(Minghui.org) Sepanjang sejarah manusia ada banyak wabah. Melihat lebih dekat pada malapetaka ini menunjukkan bahwa mereka berada di luar kendali orang, datang dan pergi begitu saja tanpa penjelasan apa pun. Tetapi selalu ada beberapa orang yang, tampaknya secara ajaib, selamat.

Berikut adalah beberapa contoh.

Mempertaruhkan Nyawa Sendiri untuk Berbuat Baik

Mai You Ji, kumpulan cerita pendek dari Dinasti Qing, mendokumentasikan wabah yang sangat merusak sehingga seluruh keluarga binasa, dan siapa pun yang dekat dengan yang terinfeksi akan mati juga.

Ada seorang sarjana bernama Wang Yuxi. Gurunya yang bernama Chen Junshan dan empat anggota keluarganya semuanya meninggal karena wabah pada suatu malam. Kerabat dan tetangga mereka tidak ada yang berani berurusan dengan orang mati tersebut.

Guna menghormati gurunya dan bersimpati pada keluarga, Wang pergi ke rumah untuk membersihkan barang-barang dan menguburkan mereka. Ia menemukan seorang bayi masih hidup dan mencarikan dokter untuk merawat bayi tersebut.

Meskipun kontak dekat dengan yang sakit, Wang tetap sehat. Orang-orang yang mengetahui hal ini mengatakan bahwa dia telah diberkati oleh Tuhan atas kebaikan hati dan perbuatan baiknya.

Seorang Janda Suci

Pada tahun 1835 sebuah wabah melanda daerah Hangzhou (di Provinsi Zhejiang saat ini). Begitu banyak orang meninggal sehingga tidak ada lagi peti mati untuk dipakai menguburkan.

Putra seorang pria bernama Jin meninggal muda, dan jandanya tetap membujang selama lebih dari 30 tahun. Pada Malam Tahun Baru, Jin mendengar seseorang berjalan melewati rumahnya berkata: "Ada seorang janda yang saleh di rumah ini." Ketika Jin membuka pintu keesokan paginya, dia melihat lingkaran merah besar di pintu. Berpikir itu adalah coretan anak-anak, dia mengabaikannya.

Epidemi memburuk pada musim panas itu. Orang-orang di setiap keluarga di lingkungan itu meninggal—kecuali di rumah Jin. Pada saat itu, Jin menyadari lingkaran merah adalah tanda yang dibuat oleh dewa untuk melindungi keluarganya.

Kebajikan menantu perempuannya tidak hanya mendapatkan hormat dari penduduk desa tetapi juga berkah dari dewa.

Perbuatan Baik Bermanfaat Bagi Generasi Selanjutnya

Feng Shixing adalah seorang pejabat di Dinasti Song. Ketika dia masih muda, dia bertemu dengan sekelompok orang-orang yang tampak aneh pada Hari Tahun Baru. Karena penasaran, dia bertanya siapa mereka.

Salah satu dari mereka menjawab: “Kami adalah hantu pes yang akan menyebarkan penyakit di awal tahun baru.”

Feng bertanya: “Bagaimana dengan keluarga saya?”

Hantu itu menjawab: “Dimulai dengan kakekmu, tiga generasi dalam keluargamu adalah orang-orang yang berbudi luhur—melakukan perbuatan baik dan menghentikan perbuatan salah. Jadi keluargamu akan baik-baik saja.”

Wabah terjadi kemudian dan, di daerah itu, hanya di keluarga Feng yang tidak ada kematian.

Hari Ini

Sejak Partai Komunis Tiongkok (PKT) merebut kekuasaan pada tahun 1949, telah menyebabkan lebih dari 80 juta kematian tidak wajar karena gerakan politiknya, termasuk penganiayaan terhadap Falun Gong yang masih sedang berlangsung, sebuah latihan pikiran-tubuh berdasarkan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar.

Menurut budaya tradisional Tiongkok, ketika penguasa suatu negara melakukan hal-hal buruk, bencana, termasuk wabah, mungkin menimpa mereka dan pengikutnya. Untuk tetap aman dalam menghadapi bencana yang akan datang, membebaskan diri dari PKT tampaknya sangat masuk akal. Dengan mendengarkan hati nurani kita dan tidak mengkompromikan prinsip-prinsip kita, kita akan sekali lagi diberkati dengan kesehatan, keamanan, dan kebahagiaan.