(Minghui.org) Orang tua Yang Shijie [Pria], Yang Wenshan [Pria] dan Li Lianyu [Wanita], mempelajari Falun Gong, sebuah disiplin spiritual dan meditasi, pada bulan Juni 1996. Pasangan lansia tersebut memuji latihan tersebut karena dengan cepat meningkatkan kesehatan mereka. Setelah melihat perubahan mereka, keempat anak mereka semua mengikuti jejak mereka dan mulai berlatih Falun Gong.

Adik perempuan Yang, Yang Shifen, dulu menderita sakit kepala parah dan penyakit ginekologi. Sebagai efek samping dari pengobatan kronisnya, dia sangat kurus. Setelah belajar Falun Gong, semua gejalanya hilang dan berat badannya juga bertambah.

Tapi kehidupan bahagia keluarga itu tidak bertahan lama. Bertahun-tahun setelah Partai Komunis Tiongkok memerintahkan penganiayaan terhadap Falun Gong karena popularitasnya yang luar biasa pada tahun 1999, orang tua Yang dan adik perempuannya meninggal satu demi satu. Yang dan dua saudara perempuannya ditangkap dan ditahan.

Sekarang Yang menghadapi tuntutan menyusul penangkapannya pada 11 Maret 2021, setelah dilaporkan menggunakan uang kertas dengan informasi tentang Falun Gong tercetak di atasnya (sebagai cara untuk mengatasi penyensoran ketat di Tiongkok untuk meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan).

Kematian Orang Tua dan Saudari

Dengan dimulainya penganiayaan, mengetahui bahwa seluruh keluarga Yang berlatih Falun Gong, pejabat dari komite desa mengirim orang untuk memantau mereka setiap hari. Polisi menggeledah rumah pasangan tua itu beberapa kali dan menyita buku-buku Falun Gong dan pemutar mp3 yang berisi musik latihan Falun Gong.

Ibunya, Li, ditangkap tiga kali karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong dan ditahan selama setahun.

Ketika keempat anak mereka ditangkap karena pergi ke Beijing untuk memohon hak untuk berlatih Falun Gong dan menghadapi ancaman kehilangan pekerjaan, Li dan suaminya mendapat pukulan berat. Kesehatan Li dengan cepat merosot, dan dia meninggal pada tanggal 9 September 2000. Dia berusia 69 tahun.

Yang tua berjuang untuk hidup sendiri sambil terus-menerus mengkhawatirkan keselamatan anak-anaknya. Yang tua meninggal pada 28 Desember 2007, empat puluh hari setelah putranya dibebaskan dari hukuman kamp kerja paksa. Dia berusia 77 tahun.

Yang Shifen ditangkap tiga kali tidak lama setelah dimulainya penganiayaan. Setelah penangkapan keempatnya pada Juli 2001, dia dibawa ke pusat pencucian otak, di mana dia dipukuli, dilarang tidur dan tidak ada kontak dengan keluarganya. Para penjaga memaksanya untuk menonton materi propaganda yang memfitnah Falun Gong. Mereka juga memerintahkannya untuk menulis pernyataan untuk melepaskan keyakinannya.

Yang dilecehkan pada tahun 2015 karena mengajukan tuntutan pidana terhadap Jiang Zemin, mantan kepala rezim komunis yang memerintahkan penganiayaan terhadap Falun Gong. Meskipun polisi tidak menangkapnya, pelecehan itu membuatnya hidup dalam ketakutan dan tekanan yang luar biasa.

Setelah menyaksikan polisi menangkap adik bungsunya, Yang Shimin, pada 11 Maret 2016, Yang Shifen meninggal enam hari kemudian. Dia berusia 57 tahun.

Penganiayaan Yang Shijie

Yang Shijie [Pria] ditangkap pada Mei 2006 saat pergi untuk meminta uang sewa dari penyewa propertinya. Polisi membawanya pulang dan menggeledah tempatnya. Polisi juga memaksa istrinya untuk membawa mereka ke rumah ayahnya dan menemukan beberapa materi informasi Falun Gong di sana.

Yang kemudian dihukum dua tahun kerja paksa. Meskipun dia dibebaskan lebih awal, ayahnya meninggal 40 hari setelah dia kembali ke rumah.

Yang ditangkap lagi pada 8 Januari 2016, karena mengajukan tuntutan pidana terhadap Jiang Zemin. Buku-buku Falun Gong dan e-book miliknya disita. Dia dibebaskan seminggu kemudian.

Tepat sebelum penangkapan terakhirnya pada Maret 2021, Yang ditangkap di rumah pada 5 Mei 2020. Beberapa kartu memori dan flash drive disita. Dia ditahan di Pusat Penahanan Shunyi selama sebulan.

Penganiayaan Kedua Saudarinya

Adik bungsu keluarga, Yang Shimin, ditangkap pada 27 November 2004, setelah dilaporkan oleh petugas keamanan karena mendistribusikan materi Falun Gong di daerah pemukiman. Shimin melakukan mogok makan untuk memprotes penahanan sewenang-wenang dan dibebaskan tujuh hari kemudian.

Beberapa minggu setelah sembuh, dia ditangkap lagi dan langsung dibawa ke KampKerja Paksa untuk menjalani hukuman selama 2 tahun.

Yang Shimin ditangkap lagi pada 11 Maret 2016 dan ditahan selama 30 hari.

Kakak perempuan tertua dalam keluarga (nama tidak diketahui) ditangkap lima kali dan ditahan di pusat pencucian otak dua kali antara 1999 hingga 2003. Dia mengalami kondisi linglung akibat penganiayaan.