(Minghui.org) Orang tua saya adalah seorang dosen di sebuah universitas. Ketika saya masih kecil, kesehatan ibu saya buruk. Dia sering mengeluh sakit, sakit kepala dan harus sering ke dokter. Baik pengobatan barat, pengobatan tradisional Tiongkok, maupun latihan qigong tidak membantunya pulih dari penyakitnya.

Kesehatan ayah saya juga buruk. Dia menderita neurasthenia (sakit syaraf) serius dan sering menderita insomnia.

Kesehatan orang tua saya yang buruk mengakibatkan suasana hati yang buruk, dan mereka sering bertengkar, yang membuat saya sedih. Saya ingat suatu hari, mereka bertengkar di pagi hari. Saya mengambil tas sekolah saya dan berjalan ke sekolah sambil menangis. Ketika saya duduk di kelas dua dan tiga, untuk waktu yang lama saya khawatir orang tua saya akan bercerai.

Diperkenalkan ke Falun Dafa

Pada musim panas 1997, ibu saya membawa saya mengunjungi ibunya dan tinggal selama beberapa hari. Seorang kerabat memperkenalkan ibu saya pada Falun Gong, juga disebut Falun Dafa, dan membawanya ke arena latihan setempat.

Pertama kali ibu saya mencoba latihan Falun Dafa, dia merasa tenang dan nyaman yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Begitu musik berakhir, dia berseru, seperti anak kecil: “Wah, latihan ini luar biasa!” Dengan dorongan praktisi, dia mulai berlatih Falun Dafa.

Ibu saya membawa pulang buku Falun Gong. Dia memperlakukan buku itu sebagai harta karun dan sering membacanya. Dia bahkan membawanya ketika dia mengantar saya ke taman, dan membacanya saat saya sedang bermain. Dia selalu bahagia setelah membaca buku itu.

Tak lama, ibu saya sembuh dari semua penyakitnya. Kemudian, dia membeli Zhuan Falun buku utama Falun Dafa, dan buku-buku Falun Dafa lainnya, dan memulai tempat latihan di universitas. Beberapa anggota staf fakultas melihat perubahan dramatis dalam dirinya dan datang untuk belajar Falun Dafa.

Sebelum berlatih Falun Dafa, ibu saya sering marah pada ayah karena dia tidak melakukan pekerjaan rumah. Setelah berlatih Falun Dafa, dia tidak lagi mengeluh atau kesal, sebaliknya, dia melakukan semua pekerjaan rumah dengan riang. Dari dia, saya belajar apa yang dimaksud dengan “Menanggung penderitann tanpa mengeluh.”

Suatu ketika, ayah saya menderita insomnia selama beberapa hari berturut-turut. Ibu saya membacakan Zhuan Falun untuknya. Segera, ayah saya tertidur dan tidak bangun sampai fajar. Dia berkata dengan gembira: “Saya sudah lama tidak tidur nyenyak! Buku ini luar biasa!” Ayah saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1998.

Sejak kedua orang tua saya mulai berlatih Falun Dafa, keluarga kami menjadi semakin harmonis. Saya tidak perlu khawatir mereka akan bercerai, dan saya juga mulai berlatih Falun Dafa. Setiap pagi, saya bergabung dengan orang tua saya berlatih, mendengarkan ceramah Guru, dan membaca buku berharga Zhuan Falun.

Saya berubah dari siswa biasa-biasa saja menjadi siswa berprestasi di kelas saya. Saya sering mendengar orang tua lain bertanya kepada ibu saya, “Bagaimana prestasi akademik putri anda tiba-tiba meningkat begitu pesat?”

