(Minghui.org) Salam, Guru! Salam, rekan-rekan praktisi!

Saya adalah murid tari di New York. Dulu, setiap kali terlibat konflik xinxing antara ibu dan nenek dan saya sendiri, saya selalu gagal untuk mengukur diri sendiri dengan standar seorang praktisi. Setiap mereka berkata sesuatu yang tidak sesuai dengan ide saya atau percakapan yang tidak sejalan dengan kemauan saya, saya selalu tidak setuju. Saya merasa saya tidak melakukan hal yang salah, tapi ketika saya benar-benar melihat kembali konflik-konflik ini setelahnya, saya menyesal karena saya tidak menjaga xinxing saya.

Guru berkata,

“Ketika terjadi konflik antarmanusia, hati itu sangat sulit dikendalikan.” (Ceramah 4, Zhuan Falun)

Selama percakapan kami, saya tidak ingat untuk bertindak menurut Fa. Malah, saya selalu berusaha menyelesaikan masalah seperti orang biasa, jadi saya tidak pernah membuat terobosan dalam area ini.

Kata-kata Guru Menyadarkan Saya

Saya pulang ke rumah ketika liburan sekolah dua bulan lalu, dan menghadapi masalah yang sama lagi. Awalnya, saya mempunyai konflik kecil dengan ibu saya. Kami berdua menjadi tidak senang ketika mendiskusikan sebuah hal. Saya masih ingin terus berdebat, jadi ketika ibu saya selesai berbicara, saya hendak akan mengatakan tidak setuju. Tiba-tiba, saya teringat kata-kata Guru:

“Namun kami sudah mengatakan, selaku seorang praktisi Gong, harus mematut diri dengan kriteria yang tinggi, dipukul tidak membalas, dicaci juga tidak membalas. Dia pun berpikir: “Guru telah memberi tahu, kita selaku praktisi Gong tidak sama dengan orang lain, harus bersikap luhur.” Dia tidak sampai bertengkar mulut dengan kedua orang itu. Namun acap kali saat konflik terjadi, jika tidak sampai menusuk lubuk hati seseorang, akan sia-sia dan tidak berguna, tidak akan mendapat peningkatan. Oleh karena itu dalam hati tidak dapat melepas hal tersebut dan merasa kesal, mungkin dapat timbul rasa penasaran…” (Ceramah 4, Zhuan Falun)

Paragraf dari Fa tersebut muncul di pikiran saya dengan sangat jelas, dan ini membuat perubahan dalam pikiran saya secara instan. Awalnya saya berpikir tentang bagaimana untuk menyangkal ibu saya, tapi kata-kata Guru tiba-tiba menekan seluruh pikiran buruk dan tidak hormat yang saya punya. Saya langsung berhenti berdebat dengannya. Saya akhirnya sukses mengendalikan diri saya sendiri.

Saya juga mengalami konflik dengan nenek saya. Nenek saya sedang berbicara dengan bibi saya di telepon (seorang yang bukan praktisi di Tiongkok). Karena waktu itu hampir Tahun Baru Imlek, paman saya bergabung dalam percakapan telepon itu. Nenek saya berterima kasih kepada paman saya dan memujinya. Setelah mendengar kata-kata pujiannya, saya menjadi sangat tidak nyaman. Saya ingat sikap paman saya di masa lalu: ketika kakek saya sakit parah, nenek satu-satunya yang merawat kakek (karena orang tua saya dan saya tidak bisa kembali ke Tiongkok karena penganiayaan). Setiap kali nenek memainkan rekaman ceramah Fa Guru untuk kakek, paman saya akan menghentikannya dengan agresif. Ia bahkan mengancam akan menelepon polisi.

Karena hal ini saya sangat tidak menyukai keluarga paman saya. Ketika saya mendengar tentang percakapan mereka di telepon saya berusaha tidak mengatakan apapun. Tapi ketika saya mendengar nenek berterima kasih kepada paman, saya tidak bisa menahan untuk tidak berteriak kepada nenek dengan nada sangat tinggi, nenek diam sebentar. Ia kemudian menjelaskan bahwa paman membantunya saat masa sulit, dan itu mengapa ia berterima kasih kepada mereka.

Saya masih ingin berdebat, tapi tiba-tiba sebuah pikiran muncul, “Sebagai seorang kultivator, saya seharusnya tidak berbicara kepada orang yang lebih tua seperti ini; saya tidak berada di Tiongkok ketika waktu itu, jadi saya seharusnya tidak mengkritik keluarga paman saya berdasarkan pemahaman saya yang sangat terbatas. Melakukan hal seperti itu akan menciptakan karma bagi diri saya sendiri.”

