(Minghui.org) Ibu saya dikenal sebagai “wanita tangguh” -- baik hati namun kuat. Selama bertahun-tahun, dia memimpin federasi wanita di komune kami. Ibu bisa dengan mudahnya mengangkat kantong kentang seberat 100 kg di pundaknya dan berjalan dengan ringan. Bahkan para pemuda di desa kami bukan tandingannya.

Ibu memberi tahu saya dulunya dia muntah darah selama empat atau lima tahun, dan setiap kalinya dia akan kehilangan darah sebaskom penuh.

Kami tinggal di pegunungan, dan ibu tidak bisa pergi mendapatkan pengobatan di kota, terutama hidup dengan keempat putri mudanya, jadi ibu harus bisa bertahan.

Ibu berkata, “Ibu tidak menanggapinya terlalu serius.” “Ibu yakin bila kita ditakdirkan meninggal pada malam hari, kita tidak akan bisa bertahan hingga fajar.”

Setelah itu, ibu menderita tumor kanker di bawah ketiaknya. Namun, ibu tidak ditakdirkan untuk meninggal.

Ada seseorang bernama Meng Er di daerah kami. Dia sangat berbakat dalam pengobatan Tiongkok, namun hanya sangat sedikit orang yang bisa mendapatkan pengobatan darinya karena karakternya yang eksentrik. Ibu adalah pengecualian, karena beliau menghormati ibu.

Ibu saya sangat cakap. Ibu mengelola banyak tanah kosong untuk menumbuhkan gandum agar dapat menghidupi keluarga. Saat kami memiliki lebih dari cukup, ibu akan memberikan kupon gandum kami kepada Meng Er dan keluarganya. (Catatan: Pemerintah Tiongkok memberikan kupon gandum kepada rumah tangga pada tahun 1950an sebagai bagian dari sistem pendistribusian untuk mengatur pasokan dan konsumsi hasil pedesaan. Konsumsi yang melebihi kupon yang telah dikeluarkan harus dibeli dengan harga pasar yang jauh lebih tinggi.)

Terdapat delapan orang di keluarga Meng Er, termasuk enam putranya, dan kupon gandum yang diperuntukkan bagi mereka tidak pernah cukup untuk memberi makan keluarga. Meng Er sangat berterimakasih atas kebaikan ibu dan memperlakukannya layaknya saudara perempuan sendiri.

Dia mencoba yang terbaik untuk menyembuhkan penyakit ibu saya, dan pada akhirnya dia berhasil membunuh kanker tumor menggunakan pengobatan akupunktur jarum api. Dia juga menyelamatkan nyawa ipar perempuan ibu saya setelah rumah sakit gagal menyembuhkan kankernya.

Meng Er juga pandai meramal, membaca feng shui, mengusir roh jahat, menggambar karakter ajaib, dan lain-lain. Jika seorang anak ketakutan, dia akan menuliskan karakter ajaib di secarik kertas dan meletakkannya di bawah bantal anak tersebut. Sang anak akan sembuh keesokan harinya, sambil tampak bahagia dan riang.

Suatu kali, dia mengungkapkan rahasia langit kepada ibu, “Saat masa akhir Dharma dan fase terakhir tiba, akan ada pergolakan di dunia manusia. Orang-orang baik akan dipenjarakan, sedangkan orang-orang jahat yang memegang kendali. Akan ada malapetaka dan wabah. Setelah semua penderitaan ini, orang baik akan tetap tinggal dan orang jahat akan tersisihkan.”

Ibu sangat percaya dengan apa yang Meng Er katakan padanya, dan itu memberikan dasar yang kuat atas keyakinan ibu terhadap Falun Dafa di kemudian hari.

Keluarga kami pindah dan tinggal di kota tahun 1982. Meng Er datang mengunjungi ibu tahun 1990, dan tak lama setelah itu dia meninggal. Saya sering merasa kasihan padanya. Dia bisa disebut sebagai “setengah dewa” di tengah duniawi. Andai saja dia hidup beberapa tahun lagi, dia akan bisa melihat era agung saat Falun Dafa disebarkan ke seluruh dunia!

Ibu beruntung karena tiga dari empat putrinya berlatih Falun Dafa. Setelah kami berlatih, ibu banyak berubah. Ibu mulai lebih menghargai hidup, bahkan binatang-binatang kecil sekalipun. Ibu tidak membunuh apapun dan selalu penuh dengan semangat dan energi yang lurus.

Kelurusan Ibu saat Penganiayaan Falun Dafa

Seperti jutaan lainnya di Tiongkok, Ibu juga menderita siksaan mental yang tak terbayangkan setelah 20 Juli 1999, saat Partai Komunis Tiongkok memulai penganiayaan merajalela terhadap praktisi Falun Dafa.

