(Minghui.org) Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan spiritual berdasarkan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Sejak Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai menganiaya latihan ini pada bulan Juli 1999, banyak praktisi Falun Gong telah ditangkap, ditahan, dan disiksa karena menolak melepaskan keyakinan mereka.

Laporan ini berfokus pada penganiayaan terhadap lansia yang berlatih Falun Gong dan bagaimana mereka telah dianiaya secara fisik dan mental oleh rezim komunis terlepas dari usia mereka. Beberapa dari mereka dianiaya hingga meninggal akibat penyiksaan dan tekanan yang luar biasa dari pihak berwenang.

Menurut data yang dikumpulkan antara tanggal 1 Januari sampai 31 Desember 2020 oleh Minghui.org, total 1.334 praktisi yang berusia lebih dari 65 tahun dianiaya, termasuk 702 praktisi ditangkap dan 476 diganggu; 114 praktisi lainnya dijatuhi hukuman, dengan hukuman terlama 12 tahun; 42 praktisi dianiaya hingga meninggal, 13 di antaranya meninggal dalam tahanan.

Di antara 1.188 praktisi yang ditangkap dan diganggu, 17 diantaranya berusia di atas 90 tahun, dengan yang tertua berusia 94 tahun. 295 praktisi berusia 80-an tahun.

Kecaman Seluruh Dunia atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Tiongkok

Sementara penganiayaan terhadap Falun Gong tetap berlanjut, semakin banyak orang dan pemerintah yang mengutuk kebrutalan PKT terhadap praktisi yang tidak bersalah. Komunitas internasional telah mengambil serangkaian tindakan untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku.

Pada tanggal 7 Desember 2020, UE mengadopsi kerangka kerja untuk “menargetkan individu, entitas, dan badan... yang bertanggung jawab atas, terlibat dalam, atau terkait dengan pelanggaran dan pelanggaran hak asasi manusia yang serius di seluruh dunia.” Kerangka kerja perlindungan hak asasi manusia global baru UE ditata setelah “Undang-Undang Akuntabilitas Hak Asasi Manusia Magnitsky Global,” yang pertama kali disahkan oleh Kongres AS pada tahun 2016. “Undang-Undang Magnitsky Global” AS memberi wewenang kepada pemerintah AS untuk memberikan sanksi kepada pelanggar hak asasi manusia dari seluruh dunia, termasuk membekukan aset mereka di AS dan melarang mereka masuk ke negara tersebut.

Segera setelah kerangka kerja perlindungan hak asasi manusia global Uni Eropa diadopsi, praktisi Falun Gong di 29 negara menyerahkan daftar pelaku kejahatan hak asasi manusia kepada pemerintah masing-masing yang meminta negara-negara ini memberikan sanksi kepada pelaku yang terdaftar dan anggota keluarganya dengan pembatasan visa dan membekukan aset mereka karena keterlibatan mereka dalam penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok.

Tiga hari kemudian pada tanggal 10 Desember, AS mengumumkan sanksi lebih lanjut terhadap 17 pejabat pemerintah asing karena pelanggaran hak asasi manusia atau korupsi. Di antara mereka adalah Huang Yuanxiong dari Kantor Polisi Biro Keamanan Umum, Xiamen Wucun, atas keterlibatannya dalam penahanan dan interogasi terhadap praktisi Falun Gong. Sanksi terhadap Huang mengejutkan banyak orang karena Huang hanyalah seorang petugas polisi tingkat rendah.

***

Di bawah ini adalah foto dari kasus penganiayaan baru-baru ini terhadap praktisi lanjut usia di Tiongkok. Karena sensor informasi di Tiongkok, jumlah praktisi Falun Gong yang dianiaya karena keyakinan mereka tidak selalu dapat dilaporkan secara tepat waktu, juga tidak semua informasi tersedia.

Dianiaya sampai Meninggal

Ahli Penyakit Dalam Heilongjiang Dipukul hingga Meninggal (Foto grafis di artikel terkait)

Wang Shukun, seorang dokter penyakit dalam berusia 66 tahun di Rumah Sakit Kota Hailin di Kota Haining, Provinsi Heilongjiang, menerima telepon pada akhir bulan Juni 2020 dari Han Yan, sekretaris Partai di rumah sakit. Dia diberi tahu bahwa Chen Guangqun, presiden rumah sakit, sedang mencarinya.

Ketika tiba di rumah sakit, dia menemukan bahwa petugas dari Kantor Polisi No. 1 Kota Hailin yang mencarinya. Petugas berusaha memaksa Dr. Wang menulis pernyataan untuk melepaskan Falun Gong dan untuk mengakui bahwa suaminya, Dr. Yu Xiaopeng, juga berlatih Falun Gong.

