(Minghui.org) Salam kepada Guru terhormat! Salam kepada rekan-rekan praktisi!

Saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 2003. Saya seringkali tersandung sepanjang jalan. Tahun ini, saya mulai menghafal Fa dan mengalami terobosan besar. Saya ingin berbagi pengalaman.

Mulai Berlatih

Saya sedang menempuh pascasarjana di sebuah universitas pada musim gugur 2003. Ketika pada suatu hari sedang menulis tesis, saya menerima telepon dari mantan teman sekolah. Saat sedang mengobrol, dia memberi tahu saya bahwa dia mulai berlatih Falun Dafa. Dia mengatakan bahwa dia menjadi sangat sehat dan ingin memberitahu saya tentang Dafa.

Saya sangat penasaran karena saya tahu bahwa dia adalah seorang mahasiswa kedokteran. Mengapa seorang mahasiswa kedokteran berlatih qigong? Saya segera mencari informasi tentang Falun Dafa di internet. Saya masuk ke situs web "Falun Dafa di Taiwan." Ketika melihat buku Zhuan Falun, sebuah gelombang kejut menerpa saya. Saya sangat percaya pada Sejati, Baik, dan Sabar, yang merupakan karakter alam semesta. Setiap kata dalam ajaran Guru rasanya telah membuat sel-sel di tubuh saya bergetar. Saya tahu bahwa ini bukan buku biasa.

Tesis yang saya tulis membahas tentang filosofi ilmu pengetahuan, yaitu, saya ingin memahami hakikat dari ilmu pengetahuan sejati. Ketika memiliki pemahaman tentang metode berpikir ilmiah Barat, saya memiliki banyak pertanyaan. Yang terbesar adalah mengapa metode berpikir logis yang tampaknya adil dan objektif ini tidak dapat membuat umat manusia hidup lebih bahagia, dan sebaliknya, mengapa semakin banyak masalah sosial yang muncul.

Tentu saja, Guru membuat segalanya menjadi jelas di dalam Dafa, Meskipun saya memiliki keinginan kuat untuk berkultivasi ketika pertama kali memperoleh Fa, saya tidak dapat melihat dengan jelas banyak keterikatan saya. Ketika melihatnya, saya tidak tahu bagaimana melenyapkannya. Saya senang mendapat kesempatan berlatih Falun Dafa, namun saya tertekan karena tidak dapat menyingkirkan keterikatan.

Sulitnya Menghapus Keterikatan

Saya bisa melihat dengan jelas setidaknya dua keterikatan, yang pertama adalah mentalitas pamer dan keinginan untuk membuktikan kebenaran diri sendiri, dan yang lainnya adalah nafsu birahi.

Saya selalu dipuji atas kualifikasi saya sejak masih muda. Akibatnyatimbul rasa puas diri dan merasa lebih baik dari orang lain. Sadar atau tidak, saya selalu pamer. Saya menjadi lebih sadar akan keterikatan ini setelah mulai berkultivasi, namun sulit dilenyapkan. Sisi yang mengerti tahu dengan jelas, tapi saat menghadapi ujian, saya tidak menanganinya dengan baik.

Guru berkata,

“Sering kali saya melihat kalian bersikap sangat baik ketika sedang belajar Fa dan berlatih Gong, namun begitu berhubungan dengan pekerjaan, begitu berhubungan dengan orang, kalian lantas sudah sama seperti manusia biasa, bahkan kadang-kadang penampilannya lebih buruk dari manusia biasa, bagaimana mungkin ini merupakan perilaku seorang pengikut yang berkultivasi Dafa?” (“Lingkungan,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju)

Nafsu birahi tampaknya tertanam dalam benak karena saya dihadapkan pada banyak hal buruk sejak masih muda, saya memiliki pikiran penuh nafsu dari waktu ke waktu.

