(Minghui.org) Perjalanan kultivasi Falun Dafa saya dimulai pada tahun 1997. Saya memiliki banyak pengalaman luar biasa yang ingin saya ceritakan kepada semua orang.

1. Mencari ke Dalam dan Xiulian Xinxing

Istri saya pemarah, dan saya bukan orang yang pemaaf, jadi kami sering bertengkar. Pada tahun 2006, dia mulai berlatih Falun Dafa, bahkan setelah tujuh tahun berlatih, tabiatnya tidak berubah. Dia sering bertengkar dengan orang tua saya, yang tinggal bersama kami. Saya terjebak di antara mereka dan merasa marah.

Satu hal yang membuat saya sangat sulit untuk mentolerir adalah dia bertengkar dengan saya saat belajar Fa. Jadi, saya yakin penyebab perkelahian itu adalah karena dia tidak berkultivasi dengan gigih. Mungkin orang tua saya terkadang melakukan kesalahan, tetapi mereka adalah orang tua dan bukan praktisi, jadi kami harus memaafkan mereka. Di sisi lain, adalah salah jika seorang kultivator bertengkar dengan manusia biasa sepanjang waktu. "Tabiat buruk, egois, kultivator palsu ..." Saya percaya itu adalah evaluasi yang benar tentang dirinya. Apakah saya membuat kesalahan? Sepertinya tidak. Saya tidak tahu kapan situasi ini akan berakhir.

Suatu hari dia kembali bertengkar dengan orang tua saya dan mengeluh tentang mereka seolah-olah dia telah dirugikan oleh orang tua saya. Saya marah tetapi hanya memberitahunya untuk bersikap baik kepada mereka.

Guru berkata:

“Tentu saja kita Xiulian di tengah masyarakat manusia biasa, selayaknya berbakti kepada orang tua dan mendisiplinkan anak, dalam keadaan apa pun harus memperlakukan orang lain dengan baik, dan bersikap bajik, apalagi terhadap sanak keluarga anda. Terhadap siapa pun juga sama, terhadap orang tua maupun putra putri seyogianya bersikap baik, dalam segala hal selalu memikirkan orang lain." (Ceramah Enam, Zhuan Falun)

Saya mengatakan kepadanya, "Jika orang tua saya membuat kesalahan, kamu harus memaafkan mereka." Setelah saya mengatakan ini, dia ketakutan. Istri saya berkata, “Saya tidak bisa tinggal di sini lagi.” Dia mengambil barang-barangnya dan meninggalkan rumah.

Dia sering meninggalkan rumah. Biasanya setelah menghabiskan beberapa malam dengan teman-temannya, dia akan kembali dan baik-baik saja. Jadi, kali ini saya tidak menghentikannya. Sebaliknya, saya terus berkata, "Kamu harus mencari ke dalam dan mengultivasi diri sendiri dengan gigih." Dia menjawab dengan marah, "Saya menolak untuk mencari ke dalam dan mengultivasi diri saya sendiri." Dia kemudian membanting pintu. Bagaimana ini bisa menjadi tindakan seorang kultivator?!“ Palsu. Tipikal praktisi palsu, ”pikir saya dengan marah.”

Selama sebulan berikutnya, situasinya semakin memburuk. Dia menolak untuk menjawab panggilan atau pesan teks. Kemudian, dia bahkan memblokir saya. Dia menyewa sebuah apartemen dan berencana untuk tinggal di sana untuk waktu yang lama. Dia menyatakan bahwa kali ini dia tidak akan berkompromi dan akan menceraikan saya.

Saya tidak tahu kesalahan apa yang saya lakukan. Dia berkata bahwa saya bias terhadap orang tua dan tidak melindunginya. Saya merasa bahwa di antara orang tua dan istri, mendukung orang tua seharusnya baik-baik saja. Mereka adalah orang tua. Selain itu, istri saya adalah praktisi, dan seorang praktisi harus berperilaku sesuai dengan tuntutan Fa. Apa saya salah? Mengapa dia tidak mengerti?

