tiga hari berikutnya dan tidak dicekok paksa makan. Saya hanya pergi ke kamar mandi sekali sehari, menopang diri saya dengan berpegangan pada tempat tidur. Air seni saya berwarna merah, menunjukkan bahwa mungkin ada darah di dalamnya.

Mulai hari ketiga setelah keracunan, saya menemukan darah di kotoran saya selama sembilan hari berturut-turut. Saya juga mengalami pusing yang hebat. Seperti orang berusia 80 tahun, saya duduk, bangun dari tempat tidur, dan berjalan perlahan, tetapi setelah beberapa menit saya akan mulai merasa pusing lagi.

Saya mengalami pengulangan episode seperti itu setiap bulan atau lebih selama enam bulan berikutnya, dengan masing-masing berlangsung sekitar lima hari. Salah satunya pada tanggal 17 Maret 2013, sekitar jam 10.30 malam. Saya sedang berbaring di tempat tidur pada saat itu dan tiba-tiba merasa pusing dan muntah. Frekuensi episode menjadi lebih sedikit dan terjadi setiap bulan selama enam bulan berikutnya.

Tiga hari setelah saya dibebaskan dari penjara, saya merasa sangat pusing sehingga saya tidak bisa bangun dari tempat tidur atau makan. Saya tidak bisa membuka mata. Itu berlangsung selama lima hari kemudian terjadi lagi setiap lima hari. Suatu kali saya berada di luar kota untuk pelatihan, dan dua hari setelahnya saya mulai merasa sangat pusing dan muntah di kamar mandi. Saya berbaring untuk beristirahat dan pingsan selama lima jam.

Saya akhir-akhir ini membaca banyak laporan Minghui tentang kasus praktisi Falun Gong yang diracun di tahanan atau penjara. Satu laporan adalah tentang seorang praktisi wanita yang diracuni di penjara, dan setelah dibebaskan, kakinya menjadi hitam dan akhirnya jatuh. Sulit bagi orang untuk membayangkan atau percaya tanpa melihat foto. Namun, karena saya sendiri mengalami gejala yang sangat mirip, saya tahu itu nyata.

Paha dan kaki saya menjadi sangat bengkak pada bulan Maret 2016. Saya perhatikan suatu hari bahwa bagian bawah kaki saya berubah menjadi warna gelap keabu-abuan, berlawanan dengan warna pucat normal pada kulit di bagian kaki lainnya.

Apa yang saya ungkapkan di sini hanyalah puncak gunung es dalam hal kejahatan yang tak terhitung jumlahnya yang telah dilakukan rezim komunis Tiongkok terhadap praktisi Falun Gong. Penganiayaan masih berlangsung di Tiongkok hingga hari ini. Saya berharap dengan berbagi apa yang telah saya lalui, orang akan melihat sifat jahat PKT, dan berharap orang-orang Tionghoa akan memisahkan diri dari Partai jahat.

(Ditulis pada tanggal 31 Agustus 2020. Jiang Guobo telah meninggal dunia pada tanggal 29 April 2021.)