Guru memberi tahu kita,

“Orang mengatakan tidak masalah mata melihat apapun, jika sudah tidak ingin lihat jangan dilihat lagi sudah selesai. Bukan demikian, anda telah melihat berarti dia sudah masuk, karena benda apapun dalam ruang dimensi lain ia dapat membelah diri, waktu lihatnya makin lama yang masuk makin banyak. Menonton televisi, melihat komputer, pokoknya benda apa saja tak peduli, anda telah melihatnya berarti sudah masuk. Otak manusia, tubuh manusia setelah banyak terisi oleh benda-benda buruk tersebut, perilaku anda akan dikendalikan olehnya. Pembicaraan anda, cara pemikiran anda, sikap anda memahami suatu hal, semuanya akan terpengaruh olehnya.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa New York Tahun 2010,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat - 11)

Karena saya tidak melenyapkan nafsu birahi dan keinginan untuk waktu yang lama, saya mudah terganggu ketika membantu membuktikan kebenaran Fa. Saya menjadi mati rasa seiring berjalannya waktu dan tidak mengambil ujian yang gagal dengan serius. Meskipun saya menyesal setiap kali membuat kesalahan, saya masih berulang kali gagal ujian.

Terobosan

Selama belajar Fa kelompok besar dan berbagi pengalaman tahun ini, seorang praktisi lansia menyebutkan bahwa banyak praktisi di daerahnya dapat melafalkan Fa. Satu orang melafalkan satu paragraf dan orang berikutnya melafalkan paragraf berikutnya. Ini mengejutkan saya. Saya selalu merasa menghafal Fa tidaklah mudah, dan tampaknya hanya sedikit praktisi yang mampu melakukannya.Tetapi setelah mendengar begitu banyak praktisi lansia dapat menghafal Fa, saya menyadari bahwa mereka sangat rajin. Saya memutuskan mencoba menghafal Fa.

Dia menunjukkan bahwa setiap orang dapat menghafal Fa, tanpa memandang usia, karena bukan bagian permukaan dari manusia yang menghafalnya, tetapi bagian mikroskopis dari tubuh kita, yaitu sisi kita yang mengerti. Ini mengingatkan saya untuk tidak terhalang oleh konsep manusia. Saya memikirkan kata-kata Guru.

Guru berkata,

“Misterinya tubuh manusia bukanlah sebatas permukaan seperti yang diketahui oleh manusia dengan ilmu pengetahuan yang sangat minim.” (“Maha Cakrawala,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju)

Saya menyadari bahwa kemampuan tubuh manusia mungkin tidak terbatas, namun seringkali kita dibatasi oleh konsep manusia kira. Menghafal Fa tidak sama dengan menghafal buku biasa.

Melenyapkan Kegelisahan dan dengan Tenang Melafalkan Fa

Setiap kali mendengar praktisi lain berbicara tentang menghafal Fa, saya ingin melakukannya juga. Tetapi saya selalu menyerah setelah menghafal sebentar. Alasan utamanya adalah gangguan dari karma pikiran. Saya bahkan tidak bisa menghafal satu paragraf. Akibatnya, saya menjadi depresi dan menyerah.

Kali ini, saya menetapkan hati untuk menghafal Zhuan Falun . Seiring dengan tekad, saya secara bertahap menyadari konsep dan keterikatan apa yang mengganggu saya. Satu masalah yang saya temukan adalah alasan saya ingin menghafal Fa hanya untuk sekedar menghafalnya, bukan untuk mempelajari dan mendalami ajaran Guru.

Perbedaan antara keduanya adalah ketika saya memiliki tujuan, saya ingin menghafal sebuah paragraf dengan cepat. Saya tidak sabar. Namun ketika ingin belajar Fa secara mendalam atau mengasimilasinya melalui menghafal, saya tidak merasa cemas atau putus asa untuk mengambil waktu yang lama untuk menghafal satu kalimat, sebaliknya saya malah menaruh hati untuk berasimilasi dengan Fa.

Ketika berhenti merasa cemas dan dengan tenang melafalkan Fa, saya merasa sangat bahagia. Prinsip-prinsip Fa menjadi semakin jelas, dan prinsip demi prinsip akan muncul dalam pikiran, karena saya telah mempelajarinya berkali-kali. Ketika menjadi tidak sabar, saya akan mengalami kesulitan saat menghafal Fa.