Saya tidak tahu bagaimana menyelesaikan masalah, jadi saya berbicara dengan praktisi lain. Dia berkata bahwa salah bagi istri saya bertengkar dengan orang tua saya dan dia harus mencari ke dalam, tetapi saya juga harus mencari ke dalam dan melihat keterikatan apa yang masih saya miliki. Saya setuju pada bagian tentang istri saya tetapi tidak mengerti bagian tentang saya. Saya bingung. Apa kesalahan yang telah saya lakukan? Mengapa saya mencari ke dalam? Mencari ke dalam untuk apa?

Tetapi mencari ke dalam itu harus, karena itu adalah ajaran Guru. Saya mencoba mencari ke dalam tetapi tidak dapat menemukan apa pun. Setiap kali mulai mencari ke dalam, yang saya lihat hanyalah kesalahan istri saya. Bahkan hal-hal yang telah terjadi bertahun-tahun yang lalu tersembunyi jauh di dalam hati.

Namun, saya masih mencoba, karena Guru telah menjelaskannya dengan sangat jelas. Kami berdua adalah praktisi, jadi kehidupan keluarga kami harus harmonis.

“Cahaya Buddha menerangi seluruh penjuru, menegakkan kebenaran memberi penerangan.” (Ceramah Tiga, Zhuan Falun)

Kami mengalami banyak konflik, jadi pasti ada yang salah dalam kultivasi saya. Saya mencari ke dalam setiap hari.

Ketika saya hampir menyerah, kata-kata Guru muncul di benak saya:

"Sebagai seorang praktisi Xiulian, perihal kultivasi adalah mengultivasi diri sendiri." ("Ucapan Selamat kepada Konferensi Fa Eropa“)

Bagaimana saya bisa menyebut diri seorang kultivator jika saya tidak mengultivasi diri sendiri? Bagaimana saya bisa selalu fokus pada kekurangan istri saya? Apakah ini kultivasi? Mencari kesalahan orang lain bukanlah berkultivasi. Saya harus fokus pada diri saya sendiri, menemukan kekurangan saya, dan memperbaikinya. Seperti itulah seorang kultivator sejati.

Setelah berkultivasi selama lebih dari sepuluh tahun, saya akhirnya menyadari apa sebenarnya kultivasi dan apa yang Guru katakan kepada kita berkali-kali. Tiba-tiba saya menyadari bahwa saya sebenarnya tidak pernah mencari ke dalam, meskipun berbicara tentang mencari ke dalam setiap hari. Ini karena saya selalu fokus pada orang lain, yang menghalangi untuk mencari ke dalam.

Sifat alam semesta lama adalah egois. Setiap kali menemukan masalah, kita terbiasa mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain dan membela diri. Ini sudah menjadi kebiasaan, dan kita tidak menyadarinya. Jadi, kita menyimpang dari Fa, tapi kita tidak mengetahuinya. Konsep seperti itu mengarah pada kebencian dan karma pikiran. Itu menghalangi kita untuk mencari ke dalam. Saya harus mengoreksi pikiran saya dan menyingkirkan konsep ini. Tidak peduli apa yang orang lain lakukan, saya seharusnya hanya mencari ke dalam.

Ketika saya menyadari hal ini, banyak pikiran salah dan keterikatan yang tidak dapat saya kenali sebelumnya sekarang menjadi jelas. Saya menyadari bahwa terikat pada qing (sentimentalitas) terhadap orang tua. Saya terlalu melindungi orang tua dan menyakiti istri. Ini adalah bias yang kuat. Saya tidak pernah melihat masalah dari sudut pandang istri dan sering percaya bahwa semuanya adalah kesalahannya. Ini egois -- saya hanya ingin dia berubah dan tidak ingin mengubah diri sendiri. Ini adalah konsep manusia biasa. Seorang kultivator seharusnya tidak memiliki konsep itu. Saya benar-benar tidak berkultivasi dengan baik.

Ketika saya benar-benar mencari ke dalam, keajaiban terjadi: istri saya pulang dengan sendirinya. Dia dalam suasana hati yang baik, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Sebelumnya, ketika dia meninggalkan rumah, saya harus banyak berbicara dengannya agar dia kembali. Tapi kali ini, dia kembali sendiri. Ini adalah kekuatan Fa.

Saya menyadari bahwa untuk meningkatkan Xinxing (watak; kualitas atau tingkatan moral) seseorang dan berasimilasi dalam Fa, seorang kultivator harus mencari ke dalam. Mencari ke dalam dapat menyingkirkan substansi buruk dan karma, serta meluruskan pikiran yang salah.