Guru berkata,

“Di kala mendidik anak kecil, acap kali orang dewasa berharap agar kelak dia dapat mempunyai tempat berpijak di tengah masyarakat manusia biasa, jadi sejak kecil sudah dididik: “Kamu perlu belajar cerdik sedikit.” Dalam alam semesta kita ini, “cerdik” itu sudah terlihat salah, karena prinsip kita adalah mengikuti keadaan secara wajar, harus memandang hambar pada kepentingan pribadi. Dengan begitu cerdik berarti berusaha mengejar kepentingan pribadi. “Siapa saja yang telah berbuat sewenang-wenang kepadamu, kamu cari gurunya, cari orang tuanya.” “Kalau melihat uang kamu harus pungut,” dengan cara ini dia dididik. Sejak kecil sampai dewasa bila anak ini makin banyak menerima hal-hal demikian, maka di dalam masyarakat manusia biasa dia berangsur-angsur kian memuncak sifat egoisnya, sehingga dia akan mengambil keuntungan atas kerugian orang lain, dia akan kehilangan De.” (Ceramah 2, Zhuan Falun)

Jika orang tua saya tidak berlatih Falun Dafa, mereka akan menjadi orang tua seperti yang Guru gambarkan di atas. Untungnya, orang tua saya berlatih Falun Dafa dan mengikuti ajaran Guru. Setiap kali saya menemui masalah, mereka pertama-tama membaca buku-buku Dafa bersama saya, dan kemudian mendorong saya untuk berpikir tentang bagaimana mengikuti persyaratan Guru dan hidup dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar.

Diperlakukan dengan Kasih Sayang

Di Tiongkok, siswa berada di bawah banyak tekanan dengan tugas sekolah dan ujian. Teman-teman sekelas saya sering dimarahi atau bahkan dipukuli oleh orang tua mereka jika mereka tidak mengerjakan ujian dengan baik, dan beberapa dari mereka takut untuk pulang setelah mendapat nilai yang buruk.

Tetapi orang tua saya tidak pernah memukuli atau memarahi saya; mereka hanya dengan sabar membantu saya menganalisis apa masalah saya. Ketika saya tidak mengerjakan ujian dengan baik, saya ingin pulang secepat mungkin, karena rumah saya adalah tempat yang hangat di mana orang tua saya berada, dan mereka akan selalu sabar dengan saya dan membantu saya menemukan masalah saya jadi saya bisa meningkat.

Menghadapi Penganiayaan

Partai Komunis Tiongkok (PKT) melancarkan penganiayaan terhadap Falun Dafa setelah tanggal 20 Juli 1999. Otoritas universitas berbicara dengan orang tua saya berkali-kali dan menekan mereka untuk berhenti berlatih. Orang tua saya percaya tidak ada yang salah dengan berlatih Sejati-Baik-Sabar dan tidak menyerah.

Polisi PKT menangkap ibu saya ketika dia sedang membagikan materi informasi klarifikasi fakta, dan secara ilegal menahannya selama 15 hari.

Saat itu saya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Saya sering menemukan masalah yang memfitnah Falun Dafa dalam ujian ilmu politik dan kimia. Saya selalu tidak menjawabnya, dan membiarkan kosong. Ketika guru bertanya mengapa, saya memberi tahu mereka: “Apa yang dikatakan di televisi (TV) sangat berbeda dari kebenaran.” Para guru kemudian meninggalkan saya sendirian.

Suatu kali, guru kimia berkata di kelas selama sesi peninjauan pasca ujian, “Pertanyaan ini – (mengacu pada pertanyaan yang memfitnah Falun Dafa) dibuat-buat. Pencipta Falun Dafa tidak mengatakan hal seperti itu.” Saya senang untuk guru.

Berhasil dalam Studi

Kemudian, guru ilmu politik berbicara dengan orang tua saya: “Apakah layak meninggalkan pertanyaan yang tidak terjawab, dan kehilangan poin dalam Ujian Masuk SMA, mencegah putri anda masuk ke SMA?” Ayah saya menjawab dengan percaya diri: “Jangan khawatir. Putri saya akan memasuki SMA bahkan tanpa menjawab pertanyaan seperti itu.”

Di SMP, guru bahasa Mandarin kami meminta kami untuk menghafal sebuah artikel berjudul “Berbicara tentang Tulang Punggung,” yang mengutip Mencius, “Dia tidak boleh dirusak oleh kekayaan dan kehormatan; untuk tidak dibelokkan oleh kemiskinan, dan tidak dibengkokkan oleh kekuatan.” Sejak saat itu saya mengagumi orang tua saya!