Dr. Yu, seorang ahli bedah di rumah sakit yang sama, dipecat 29 tahun yang lalu karena menolak membuat catatan medis seperti yang diarahkan oleh presiden rumah sakit saat itu. Dia telah mengajukan petisi untuk ganti rugi selama bertahun-tahun dan dianggap sebagai target utama oleh pihak berwenang yang mencoba untuk melanjutkan penganiayaannya dengan mengklaim bahwa dia juga berlatih Falun Gong. Padahal, dia tidak pernah berlatih.

Ketika Dr. Wang menolak menandatangani pernyataan, polisi memukulinya selama berjam-jam di rumah sakit. Mereka mengancam bahwa jika dia tidak menulis pernyataan tersebut, mereka akan mencari orang lain untuk menulis pernyataan atas namanya.

Dr. Wang menderita sakit kronis di kakinya dan memohon kepada petugas untuk melepaskannya. Mereka setuju tetapi mengancam akan datang lagi beberapa hari kemudian.

Dr. Wang harus merangkak menaiki tangga untuk kembali ke unit apartemennya. Suaminya melihat ada memar di tubuhnya. Tempurung lututnya retak dan dia berkeringat.

Tiba-tiba, Dr. Wang menderita pendarahan otak pada sore hari, tanggal 1 Juli. Dia sangat pusing dan merasa ingin muntah. Dia meninggal sekitar pukul 04:25 dini hari, tanggal 2 Juli. Tubuhnya dikremasi pada tanggal 4 Juli.

Setelah kematian Dr. Wang, polisi terus mengganggu Dr. Yu dan memerintahkan dia untuk tidak melaporkan kematiannya ke situs web Minghui.

Pria Liaoning Meninggal di Tahanan, Tiga Bulan Setelah Ditangkap

Yu Yongman, 65 tahun, dari Kota Liaonyang, Provinsi Liaoning, meninggal di Pusat Penahanan Liaoyang pada tanggal 23 Februari 2020. Para pejabat mengklaim bahwa penyebab kematiannya adalah “sakit mendadak” tetapi otopsi mengungkapkan ada patah tulang rusuk dan luka robek di paru-parunya.

Yu Yongman

Pria Berusia 77 Tahun yang Menjalani Hukuman 4,5 Tahun, Meninggal di Penjara

Li Shaochen, seorang warga Tianjin, ditangkap pada tanggal 7 Desember 2016. Dia dijatuhi hukuman empat setengah tahun di Penjara Binhai oleh Pengadilan Distrik Hongqiao pada bulan Oktober 2017.

Li Shaochen

Penjara Binhai telah melakukan kampanye sejak bulan Mei 2019 untuk mencoba memaksa praktisi Falun Gong yang dipenjara untuk melepaskan keyakinan mereka. Semua praktisi, termasuk mereka yang sakit, mereka yang berusia 70-an dan 80-an tahun, serta mereka yang dijadwalkan akan segera dibebaskan, telah diminta untuk “berubah.”

Berbagai bentuk penyiksaan fisik, termasuk kurang tidur dan kekurangan makanan, digunakan untuk mencoba “mengubah” praktisi. Penganiayaan berat mengakibatkan kematian Li Shaochen pada tanggal 6 Maret 2020, di usia 77 tahun.

Pensiunan Kepala Sekolah, 78 Tahun, Meninggal di Penjara Saat Menjalani Hukuman karena Keyakinannya

Li Guirong, pensiunan kepala sekolah dasar di Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, meninggal di Penjara Wanita Provinsi Liaoning pada pertengahan bulan Januari 2020, hanya beberapa minggu sebelum akhir masa hukuman lima tahunnya karena berlatih Falun Gong. Dia berusia 78 tahun.

Li ditangkap setelah dilaporkan menyebarkan materi informasi tentang Falun Gong pada tanggal 7 Februari 2015. Dia diadili di Pengadilan Distrik Hunnan pada tanggal 24 Juni 2015 dan dijatuhi hukuman lima tahun.

Penangkapan terakhir Li terjadi hanya 15 bulan setelah dia selesai menjalani hukuman penjara tujuh tahun, juga karena keyakinannya.

Pada tanggal 17 Oktober 2006, Li, saat itu berumur 64 tahun, ditangkap karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong. Dia dijatuhi hukuman tujuh tahun oleh Pengadilan Distrik Heping pada tanggal 14 Mei 2007.