Ajaran Fa Guru muncul lagi di pikiran saya, Guru berkata,

“Setiap ujian, setiap kesulitan selalu terdapat persoalan yang menyangkut apakah anda dapat berkultivasi naik atau jatuh ke bawah. Semula memang sudah sulit, masih ditambah dengan kesulitan buatan ini, bagaimana anda mengatasinya?” (Ceramah 6, Zhuan Falun)

Saya juga sadar bahwa berbicara dengan nada tinggi kepada nenek adalah hal yang salah, saya bersikap tidak hormat. Saya langsung berhenti berbicara.

Guru berkata,

“...karena tidak dapat melihat Yinyuan Guanxi dari suatu peristiwa, artinya peristiwa ini sebenarnya baik atau buruk, terdapat Yinyuan Guanxi apa saja. Orang Xiulian pada umumnya tidak memiliki tingkat yang begitu tinggi, tidak mampu melihat semua hal ini, maka dikhawatirkan secara permukaan adalah hal baik, sekali dikerjakan mungkin merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu sedapat mungkin mereka lalu berprinsip Wuwei, tidak berbuat apa pun, dengan demikian mencegah mereka berbuat karma lagi. Karena setelah berbuat karma harus menghapus karma, jadi harus mengalami penderitaan.” (Ceramah 8, Zhuan Falun)

Saya berpikir nenek akan marah karena saya berbicara dengan nada tinggi, tapi ia tetap tenang.

Dari dua peristiwa ini, saya sadar bahwa saya mempunyai keterikatan untuk membela diri sendiri, dan bahwa saya egois. Keterikatan ini akan secara pelan-pelan memberi pengaruh dan bahkan mengganggu sikap dan pikiran seorang kultivator. Ketika keterikatan saya dieksploitasi oleh kekuatan lama saya bahkan tidak memerhatikan berapa banyak sikap saya yang telah menyimpang dari persyaratan Fa. Saya seharusnya berusaha yang terbaik untuk melebur dengan Fa sepanjang waktu. Saya seharusnya tidak mengatakan atau melakukan hal yang tidak bertanggung jawab atau memanjakan keinginan dan keterikatan saya. Malah, sebelum saya mengatakan atau melakukan sesuatu, saya seharusnya pertama-tama memeriksa apakah kata-kata dan tindakan saya sudah sesuai dengan Fa.

Guru mengangkat kita dari jurang neraka, dan menyelesaikan seluruh budi dendam kita dari banyak kehidupan, dan memberikan kita kesempatan untuk menjadi pengikut Dafa. Kita berulang kali bereinkarnasi dan menderita jutaan tahun untuk menunggu penyebaran dan penyelamatan Dafa kali ini. Khususnya pengikut muda Dafa seperti saya, kita seharusnya lebih tekun dalam memperbaiki kata-kata dan perbuatan kita. Kita seharusnya mengerti apa yang Guru telah lakukan untuk kita semua, pengikut Dafa.

Sebenarnya, ketika saya berpikir tentang hal itu, saya merasa bahwa apa yang telah saya lakukan masih jauh dari cukup. Kadang saya bisa lebih tekun dengan banyak belajar Fa, tapi setelah beberapa saat saya mengendur dan menjadi malas lagi. Saya menyesali sikap buruk saya sebelumnya, dan bagaimana saya dengan mudah mengikuti pengaturan kekuatan lama. Guru pasti merasa sangat sedih dengan saya. Apa yang saya lakukan tidak pantas dan saya telah bertekad untuk menempuh kembali jalan yang telah Guru atur dengan sungguh-sungguh dan akan dengan tekun belajar Fa, berlatih, menguatkan kesadaran utama dan memperbaiki sikap dan pikiran buruk saya. Saya harus menyangkal semua pengaturan kekuatan lama, dengan ketat mematut diri saya, dan memenuhi apa yang Guru inginkan. Saya harus dengan teguh percaya kepada Guru dan Dafa.

Guru berkata,

“Karena Fa adalah fondasi, adalah pokok dari pengikut Dafa, adalah jaminan dari segala-galanya, adalah jalan lintasan dari manusia menuju Dewa.” (“Kepada Konferensi Fa Australia,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju III)

Saya ingin mengakhiri artikel berbagi pengalaman ini dengan mengutip kata-kata Guru,

“Saya tahu kalian setelah mengerti akan mengejar ketinggalan dengan cepat, tetapi apabila kalian dapat sesedikit mungkin melewati jalan yang berliku di atas jalur Dewa yang paling agung ini, tidak meninggalkan penyesalan bagi masa depan diri sendiri, jangan memperbesar kesenjangan tingkatan, itu barulah yang saya dan juga kalian harapkan, bahkan para makhluk hidup yang menanti dan mendambakan kalian.” (“Semakin Menjelang Terakhir Semakin Gigih Maju” Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju III)

Jika saya telah mengatakan sesuatu yang tidak sesuai, tolong koreksi saya dengan belas kasih.

Terima kasih, Guru! Terima kasih, rekan praktisi!

(Dipresentasikan di Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa Orange County tahun 2021, New York)