Saya dan saudara perempuan dipaksa meninggalkan rumah dan hidup berpindah-pindah. Sebagian dari kami kemudian ditangkap dan dipenjarakan. Salah satu dari ipar laki-laki saya juga dipenjarakan dua kali dengan total selama 12 tahun. Meski ibu tidak pernah berlatih Falun Dafa sendiri, dia selalu percaya bahwa Falun Dafa baik, bahkan di masa sulit sekalipun.

Orang tua saya sangat ramah, dan semua tetangga kami senang datang ke tempat kami untuk berbincang-bincang. Ibu adalah orang yang murah hati dan selalu menjamu mereka dengan teh dan rokok. Tak lama kemudian, rumah kami menjadi tempat terkenal untuk perkumpulan sosial.

Suatu hari, saat sekelompok orang berbincang-bincang dan menonton TV di rumah kami, sebuah program yang memfitnah Falun Dafa dan penciptanya, Guru Li, tiba-tiba muncul di layar TV. Sebelum semuanya menyadari apa yang terjadi, ibu mematikan TV dan berkata, “Siapa yang akan mendengarkan omong kosong itu? Itu semua kebohongan.”

Saat saluran CCTV yang dimiliki negara menyiarkan “rekayasa bakar diri” di Lapangan Tiananmen, ibu mematikan TV nya lagi. Ayah tidak mengerti mengapa ibu melakukannya dan berdebat, “Bagaimana bisa CCTV salah? Mengapa tidak biarkan saja kami menontonnya?”

Ibu berkata, “Coba lihat sekeliling.” “Ada ribuan orang yang berlatih Falun Dafa di kota kecil kita, dan ada puluhan dari mereka tinggal dekat dengan kita. Pernahkan kamu mendengar mereka melakukan bunuh diri dengan cara bakar diri? Jelas sekali, Partai Komunis Tiongkok menjebak Falun Dafa. Bagaimana bisa kamu memercayai kebohongan semacam itu?!”

Ayah terdiam, dan tetangga mengangguk setuju dengan ibu saya.

Suatu hari, ibu berkata pada saya, “Ibu selalu ingat apa yang Meng Er katakan. Pergolakan yang dulu dia bicarakan terjadi saat ini. Orang-orang baik dipenjarakan dan orang-orang jahat yang memegang kendali.”

Dengan senyum di wajahnya ibu berkata, “Itu bukan karena ibu memiliki bawaan dasar yang baik, tapi ibu mendapatkan petunjuk dari Guru Dafa.”

“Suatu kali saat kita berdua berbincang-bincang di ruangan yang kecil, ibu melihat aura di atas kepalamu. Ibu tidak memberi tahumu, karena takut aura itu mungkin menghilang bila kamu merasa puas dengan dirimu sendiri.”

“Ibu berpikir, wow, Falun Dafa sungguh luar biasa, seorang manusia biasa dapat timbul aura!”

Ibu melanjutkan, “Sungguh disayangkan ibu tidak pernah bersekolah dan tidak bisa baca tulis; bila tidak, ibu juga akan berlatih Falun Dafa. Meskipun bukan seorang praktisi, ibu percaya pada Guru Falun Dafa.”

“Pernah ada beberapa orang dari komite lingkungan datang bersama beberapa polisi untuk menggeledah rumah kita dan mencoba menangkap kakak perempuanmu. Ibu menyembunyikan buku-buku Dafa kakakmu sebelum mereka datang. Ibu tidak tahu di mana menyembunyikannya, jadi ibu membungkusnya dengan lapisan kertas plastik dan menyembunyikannya di tumpukan batu bara.”

“Sambil melakukannya ibu berkata, ‘Guru Li saya bukan bermaksud tidak hormat terhadap Anda, tapi tidak ada tempat lain yang bisa saya gunakan untuk menyembunyikan buku-buku ini dengan aman. Mohon jangan salahkan saya!’”

“Benar saja, saat orang-orang itu datang mencoba mencari bukti untuk menangkap kakak perempuanmu, mereka tidak dapat menemukan apapun. Mereka mencari kemana-mana, bahkan gudang penyimpanan sayur-sayuran kita. Mereka pastinya akan menemukan buku-buku tersebut jika ibu tidak menyembunyikannya di tumpukan batu bara.”

Saya sangat tersentuh dengan apa yang ibu katakan tentang pikiran dan perbuatan lurusnya.

Saat kedua kakak perempuan saya ditangkap secara ilegal dan ipar laki-laki saya dijatuhi hukuman penjara selama lima tahun, saya juga terpaksa hidup berpindah-pindah setelah kembali dari Beijing demi mencari keadilan bagi Falun Dafa. Ibu menanggung tekanan mental yang sangat besar karena orang-orang bergosip tentang apa yang terjadi dengan keluarga saya. Namun, ibu tetap tak tergerak dengan keyakinannya terhadap Dafa.