Saat Li berada di Penjara Wanita Provinsi Liaoning, para penjaga memerintahkan narapidana untuk memukul dan menendang serta menginjak tangannya. Wajahnya berdarah, tangannya bengkak, dan dia dipenuhi memar. Sebagian besar rambutnya dicabut.

Para penjaga terkadang memaksa Li untuk berjongkok di lantai beton selama berhari-hari, tidak mengizinkannya makan, menggunakan kamar kecil, atau tidur. Untuk mengintensifkan penyiksaan, mereka memaksanya melepas sepatu dan menyiram air dingin ke kakinya saat dia berjongkok. Kakinya sakit tak tertahankan. Dia tidak dapat berdiri atau duduk sesudahnya dan harus merangkak untuk pergi ke mana pun.

Saat dia dibebaskan pada tanggal 17 Oktober 2013, Li sangat kurus, rambutnya memutih, dan semua giginya rontok. Namun, agen dari Kantor 610 setempat masih mengganggunya secara berkala.

Pria yang Sakit Parah Ditolak Perawatan Medisnya dan Dipaksa Melakukan Kerja Tanpa Bayaran, Meninggal di Penjara

Keluarga seorang penduduk Kota Tangshan, Provinsi Hebei diberitahu oleh Penjara Jidong sekitar pukul 08:00 pada tanggal 30 Mei 2020, bahwa orang yang mereka cintai yang menjalani hukuman tujuh tahun karena keyakinannya pada Falun Gong baru saja meninggal karena “serangan jantung.” Cao Jinxing berusia 69 tahun.

Ketika keluarga Cao bergegas ke penjara, otoritas penjara menunjukkan kepada mereka beberapa dokumen tentang Cao, tetapi tidak mengizinkan mereka untuk membuat catatan atau gambar. Keluarganya mengetahui bahwa Cao telah didiagnosis dengan penyakit parah yang tidak diketahui sejak tahun 2018 tetapi mereka tidak pernah diberitahu juga tidak diberi perawatan medis apa pun.

Keluarga Cao juga mengetahui bahwa para penjaga telah memaksanya untuk melakukan kerja paksa meskipun kondisi kesehatannya kurang baik.

Penjara bersikeras bahwa Cao meninggal karena “sebab alamiah” tetapi mengatakan bahwa mereka mempertimbangkan untuk memberikan kompensasi finansial kepada keluarganya.

Wanita Hebei Meninggal Beberapa Jam Setelah Penangkapannya

Han Yuqin, 68 tahun, seorang warga Kota Tangshan, Provinsi Hebei, meninggal beberapa jam setelah dia ditangkap dalam penyisiran 36 praktisi Falun Gong setempat oleh polisi.

Petugas dari Kantor Polisi Duanminglu di Distrik Fengrun mendobrak masuk ke rumah Han sekitar pukul 05:00 pagi pada tanggal 18 Juni 2020. Mereka membawa Han ke kantor polisi, memaksanya duduk di kursi besi, dan memerintahkannya untuk mengisi formulir untuk melepaskan Falun Gong. Dia menolak untuk mematuhi.

Ketika putri Han pergi ke kantor polisi untuk mengunjunginya sekitar pukul 10:00, dia tidak diizinkan untuk melihatnya. Sekitar tengah hari, suami Han pergi ke kantor polisi untuk mengantarkan makan siang kepadanya. Dia tidak nafsu makan dan tidak bisa berhenti menangis. Suaminya juga memperhatikan bahwa kakinya bengkak setelah duduk di kursi besi selama berjam-jam.

Han pergi ke kamar kecil sekitar pukul 16.00. Petugas menunggu di luar. Ketika dia tidak keluar setelah waktu yang lama, mereka masuk ke dalam dan menemukan bahwa dia tersungkur di lantai.

Polisi membawanya ke Rumah Sakit Kedokteran Tiongkok Distrik Fengrun, setelah fasilitas perawatan darurat di sebelahnya menolak menerimanya. Dia dinyatakan meninggal tak lama setelah itu.

Keluarga Han diberitahu tentang kematiannya sekitar pukul 18:00. Ketika mereka melihat tubuhnya di rumah sakit, mereka melihat bahwa rambutnya berantakan dan ada darah di hidungnya.

Keluarga Han mengatakan bahwa dia selalu dalam kesehatan yang baik sejak dia mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1995. Tidak jelas apakah mereka telah meminta otopsi untuk menentukan penyebab kematiannya.