Kultivasi saya meningkat setelah menyadari bagaimana mencari ke dalam. Istri saya juga banyak berubah. Kami sekarang tahu bagaimana mengultivasi dan menemukan cara untuk menyelesaikan konflik. Kami telah belajar bagaimana melihat masalah dari sudut pandang orang lain dan bagaimana memaafkan mereka. Belajar untuk berbicara satu sama lain dengan tenang dan menyelesaikan masalah dengan baik.

Saat ini, kehidupan keluarga saya harmonis. Istri saya berkata, "Jika bukan karena Dafa, keluarga ini pasti sudah lama berpisah." Kami berdua berterima kasih kepada Guru atas ajaranNya.

2. Menyingkirkan Pengaturan Kekuatan Lama dengan Percaya pada Guru dan Fa

Ada empat praktisi di tempat kerja, termasuk saya. Ketika Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai menganiaya Dafa pada tahun 1999, kami berempat menjadi target serangan. Kantor polisi dan tempat kerja memaksa kami menulis surat untuk memfitnah Dafa dan melepaskan keyakinan kami. Dua rekan praktisi menulis surat itu. Yang lain tidak menulisnya, tetapi dia tidak memberi tahu saya tentang itu. Tempat kerja berbohong kepada saya, mengatakan bahwa saya adalah satu-satunya yang tidak menulis surat itu. Karena ketakutan dan kurangnya pemahaman terhadap Fa, saya menulis surat itu. Saya tidak bisa memaafkan diri sendiri dan saya sangat malu.

Dua praktisi yang menulis surat tersebut meninggal karena karma penyakit pada tahun 2008 dan 2010. Mereka baru berusia 40-an. Orang yang tidak menulis surat itu baik-baik saja. Saya percaya bahwa kematian para praktisi di usia muda terkait dengan penulisan surat mereka. Banyak praktisi lain juga memiliki pemikiran yang sama. Mungkin kekuatan lama memanfaatkan celah praktisi dan menggunakan surat itu sebagai alasan untuk menganiaya mereka.

Saya tidak tahu apakah pikiran ini benar atau tidak, tetapi pikiran itu menghantui. Saya juga khawatir kekuatan lama akan menggunakan alasan yang sama untuk menganiaya saya. Saya tahu bahwa ketakutan ini salah dan mencoba untuk menyangkalnya -- saya tidak dapat membiarkan kekuatan lama mendapatkan apa yang mereka inginkan. Namun, saya tidak bisa sepenuhnya melepaskan diri dari rasa takut. Saya tidak memiliki kekuatan. Saya menyangkalnya, tetapi setelah beberapa saat itu muncul lagi.

Pada tahun 2010, saya diawasi selama empat bulan. Kemudian saya ditangkap. Setelah dibebaskan, saya mengendur dalam kultivasi selama beberapa tahun. Pada tahun 2014, saya mulai mengalami sakit perut. Ini semakin parah pada tahun 2015. Rasa sakitnya tak tertahankan. Saya muntah dan diare. Berat badan saya turun 10 kg dalam tiga bulan. Saya merasa pusing dan tidak bisa tidur di malam hari. Saya mencoba belajar Fa, memancarkan pikiran lurus, dan mencari ke dalam. Saya juga meminta rekan praktisi memancarkan pikiran lurus untuk saya. Tetapi situasinya tidak berubah.

Saya tidak tahu apa yang salah dengan diri saya. Saya memiliki semua jenis konsep manusia dan pikiran negatif. Apakah Guru mencampakkan saya? Apakah saya benar-benar sakit? Semua gejala mengarah pada sakit maag. Saya tahu bahwa saya tidak berkultivasi dengan baik, dan saya merasakan kesulitan berkultivasi. Dulu, saya sering menyalahkan orang lain karena tidak melakukan dengan baik ketika menghadapi karma penyakit. Sekarang saya menyadari betapa sulitnya melakukan dengan baik ketika karma penyakit sangat parah dan berlangsung lama. Haruskah saya percaya pada Guru dan menyingkirkan karma melalui kultivasi, atau haruskah saya menyerah dan pergi ke rumah sakit? Saya bimbang di antara dua pemikiran ini. Saya tidak berdaya.

