(Minghui.org) Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan spiritual berdasarkan prinsip Sejati, Baik, Sabar. Sejak Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai menganiaya pada Juli 1999, banyak praktisi telah ditangkap, ditahan, dan disiksa karena menolak melepaskan keyakinan mereka.

Dalam beberapa tahun terakhir, penganiayaan terhadap praktisi lanjut usia menjadi semakin merajalela. Bahkan mereka yang berusia 80-an atau 90-an pun tidak luput.

Laporan ini berfokus pada penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong lanjut usia dan bagaimana mereka telah dianiaya secara fisik dan mental meskipun mereka berumur. Beberapa bahkan dianiaya hingga meninggal akibat penyiksaan dan tekanan dari pihak berwenang.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Minghui.org, total 710 praktisi di atas usia 65 dianiaya pada tahun 2018, termasuk mereka yang meninggal dunia atau dihukum, ditangkap, dan dilecehkan. Pada tahun 2019 jumlahnya mencapai 980 atau meningkat 38%, dan pada tahun 2020, 1.330 meningkat 35%.


Di antara 3.020 praktisi yang menjadi sasaran selama tiga tahun terakhir, 106 meninggal karena penganiayaan, 350 orang dijatuhi hukuman, 1.694 ditangkap tetapi tidak dihukum, dan 870 lainnya dilecehkan. Di antara mereka yang ditangkap dan dilecehkan, total 807 rumah mereka digeledah.

Pada 2018, 710 praktisi lansia menjadi sasaran, dengan 5 di antaranya berusia di atas 90 dan 167 berusia 80-an.

Di antara 980 praktisi yang dianiaya pada tahun 2019, 3 berusia lebih dari 90 dan 280 berusia 80-an.

Hal itu menjadi lebih buruk pada tahun 2020, dengan 1.330 dianiaya karena keyakinan mereka. Dua puluh tujuh praktisi berusia lebih dari 90 tahun, dan 430 berusia 80-an. Seorang praktisi berusia 92 tahun dari Provinsi Jiangsu dianiaya hingga meninggal

Di bawah ini adalah gambaran dari beberapa praktisi yang meninggal antara 2018 dan 2020. Karena sensor informasi di Tiongkok, jumlah praktisi Falun Gong yang dianiaya karena keyakinan mereka tidak selalu dapat dilaporkan pada waktu yang tepat, juga tidak semua informasi tersedia.

Kematian tahun 2018

Praktisi lama Liaoning Meninggal Lima Tahun setelah Menjadi Cacat di Penjara

Li Decheng, seorang praktisi lama dari Kota Gaizhou, Provinsi Liaoning, mengalami pendarahan otak dan koma pada tanggal 17 November 2012, saat menjalani hukuman 6 tahun di Penjara Nanguanling di Kota Dalian. Ia dilarikan ke rumah sakit dengan tangan masih diborgol. Borgol tidak pernah dilepas sampai dia dibebaskan dengan alasan kesehatan pada tanggal 17 Januari 2013.


Li Decheng

Penjara bersedia membebaskan Li sebelum masa hukumannya berakhir hanya karena para dokter mengatakan bahwa dia hanya memiliki beberapa hari untuk hidup. Keluarganya awalnya membawanya ke rumah sakit setempat, tetapi mereka harus membawanya pulang karena mereka tidak mampu membayar biaya pengobatan, yang ditolak oleh penjara.

Sisi kiri wajah dan tubuh Li lumpuh, dan mata kirinya menjadi buta ketika dibebaskan. Kondisinya memburuk, dan dia akhirnya menjadi cacat total dan membutuhkan perawatan sepanjang waktu. Dia tetap terbaring di tempat tidur dan harus diberi makan melalui selang hidung.

Kondisi Li menjadi kritis pada 22 Maret 2018, dan dia dilarikan ke rumah sakit. Dia meninggal beberapa jam kemudian. Dia berusia 71 tahun.

Wanita Yang Sakit Berat Dipenjara Sampai Masa Hukuman Berakhir, Meninggal 12 Hari Setelah Pembebasannya

Keluarga Zhao Chunyan harus memanggil ambulans untuk menjemputnya ketika dia dibebaskan dari penjara pada tanggal 16 Juli 2018. Dia telah kehilangan lebih dari sepertiga berat badannya dan tidak bisa berjalan. Wanita Kota Jixi, Provinsi Heilongjiang, meninggal pada tanggal 28 Juli, di usia 65 tahun.

Kematian Zhao adalah akhir yang tragis dari tahun-tahun penganiayaan yang dia derita karena menolak melepaskan Falun Gong. Dia telah berulang kali ditangkap karena keyakinannya dan menjalani dua masa kerja paksa selama hampir empat tahun antara 2000 dan 2011. Dia terakhir ditangkap pada tanggal 11 Juli 2013, dan dijatuhi hukuman 5 tahun penjara tanpa proses hukum. Seorang hakim setempat membacakan putusan dengan lantang di pusat penahanan setempat.


Zhao sebelum penangkapan terakhirnya

Zhao dimasukkan ke Penjara Wanita Provinsi Heilongjiang pada November 2013. Dia dan praktisi lain yang dipenjara sering dipaksa untuk menginjak-injak atau duduk di atas kertas dengan nama pencipta Falun Gong tertulis di atasnya. Para narapidana terkadang bahkan memasukkan kertas itu ke dalam celananya.

Narapidana Du Xiaoxia memaksa Zhao duduk tak bergerak di bangku kecil dari jam 5 pagi sampai 10 malam setiap hari selama lebih dari dua bulan berturut-turut. Para penjaga tidak hanya tidak menghentikan Du, tetapi juga mendorongnya dan narapidana lainnya untuk terus melecehkan Zhao dengan menjanjikan pengurangan masa hukuman.

Zhao memberitahu keluarganya, “Pada tanggal 6 Februari 2014, narapidana Tiao Yanru menghasut narapidana lain, bernama Wang Ning, untuk memukuli saya dengan gantungan baju. Wang memukul saya begitu keras sampai dia mematahkan dua gantungan. Dia juga menyikat wajah saya dengan sikat plastik. Wajah saya menjadi sangat bengkak. Keesokan harinya, Tian memukuli saya dengan tabung karton berulang kali, mengatakan bahwa tabung tersebut tidak akan meninggalkan luka luar, seperti halnya gantungan atau sikat. Dia juga tidak mengizinkan saya tidur atau menggunakan kamar kecil. Saya berlari ke kamar kecil pada satu keadaan, tetapi diseret kembali. Saya harus mengompol."

