(Minghui.org) Kita adalah praktisi Dafa. Kita membawa Fa di dalam hati kita dan mengultivasi diri berdasarkan karakteristik universal Sejati-Baik-Sabar. Ketika kita menghadapi konflik, Fa membantu kita bertahan melalui segala hal dan melepaskan keterikatan apapun. Namun, ada beberapa praktisi yang mengalami kesulitan besar dalam mengatasi kesengsaraan seperti itu.

Seorang praktisi, yang telah berlatih Falun Dafa selama lebih dari 20 tahun, mengatakan bahwa dia telah mengalami kekerasan dalam rumah tangga selama bertahun-tahun ini. Dan sejauh ini belum membaik. Dia mengutip Fa Guru Li Hongzhi,

“Selaku seorang praktisi Gong yang pertama-tama harus dapat dilakukan adalah dipukul tidak membalas, dicaci tidak membalas, harus sabar. Bila tidak bagaimana anda dapat diperhitungkan selaku praktisi Gong?” (Ceramah Sembilan, Zhuan Falun)

Dia terus melatih kesabaran berdasarkan pemahamannya tentang hal ini dan terus melakukan hal yang sama selama bertahun-tahun.

Praktisi lain menghadapi situasi kekerasan dalam rumah tangga yang serupa pada awalnya tetapi pengalamannya berbeda. Ketika suaminya mulai memukulinya, dia juga hanya mentolerir situasi berdasarkan Fa Guru Li Hongzhi,

“… Adalah ‘dipukul tidak membalas, dicaci tidak membalas’” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Sydney).

Dia terus menahan sampai suaminya tidak memukulinya lagi. Namun, beberapa hari kemudian, suaminya mulai memukulinya lagi. Dia bertanya-tanya, “Mengapa dia masih memukuli saya meskipun saya telah bertoleransi?”

Suatu hari, ketika suaminya terus menampar wajahnya, dia sepertinya melihat bahwa dia menamparnya dengan cara yang sama di kehidupan sebelumnya. Dia tiba-tiba mengerti,

“..., kehidupan manusia adalah menjalani pembalasan karma yang bergilir.” (Ceramah Enam, Zhuan Falun).

Dia meneteskan air mata dan meminta maaf kepada suaminya, “Ini salah saya. Saya memukul kamu dengan cara yang sama di kehidupan sebelumnya. Mari kita selesaikan dengan solusi yang baik.”

Suaminya mengabaikannya, “Solusi yang baik? Kamu? Berdasarkan apa?”

Dia mengatakan kepadanya apa yang Guru katakan,

“Anda cukup mempunyai keinginan semacam ini, berpikir seperti ini, sedangkan hal yang sebenarnya adalah Shifu yang mengerjakannya.” (Ceramah Dua, Zhuan Falun)

Kemudian, dia menjadi bahagia dan pergi sambil menyenandungkan sebuah lagu. Setelah itu, dia tidak memukulinya selama beberapa hari.

Namun, suaminya mulai memukulinya lagi dan itu lebih buruk. Dia bingung dan mencoba lagi untuk mengandalkan konsep “solusi yang baik” tetapi tidak berhasil. Dia menangis sambil memegang buku Zhuan Falun, “Di mana kesalahan saya? Mengapa dia memukuli saya lagi?” Kemudian, dia mengingat bahwa Guru berkata,

“Tiap rintangan harus diterobos

Di mana-mana semua ada iblis.” (“Derita Pikiran dan Hatinya,” Hong Yin)

Dia menyadari bahwa iblis mengendalikan suaminya. Jadi, dia memancarkan pikiran lurus dan suaminya tidak memukulinya selama beberapa waktu.

Kemudian, pemukulan dimulai lagi. Dia bertanya-tanya di mana kesalahannya. Dia mencari ke dalam dan kemudian membaca Fa Guru,

“Sekali suatu konsep terbentuk, ia dapat mengendalikan kehidupan seseorang, menguasai hatinya dan bahkan kebahagiaan, kemarahan, dukacita, dan kesenangannya. Ia adalah sesuatu yang diperoleh setelah lahir. Dengan berlalunya waktu, ia akan larut dalam pemikiran seseorang, di lubuk hati seseorang, dan membentuk sifat seseorang.” (“Sifat Kebuddhaan,” Zhuan Falun, Volume II)

Dia pikir pasti memiliki pemahaman yang salah yang menyebabkan suaminya memukulinya. Jadi, dia mencoba mencari ke dalam untuk menemukan apa itu. Ketika suatu hari dia sedang menyiapkan makanan, sebuah pikiran tiba-tiba muncul di benaknya, “Dia sangat jahat.” Dia setuju dengan itu karena suaminya telah memukulinya selama lebih dari 10 tahun. Bagaimana mungkin dia tidak menganggap suaminya “tidak jahat?”