Pada bulan Desember 2015, saya jatuh pingsan di pusat tes SIM di kota lain. Orang-orang di sekitar saya mencoba menelepon rumah sakit. Ketika bangun, saya menolak untuk pergi ke rumah sakit. Saya kembali ke kamar hotel. Kamar hotel berada di lantai enam, dan tidak ada lift. Saya butuh dua jam untuk menaiki tangga. Begitu sampai di kamar, saya bergegas ke toilet dan membuang banyak benda hitam. Saya mencoba untuk pergi tidur tetapi tidak dapat berdiri. Jadi saya tertidur di toilet.

Hari kedua saya pulang ke rumah. Istri saya kaget dan takut ketika mendengar pengalaman saya. Dia bertanya apakah saya ingin pergi ke rumah sakit. Muncul pemikiran bahwa kekuatan lama akan memanfaatkan surat itu sebagai alasan untuk menganiaya saya. Saya ketakutan, jadi setuju untuk pergi ke rumah sakit dan berpikir akan lebih baik jika rumah sakit dapat menyembuhkan saya. Karena kurangnya pikiran lurus, saya menemukan banyak alasan mengapa saya harus pergi ke rumah sakit.

Saya pikir hanya perlu obat untuk menghentikan pendarahan, tetapi dokter memaksa saya untuk tinggal di rumah sakit. Kadar hemoglobin saya turun menjadi 5 gram / desiliter, sedangkan nilai normalnya sekitar 15 gram / desiliter. Dokter mencoba memberi transfusi darah, tetapi saya menolak. Saya tinggal di rumah sakit selama tiga hari. Sebagai kultivator saya merasa tidak enak, jadi saya dengan tegas meminta untuk dipulangkan. Saudara perempuan saya terkejut dengan keputusan saya dan sangat menentangnya. Saya tidak punya pilihan selain setuju untuk pergi ke rumah sakit yang lebih besar untuk perawatan jika saya tidak membaik dalam dua minggu.

Dua minggu kemudian, kondisi saya tidak membaik. Di rumah sakit besar, dokter mengatakan saya menderita sakit maag parah yang membutuhkan operasi. Saya sudah muak dengan ini dan menolak untuk dioperasi. Saya mengambil obat dan pulang.

Obatnya tidak membantu. Seluruh tubuh mulai sakit, bahkan sampai punggung. Saya mengeluarkan darah dan pergi ke toilet setiap 30 menit sepanjang malam. Istri saya ketakutan dan terus menangis.

Apa yang harus saya lakukan? Haruskah saya pergi ke rumah sakit lagi, atau menghadapi ujian dengan pikiran lurus? Saya menyadari bahwa pada saat kritis dalam hidup, keputusan saya sangat penting. Saya dengan tenang mengatur pikiran dan akhirnya memutuskan untuk menerobos ujian dengan pikiran lurus dan menyerahkan semua pada pengaturan Guru. Saya membuat keputusan dengan cepat tanpa berpikir terlalu banyak, tetapi itu adalah pemikiran yang tulus dari diri sejati saya.

Tiba-tiba, saya teringat ajaran Guru:

“Bagaimana dapat seorang Dewa diobati penyakitnya oleh manusia biasa? Bagaimana manusia biasa dapat mengobati penyakit Dewa?(tepuk tangan) (tersenyum) Ini adalah prinsip hukum. Tetapi acap kali termanifestasi anda benar-benar tidak memiliki pikiran lurus yang begitu kuat, tidak dapat menguasai dengan baik, saat demikian maka anda pergi saja berobat. Dalam hati tidak stabil dengan sendirinya berarti belum mencapai standar, diulur waktu juga tidak akan terjadi perubahan. Demi menjaga muka berupaya menahan, ini lebih-lebih merupakan keterikatan ditambah keterikatan. Saat ini hanya ada dua pilihan, kalau bukan pergi ke rumah sakit lepas dari menjalani cobaan, maka lepaskan hati secara tuntas layaknya seorang pengikut Dafa yang penuh martabat, tanpa memohon tanpa keterikatan, serahkan semuanya pada pengaturan Shifu, sanggup berbuat demikian niscaya adalah Dewa.” (Ceramah Fa di Los Angeles)