Wanita Hubei Meninggal di Tahanan Setelah Lebih Dari Dua Tahun Penahanan Tanpa Komunikasi

Sebuah keluarga di Kota Wuhan, Provinsi Hubei diberi tahu oleh Pusat Penahanan Erzhigou pada tanggal 15 Agustus 2020, bahwa orang yang mereka cintai, Wei Youxiu, baru saja meninggal dunia pada usia 72 tahun. Sementara penjaga menyatakan bahwa dia meninggal karena leukemia. Keluarganya curiga bahwa dia disiksa sampai mati karena menegakkan keyakinannya pada Falun Gong.

Wei ditangkap pada tanggal 2 Juni 2018 di Taman Zhongshan setelah dia bertemu dengan seorang petugas berpakaian preman yang menemukan bahwa dia memiliki materi informasi Falun Gong. Polisi menggeledah rumahnya dan menyita buku-buku Falun Gongnya. Dia dikirim ke Pusat Penahanan Erzhigou yang menolak kunjungan keluarganya dengan alasan bahwa polisi telah menemukan buku-buku Falun Gong di rumahnya.

Pada satu kesempatan, keluarga Wei mendengar bahwa seseorang melihatnya di pusat penahanan dan dia sangat kurus dan tidak bisa berjalan sendiri.

Setelah lebih dari dua tahun ditahan, pusat penahanan tiba-tiba memberi tahu mereka bahwa Wei telah meninggal. Keluarganya menanyai pihak berwenang. Mereka ingin tahu karena Wei sangat sehat ketika ditangkap, bagaimana dia bisa menderita leukemia dan meninggal dalam waktu yang singkat.

Sebelum penangkapan terakhirnya, Wei telah ditangkap dua kali. Penangkapan pertama antara tahun 2000 dan 2001 dan kemudian pada tanggal 5 Agustus 2013. Dia dibawa ke Pusat Pencucian Otak Etouwan setelah penangkapan kedua.

Pria Berusia 78 Tahun Menderita Kerusakan Mental Akibat Penyiksaan di Penjara, Meninggal setahun Kemudian Setelah Dirampas Perawatan Istri

Wang Dejin, dari Kota Shangzhi, Provinsi Heilongjiang, menderita gangguan mental setelah disiksa di penjara karena berlatih Falun Gong bertahun-tahun yang lalu. Dia meninggal karena penyakit mental pada bulan November 2020. Bersama istrinya, Du Guiying, 68 tahun, masih menjalani hukuman penjara, Wang meninggal di rumah sendirian. Dia berusia 78 tahun.

Cobaan berat terhadap Wang dan istrinya dimulai pada tahun 2004 ketika praktisi lokal menulis surat terbuka kepada polisi dan Kantor 610 yang mendesak mereka untuk tidak berpartisipasi dalam penganiayaan terhadap Falun Gong.

Polisi setempat membentuk satuan tugas khusus untuk menyelidiki penulis surat tersebut. Liang Xiaoming, yang saat itu adalah kepala Divisi Keamanan Domestik, berkata, “Selama kita menangkap satu orang, kita bisa menyalahkan dia atas segalanya.”

Wang dan istrinya menjadi target utama. Di tengah malam pada tanggal 16 Februari 2004, polisi masuk ke rumah pasangan itu dan menangkap mereka. Mereka menggeledah rumah dan bahkan merobek selimut mereka untuk mencari “bukti”.

Pada tanggal 20 Mei 2004, baik Wang dan Du secara diam-diam dijatuhi hukuman empat tahun tanpa perwakilan hukum.

Akibat penyiksaan di penjara, Wang mengalami gangguan mental dan kehilangan kemampuan untuk merawat dirinya sendiri. Dia kehilangan rasa lapar dan kenyang. Dia mengompol. Ketika dia keluar, dia tidak dapat menemukan jalan pulang.

Terlepas dari kondisi Wang, polisi menggeledah rumah mereka lagi pada tanggal 24 Juli 2015, selama penangkapan bersama praktisi lokal. Dia dan istrinya dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi.

Polisi mengganggu pasangan itu lagi pada akhir tahun 2016 dan menangkap Du beberapa tahun kemudian karena membagikan materi informasi Falun Gong. Dia dijatuhi hukuman empat tahun penjara oleh Pengadilan Kota Acheng pada bulan Juli 2019.

Kesehatan Wang semakin memburuk tanpa perawatan istrinya dan dia meninggal setahun kemudian.

Pensiunan Pejabat Militer Meninggal karena Penganiayaan atas Keyakinannya

Fu Yishuan, seorang pensiunan perwira militer, meninggal dunia setelah mengalami dua dekade penganiayaan karena keyakinannya pada Falun Gong pada tanggal 1 September 2020. Dia berusia 92 tahun.

Fu bergabung dengan militer pada tahun 1944 ketika dia baru berusia 15 tahun. Dia berpartisipasi dalam perang saudara dan menjadi perwira militer di Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, sebelum dia pensiun.