Ibu sering keluar jalan-jalan saat ada banyak orang, dan memulai percakapan dengan mereka, memberi tahu mereka bahwa anak-anaknya ditangkap bukan karena mencuri atau melakukan hal yang buruk, namun karena mencoba menjadi orang baik, dan ibu merasa bangga dengan mereka!

Perbuatan lurus ibu juga memiliki dampak positif terhadap orang-orang setempat, dan kebanyakan dari mereka memiliki pandangan yang positif tentang Falun Dafa, kecuali sejumlah kecil orang yang mengikuti keuntungan pribadi Partai Komunis.

Salah satu dari mereka sebenarnya teman baik ibu. Dia membuat banyak tuduhan palsu terhadap ipar laki-laki saya, dengan harapan memperoleh hadiah uang. Akibatnya, ipar laki-laki saya ditangkap lagi dan dijatuhi hukuman penjara.

Orang-orang yang tinggal di sekitar semua menyalahkannya, dengan berkata: “Kita semua rakyat yang datang dari timur laut untuk mencari nafkah. Pria muda tersebut tidak melakukan kesalahan apapun. Semua itu adalah penganiayaan politik. Bagaimana bisa anda melakukan hal yang tidak manusiawi seperti itu!”

Wanita tersebut benar-benar merasa malu dan tak lama sesudahnya mulai jatuh sakit. Dia menghabiskan banyak uang untuk pengobatan medis.

Kemudian, dia meminta maaf kepada ibu saya sambil menangis berkali-kali, “Saya tersesat dengan kepala kacau pada waktu itu, dengan berpikir bahwa saya akan mendapatkan hadiah uang jika saya melaporkannya. Pada akhirnya, bukan hanya tidak mendapatkan uang, namun saya juga menjadi sangat sakit dan merusak reputasi saya sendiri. Saya merasa sangat menyesal karena telah melakukan hal yang memalukan semacam itu.”

Ibu mengasihaninya dan memaafkannya.

Saya ingat merasa takut saat hidup berpindah-pindah, dan selalu merasa ada orang yang membuntuti saya. Suatu kali saat saya dan ibu melewati wilayah hukum kami, saya memperhatikan sebuah mobil polisi di belakang kami. Dengan takut saya berkata, “Bu, ada mobil polisi yang mengikuti saya. Apa yang harus saya lakukan?”

Dengan tenang ibu berkata, “Jangan takut.” “Bersandarlah dengan pikiran jernih. Kamu adalah praktisi Dafa dan memiliki Guru yang menjagamu. Mengapa takut dengan mereka?”

Kata-kata ibu membangkitkan pikiran lurus saya, dan saya langsung melepaskan keterikatan rasa takut. Mobil polisi bergegas melewati kami. Kemudian, saya menelepon ibu dan memintanya menemani saya mengklarifikasi fakta tentang Dafa kepada komite lingkungan dan polisi setempat.

Berkat perlindungan Guru dan dukungan lurus ibu, saya mengakhiri hidup berpindah-pindah dengan bermartabat.

Hidup Ibu Diperpanjang Berkat Kebaikan dan Kelurusannya

Kakek meninggal saat dia berusia 54 tahun, dan menurut seorang peramal, ibu memiliki nasib yang sama dan akan meninggal saat dia berusia 54. Namun ibu adalah orang yang beruntung. Ibu mematut diri dengan standar moral tinggi dan senang membantu orang lain sepanjang hidupnya.

Pada tahun 1970an, semua keluarga di daerah kami miskin. Namun, ibu justru membantu pasangan dalam pengaturan pernikahan mereka. Ibu memberikan setengah peralatan dapurnya kepada pengantin baru. Pengantin wanita dengan terharu berkata, “Bibi, anda memperlakukan kami bahkan lebih baik dari ibu saya sendiri dan ibu mertua. Saya tidak tahu bagaimana cara kami membalas kebaikan anda!”

Ibu membantu orang lain kapanpun dia bisa, kebaikan serta keyakinan teguhnya terhadap Dafa memperoleh berkah dari langit.

Dengan percaya diri ibu berkata, “Saya diberkati dan hidup saya diperpanjang 24 tahun.”

Namun, orang masih perlu membayar hutang karmanya. Ibu mengalami beberapa situasi berbahaya, namun dia selamat setiap kalinya dengan sedikit kemalangan.

Suatu kali, ibu mengendarai sepeda roda tiga melalui daerah yang terisolasi. Tiba-tiba ibu merasa seperti seseorang menjungkirbalikkan sepeda roda tiganya dari belakang. Ibu jatuh dan wajahnya mendarat dengan keras di permukaan beton. Darah mengalir di seluruh wajahnya. Ibu perlahan-lahan bangkit untuk melihat siapa yang telah melakukan hal semacam itu, namun dia tidak melihat ada orang di sekitar.