Menurut orang dalam, Zhao dilarang tidur selama 20 hari berturut-turut, mulai tanggal 6 Februari 2014. Dia menjadi sangat linglung dan ditipu untuk menandatangani namanya pada pernyataan yang mengklaim bahwa dia telah melepaskan keyakinannya. Setelah pikiran dia menjadi jernih lagi, dia menulis pernyataan khidmat pada tanggal 6 Maret 2014, untuk membatalkan pernyataan sebelumnya. Narapidana Tian menolak mengambil pernyataan khidmat dan bertanya dari mana dia mendapatkan pena dan kertas untuk menulis pernyataan barunya. Zhao kemudian menulis ulang pernyataannya di dinding. Para penjaga menuduhnya menodai dinding dan memerintahkan narapidana untuk lebih menyiksanya.

Zhao menceritakan apa yang terjadi padanya: “Pada Maret 2014, Wang Ning menjambak rambut saya dan menuangkan baskom demi baskom berisi air dingin ke kepala saya. Bulan Maret masih sangat dingin. Sweter saya basah kuyup dan saya tidak bisa berhenti menggigil. Dia tidak mengizinkan saya ganti baju dan memerintahkan saya untuk berdiri di sana tanpa bergerak. Dia dan narapidana lain sering menyeret saya ke kamar yang tanpa kamera pengintai dan memukuli saya. Saya bahkan tidak ingat berapa kali saya dipukuli.”

Zhao juga ingat bagaimana dia diberi obat yang tidak diketahui yang merusak kesehatannya, “Mereka bilang saya sakit dan perlu minum obat. Mereka membuka paksa mulut saya dan merontokkan salah satu gigi saya. Penjaga Xiao Shufen (nomor lencana 230355) terus mengawasi saya setiap hari. Dia memastikan obat itu dimasukkan secara paksa ke dalam mulut saya dua kali setiap hari. Saya mengalami diare setiap kali setelah diberi obat. Sebelum saya menyadarinya, saya tidak bisa menahan apapun. Tian Yanru menuduh saya menolak makan. Saya berkata bahwa semua penyiksaan mereka yang telah merusak kesehatan saya."

Zhao terus muntah dan menjadi semakin lemah. Dia akhirnya dibawa ke klinik pada Oktober 2016 dan didiagnosis dengan kista hati. Dia menjalani operasi untuk mengangkat kista.

Keluarganya berusaha mengunjunginya berkali-kali di penjara, tetapi mereka selalu ditolak. Namun, pada akhir Oktober 2016, keluarganya menerima pemberitahuan mendesak untuk datang ke Rumah Sakit Zhongxin Kota Harbin. Di sana mereka melihat Zhao tidak bisa makan atau berjalan. Dia kesulitan bernapas dan berbicara.

Wang Shanshan, kepala bangsal sembilan tempat Zhao dipenjara, kemudian mengirim sms kepada putra Zhao berkali-kali untuk meminta uang untuk menutupi biaya pengobatan ibunya. Pemuda itu memberi Wang dan rekan pengawalnya, Zhu Xueming, uang tunai pada setiap kunjungan berikutnya. Para penjaga tidak membebaskan Zhao seperti yang dijanjikan, bahkan setelah putranya membayar mereka total 26.000 yuan. Mereka kemudian meminta 260 yuan per hari untuk pengasuh Zhao atau keluarganya harus merawatnya. Putra Zhao berkata dia akan merawat ibunya, tetapi para penjaga berubah pikiran dan menolaknya.

Zhao tetap ditahan sampai masa hukumannya berakhir. Penjaga Wang dan Xue menuntut 60.000 yuan sebagai ganti pembebasannya, tetapi keluarganya dengan tegas menolak membayar. Wang dan Xue kemudian menahan 5.000 yuan yang masih dimiliki Zhao di rekening.

Mantan Manajer Bisnis Dibebaskan dari Penjara, Meninggal 19 Hari Kemudian pada Hari Tahun Baru

Cui Hai, 69, dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, selamat dari lima tahun penjara dan pelecehan, meninggal 19 hari kemudian pada Hari Tahun Baru 2018. Kematiannya menutup cobaan berat selama puluhan tahun karena menegakkan keyakinannya pada Falun Gong .


Cui Hai

Cui mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1996 dan segera menemukan batu empedu, masalah perut, dan penyakit ginekologi menghilang. Tubuh yang sehat memungkinkannya untuk tetap fokus pada pekerjaan, dan dia dipromosikan menjadi manajer umum Kantor Guangzhou Perusahaan Ekspor dan Impor Bahan Kimia Kota Wuhan.

Kehidupan Cui terganggu ketika penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai pada 1999. Perusahaannya memecatnya setelah dia menjalani tiga tahun penjara setelah penangkapannya pada 13 Mei 2000.

Penangkapan kelima dan terakhirnya terjadi pada 18 Oktober 2012. Dia dipindahkan dari satu fasilitas penahanan ke fasilitas lain, termasuk Pusat Pencucian Otak Provinsi Hubei.

Cui menceritakan penderitaannya selama 70 hari penahanan di pusat pencucian otak. Dia melakukan mogok makan sebagai protes dan dicekok paksa makan secara brutal. Dia juga dipukuli dan dilarang tidur secara teratur. Untuk jangka waktu tertentu, dia diberi makanan yang dicampur dengan obat-obatan, yang menyebabkan dia mengalami kelemahan pada kaki dan kehilangan ingatan.

Pada saat dia diperintahkan untuk hadir di pengadilan pada 20 Desember 2013, Cui terluka parah dan dipindahkan ke Rumah Sakit Ankang milik polisi. Beberapa jam sebelum sidang, dia mengalami sakit perut yang hebat tetapi bisa menghadiri seluruh sesi.

Cui dijatuhi hukuman lima tahun penjara pada tanggal 6 Januari 2014. Pengacaranya mengunjunginya di Rumah Sakit Ankang tiga hari kemudian dan mengetahui bahwa dia dibawa ke Rumah Sakit Xiehe lima hari setelah sidang karena kondisinya yang memburuk.

Pengacara berbicara dengan direktur Rumah Sakit Ankang dan mengetahui bahwa Cui didiagnosis menderita tukak duodenum, batu empedu, dan tekanan darah tinggi. Direktur menyampaikan bahwa kondisi Cui sangat buruk.

Pengacara mengajukan banding keesokan harinya, tetapi Pengadilan Menengah di Kota Wuhan memutuskan pada awal April 2014 untuk menegakkan putusan bersalah. Dia dimasukkan ke Penjara Wanita Kota Wuhan untuk menjalani hukumannya.

