(Minghui.org) Sepuluh penduduk Kota Changsha, Provinsi Hunan telah ditahan selama hampir satu tahun karena keyakinan mereka pada Falun Gong, sebuah latihan pikiran-tubuh yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999.

Seseorang yang mengetahui kasus tersebut mengungkapkan kepada beberapa keluarga praktisi bahwa Mei Guodong, wakil sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum setempat, sebuah badan di luar hukum yang ditugaskan untuk mengawasi penganiayaan, telah menentukan hukuman penjara mereka dan Pengadilan Liuyang yang menangani kasus praktisi hanya akan melalui formalitas dalam proses pengadilan.

Para praktisi, termasuk Li Zhigang [pria], Chen Yang [pria], Cao Zhimin [wanita], Zhang Furong [wanita], Liu Yanping [wanita], Yu Hui [wanita], Xia Jingze [wanita], Meng Kai [pria], Xu Lihua [wanita], dan Wen Jing [wanita], ditangkap pada larut malam tanggal 27 dan 28 Oktober 2020 oleh ratusan petugas dan anggota staf komite perumahan. Polisi menyita buku-buku, komputer, dan printer Falun Gong praktisi. Mereka mengungkapkan bahwa telah memantau panggilan telepon dan aktivitas online praktisi untuk waktu yang lama dan mereka mengikuti perintah dari atas untuk menangkap mereka.

Para praktisi sejak itu ditahan di dua pusat penahanan setempat, termasuk Pusat Penahanan No. 1, No. 2 dan No. 4. Kota Changsha.

Setelah penangkapan praktisi disetujui pada tanggal 5 Desember 2020, pengacara mereka pergi ke Departemen Kepolisian Liuyang dan Kejaksaan Liuyang untuk menanyakan kasus mereka, tetapi tidak ada yang mau bertemu dengan mereka. Pusat penahanan juga melarang pengacara mengunjungi praktisi. Pengacara kemudian mencoba untuk mengajukan pengaduan terhadap lembaga yang menangani kasus ini, tetapi tidak berhasil.

Pada saat yang sama, beberapa pengacara ditekan oleh firma hukum atau biro peradilan setempat untuk menarik diri dari kasus tersebut.

Kejaksaan Liuyang mengembalikan kasus tersebut ke polisi karena tidak cukup bukti pada bulan Maret 2021 dan polisi melimpahkannya lagi pada bulan April.

Beberapa orang tua praktisi, berusia 70-an dan 80-an, menempuh perjalanan bus berjam-jam untuk mengunjungi departemen kepolisian, kejaksaan dan pengadilan, untuk mencari keadilan bagi anak-anak mereka, tetapi tidak berhasil. Setelah mengetahui bahwa salah satu orang tua telah mengajukan pengaduan kepada pihak berwenang, seseorang yang mengidentifikasi dirinya sebagai anggota staf pengadilan pergi ke rumah orang tua dan mengancam mereka untuk mencabut pengaduan tersebut.

Sebagian besar anggota keluarga praktisi telah dilecehkan oleh polisi setempat pada tahun lalu, membuat mereka sangat tertekan. Seorang wanita meninggal setelah pukulan berat dari penangkapan putrinya.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

15 Hunan Residents Face Predetermined Prison Sentences for Practicing Falun Gong

Changsha, Hunan Province: 15 Face Trial, a 16th Has Been Imprisoned, All for Their Shared Faith

Hunan Police Refuse to Meet with Falun Gong Practitioners’ Lawyers

Changsha City, Hunan Province: 17 Falun Gong Practitioners and One Family Member Arrested, Two Harassed for Their Faith

Updates on Falun Gong Practitioners Targeted in Changsha City, Hunan Province Group Arrest

13 Hunan Residents Detained Incommunicado for Two Months and Counting

Changsha City, Hunan Province: Fourteen Arrested and One Harassed for Their Faith