Ya, saya sudah mencoba obatnya dan akibat mengandalkan jalan dari manusia biasa menjadi semakin parah. Sekarang saya tahu betapa konyolnya berpikir bahwa menulis surat akan menyebabkan saya dianiaya hingga mati. Tetapi Guru sangat belas kasih dan memberi setiap praktisi kesempatan untuk berbuat lebih baik dan memperbaiki diri. Pengaturan kekuatan lama tidak dihitung. Saya sudah membuat pengumuman di depan umum untuk membatalkan surat itu. Ketakutan itu bukan dari diri sejati saya; itu dipaksakan pada saya oleh kekuatan lama. Karena saya tidak memahami Fa dengan baik, dan tanpa sadar mengakui pikiran dari kekuatan lama. Saya dianiaya karena mengakuinya. Jadi sekarang, saya harus sepenuhnya menyangkal pengaturan mereka dan menyingkirkannya.

Saya juga menemukan ada elemen di hati yang tidak percaya pada Guru dan Fa. Jika tidak, saya tidak akan pergi ke rumah sakit atau minum obat. Ini masalah fundamental. Saya juga menemukan bahwa saya takut mati. Di permukaan, ketakutan saya adalah bahwa kematian saya akan membawa dampak negatif pada Dafa, tetapi jauh di lubuk hati, itu karena saya tidak melepaskan keterikatan pada hidup dan mati. Jika saya tidak memiliki konsep manusia, siapa yang berani menganiaya pengikut Dafa? Saya jatuh, tetapi sekarang harus bangkit.

Saya memperkuat pikiran lurus. Meskipun masih mengeluarkan darah, hati saya tenang. Saya tahu akan baik-baik saja. Hari kedua, saya berbagi pemahaman dengan istri saya. Dia juga memiliki pikiran lurus dan meminta beberapa praktisi untuk memancarkan pikiran lurus. Pada siang hari, pendarahan berhenti.

Keesokan harinya, saya berencana untuk pergi bekerja. Ipar laki-laki mencoba untuk menghentikan, tetapi saya bersikeras, jadi dia melepaskan saya. Saya makan dan minum secara normal, dan melakukan apa yang harus saya lakukan di tempat kerja. Satu bulan kemudian, saya sembuh total.

3. Bekerja sama dengan Praktisi Lain untuk Menyelamatkan Orang

Melalui belajar Fa, saya tahu bahwa praktisi adalah partikel Dafa. Kita adalah satu tubuh. Guru berkata: "Masalah dia adalah masalah anda, masalah anda juga adalah masalah dia." ("Ceramah Fa pada Konferensi Fa Washington D.C," Ceramah Fa di Berbagai Tempat 2)

Kondisi kultivasi setiap orang dapat mempengaruhi orang lain dan pada saat yang sama mempengaruhi perkembangan Pelurusan Fa. Jadi, apa pun yang kita lakukan, kita harus mempertimbangkan orang lain dan seluruh kelompok. Hanya dengan cara ini kita dapat membentuk satu tubuh yang kuat.

Dalam proyek penyelamatan, pekerjaan saya adalah mengirimkan persediaan ke tempat-tempat praktisi memproduksi materi informasi Dafa dan kemudian mengirimkan materi dari tempat tersebut kepada praktisi. Saya menjaga keamanan dengan sangat serius. Tempat-tempat ini bisa menjadi fokus kejahatan. Saya sering mengunjungi tempat itu, jadi saya harus memperhatikan keamanan. Keamanan pribadi saya bukan hanya keselamatan pribadi, ini akan melibatkan praktisi lain dan bahkan keselamatan secara keseluruhan. Karena saya adalah bagian dari seluruh tubuh, saya harus bertanggung jawab atas seluruh tubuh.

Beberapa praktisi tidak menganggap serius masalah keamanan. Misalnya, mereka membawa ponsel ke kelompok belajar Fa. Guru telah berbicara tentang masalah ponsel berkali-kali, tetapi mereka tidak mengikuti ajaran Guru. Ini adalah masalah Xinxing, dan mereka tidak sepenuhnya memahami Fa. Mereka tidak melihat tempat secara keseluruhan dan tidak peduli dengan keselamatan praktisi lain. Mereka hanya peduli dengan kenyamanan mereka sendiri.