Beberapa hari kemudian, suaminya sedang makan sambil menonton TV, namun dia duduk dengan punggung menghadapnya. Tiba-tiba, dia mendengar suaminya berkata, “Ini bukan masalah besar, saya bisa melafalkannya dari ingatan.” Dia berbicara tentang program budaya tradisional Tiongkok. Dia sangat terkejut dengan apa yang dikatakan suaminya. Dia melihat bahwa dia tidak mempercayainya dan mulai melafalkannya. Sungguh, dia bisa melafalkannya dengan sangat lancar!

Dia memikirkan tentang apa yang Guru katakan,

“Manusia justru seperti sebuah wadah, apa yang diisikan masuk, dia pun jadi seperti itu.” (“Larut dalam Fa,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju)

Ia berpikir bahwa suaminya memiliki budaya tradisional dalam benaknya namun bagaimana dia bisa menjadi orang jahat. Bukankah kejahatan yang menggunakan dia untuk mengujinya? Air mata membasahi wajahnya.

Dia berpikir, “Anggota keluarga saya adalah korban. Hanya karena saya belum menyadarinya, kekuatan lama yang jahat memanfaatkan celah ini. Dia bukan orang jahat, sebaliknya, dia dimanfaatkan oleh kejahatan!”

Sejak itu, dia belajar untuk melihat kekuatan suaminya dan mencoba untuk memahaminya. Dia melepaskan konsep buruknya. Suaminya menjadi lebih baik dan tidak memukulinya.

Setahun kemudian, dia mulai memukulinya lagi. Dia berpikir, “Saya mengubah pemikiran saya namun mengapa ini terjadi lagi? Tidak ada gunanya saya memancarkan pikiran lurus untuk ini. Di manakah kesalahan saya?”

Kemudian, dia menemukan paragraf berikut selama belajar Fa,

“Kekuatan lama ini, mereka telah melihat bahwa alam semesta akan berproses dalam prinsip hukum "Terbentuk-Bertahan-Rusak-Musnah" hingga langkah terakhir, demi untuk menolong diri sendiri, jauh sebelum periode masa lampau sudah mulai mengatur peristiwa ini.” (Ceramah Fa Tur Keliling Amerika Utara).

Dia menyadari bahwa dia harus mengklarifikasi fakta kepada mereka yang mengatur kesengsaraan ini. Dia memancarkan pikiran lurus yang kuat, “Tidak peduli siapa Anda, Anda menggunakan suami saya untuk menganiaya saya tanpa henti. Ini adalah penganiayaan terhadap seorang pengikut Dafa dan anggota keluarganya.

“Kami memiliki misi untuk membantu Guru menyelamatkan makhluk hidup. Anggota keluarga kami harus bekerja sama dengan kami untuk membuktikan Fa. Mereka tidak dimaksudkan untuk bekerja sama dengan Anda untuk menganiaya kami. Guru bermurah hati memberi Anda satu kesempatan lagi untuk membiarkan Anda memposisikan diri dengan baik. Anda tidak dapat melakukan ini lagi. Menganiaya pengikut Dafa dan mengganggu pelurusan Fa adalah kejahatan terburuk. Anda harus membuat pilihan yang tepat untuk memiliki masa depan yang baik.”

Sejak itu, suaminya tidak memukulinya lagi.

Suatu hari, suaminya ingin bercanda tentang hal ini. Dia dengan main-main memukul punggungnya dan kemudian merasakan sakit di tangannya. Dia berkata, “Wah, istri saya tidak bisa dipukul! Bahkan saat saya baru saja memukul, tangan saya terasa sakit.” Dia pasti tidak memukulinya lagi.

Suatu hari suaminya berseru, “Kamu lihat seberapa baik saya memperlakukan kamu. Saya tidak pernah memukuli kamu.” Dia telah memukulinya selama 14 tahun, namun dia mengatakan bahwa dia tidak pernah memukulinya? Air mata membasahi wajahnya. Dia menyadari bahwa itu adalah petunjuk dari Guru. Selama tahun-tahun itu, bukan suaminya yang memukulinya tetapi kekuatan lama yang memanfaatkan keterikatannya dengan menggunakan suaminya untuk mengujinya.

Ini merupakan cerita tentang seorang praktisi yang mengalami kekerasan rumah tangga selama 14 tahun. Namun, kita dapat melihat bagaimana dia mengultivasi dirinya sendiri berdasarkan Fa dan meningkatkan Xinxingnya selangkah demi selangkah. Pengalaman kultivasinya tidak didasarkan pada satu aturan. Guru berkata,

“Pada tingkat berbeda ada Fa yang berbeda, pada ruang dimensi berbeda ada Fa yang berbeda, ini semua adalah Fa Buddha yang selalu dimanifestasikan secara berbeda pada setiap ruang dimensi dan setiap tingkat.” (Ceramah Satu, Zhuan Falun)

“Asalkan anda meningkatkan Xinxing, tentu dapat melewati, yang dikhawatirkan ialah anda sendiri tidak ingin melewati, asalkan ingin melewati tentu dapat lewat.” (Ceramah Empat, Zhuan Falun)

Kelompok belajar Fa kami sekarang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang “meningkatkan Xinxing.” Guru memberi tahu kita harus meningkatkan secara berangsur-angsur dan terus menerus hingga hari kita mencapai kesempurnaan.