Dia menderita banyak luka yang terjadi selama pertempuran dan sering pergi ke rumah sakit. Pada tahun 1995, dia diperkenalkan dengan Falun Gong. Kesehatannya berangsur-angsur pulih setelah beberapa waktu berlatih.

Setelah rezim komunis melancarkan penganiayaan pada tahun 1999, Kantor 610 di militer memerintahkan Fu untuk melepaskan keyakinannya dan melakukan cuci otak intensif. Karena dia menolak untuk patuh, militer memberinya hukuman disiplin dan sering mengganggunya yang membuatnya tidak dapat hidup normal.

Pada tahun 2010, Fu terlihat melalui kamera pengintai yang mendistribusikan materi informasi tentang Falun Gong. Polisi menggeledah rumahnya, memaksanya menjalani sesi cuci otak, dan memerintahkan dia untuk menulis pernyataan melepaskan Falun Gong. Tekanan mental sungguh tak tertahankan sehingga Fu pingsan dan sadar kembali di rumah sakit.

Tidak boleh tinggal di apartemen tugas militer lebih lama lagi, Fu pindah ke rumah seorang kerabat untuk bersembunyi dari polisi. Dia tidak pernah bisa kembali ke rumah sebelum dia meninggal.

Kasus Hukuman

Dua Warga Jiangxi, Salah Seorang Berusia 88 Tahun, Dihukum Penjara karena Keyakinan Mereka

Dua wanita di Kota Nanchang, Provinsi Jiangxi, dijatuhi hukuman penjara pada akhir bulan Desember 2020 karena menolak melepaskan keyakinan mereka pada Falun Gong.

Puluhan petugas masuk ke rumah Yu Fangzhuang sekitar pukul 07:00, tanggal 1 Juli 2020. Tanpa menunjukkan surat perintah penggeledahan atau ID mereka, petugas menggeledah rumah wanita berusia 88 tahun dan menyita lebih dari 20 buku Falun Gong, lebih dari 130 buklet Falun Gong, foto pencipta Falun Gong, dan pemutar media yang dia gunakan untuk memainkan musik latihan Falun Gong.

Liu Hexiang, berusia sekitar 60 tahun, yang kebetulan mengunjungi Yu saat itu, juga ditangkap. Polisi terus menggeledah rumah Liu dan menyita buku-buku Falun Gong, tiga printer, komputer, dan perlengkapan kantor.

Kedua wanita itu diinterogasi selama 12 jam di Kantor Polisi Kuaizixiang. Yu dibebaskan dengan jaminan sekitar pukul 20:00. karena usianya yang sudah lanjut. Liu dibawa ke Pusat Penahanan No. 1 Kota Nanchang.

Kedua wanita itu disidangkan bersama oleh Pengadilan Distrik Xihu pada tanggal 21 Desember 2020. Liu dijatuhi hukuman tiga tahun dan denda 10.000 yuan. Yu dihukum enam bulan dan denda 2.000 yuan.

Pengacara yang ditunjuk pengadilan mengajukan pertanyaan tentang usia Yu. Pengacara menyarankan bahwa dia tidak boleh ditahan untuk menjalani hukuman. Hakim menjawab bahwa dia akan membuat keputusan pada tanggal 18 Januari 2021.

Sekarang, Liu telah dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Jiangxi. Yu masih di rumah untuk menunggu keputusan hakim.

Sebelum kejadian terakhir ini, Yu ditangkap beberapa kali selama dua dekade terakhir karena berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong.

Di Rumah Sakit, Wanita Lumpuh Berusia 80 Tahun Dihukum Penjara Karena Keyakinannya

Chen Guifen, 80 tahun, yang mengalami masalah medis setelah ditangkap karena berlatih Falun Gong, dijatuhi hukuman di bangsal rumah sakit pada tanggal 17 September 2020.

Chen, seorang warga Chongqing, ditangkap oleh petugas dari Divisi Keamanan Domestik Jiangjin. Polisi menggeledah rumahnya karena dia terekam oleh kamera pengintai saat membagikan materi informasi Falun Gong di daerah pemukiman.

Dia menderita stroke dan penyumbatan pembuluh darah otak yang membuatnya lumpuh di satu sisi tubuhnya. Dia diadili oleh Pengadilan Distrik Jiulongpo pada tanggal 17 September saat dia masih dirawat di rumah sakit karena kondisinya.