Saya juga berusaha sebaik mungkin untuk melindungi rekan praktisi. Suatu kali saya membawa dua praktisi dengan sepeda motor untuk membagikan materi, satu pria dan satu wanita. Kami pergi ke kawasan bisnis. Masing-masing membagikan materi di satu sisi jalan, sementara saya mengendarai sepeda perlahan di tengah.

Tiba-tiba, praktisi pria terlihat membagikan materi, dan polisi berusaha menangkapnya. Saya membawanya pergi dengan sepeda motor. Beberapa orang berteriak di belakang kami, “Dua orang dengan sepeda motor melarikan diri. Tangkap mereka!" Tapi mereka sudah terlambat, dan kami lari ke tempat yang aman. Saya khawatir tentang praktisi wanita, jadi saya meminta praktisi pria untuk sementara bersembunyi, saya kembali berkendara untuk menemukannya.

Dalam perjalanan, seorang polisi dengan sepeda motor menghentikan dan menatap saya dalam waktu yang lama. Tetapi saya sendirian di sepeda motor, dan pergi ke arah yang berlawanan, jadi dia melepaskan saya. Saya menemukannya dan pergi menemui praktisi pria. Kami bertiga berangkat ke rumah dengan sepeda motor. Sebuah mobil polisi menghentikan kami dan menanyakan dari mana kami berasal dan apa yang kami lakukan di sana. Kami menjawab tanpa rasa takut, mengatakan bahwa kami berasal dari distrik terdekat. Seorang petugas berkata kepada yang lain, “Bukan mereka. Mereka tiga orang, bukan dua orang." Jadi, mereka membiarkan kami pergi.

Seandainya saya meninggalkan praktisi wanita dan pergi bersama praktisi pria, kami mungkin akan ditangkap. Jadi, melindungi rekan praktisi adalah melindungi diri kita sendiri.

Di lain waktu, saya dan beberapa praktisi memindahkan materi dari tempat kami ke lokasi lain karena beberapa praktisi mencurigai bahwa polisi sedang mengawasi tempat kami. Saat keluar membawa barang, saya melihat seorang pria menatap saya dan mengambil gambar. Saya segera menjadi waspada dan lari. Saya berkata pada diri sendiri: jika orang itu benar-benar seorang polisi, maka praktisi di dalam dalam bahaya. Saya harus memberi tahu mereka. Meskipun berbahaya, saya harus melindungi rekan praktisi. Jadi, saya mengambil jalan berbeda ke lokasi dan memberitahu praktisi untuk pergi.

Setelah beberapa saat, sebuah mobil polisi datang dan mengambil semua yang ada di lokasi. Untungnya, tidak ada praktisi yang tertangkap. Melindungi rekan praktisi menjamin keamanan seluruh tim. Karena kejadian ini, saya mendapatkan kepercayaan dari rekan-rekan praktisi dan mereka semua bersedia bekerja sama dengan saya.

Saya sering mengalami kesulitan saat menyampaikan materi informasi Dafa. Terkadang hujan, atau ketika saya tiba di tempat praktisi tidak ada orang di rumah untuk menerima materi sesuai yang telah diatur. Saya harus melakukan perjalanan lain. Istri saya mengeluh saat ini terjadi. Saya mengatakan kepadanya, “Mereka bekerja sangat keras untuk menyelamatkan orang. Mungkin mereka harus keluar rumah, atau mungkin mereka terlalu lelah dan tertidur. Kita harus memperhatikan mereka." Pekerjaan saya adalah melayani praktisi. Saya tidak pernah mengeluh ketika mereka meminta saya untuk melakukan perjalanan, bahkan jika mereka bisa melakukannya sendiri.

Banyak rekan praktisi bangga dengan pekerjaan mereka menyelamatkan orang. Ini normal, tapi saya tidak punya perasaan seperti itu. Ini bukan karena saya tidak melihatnya sebagai pekerjaan sakral. Justru sebaliknya: karena sakral, saya harus berhati-hati dan tenang saat melakukannya. Saya harus bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan. Dengan semua orang mengerahkan upaya terbaik mereka, tempat kami telah berjalan dengan lancar.

Saya masih memiliki banyak keterikatan dan konsep manusia. Terkadang saya mengendur. Tetapi saya percaya bahwa dengan bimbingan dan perlindungan Guru serta bantuan rekan-rekan praktisi, saya akan lebih rajin hingga mencapai kesempurnaan.