Dalam hati ibu berpikir: “Tempat ini pasti tidak bersih. Saya pasti telah berjumpa dengan semacam hantu.”

Ibu melihat kolam berisi air hujan di dekat tempat tersebut, jadi ibu pergi membasuh darah di wajahnya. Saat itulah, seorang pria muda datang padanya dan berkata, “Bagaimana bisa wajah anda berlumuran darah? Anda tidak seharusnya mencuci muka dengan air di dalam kolam. Airnya sangat kotor karena kuman. Anda pasti akan terkena tetanus.” Dia lalu mengeluarkan beberapa tisu dari kantong celananya.

Ibu berterima kasih kepadanya. Ibu tidak pergi ke rumah sakit, namun tak lama kemudian wajahnya segera pulih.

Di suatu kejadian lain, saat ibu berjongkok di depan kompor untuk menghangatkan tempat tidur bata, tiba-tiba terjadi ledakan keras. Arang besi batu bara kecil di kompor meledak, dan banyak puing-puing itu menusuk wajah ibu, membuat wajahnya rusak.

Ayah dan teman-temannya yang berada di rumah kami sangat ketakutan. Mereka mencoba mengeluarkan arang besi batu bara di wajahnya, namun ibu tetap sangat tenang seakan-akan tidak ada apapun yang terjadi.

Mereka mencoba membujuk ibu untuk diperiksa di rumah sakit, namun ibu menolak sambil berkata, “Saya memiliki Guru Dafa yang melindungi saya. Tidak perlu ke rumah sakit.” Semua orang merasa bahwa ibu sangat beruntung karena matanya tidak terluka. Tak lama kemudian wajahnya pulih sepenuhnya.

Satu tahun kemudian, ibu merasakan sakit yang menusuk di perutnya. Rasanya sangat sakit sampai-sampai “wanita tangguh” tidak dapat menahannya lagi dan pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Dokter berkata bahwa rasa sakitnya diakibatkan oleh batu empedu, namun karena usianya yang sudah lanjut, mereka memilih pengobatan konservatif menggunakan pengobatan herbal Tiongkok.

Kakak perempuan saya membawa ibu ke rumahnya untuk dirawat. Kakak berkata pada ibu, “Ibu memiliki keyakinan yang sangat teguh terhadap Guru selama bertahun-tahun. Ibu melindungi buku-buku Dafa dan berbicara keadilan bagi Dafa. Meski bukan seorang praktisi, Guru telah menjaga ibu karena apa yang telah ibu lakukan. Obat-obat itu tidak dapat mengobati penyakit ibu. Usia ibu sudah 70an. Lebih baik Ibu berlatih Falun Dafa. Sungguh disayangkan melewatkan kesempatan berharga semacam ini.”

Mendengar apa yang kakak saya katakan, ibu menyingkirkan obat-obatannya dan mulai mempelajari Dafa. Ibu menonton rekaman sembilan ceramah Guru dan melakukan latihan bersama kakak setiap pagi. Beberapa hari kemudian, rasa sakitnya menghilang.

Setelah pulang ke rumah, ibu bangun jam 3.50 pagi setiap hari untuk melakukan latihan dan terus mendengarkan ceramah Fa Guru di siang hari. Kami semua berpikir bahwa ibu telah menjadi seorang praktisi.

Namun, gangguan yang mencegahnya berlatih sangat kuat. Saat ibu mendengar bahwa ipar laki-laki saya hampir meninggal akibat siksaan di penjara, tekad ibu untuk terus berkultivasi mulai goyah. Meskipun ibu ingin memulai lagi dari awal, sangat sulit baginya untuk melewati gangguan yang membuatnya patah semangat melakukan latihan dan mendengarkan ceramah. Ibu menyadari gangguan ini dan tahu bahwa dia telah kehilangan kesempatan berharga untuk berkultivasi Dafa.

Harapan terbesar ibu adalah tidak ingin menjadi beban anak-anaknya sebelum meninggal, dan apa yang paling ditakutinya adalah terbaring di ranjang selama bertahun-tahun dan orang lain harus merawatnya. Ibu sering berkata, “Betapa beruntungnya bila ibu bisa meninggal saat tertidur.”

Saat berusia 78 tahun, ibu meninggal dengan tenang dalam tidurnya. Banyak teman lamanya sangat sedih dengan kematiannya, namun pada waktu yang sama mereka juga merasa senang untuknya, karena ibu tidak menderita di hari-hari terakhirnya.

Saya tahu di dalam hati bahwa meskipun ibu telah meninggalkan kami di dunia manusia ini, ibu berada di tempat yang layak di suatu tempat alam semesta.