Cui sangat kurus ketika dibebaskan pada tanggal 13 Desember 2017.

Wanita Beijing, 75, Meninggal setelah Sembilan kali Penangkapan dan Lima Tahun Penjara

Wen Mulan, 75 tahun, dari Beijing, meninggal kurang dari dua bulan setelah dibebaskan dari pusat penahanan dengan alasan medis.


Wen Mulan

Wen ditangkap pada 14 Oktober 2017, karena membagikan kalender dengan informasi tentang Falun Gong. Dia dibawa ke Pusat Penahanan Distrik Miyun, di mana dia melakukan mogok makan untuk memprotes penahanan ilegal.

Setelah sekitar dua bulan melakukan mogok makan, Wen menderita edema dan dalam kondisi kritis. Ketika suaminya menolak menjemputnya, pusat penahanan mencari praktisi setempat untuk menampungnya. Praktisi tersebut mencatat bahwa Wen menunjukkan gejala telah diracun.

Wen meninggal dunia pada pukul 10.30 pagi pada tanggal 27 Februari 2018. Kematiannya mengakhiri tahun-tahun penderitaannya karena berlatih Falun Gong. Dia telah ditangkap enam kali antara 2001 dan 2011, dengan penangkapan ketujuh pada 31 Januari 2012. Meskipun polisi membebaskannya beberapa jam kemudian, mereka menangkapnya kembali keesokan harinya, meninggalkan suaminya, yang saat itu berusia 81 tahun, tanpaseorang pengasuh. Dia dijatuhi hukuman lima tahun penjara pada Agustus tahun itu.

Beberapa bulan setelah dia dibebaskan dari penjara, Wen ditangkap untuk kesembilan kalinya pada Oktober 2017.

Wanita 67 Tahun Meninggal Kurang dari Dua Minggu setelah Dibebaskan karena Alasan Kesehatan

Liu Jinyu, seorang praktisi Falun Gong berusia 67 tahun di Kota Dalian, Provinsi Liaoning, tidak dibebaskan dengan alasan kesehatan sampai lebih dari sebulan setelah dia didiagnosis menderita kanker usus besar stadium akhir. Dia meninggal kurang dari dua minggu setelah kembali ke rumah.

Liu berada di rumah pada tanggal 21 April 2016, ketika lebih dari 20 agen masuk. Dia sangat ketakutan hingga pingsan. Polisi menggeledah rumahnya sebelum membawanya ke mobil polisi.

Suaminya, putranya, dan pacar putranya, yang tidak berlatih Falun Gong, ditangkap pada saat yang sama. Putra Liu dipukuli secara brutal di kantor polisi setempat karena menolak mengutuk pencipta Falun Gong.

Liu dibawa ke Pusat Penahanan Kota Dalian, dan anggota keluarganya dibebaskan beberapa jam setelah penangkapan mereka.

Setelah sangat sehat, Liu dengan cepat menolak karena penganiayaan yang dia alami di pusat penahanan. Dia menderita tekanan darah tinggi dan pingsan beberapa kali.

Ketika Liu muncul di pengadilan pada tanggal 21 Oktober 2016, hanya putranya yang diizinkan hadir. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun tiga bulan dan diperintahkan untuk menjalani hukuman di Penjara Wanita Provinsi Liaoning.

Liu pernah mengeluh kepada keluarganya tentang bagaimana dia dianiaya di penjara. Dia berkata, “Makanannya berbau dan baunya seperti obat-obatan. [Para penjaga] tidak mengizinkan saya menggunakan kamar kecil dan saya sering mengotori celana. Kepala sel terus memukuli saya."

Dia berangsur-angsur kehilangan nafsu makan, dan kesehatannya semakin menurun. Para penjaga tidak pernah mencari pertolongan medis untuknya.

Liu jatuh sakit parah pada tanggal 23 Februari 2018. Baru kemudian dia dibawa ke rumah sakit penjara. Dia didiagnosis menderita kanker usus besar stadium akhir.

Penjara menelepon putranya untuk membayar biaya pengobatannya. Dia bergegas ke rumah sakit untuk menemukan ibunya di tempat tidur dengan kaki terbelenggu. Enam penjaga mengawasinya sepanjang waktu. Dia memohon kepada mereka untuk melepaskan belenggu saat dia perlu ke kamar kecil. Para penjaga menolak, dan dia harus buang air di celananya.

Putranya berkonsultasi dengan dokter di berbagai rumah sakit yang semuanya mengatakan sudah terlambat, bahwa kondisi ibunya tidak dapat diobati. Dia mengajukan permintaan pembebasan bersyarat medis, tetapi penjara mengabaikannya.

Kondisi Liu terus memburuk, dan penjara akhirnya menyetujui pembebasan bersyarat medisnya pada awal April 2018.

Dia meninggal pada 15 April 2018.

Praktisi Falun Gong yang Dipenjara Dua Kali Meninggal setelah Koma 27 Bulan

Zhu Liling dari Kabupaten Rudong, Provinsi Jiangsu, kehilangan kesadaran saat ditahan karena keyakinannya pada Falun Gong. Seorang dokter berkata bahwa Zhu pasti mengalami trauma tiba-tiba yang membuatnya tidak sadarkan diri. Polisi setempat menolak menjelaskan kepada keluarganya apa yang bisa terjadi yang menyebabkan dia tiba-tiba pingsan. Dia tetap koma di tahun-tahun terakhirnya. Dia meninggal dua tahun tiga bulan kemudian, pada tanggal 14 Juni 2018.


Zhu Liling

Zhu tiba-tiba pingsan pada tanggal 10 Maret 2016. Keluarganya bergegas ke Rumah Sakit Nantong untuk melihat lebih dari 30 petugas mengelilinginya. Dia meneteskan air liur dan wajah pucat. Orang yang dicintainya mencoba berbicara dengannya, tetapi dia tidak mendapat tanggapan.

Episode pingsan Zhu terjadi di Pusat Penahanan Kota Nantong, di mana dia ditahan setelah penangkapannya pada tanggal 1 September 2015, karena mengajukan tuntutan hukum terhadap mantan diktator Tiongkok Jiang Zemin karena memulai penganiayaan terhadap Falun Gong.

Zhu telah dua kali dipenjara selama total 8 tahun karena menolak melepaskan Falun Gong. Dia meminta Jiang bertanggung jawab atas cobaan beratnya, tetapi ditangkap lagi.

Petugas yang membawa Zhu ke rumah sakit tidak menjelaskan mengapa dia mengalami koma. Mereka mengancam akan menuntut putranya ketika dia awalnya menolak menandatangani formulir persetujuan ibunya menjalani operasi di tengkoraknya.

