(Minghui.org) Dua saudari di Kota Jinzhou, Provinsi Liaoning diadili karena keyakinan mereka pada Falun Gong, sebuah disiplin spiritual dan meditasi yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Sekelompok polisi berpakaian preman memaksa masuk ke rumah Bai Shaoping dengan sebuah kamera pada 26 April 2020. Bai dan adik perempuannya, Bai Shaojie, sedang belajar ajaran Falun Gong ketika polisi datang. Polisi merampas buku-buku Falun Gong mereka dan membawa keduanya, juga cucu perempuan Bai Shaojie yang berumur lima tahun, ke Kantor Polisi Beijiao. Kedua saudari ini dipaksa menandatangani pernyataan melepaskan Falun Gong dan dibebaskan dengan jaminan sekitar pukul 9 malam.

Setelah pulang ke rumah, cucu Bai Shaojie yang berumur lima tahun sering terbangun dan menangis di malam hari. Karena orang tua anak perempuan tersebut telah bercerai dan ayahnya bekerja di luar kota, ia tinggal dan bergantung kepada neneknya.

Pada 8 Februari 2021, empat hari sebelum Tahun Baru Imlek, Kejaksaan Kota Linghai menghubungi kedua saudari ini dan memanggil mereka ke kejaksaan. Telepon dan kemungkinan hukuman penjara bagi istrinya membuat suami Bai Shaoping ketakutan hingga ia mengalami masalah pada kandung kemihnya yang menyebabkan ia tidak dapat mengontrolnya. Polisi juga mengancam akan menangkap putri Bai Shaoping jika mereka tidak bisa menemukan ibu mereka, meninggalkan kedua keluarga yang sedang menghabiskan liburan mereka dalam ketakutan dan tekanan.

Pada 19 Februari, satu minggu setelah Tahun Baru Imlek, kejaksaan menghubungi putra Bai Shaojie dan berkata kepadanya untuk mendesak ibu beserta bibinya untuk pergi ke kejaksaan untuk menjawab beberapa pertanyaan. Kedua saudari ini pergi ke sana pada 1 Maret dan diberi tahu mereka telah didakwa.

Bai Shaojie memberi tahu jaksa, Wang Tian dan Li Yuchong, bahwa ia mengalami pielonefritis ganda (infeksi ginjal parah) saat dia berusia 28 tahun. Kondisinya sangat mengancam jiwa dan tidak ada pengobatan efektif waktu itu. Tapi singkat waktu setelah ia berlatih Falun Gong, kondisinya pulih dan ia telah menjadi sehat sejak saat itu. Ia berkata bahwa tidak ada hukum yang memidana Falun Gong di Tiongkok dan ia menolak untuk mengaku bersalah karena menjalankan keyakinannya.

Jaksa tersebut memindahkan kasusnya ke Pengadilan Kota Linghai pada 8 Maret. Di malam hari, polisi berkata kepada keluarga mereka untuk membawa mereka ke kantor polisi di pagi berikutnya. Bai Shaojie pergi ke sana, hanya untuk ditangkap di tempat dan dibawa ke Pusat Penahanan Wanita Kota Jinzhou. Tidak jelas apakah Bai Shaoping telah dibawa kembali ke tahanan.

Sejak Yao Guomin menjadi kepala Komite Hubungan Politik dan Legal Kota Jinzhou, sebuah agen ekstra yudisial yang tugasnya menganiaya Falun Gong, pada Oktober 2018, ia telah menugaskan Kejaksaan Kota Linghai dan Pengadilan Kota Linghai untuk menangani seluruh kasus Falun Gong di wilayah Jinzhou. Konsolidasi ini tidak hanya mempercepat proses hukuman terhadap praktisi lokal, hal ini juga mengakibatkan masa tahanan penjara yang lebih panjang bagi praktisi.

Hanya karena berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong, Liu Wansheng [Laki-laki], 65, dihukum enam tahun pada September 2020, lima bulan setelah penangkapannya di sebuah stasiun bus. Hukuman yang dijatuhkan padanya memberi pukulan berat bagi ayahnya, berumur 80an, yang meninggal kemudian karena kesedihan yang mendalam.