Menyingkirkan Konsep dan Keterikatan Melalui Menghafal Fa

Guru menyatakan,

“Banyak di antara kalian masih kurang dalam belajar Fa. Sebab dari kurangnya kalian belajar Fa, bukan kalian tidak belajar Fa, bukan kalian jarang belajar, melainkan kalian belajarnya dengan menganut konsep manusia biasa. Memilih-milih bagian yang sesuai dengan keinginan hati anda, anda merasa itu bagus, maka anda memilihnya untuk dibaca. Anda merasa yang ini sepertinya tidak sesuai dengan keinginan anda, tidak ada hubungannya dengan anda, bahkan tidak sesuai dengan konsep anda, maka anda tidak membacanya, membaca dengan cara memilih, maka anda selamanya juga tidak dapat maju dalam Xiulian.” (Ceramah Fa pada Konferensi Para Pembimbing di Changchun)

Ketika belajar Fa di masa lalu, saya menemukan bahwa itu memang seperti yang Guru katakan. Ada bagian tertentu dari Fa yang saya suka pelajari, dan bagian lain yang kurang saya sukai. Ketika menghafal Fa, karena harus menghafalnya baris demi baris, saya dapat memahami lebih mendalam dan merasakan implikasinya yang tak terbatas. Pikiran saya menjadi semakin luas dan saya bisa merasakan watak terus-menerus meningkat. Sungguh luar biasa untuk berasimilasi dengan Fa.

Mengingat bahwa Saya adalah Seorang Kultivator

Saat saya terus menghafal Fa, saya menemukan bahwa keterikatan yang sulit dilenyapkan di masa lalu sekarang benar-benar memudar. Saya dapat lebih ingat bahwa saya adalah seorang kultivator, baik dalam pekerjaan manusia biasa atau dalam proyek pembuktian kebenaran Fa, dan saya mampu menangani segalanya dengan belas kasih. Misalnya, saya adalah perwakilan penjualan di perusahaan tempat saya bekerja dan saya bertanggung jawab atas satu area. Rekan kerja senior lainnya bertanggung jawab atas area yang berbeda. Namun dia tidak melakukannya dengan baik selama bertahun-tahun.

Tahun lalu, atasan menugaskan saya untuk mengurus area rekan kerja tersebut. Setelah lebih dari setahun, bisnis area itu secara bertahap berkembang. Atasan baru-baru ini memberi tahu bahwa rekan kerja tersebut menginginkan area itu kembali. Saya sangat tenang dan langsung setuju. Saya tidak merasakan ketidakadilan karena kehilangan kepentingan pribadi.

Saya juga menemukan bahwa keterikatan pada nafsu birahi dan keinginan terus-menerus berkurang. Saya tidak melakukan ini dengan sengaja. Keterikatan saya sekuat di masa lalu. Saat saya terus berasimilasi dengan Fa dan pola pikir meningkat, saya merasa bahwa iblis birahidi ruang dimensi lain itu tidak lagi dapat mengganggu saya. Saya benar-benar merasakan keindahan meningkat dalam kultivasi Dafa.

Gigih Maju

Setelah bertahun-tahun berkultivasi, saya merasa sangat sulit melenyapkan banyak keterikatan. Namunterkadang saya merasa kultivasi itu tidak sulit, karena Guru telah memberi Fa kepada kita. Sepanjangkita belajar Fa dengan baik dan berkultivasi sesuai dengan ajaran, kami dapat terus meningkat dan keterikatan kita akan disingkirkan terus-menerus Semua penghalang dan kesengsaraan hanyalah dorongan untuk membantu kita meningkatkan dalam proses kultivasi.

Akhirnya, saya ingin berbagi ajaran Guru,

Guru berkata,

“Fa dapat menjebol segala keterikatan, Fa dapat menghancurkan segala kejahatan, Fa dapat menangkal segala kebohongan dan Fa dapat memperteguh pikiran lurus.” (“Menyingkirkan Gangguan,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju II)

Jika ada sesuatu yang tidak tepat karena pemahaman saya yang terbatas, mohon ditunjukkan!

Terima kasih Guru! Terima kasih rekan-rekan praktisi!

(Dibacakan pada Konferensi Fa Taiwan tahun 2020)