Putra Zhu menandatangani formulir, dan operasi selesai sekitar jam 9 malam itu.

Zhu mengalami keadaan vegetatif pasca operasi, dengan sepotong tengkoraknya hilang.

Polisi Kabupaten Rudong dan Kantor 610 sering muncul di rumah Zhu untuk memotretnya dan mengganggu keluarganya.

Zhu tiba-tiba mengalami pendarahan vagina yang parah pada jam 1 pagi pada tanggal 14 Juni 2018. Dia kehilangan begitu banyak darah sehingga keluarganya melihat perutnya menyusut tepat di depan mata mereka. Dia meninggal tak lama kemudian.

Setelah Bertahan 13 Tahun di Penjara, Wanita Liaoning Ditangkap Lagi dan Meninggal di Tahanan 21 Hari Kemudian

Jin Shunnu dari Kota Fushun, Provinsi Liaoning, mengalami koma pada 6 Oktober 2018, saat ditahan karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong.

Setelah keluarganya dilarikan ke rumah sakit, polisi memaksa mereka untuk menandatangani surat pernyataan pertanggungjawaban dengan mengancam akan memberikan hukuman penjara yang berat kepada Jin jika mereka menolak mematuhinya.

Suami dan anak perempuan Jin tinggal di rumah sakit selama empat hari, tetapi dia tidak pernah sadar kembali. Dia meninggal sekitar pukul 4 pagi pada tanggal 10 Oktober. Tubuhnya dikremasi pada hari yang sama tanpa otopsi, dan sertifikat kematian yang dikeluarkan oleh rumah sakit mengatakan dia meninggal karena stroke. Dia berusia 66 tahun.


Jin Shunnu

Jin ditangkap pada tanggal 19 September 2018, di kantor komite perumahan setempat. Dia pergi ke sana untuk meminta dokumen yang diperlukan untuk memulihkan pensiunnya, yang telah ditangguhkan karena sebelumnya telah dipenjara selama 13 tahun karena menolak melepaskan Falun Gong.

Dia menjelaskan kepada staf kantor bahwa pemenjaraannya karena keyakinannya adalah ilegal dan oleh karena itu pensiunnya tidak boleh ditangguhkan. Alih-alih mengeluarkan dokumennya, seorang anggota staf menelepon polisi. Petugas Kantor Polisi Xinhua datang dan membawanya ke Pusat Penahanan Nangou.

Tidak jelas apa yang terjadi padanya selama penahanan singkatnya yang menyebabkan dia koma dan meninggal beberapa hari kemudian.

Kematian Jin terjadi hanya tiga setengah tahun setelah dia dibebaskan dari penjara.

Saat Jin dipenjara antara 2002 dan 2015, suaminya, Shen Shan, menjalani hukuman 11 tahun karena keyakinan mereka yang sama. Putri mereka, Shen Chunting, juga dihukum tiga tahun kerja paksa karena berlatih Falun Gong.

Keluarga itu akhirnya bersatu kembali pada 2015, hanya untuk kehilangan Jin tiga tahun kemudian.

Pakar Pertanian Gansu Meninggal setelah Pelecehan Berulang Kali karena Keyakinannya

Guo Zhenbang dari Kota Qingyang, Provinsi Gansu, meninggal pada usia 76 tahun pada Oktober 2018 setelah dilecehkan berulang kali karena menolak melepaskan keyakinannya pada Falun Gong.

Setelah penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai, Guo ditahan atau dilecehkan berulang kali dan diancam oleh agen Kantor 610. Pada Maret 2018, polisi berkali-kali mendatangi rumahnya untuk mendaftarkan KTP, alamat rumah, nomor telepon, dan detail anggota keluarganya. Petugas juga mengancam akan menangkapnya jika dia menolak melepaskan keyakinannya. Karena stres, Guo terbaring di tempat tidur dan meninggal tujuh bulan kemudian.

Guo pernah menjabat sebagai ahli agronomi senior dan perwakilan Kongres Rakyat Nasional dan ahli pertanian yang mendapat tunjangan khusus dari Dewan Negara. Dia telah memenangkan banyak penghargaan dalam hampir 40 tahun karirnya di bidang penelitian.

Ibu Dipukul hingga Meninggal oleh Putranya karena Berlatih Falun Gong

Lu Shurong, seorang ibu berusia 77 tahun di Distrik Wuqing, Tianjin, meninggal karena luka-lukanya akibat pemukulan kejam oleh putranya sendiri karena dia berlatih Falun Gong.

Putranya, Du Xuesong, berusia 50-an, dua kali mengirimkan uang jaminan untuk membebaskan ibunya setelah dia ditangkap karena menolak melepaskan keyakinannya. Seorang veteran militer, Du dilatih untuk mengikuti perintah, dan dia semakin memusuhi ibunya setelah dia terus berlatih Falun Gong setelah dibebaskan.

Ia juga khawatir keyakinan ibunya akan memengaruhi peluang putranya menjadi pegawai pemerintah. Selama penganiayaan, banyak anggota keluarga praktisi Falun Gong dipecat dari pekerjaan mereka atau dilarang mengikuti ujian masuk perguruan tinggi dengan alasan "bersalah oleh asosiasi."

Pada tanggal 27 September 2018, Du pulang dalam keadaan mabuk dan mulai memukuli ibunya yang sudah lanjut usia. Ketika ayahnya, Du Zhongsan, mencoba menghentikannya, dia juga memukuli ayahnya yang berusia 83 tahun.

Putranya terus memukuli ibunya selama lebih dari satu jam. Dia menderita sepuluh tulang rusuk patah dan pergelangan tangan patah. Dia mengalami memar di sekujur tubuh dan wajahnya memar dan bengkak.

Di rumah sakit, dokter menemukan bbanyak tulang patah di salah satu tulang rusuk Lu, dan satu bagian menembus paru-parunya. Sebagian besar organ dalamnya terluka parah. Rumah sakit mengeluarkan beberapa pemberitahuan kondisi kritis selama 24 hari keberadaannya. Dia meninggal pada 21 Oktober 2018.

Kematian Lu diawali dengan meningkatnya ketegangan dalam keluarga karena keyakinannya. Sangat dipengaruhi oleh propaganda fitnah pemerintah, putranya berbalik melawan orang tuanya dan sering melecehkan dan menyerang mereka secara fisik.

Setelah kejadian tersebut, Du Xuesong ditahan di Pusat Penahanan Wuqing di Tianjin.