Staf pengadilan melanjutkan dan mengumumkan hukuman 1,5 tahun tidak lama kemudian. Kelima saksi adalah petugas polisi yang terlibat dalam penangkapan Chen. Polisi juga mengurangi lima tahun dari usianya sehingga mereka dapat mengajukan tuntutan terhadapnya.

Warga Hubei Dihukum 12 Tahun Penjara

Cheng Xiaobao, 65 tahun, dari Kota Xiangyang, Provinsi Hubei, dijatuhi hukuman 12 tahun pada bulan Mei 2020 oleh Pengadilan Distrik Xiangzhou. Hukuman itu diputuskan dua tahun setelah dia ditangkap dan ditahan.

Keluarga Cheng kembali ke rumah pada tanggal 18 Maret 2018 dan melihat pintu depan mereka dibuka paksa dan Cheng tidak dapat ditemukan. Mereka membutuhkan lebih dari dua tahun untuk mengetahui bahwa dia telah ditangkap.

Baru-baru ini, mereka mendengar bahwa dia berada di fasilitas penahanan di Distrik Xiangzhou. Ketika mereka pergi ke sana, mereka mengetahui bahwa Cheng telah dipindahkan ke tempat lain pada tanggal 27 Maret 2020, tetapi mereka tidak diberi tahu tempatnya yang baru. Keluarga Cheng masih tidak tahu keberadaannya saat ini.

Sebelumnya, Cheng dijatuhi hukuman empat tahun di Penjara Fanjiatai karena berlatih Falun Gong. Dia dipukuli dan mengalami luka serta memar di sekujur tubuhnya. Karena dia menolak melakukan kerja paksa membuat batu bata, para penjaga mendorongnya ke tempat pembakaran batu bata untuk membakarnya. Kemudian, mereka menyeretnya dan terus memukulinya. Mereka mengulangi penyiksaan ini berkali-kali.

Setelah terakhir kali mereka membakar dan menyeret Cheng, para penjaga menggulingkan gerobak berisi lebih dari 500 kilogram batu bata di pergelangan kakinya. Dia menderita luka terbuka sepanjang empat sentimeter dan sedalam satu sentimeter.

Kota Zunhua, Provinsi Hebei: 6 Praktisi Lanjut usia Falun Gong Dihukum 5 Hingga 8 Tahun

Lebih dari 300 petugas polisi dikerahkan untuk menangkap praktisi Falun Gong di Kota Zunhua, Provinsi Hebei pada tanggal 6 Juli 2019. Seorang kepala polisi mengungkapkan bahwa mereka telah memantau ponsel praktisi selama dua bulan sebelum melakukan pemindahan. Sebanyak 19 praktisi ditangkap hari itu.

Dari 19 praktisi, 12 diataranya diadili oleh Pengadilan Kota Zunhua pada tanggal 17, 19, dan 23 Desember 2019, sebelum secara diam-diam dijatuhi hukuman pada tanggal 27 November 2020. Di antara mereka yang dijatuhi hukuman, enam orang berusia 65 tahun ke atas.

Shuxue, 82 tahun, dijatuhi hukuman lima tahun enam bulan dan denda 6.000 yuan. Zhang Qin, 78 tahun, dijatuhi hukuman empat tahun enam bulan dan denda 5.000 yuan. Wang Jian, 70 tahun, dijatuhi hukuman tujuh tahun dan denda 5.000 yuan. Wang Ruiling, 68 tahun, dijatuhi hukuman delapan tahun dan denda 10.000 yuan. Ma Kuo, 68 tahun, dijatuhi hukuman lima tahun. Zhang Yuming, 65 tahun, dijatuhi hukuman tujuh tahun dan denda 6.000 yuan.

Wang Ruiling dan suaminya, Ma Kuo, ditangkap di rumahnya sekitar pukul 03:00 dini hari. Polisi menggeledah tempat mereka dan menyita buku-buku Falun Gong, laptop, printer, kertas cetak, dan semua uang tunai yang mereka simpan di rumah, termasuk uang di brankas mereka.

Wang Jian juga ditangkap sekitar pukul 03.00 dini hari. Sekelompok petugas memanjat pagar mereka dan mendobrak masuk. Wang dan istrinya dibangunkan oleh gonggongan anjing. Polisi segera membawa pergi Wang dan kemudian menggeledah rumahnya. Mereka kembali pada sore hari dan menggeledah rumah lagi.

Zhang Yuming ditangkap karena berbicara kepada orang-orang di pasar tentang Falun Gong pada tanggal 2 Juli. Delapan petugas menggeledah rumahnya dan menyita buku-buku Falun Gong, foto pencipta Falun Gong, beberapa ponsel, dua komputer, printer, dan beberapa kertas cetak.

