(Minghui.org) Seorang pria berusia 67 tahun di Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, menghadapi persidangan karena keyakinannya pada Falun Gong, sebuah latihan watak raga yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Teng Yuguo pertama kali ditangkap pada tanggal 23 April 2020. Polisi menggeledah rumahnya dan menyita komputer, printer, dan barang pribadi lainnya yang bernilai lebih dari 5.000 yuan. Kendaraan pribadinya dan uang tunai 12.000 yuan juga disita.

Teng dibebaskan sekitar pukul 2 pagi pada 27 April, setelah dia ditolak masuk ke pusat penahanan setempat karena demam. Walaupun demikian, polisi terus melecehkannya, memaksanya untuk tinggal jauh dari rumah dan bersembunyi.

Demi mencari Teng, petugas berpakaian preman pergi ke bengkel mobil di samping rumahnya setiap hari untuk melihat apakah dia telah kembali. Terkadang mereka mengetuk pintunya, berpura-pura meminta bantuan.

Polisi kemudian berbohong kepada keluarganya bahwa mereka telah menghentikan kasusnya dan aman baginya untuk kembali ke rumah. Teng memercayai polisi dan kembali ke keluarganya.

Pada pagi hari tanggal 13 Oktober, setelah memastikan bahwa Teng ada di rumah, petugas mendobrak masuk dan memborgol serta membelenggu dia. Seorang petugas meninju wajahnya dan membuatnya berdarah. Dia ditahan di Pusat Penahanan Sujiatun sejak saat itu.

Seorang panitera Pengadilan Distrik Yuhong menelepon istri Teng pada 19 Februari 2021, dan memberitahunya bahwa dia telah didakwa dan menghadapi persidangan.

Petugas itu kemudian memberitahunya bahwa, jika dia bermaksud menyewa pengacara untuk membelanya, dia hanya punya waktu satu hari untuk melakukannya. Ketika dia mengatakan tidak mungkin baginya untuk menemukan pengacara dalam satu hari, juru tulis mengatakan dia hanya menyampaikan pesan tetapi jika dia tidak mengirimkan informasi pengacara pada hari berikutnya, mereka akan menganggapnya melepaskan hak untuk menyewa pengacara mereka sendiri dan pengadilan akan menunjuk pengacara untuk Teng.

Dalam beberapa tahun terakhir, karena banyak petugas polisi telah memahami fakta tentang Falun Gong dan berhenti berpartisipasi dalam penganiayaan, rezim komunis Tiongkok mengadakan sesi pelatihan untuk semua direktur kantor polisi dalam upaya untuk membujuk polisi agar secara aktif menganiaya praktisi lagi dengan berjanji untuk meningkatkan gaji mereka atau mempromosikan mereka.

Direktur Kantor Polisi Minzhu, yang bertanggung jawab atas penangkapan Teng, baru saja kembali dari sesi pelatihan di Beijing. Dia berjanji untuk meningkatkan penganiayaan jika praktisi menolak untuk melepaskan keyakinan mereka.

Sebelum belajar Falun Gong, Teng kecanduan alkohol. Dia sering bertengkar dengan orang lain dan ditahan beberapa kali karena penyerangan. Pada 1980-an, dia menendang seorang pria kuat hingga buta; ayahnya membayar pria itu 30.000 yuan sebagai kompensasi. Tidak dapat menanggung kehidupan seperti itu, istrinya hampir menceraikannya.

Pada awal 1990-an, baik Teng maupun ayahnya mulai berlatih Falun Gong. Dia berhenti merokok dan minum alkohol, hidup dengan prinsip-prinsip Falun Gong Sejati, Baik, dan Sabar, dan tidak lagi bertengkar dengan siapa pun. Istrinya juga bisa menikmati hidup damai di rumah.

Karena menjunjung tinggi keyakinannya dan menjadi orang baik, dia sekarang ditangkap dan ditahan.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

66-year-old Man Arrested a Second Time in Six Months for His Faith