Kasus 2019

Pembebasan Bersyarat Medis Pasien Stroke Ditolak, Meninggal di Penjara Saat Menjalani Hukuman karena Keyakinannya

Liao Jianfu dari Kota Panzhihua, Provinsi Sichuan, meninggal kurang dari sembilan bulan setelah dia mulai menjalani hukuman karena keyakinannya pada Falun Gong di sebuah penjara di Provinsi Yunnan.

Pria berusia 65 tahun itu menderita beberapa kali stroke dan memiliki tekanan darah tinggi yang berbahaya tetapi berulang kali pembebasan medis bersyarat ditolak karena tidak melepaskan keyakinannya pada Falun Gong.

Kematian Liao didahului dengan dua hukuman penjara sebelumnya dengan total 10,5 tahun, antara 2002 dan 2013.

Liao terakhir ditangkap pada Oktober 2016 karena memasang poster informasi tentang Falun Gong. Tiga praktisi lain yang bersamanya, Song Nansu (70), Fu Wende (70), dan Zhou Fuming (60-an), juga ditangkap.

Keempat praktisi muncul di Pengadilan Kabupaten Yuping pada 22 Maret 2018. Mereka sering disela oleh hakim saat membaca pernyataan pembelaan mereka. Hakim menghukum Liao empat tahun penjara, Song dan Fu tiga setengah tahun, dan Zhou dua tahun.

Liao, Fu, dan Zhou dipindahkan ke Penjara No. 1 Provinsi Yunnan, dan Song ke Penjara No. 2 Provinsi Yunnan pada tanggal 21 Agustus 2018.

Saat dipenjara, Liao mengalami pendarahan otak beberapa kali, tetapi otoritas penjara menolak membebaskannya dengan jaminan medis.

Ibu Penduduk AS yang Dipenjara Meninggal Sembilan Bulan Sebelum Jadwal Pembebasan, Keluarga Mencurigai Pelanggaran

Meng Hong dari Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang, dan ibu seorang warga AS, meninggal mendadak pada tanggal 26 Juli 2019, beberapa saat setelah dia dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan darurat.

Menurut putrinya, Li Xuesong dari San Francisco, Penjara Wanita Heilongjiang menelepon keluarganya pada sore hari tanggal 26 Juli 2019, dan mengatakan bahwa ibunya menderita tekanan darah tinggi dan masalah jantung. Mereka disuruh pergi ke Rumah Sakit No. 2 Universitas Kedokteran Harbin dengan uang tunai untuk membayar biaya pengobatannya.

Beberapa saat setelah keluarga tiba, ambulans yang membawa Meng muncul. Mereka melihat dua paramedis melakukan resusitasi kardiopulmoner (CPR) padanya di dalam kendaraan. Meng dinyatakan meninggal sepuluh menit setelah dia dibawa ke ruang gawat darurat. Dia berusia 79 tahun.


Meng Hong

Kematian mendadak Meng terjadi sembilan bulan sebelum jadwal pembebasannya dari hukuman penjara 7 tahun karena tidak melepaskan keyakinannya pada Falun Gong.

Li Xuesong berkata bahwa ibunya sangat sehat sebelum dan selama enam tahun lebih dia dipenjara. Dia mencurigai adanya pelanggaran dalam kematiannya.

Wanita Shandong Dihukum Empat Tahun karena Keyakinannya, Meninggal Enam Bulan setelah Penjara

Chen Yuhua dari Kota Heze, Provinsi Shandong, meninggal sekitar enam bulan di penjara karena keyakinannya pada Falun Gong. Dia berusia 70-an.

Jasad Chen dikremasi pada tanggal 25 September 2019.

Chen, seorang pensiunan pengusaha, ditangkap bersama Cheng Panyun, pensiunan jaksa, juga berusia 70-an, dan Li Zhenhuan, pensiunan manajer stasiun TV berusia 66 tahun, pada 29 Maret 2018, setelah polisi menemukan mereka sedang menyebarkan materi informasi tentang Falun Gong.

Setelah dikurung selama satu tahun di Pusat Penahanan Kota Heze, ketiga wanita tersebut muncul di Pengadilan Kabupaten Juancheng dan dijatuhi hukuman penjara. Chen dijatuhi hukuman empat tahun, Cheng tiga setengah tahun, dan Li dijatuhi hukuman tiga tahun. Mereka dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Shandong.

Tidak jelas apakah Chen diracun selama di penjara.

Karena dia menolak melepaskan keyakinannya setelah rezim komunis mulai menganiaya Falun Gong pada tahun 1999, Chen ditangkap sebanyak delapan kali dan diberi dua hukuman kamp kerja paksa.

Dia ditangkap pada tanggal 14 Oktober 2007, saat merawat suaminya yang terbaring di tempat tidur. Dia kemudian dihukum di Penjara Wanita Shangdong dan menderita patah tulang pinggang setelah disiksa di sana.

Wanita berusia 82 Tahun Meninggal Beberapa Jam setelah Ditangkap karena Membagikan Materi Informasi Falun Gong

Guo Zhenxiang, 82, dari Kota Zhaoyuan, Provinsi Shandong, meninggal beberapa jam setelah dia ditangkap karena membagikan informasi tentang Falun Gong.

Guo ditangkap oleh petugas Kantor Polisi Mengzhi di terminal bus pada pagi hari tanggal 11 Januari 2019. Pada pukul 10 pagi, keluarganya dipanggil ke kantor polisi, di mana mereka diberi tahu bahwa orang yang mereka cintai telah meninggal.

Polisi menyatakan bahwa Guo jatuh sakit setelah dibawa ke kantor polisi dan meninggal di rumah sakit setempat meskipun ada upaya pertolongan. Tubuhnya dibawa ke Rumah Pemakaman Kota Zhaoyuan tanpa persetujuan keluarganya.

Guo sangat sehat dalam beberapa tahun terakhir dan tidak menunjukkan gejala apapun saat meninggalkan rumah di pagi hari. Keluarganya mencurigai kematiannya terkait dengan penganiayaan di tahanan polisi, karena praktisi Falun Gong secara rutin disiksa di tahanan.

Polisi awalnya menolak mengizinkan keluarga Guo untuk melihat jasadnya, tetapi mereka kemudian mengalah karena keluarga terus meuntutnya.

Dalam perjalanan ke rumah duka, polisi berulang kali bertanya kepada keluarganya dari mana dia mendapatkan materi tentang Falun Gong dan dengan siapa dia bisa berhubungan. Mereka juga menekan keluarganya untuk menandatangani catatan interogasi dan mengancam mereka untuk tidak mengumumkan kematiannya.