Ketika saya masih di SMA, ibu saya berada jauh dari rumah sementara waktu untuk menghindari pelecehan dari pengikut PKT. Sekolah asrama saya sangat ketat, dan saya memiliki banyak tugas sekolah. Ayah saya memberi saya satu set kaset ceramah Guru di Jinan, jadi saya mendengarkannya sebelum tidur setiap malam.

Selama tahun terakhir saya SMA, saya berada di bawah banyak tekanan dan menghargai setiap nilai ujian. Ayah saya sering membacakan Fa Guru untuk meredakan tekanan saya.

“Tanpa berpikir soal masuk ke perguruan tinggi, berusahalah sekuat tenaga belajar dengan baik, itu sudah cukup. Bila berhasil dalam pelajaran anda, bukankah akan ada perguruan tinggi dan S2 dengan sendirinya? Demikianlah prinsipnya.” (“Tanya Jawab Ceramah Fa di Guangzhou.” Zhuan Falun Fajie)

Teguh Percaya pada Dafa

Kemudian, saya studi sarjana dan pascasarjana di sebuah universitas besar di Tiongkok. Setelah lulus, saya mendapatkan pekerjaan di bank internasional terkemuka. Ketika saya masih di sekolah pascasarjana, orang tua saya dibawa ke pusat pencucian otak dan mengalami penganiayaan yang kejam. Ibu saya hampir meninggal. Tak lama setelah saya mendapat pekerjaan baru, PKT lagi menangkap ayah saya.

Orang tua saya telah melewati banyak gangguan iblis. Terlepas dari penindasan jahat PKT terhadap Falun Dafa, mereka sangat percaya pada Falun Dafa dan Guru Li dan terus mengklarifikasi fakta kepada orang-orang di Tiongkok.

Sekarang saya berada ribuan mil jauhnya, tetapi saya tidak pernah khawatir tentang mereka; setiap kali saya memikirkan mereka, saya merasa nyaman. Ada Guru Li yang mengawasi mereka dan Falun Dafa membimbing mereka. Mereka maju dengan gigih dalam Xiulian.

Orang tua saya bangun sekitar pukul 03.00 pagi setiap hari untuk melakukan latihan Falun Dafa. Kemudian, mereka memulai hari belajar Fa dan klarifikasi fakta. Selama pandemi, orang tua saya pergi ke pedesaan dari waktu ke waktu untuk membagikan materi klarifikasi fakta dari rumah ke rumah pada malam hari. Suatu malam lewat tengah malam, ibu saya berbagi puisi segera setelah mereka sampai di rumah,

“Bintang berkelap-kelip melihat ke bawah di bumi di mana hanya sedikit yang berjalan;
Lampu rumah jauh dan dekat memberi isyarat kepada pengikut Dafa untuk menyelamatkan mereka yang ada di dalam;
Memegang kebenaran di tangan, saya memberikannya kepada orang-orang untuk membedakan baik dan jahat;
Saya berharap semua makhluk memahami kebenaran dan menyambut awal yang baru.”

Ibu mengirimi saya puisi itu melalui email:

“Sebuah gambar muncul di depan mata: langit malam dihiasi bintang-bintang, dan jalanan kosong;
dekat atau jauh, lampu rumah memberi isyarat kepada orang tua saya dan meminta materi klarifikasi fakta.”

Orang tua saya meletakkan materi di depan pintu rumah, berharap orang-orang dapat memahami kebenaran, selamat dari bencana, dan memiliki masa depan yang cerah.

Terima kasih Guru! Dan terima kasih, Falun Dafa, karena membawa perubahan yang begitu fenomenal kepada orang tua saya. Mereka tidak hanya mendapatkan kembali kesehatan mereka, tetapi juga telah menjadi orang yang paling baik di dunia – yaitu menjadi praktisi Falun Dafa!