Pensiunan Guru Berusia 77 Tahun Dihukum untuk Ketiga Kalinya karena Keyakinannya

Guo Suling, seorang pensiunan guru berusia 77 tahun, dijatuhi hukuman tiga tahun dengan tiga tahun masa percobaan karena keyakinannya pada Falun Gong pada tanggal 25 Desember 2020.

Guo, dari Kota Linfen, Provinsi Shanxi, ditangkap pada tanggal 4 Juni 2020, setelah polisi mencurigainya menggantung spanduk Falun Gong di pohon. Kejaksaan Kabupaten Quwo mendakwanya dan menyerahkan kasusnya ke Pengadilan Kabupaten Quwo. Hakim setuju untuk membebaskannya dengan jaminan. Dia dibebaskan setelah keluarganya membayar jaminan 20.000 yuan.

Guo disidangkan di pengadilan pada tanggal 29 Oktober dan dijatuhi hukuman pada tanggal 25 Desember. Dia juga didenda 5.000 yuan.

Sebelum masa hukuman terakhir Guo, dia telah dijatuhi hukuman dua kali sebelumnya karena berlatih Falun Gong.

Wanita Shandong Dihukum Empat Tahun Penjara

Pada tanggal 30 Juli 2020, Zhou Yuxiang dijatuhi hukuman empat tahun penjara karena menolak melepaskan keyakinannya pada Falun Gong.

Zhou Yuxiang

Vonis itu diambil delapan hari setelah dia diadili oleh Pengadilan Distrik Huangdao melalui konferensi video. Pengacara Zhou Yuxiang mengajukan pengakuan tidak bersalah atas namanya dan dia juga bersaksi untuk pembelaannya sendiri. Polisi berpatroli di luar Pusat Penahanan Pudong tempat persidangan berlangsung.

Dulu, Zhou menderita sakit parah di sekujur tubuhnya yang membuatnya tidak bisa bekerja. Dia mempelajari Falun Gong atas rekomendasi seorang teman, dan penyakitnya sembuh. Dia sangat berterima kasih dan sering memberi tahu orang-orang, “Guru Li Hongzhi (pencipta Falun Gong) memberi saya kehidupan kedua.” Selain kesehatannya yang membaik, dia mampu mengendalikan amarahnya dan kehidupan di rumahnya menjadi lebih harmonis.

Kasus Penangkapan

Praktisi Lansia Ditangkap karena Bersama-sama Belajar Ajaran Falun Gong

Pada sore hari tanggal 11 Mei, 20 petugas polisi masuk ke rumah Hou Yuelan di Kabupaten Liangshan, Provinsi Shandong. Hou, berusia 70-an tahun, sedang mempelajari buku-buku Falun Gong dengan tujuh praktisi lainnya, termasuk Fan, berusia 90-an tahun; Qi Guie, 50-an tahun dan ibunya, 80-an tahun; Li Xiangsheng, 70-an tahun, Wang Guirong, 50-an tahun, dan Chen Qiuxiang, 50-an tahun. Nama praktisi lain tidak diketahui.

Saat kedelapan praktisi dibebaskan sekitar pukul 01:00, polisi memanggil mereka kembali ke kantor polisi pada siang hari, menggeledah rumah mereka, dan menahan mereka sampai pukul 20:00.

Wanita Berusia 85 Tahun Ditangkap karena Keyakinannya, 250.000 Yuan Disita

Zhao Xiqing (wanita), 85 tahun, seorang warga Kota Wuhan, Provinsi Hubei, ditangkap dan ditahan selama satu hari karena keyakinannya pada Falun Gong

Sekitar 12 petugas masuk ke rumah Zhao pada tanggal 14 Juli 2020, ketika dia sedang mempelajari ajaran Falun Gong dengan tujuh praktisi lainnya, termasuk tiga orang berusia 80-an tahun. Polisi menggeledah rumah Zhao dan menyita tabungannya sebesar 250.000 yuan tunai. Meskipun Zhao dibebaskan keesokan harinya, polisi menolak mengembalikan uangnya.

Ketika mencoba melarikan diri dari penangkapan, seorang praktisi melompat dari jendela lantai dua Zhao dan kakinya patah. Dia dirawat di rumah sakit dan dibawa pulang oleh keluarganya sekitar tengah malam.

Xiong Guiju, yang menemani keluarga praktisi itu ke rumah sakit, ditangkap dan rumahnya digeledah pada pagi hari, tanggal 15 Juli. Dia ditolak masuk oleh pusat penahanan setempat karena tekanan darahnya yang tinggi dan dibebaskan pada malam hari, tanggal 17 Juli.