Jasad Guo tetap berada di rumah duka karena keluarganya mencari keadilan untuknya. Polisi telah memantau keluarga tersebut sejak kematiannya.

Sebelum penangkapan terakhirnya yang menyebabkan kematiannya, Guo ditangkap pada 10 dan 16 Desember 2016, dan pada September 2018 karena berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong.

Dia dibebaskan sebanyak tiga kali karena usianya yang sudah lanjut. Namun, polisi menggeledah rumahnya dan menyita buku-buku dan barang-barang Falun Gong pada tanggal 21 Desember 2016, lima hari setelah penangkapan keduanya.

Pensiunan Guru Meninggal dalam Tahanan Saat Menunggu Putusan Pengadilannya

Song Zhaoheng, seorang pensiunan guru berusia 76 tahun di Kota Yushu, Provinsi Jilin, ditangkap pada 27 Agustus 2018, saat dia berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong. Dia dibawa ke Pusat Penahanan Kota Yushu setelah diinterogasi di kantor polisi setempat.

Song muncul di pengadilan pada 16 November 2018. Dia bersaksi untuk pembelaannya sendiri dan berpendapat bahwa berlatih Falun Gong dan berbagi informasi adalah hak konstitusionalnya.

Dilaporkan bahwa pihak berwenang berencana untuk menghukum Song sembilan tahun penjara, tetapi dia meninggal mendadak di pusat penahanan pada tanggal 14 Januari 2019. Pihak berwenang menolak mengungkapkan penyebab kematiannya.

Lansia Meninggal setelah Penangkapan dan Penahanan Berulang-ulang karena Keyakinannya

Wang Huaifu dari Kota Mianyang, Provinsi Sichuan, meninggal setahun setelah dibebaskan dari hukuman penjara 1,5 tahun karena keyakinannya pada Falun Gong.


Wang Huaifu in 2016

Wang ditangkap pada 10 Desember 2016, karena membagikan kalender Falun Gong. Dia muncul di Pengadilan Distrik Youxian pada 10 Maret 2017, dan kemudian dijatuhi hukuman 1,5 tahun dengan denda 2.000 yuan.

Kesehatan Wang sudah buruk ketika dia masuk Penjara Jiazhou pada tanggal 25 Agustus 2017. Dia dua kali dirawat di rumah sakit selama total empat bulan selama di penjara.

Selama empat bulan dia ditahan di rumah sakit penjara, dia diberi suntikan obat infus yang tidak diketahui setiap hari, yang tidak berhenti sampai empat hari sebelum dibebaskan. Pihak berwenang juga mengambil sampel darahnya lebih dari 20 kali tanpa alasan yang diketahui.

Di antara dua rawat inapnya, dia dibawa kembali ke penjara dan dianiaya. Meskipun dia batuk darah dan kesehatannya memburuk, dia tetap dipaksa melakukan kerja rodi tanpa bayaran hingga ia harus dilarikan ke rumah sakit lagi.

Wang sangat kurus dan hampir mati ketika dia kembali ke rumah pada tamggal 10 Juni 2018. Dia meninggal pada 16 Juli 2019. Dia berusia 71 tahun.

Wang, yang telah pensiun dari pusat pasokan biji-bijian di Mianyang, mulai berlatih Falun Gong pada April 1998. Dia memuji latihan tersebut karena meningkatkan kesehatannya dan memungkinkannya menjadi orang yang lebih damai.

Karena dia menolak melepaskan keyakinannya, dia dihukum satu tahun kerja paksa dan dijatuhi hukuman penjara tiga kali dengan total 7,5 tahun.

Manajer Pabrik Permadani Meninggal setelah Bertahun-tahun Penganiayaan karena Keyakinannya

Manajer pabrik permadani di Kota Wendeng, Provinsi Shandong, meninggal dunia pada akhir November 2019 setelah menderita penganiayaan selama bertahun-tahun karena berlatih Falun Gong. Dia berusia 64 tahun.

Karena dia menolak melepaskan keyakinannya, Tian Shihong berulang kali ditangkap dan ditahan. Pabriknya juga mengalami kerugian finansial yang luar biasa.

Tian mengelola pabrik permadani selama beberapa dekade. Selama tahun 1990-an, pendapatan pabrik menurun karena depresi ekonomi. Dia bekerja keras siang dan malam, berusaha menyelamatkan pabrik, namun kesehatannya sendiri memburuk dari waktu ke waktu.

Seorang teman memperkenalkannya pada Falun Gong. Tidak lama setelah dia berlatih, dia mendapatkan kembali kesehatan dan tenaganya.

Tian hidup dengan prinsip-prinsip Falun Gong Sejati, Baik, Sabar dan menggunakan nilai-nilai itu untuk membimbing lebih dari 100 karyawannya.

Pandangan baru dan pendapatan seluruh pabrik meningkat. Tian kemudian memberi para pekerja lebih banyak keuntungan, seperti memperbaiki makan siang yang disediakan pabrik dan merenovasi apartemen yang ditetapkan pabrik untuk pekerja.

Banyak pekerja sangat berterima kasih padanya dan mengidentifikasi dengan prinsip-prinsip Falun Gong. Mereka melawan polisi beberapa kali di tahun-tahun berikutnya ketika mereka berusaha menangkap Tian.

Pada tanggal 12 Mei 2011, puluhan agen menerobos masuk ke kantor Tian dan memerintahkan dia pergi bersama mereka.

Tian menolak untuk menurut dan menanyakan nama mereka. Beberapa petugas ada yang menyembunyikan lencana polisi mereka sebagai tanggapan. Kepala Wang Yong membentak anggotanya karena mundur dan memborgol sendiri Tian. Dia kemudian menyeret Tian ke bawah.

Keributan itu membuat khawatir karyawan Tian, yang mengepung dan melindunginya. Istrinya bertanya kepada polisi mengapa mereka ingin membawa suaminya pergi.

Pegawainya menghentikan polisi membawa pergi Tian Shihong pada tahun 2011.

Seorang agen wanita berkata mereka hanya akan meminta Tian menghadiri sesi belajar di pusat pencucian otak setempat. Istri Tian dan karyawannya menolak membiarkan membawanya pergi.

Polisi akhirnya mundur setelah kebuntuan yang berlangsung berjam-jam, tetapi mereka terus memantau dan melecehkan Tian di tahun-tahun berikutnya.

Pada 2015, Tian mengajukan tuntutan hukum terhadap mantan diktator Jiang Zemin, merinci apa yang dia, keluarganya, dan karyawannya derita karena penganiayaan.

Kematian di Tahun 2020

Pensiunan Kepala Sekolah, 78, Meninggal di Penjara Saat Menjalani Hukuman karena Keyakinannya

Li Guirong, pensiunan kepala sekolah dasar di Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, meninggal di Penjara Wanita Provinsi Liaoning pada pertengahan Januari 2020, hanya beberapa minggu sebelum akhir masa hukuman lima tahun berlatih Falun Gong. Dia berusia 78 tahun.

Li ditangkap pada tanggal 7 Februari 2015, setelah dilaporkan menyebarkan materi informasi tentang Falun Gong. Dia muncul di Pengadilan Distrik Hunnan pada tanggal 24 Juni 2015, dan dijatuhi hukuman lima tahun.

Penangkapan terakhir Li terjadi hanya 15 bulan setelah dia selesai menjalani hukuman penjara tujuh tahun, juga karena keyakinannya.

Pada tanggal 17 Oktober 2006, Li, saat itu 64 tahun, ditangkap karena berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong. Dia dijatuhi hukuman tujuh tahun oleh Pengadilan Distrik Heping pada tanggal 14 Mei 2007.

Ketika Li berada di Penjara Wanita Provinsi Liaoning, penjaga memerintahkan narapidana untuk memukul dan menendang serta menginjak tangannya. Wajahnya berdarah, tangannya bengkak, dan dia dipenuhi memar. Sebagian besar rambutnya dicabut.

Para penjaga terkadang memaksa Li untuk berjongkok di lantai beton selama berhari-hari, tidak mengizinkannya makan, menggunakan kamar kecil, atau tidur. Untuk mengintensifkan penyiksaan, mereka memaksanya melepas sepatunya dan menuangkan air dingin ke kakinya saat dia berjongkok. Kakinya sakit tak tertahankan. Dia tidak dapat berdiri atau duduk sesudahnya dan harus merangkak untuk pergi ke mana pun.

Pada saat dia dibebaskan pada tanggal 17 Oktober 2013, Li sangat kurus, rambutnya memutih, dan semua giginya tanggal. Namun, agen dari Kantor 610 setempat masih mengganggunya secara berkala.

Ahli Penyakit Dalam Heilongjiang Dipukul hingga Meninggal (Foto grafis di artikel terkait)

Wang Shukun, dokter penyakit dalam berusia 66 tahun di Rumah Sakit Kota Hailin di Kota Haining, Provinsi Heilongjiang, menerima telepon pada akhir Juni 2020 dari Han Yan, sekretaris Partai di rumah sakit, yang memberi tahu dia bahwa Chen Guangqun, presiden rumah sakit, sedang mencarinya.

Ketika dia sampai di rumah sakit, dia menemukan bahwa petugas dari Kantor Polisi No. 1 Kota Hailin telah mencarinya. Mereka berusaha memaksa Dr. Wang menulis pernyataan untuk melepaskan Falun Gong dan mengakui bahwa suaminya, Dr. Yu Xiaopeng, juga berlatih Falun Gong.

Yu, seorang ahli bedah di rumah sakit yang sama, dipecat 29 tahun yang lalu karena menolak memalsukan catatan medis seperti yang diperintahkan oleh presiden rumah sakit saat itu. Dia telah mengajukan petisi untuk ganti rugi selama bertahun-tahun dan dianggap sebagai target utama oleh pihak berwenang, yang mencoba menganiaya dia lebih lanjut dengan mengklaim dia juga berlatih Falun Gong -- padahal dia tidak pernah berlatih.

Ketika Dr. Wang menolak menandatangani pernyataan, polisi memukulinya selama berjam-jam di rumah sakit. Mereka mengancam bahwa jika dia tidak menulis pernyataan, mereka akan mencari orang lain untuk menulis pernyataan atas namanya.

Dr. Wang menderita sakit yang tajam di kakinya dan memohon kepada petugas untuk melepaskannya. Mereka setuju tetapi mengancam akan datang lagi beberapa hari kemudian.

Dr. Wang harus merangkak menaiki tangga untuk kembali ke apartemennya. Suaminya memperhatikan bahwa dia memiliki memar di tubuhnya. Tempurung lututnya patah, dan dia berkeringat.

Dr. Wang menderita pendarahan otak pada sore hari tanggal 1 Juli. Dia sangat pusing dan ingin muntah. Dia meninggal sekitar jam 4:25 pagi pada tanggal 2 Juli. Tubuhnya dikremasi pada tanggal 4 Juli.

Setelah kematian Dr. Wang, polisi terus mengganggu Dr. Yu dan memerintahkan dia untuk tidak melaporkan kematiannya ke situs web Minghui.

Pria 77 tahun yang Menjalani Hukuman 4,5 tahun Meninggal di Penjara

Li Shaochen dari Tianjin ditangkap pada tanggal 7 Desember 2016, dan dijatuhi hukuman empat setengah tahun di Penjara Binhai oleh Pengadilan Distrik Hongqiao pada Oktober 2017.


Li Shaochen

Penjara Binhai telah melakukan kampanye sejak Mei 2019 untuk mencoba memaksa praktisi Falun Gong yang dipenjara untuk melepaskan keyakinan mereka. Semua praktisi, termasuk mereka yang sakit, mereka yang berusia 70-an dan 80-an, serta mereka yang dijadwalkan akan segera dibebaskan, telah diminta untuk "berubah."

Berbagai bentuk penyiksaan fisik, termasuk tidur dan pengurangan makanan, digunakan untuk "mengubah" praktisi. Penganiayaan berat mengakibatkan kematian Li pada 6 Maret 2020, di usia 77 tahun.

Orang yang Sakit Parah Ditolak Perawatan Medis dan Dipaksa Melakukan Kerja Tidak Dibayar Meninggal di Penjara

Keluarga seorang pria di Kota Tangshan, Provinsi Hebei, diberitahu oleh Penjara Jidong sekitar pukul 8:00 pada tanggal 30 Mei 2020, bahwa orang yang mereka cintai menjalani hukuman tujuh tahun karena keyakinannya pada Falun Gong baru saja meninggal karena "serangan jantung." Cao Jinxing berusia 69 tahun.

Ketika keluarga Cao bergegas ke penjara, otoritas penjara menunjukkan kepada mereka beberapa dokumen tentang Cao tetapi tidak mengizinkan mereka untuk membuat catatan atau memotret. Keluarganya mengetahui bahwa Cao telah didiagnosis dengan penyakit akut yang tidak diketahui sejak tahun 2018, tetapi mereka tidak pernah diberi tahu atau diberi perawatan medis apa pun.