Semua praktisi lain yang ditangkap di rumah Zhao telah dibebaskan pada tanggal 20 Juli.

Veteran Berusia 83 tahun Ditangkap karena Keyakinannya

Zhang Jingshuang, 83 tahun, seorang veteran di Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, ditangkap di Pusat Hiburan Kader Shashan pada sore hari, tanggal 24 April 2020, setelah dilaporkan karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong di taman. Dia dibebaskan pada hari yang sama.

Wanita Berusia 79 tahun Ditangkap karena Berbicara dengan Orang Tentang Falun Gong

Li Wenfang, 79 tahun, dari Distrik Shuangliu, Kota Chengdu, Provinsi Sichuan, ditangkap oleh petugas dari Kantor Polisi Kota Dongsheng saat mendistribusikan publikasi mingguan (edisi khusus pandemi virus Corona) dan berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong pada tanggal 5 Juli 2020.

Petugas menyita beberapa kenang-kenangan Falun Gong dan uang kertas dengan informasi Falun Gong.

Li dibebaskan setelah pukul 21:00 dan dijemput oleh putranya.

Wanita Lansia Jilin Ditampar Dua Kali oleh Polisi

Wang Xiangju (80-an tahun), Zhang Yueying (50-an tahun), Wang, Liu, dan anggota keluarga mereka ditangkap oleh petugas dari Divisi Keamanan Domestik Kota Dunhua di Kota Dunhua, Provinsi Jilin pada tanggal 15 Juli 2020.

Wang ditampar dua kali oleh polisi di kantor polisi. Rumahnya digeledah dan buku-buku Falun Dafa serta materi cetakannya disita. Zhang juga dipukuli oleh polisi. Rumahnya digeledah dan kartu informasi Falun Gongnya disita. Praktisi ini dibebaskan karena pandemi.

Kasus Gangguan

Pria Berusia 91 Tahun Diganggu Polisi Karena Keyakinannya

You Jun, seorang penduduk berusia 91 tahun di Kota Guiyang, Provinsi Guizhou, diganggu oleh petugas pada tanggal 12 Mei 2020. Polisi menyita printernya dan menyuruh dua orang untuk tinggal di luar gedung apartemennya untuk mengawasinya setelah itu.

Wanita 81 Tahun Dipaksa Tinggal Jauh dari Rumah untuk Menghindari Penangkapan

Yu (nama depan tidak diketahui), 81 tahun, dari Kota Fushun, Provinsi Liaoning, ditangkap setelah dilaporkan karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong pada tanggal 2 April 2020. Dia dibawa ke Kantor Polisi Gebu dan dipaksa diambil sidik jarinya pada catatan interogasi.

Polisi menggeledah rumah Yu sore itu dan menyita buku-buku Falun Gong dan materi lainnya. Kemudian, mereka membawanya kembali ke kantor polisi dan menginterogasinya selama beberapa jam lagi sebelum melepaskannya sekitar pukul 22.00.

Polisi memerintahkan Yu untuk melapor kembali ke kantor polisi keesokan harinya. Khawatir dia akan ditangkap lagi, dia bersembunyi.

Polisi Mengambil Sampel Darah Secara Paksa dari Praktisi Falun Gong Berusia 70 tahun dan Mengancam untuk “Melenyapkan Kalian Semua”

Shen Fan, seorang praktisi Falun Gong berusia 70 tahun di Shanghai, rumahnya dibobol dan sampel darah diambil paksa oleh polisi pada tanggal 2 Agustus 2020.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak praktisi di seluruh negeri telah diambil sampel darah secara paksa oleh pihak berwenang, yang kemungkinan besar untuk bank DNA besar-besaran dan database pencocokan organ.

Empat petugas mengetuk rumah Shen pada pagi hari, tanggal 2 Agustus. Ketika dia menolak untuk membuka pintu, mereka memanggil seorang tukang kunci dan dengan paksa membuka pintunya.

Keempat petugas itu menahan Shen dan meraih lengannya untuk mengambil darah. Shen melawan dan bertanya mengapa mereka melakukan itu. Seorang petugas menjawab, “Ini adalah kebijakan nasional!”

Petugas lain meneriaki Shen sambil menutupi lencana polisinya, “Kami tidak akan mengikuti hukum dan kami akan memusnahkan kalian semua!”

Petugas membuat beberapa tusukan di lengan Shen saat mereka mencoba untuk mengambil darah. Mereka pergi setelah akhirnya mengambil sampel darah.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

622 Falun Gong Practitioners in China Sentenced for Their Faith in 2020

15,235 Falun Gong Practitioners Targeted for Their Faith in 2020