Keluarga Cao juga mengetahui bahwa para penjaga telah memaksanya untuk melakukan kerja paksa meskipun kondisi kesehatannya buruk.

Penjara bersikeras bahwa Cao meninggal karena "sebab alamiah" tetapi mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk memberikan kompensasi finansial kepada keluarganya.

Pria Liaoning Meninggal di Tahanan Tiga Bulan Setelah Ditangkap

Yu Yongman, 65, dari Kota Liaonyang, Provinsi Liaoning, meninggal di Pusat Penahanan Liaoyang pada tanggal 23 Februari 2020. Para pejabat mengklaim penyebab kematiannya adalah "penyakit mendadak," tetapi otopsi mengungkapkan patah tulang rusuk dan luka robek di paru-paru.


Yu Yongman

Wanita Hebei Meninggal Beberapa Jam Setelah Penangkapannya

Han Yuqin, 68, dari Kota Tangshan, Provinsi Hebei, meninggal beberapa jam setelah dia ditangkap dalam sweeping polisi terhadap 36 praktisi Falun Gong setempat.

Petugas dari Kantor Polisi Duanminglu di Distrik Fengrun mendobrak masuk ke rumah Han sekitar pukul 05:00 pada tanggal 18 Juni 2020. Mereka membawanya ke kantor polisi, memaksanya duduk di kursi besi, dan memerintahkannya mengisi formulir untuk melepaskan Falun Gong. Dia menolak untuk patuh.

Ketika putri Han pergi ke kantor polisi untuk mengunjunginya sekitar pukul 10:00, dia tidak diizinkan menemuinya. Sekitar tengah hari, suami Han pergi ke kantor polisi untuk membawakannya makan siang. Dia tidak memiliki nafsu makan dan tidak bisa berhenti menangis. Suaminya juga memperhatikan bahwa kakinya bengkak setelah duduk di kursi besi selama berjam-jam.

Nyonya Han pergi ke kamar kecil sekitar pukul 16:00. Petugas menunggu di luar. Ketika dia tidak keluar setelah waktu yang lama, mereka masuk ke dalam dan menemukan dia pingsan di lantai.

Mereka membawanya ke Rumah Sakit Pengobatan Tiongkok Distrik Fengrun setelah fasilitas perawatan darurat di sebelah menolak menerimanya. Dia dinyatakan meninggal tak lama setelah itu.

Keluarga Han diberitahu tentang kematiannya sekitar pukul 18:00. Ketika mereka melihat tubuhnya di rumah sakit, mereka melihat bahwa rambutnya acak-acakan dan ada darah di hidungnya.

Keluarga Han mengatakan dia selalu menikmati kesehatan yang baik sejak dia mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1995. Tidak jelas apakah mereka telah meminta otopsi untuk menentukan penyebab kematiannya.

Wanita Hubei Meninggal di Penahanan setelah Lebih Dari Dua Tahun Penahanan Tanpa Komunikasi

Sebuah keluarga di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, diberitahu oleh Pusat Penahanan Erzhigou pada tanggal 15 Agustus 2020, bahwa orang yang mereka cintai, Wei Youxiu, baru saja meninggal dunia pada usia 72 tahun. Sementara penjaga mengklaim bahwa dia meninggal karena leukemia, keluarganya mencurigai dia disiksa sampai mati karena menegakkan keyakinannya pada Falun Gong.

Wei ditangkap pada tanggal 2 Juni 2018, di Taman Zhongshan setelah dia bertemu dengan seorang petugas berpakaian preman, yang menemukan materi Falun Gong pada dirinya. Polisi menggeledah rumahnya dan menyita buku-buku Falun Gongnya. Dia dibawa ke Pusat Penahanan Erzhigou, yang menolak kunjungan keluarganya dengan alasan polisi telah menemukan buku-buku Falun Gong di rumahnya.

Pada satu saat, keluarga Wei mendengar bahwa seseorang melihatnya di pusat penahanan dan dia sangat kurus dan tidak bisa berjalan sendiri.

Setelah ditahan selama lebih dari dua tahun, pusat penahanan memberi tahu mereka bahwa Wei telah meninggal. Keluarganya menanyai pihak berwenang, ingin tahu bagaimana Wei bisa mengembangkan leukemia dan meninggal dalam waktu sesingkat itu karena dia sangat sehat ketika ditangkap.

Sebelum penangkapan terakhirnya, Wei telah ditangkap dua kali, pertama antara 2000 dan 2001 dan kemudian pada 5 Agustus 2013. Dia dibawa ke Pusat Pencucian Otak Etouwan setelah penangkapankedua.

Pensiunan Petugas Militer Meninggal karena Penganiayaan atas Keyakinannya

Fu Yishuan, seorang pensiunan petugas militer, meninggal dunia pada tanggal 1 September 2020, setelah mengalami dua dekade penganiayaan karena keyakinannya pada Falun Gong. Dia berumur 92 tahun.

Fu bergabung dengan militer pada tahun 1944 ketika dia baru berusia 15 tahun. Dia berpartisipasi dalam perang saudara dan menjadi petugas militer di Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, sebelum dia pensiun.

Dia berjuang dengan banyak luka yang terjadi selama pertempuran dan sering pergi ke rumah sakit. Pada tahun 1995, dia diperkenalkan dengan Falun Gong, dan kesehatannya berangsur-angsur pulih.

Setelah rezim komunis melancarkan penganiayaan pada tahun 1999, Kantor 610 di militer memerintahkan Fu untuk melepaskan keyakinannya dan melakukan pencucian otak secara intensif. Karena dia menolak untuk patuh, militer mendisiplinkan dia dan sering mengganggunya, membuat kehidupan normal menjadi tidak normal.

Pada tahun 2010, Fu terlihat melalui kamera pengintai mendistribusikan materi informasi tentang Falun Gong. Polisi menggeledah rumahnya, memaksanya menjalani pencucian otak, dan memerintahkan dia menulis pernyataan melepaskan Falun Gong. Tekanan mental sangat tak tertahankan hingga Fu pingsan dan sadar kembali di rumah sakit.

Tidak dapat tinggal di apartemen militer lebih lama lagi, Fu pindah ke rumah seorang kerabat untuk bersembunyi dari polisi. Dia tidak pernah bisa kembali ke rumah sebelum dia meninggal.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

1,334 Senior Falun Gong Practitioners in China Targeted for Their Faith in 2020

622 Falun Gong Practitioners in China Sentenced for Their Faith in 2020

15,235 Falun Gong Practitioners Targeted for Their Faith in 2020