(Minghui.org) Salam kepada Guru! Salam rekan-rekan praktisi!

Tepat setelah konferensi Fa di Washington DC pada bulan Juli 2018, saya diundang untuk bekerja di departemen langganan The Epoch Times dan mulai menjelajahi dunia langganan dari awal. Media kita telah berkembang pesat sejak tahun 2019, dan surat khabar kita telah memainkan peran penting dalam membangkitkan kesadaran masyarakat.

Banyak proyek klarifikasi fakta terkena dampak selama pandemi, namun, jutaan surat khabar kita dikirim ke Amerika setiap bulan. Melalui media sosial dan pemasaran email, kami menjangkau puluhan juta orang setiap hari dengan pelaporan jujur, informasi klarifikasi fakta, dan berita berdasarkan nilai-nilai tradisional.

Kami memulai dengan langganan cetak, dan sekarang telah berkembang menjadi langganan digital serta langganan majalah. The Epoch Times saat ini menempati peringkat No. 4 dalam hal sirkulasi.

Ketekunan

Namun, tidak ada yang datang dengan mudah, dan jalan kami sulit. Karena The Epoch Times tidak dikenal di masyarakat Barat, kami mengirimkan contoh surat khabar. Untuk memperkenalkan surat khabar kami menghadiri berbagai acara, termasuk rapat umum dan pameran jalanan. Staf kami memberikan presentasi pada berbagai kelompok orang.

Terlepas dari upaya besar kami, kami hanya mendapat beberapa ratus langganan setiap bulan. Seminggu sekali dari pukul 12:00-3:00 dini hari, praktisi mengumpulkan contoh surat kabar. Kami hanya bisa menyiapkan sekitar 3.000 hingga 4.000 setiap minggu, yang hanya membawakan kami sekitar 20 langganan. Beberapa orang memang menelepon hotline kami untuk berlangganan, tetapi kami hanya menerima beberapa langganan setiap hari. Meskipun kami menyebutnya “hotline”, itu tidak cukup sibuk.

Selain itu, harga langganan tahunan kami adalah $99, tetapi biaya pengiriman kami sekitar $2,25/eksemplar, yang mencapai $117/tahun. Meskipun kami mendapatkan beberapa langganan, kami kehilangan uang. Kami tahu bahwa kami tidak punya pilihan lain, dan kami harus menyelamatkan orang melalui media.

Guru berkata,

“Makin berada dalam tanpa harapan, mungkin harapan tepat berada di depan mata.” (“Apa yang Disebut Sebagai Pengikut Dafa,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat - 11)

Dengan upaya gigih dari semua staf kami di The Epoch Times, langganan kami akhirnya mengalami terobosan pada bulan April 2019. Saya masih ingat bagaimana kami mendapatkan lebih dari 1.200 langganan karena video selfie pada tanggal 19 April. Kami kemudian menerima 2.500, 5.000, dan bahkan lebih dari 10.000 langganan setiap hari.

Gangguan juga tidak pernah berhenti. Kami dikeluarkan dari beranda medsos, ditarik dari peredaran, dijelekkan, diserang, disensor oleh teknologi besar, dan dikecam oleh outlet berita liberal. Kami juga memiliki hari-hari di mana pembatalan melebihi jumlah langganan baru, tetapi kami tidak pernah menyerah.

Guru berkata,

“Kalian selama perjalanan adalah melangkah maju secara demikian, kalian dalam aspek mana sudah berjalan dengan tepat, sudah berjalan dengan lurus, maka pintu yang tertutup harus dibukakan, jalurnya akan makin meluas. Biar proyek apa pun, selama perjalanan juga adalah dilalui seperti ini.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Dajiyuan,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat - 10)

Kami mencoba mencari ke dalam dan mempelajari pelajaran positif, serta bekerja untuk meningkatkan produk sesuai dengan budaya tradisional dan nilai-nilai tradisional seperti yang disyaratkan oleh Fa. Kami juga menggunakan pendekatan pemasaran yang berbeda untuk menjangkau orang-orang dengan kebijaksanaan yang diberikan oleh Dafa. Pengalaman saya adalah kita harus tahu apa yang kita lakukan, dan mengapa kita bekerja di media ini. Hati kita tidak boleh terusik apapun yang terjadi, karena kita adalah satu-satunya harapan bagi orang-orang untuk diselamatkan. Kita tidak boleh menyerah sesulit apapun perjalanannya.

Melakukan Segalanya dengan Hati

Karena jumlah langganan yang dibatalkan, beberapa hari kami memiliki langganan negatif. Bagaimana kami bisa meningkatkan langganan? Saya ingat bahwa media kita diberitahu: “gunakan hatimu, kultivasi dirimu dengan baik dan selamatkan makhluk hidup.”

Agar pelanggan kami tidak membatalkan langganan mereka, pertama-tama kami menganalisis alasan mengapa orang membatalkan. Berdasarkan analisis kami, kami menemukan bahwa ada banyak alasan pembatalan, seperti:

Masalah uang, saya tidak punya waktu untuk membaca. Pemilu sudah selesai, jadi saya tidak terlalu mengikuti berita. Saya kecewa dengan hasil pemilu dan frustrasi. Saya memiliki sumber berita lain di mana saya bisa mendapatkan berita serupa secara gratis.

Kami menemukan bahwa berkomunikasi dengan tulus terhadap pelanggan adalah cara yang sangat efektif untuk mempertahankan mereka. Untuk berkomunikasi dengan pelanggan dengan hati, kami perlu memahami mereka dan memikirkan segalanya dari sudut pandang menyelamatkan mereka. Jadi, kami menjalankan survei. Saya membaca hampir setiap tanggapan. Saya juga melakukan panggilan hotline untuk mengobrol dengan pelanggan yang ingin membatalkan. Saya pergi ke acara untuk berbicara dengan mereka secara langsung juga.

Berdasarkan data dan pemahaman saya tentang pelanggan, saya membuat versi yang lebih baik dari langganan kami. Pertama, kami perlu memastikan pelanggan membaca surat kami; kedua, kami perlu memberi tahu mereka mengapa mereka harus memperbarui langganan mereka.

Saya mengubah “Pemberitahuan Pembaruan” menjadi “Dapatkan lebih banyak dari langganan anda, jangan lewatkan apa pun yang pantas anda dapatkan.”

Bersama dengan editor, kami menemukan alasan berikut untuk tetap berlangganan:

-The Epoch Times ada untuk pembaca. Tidak untuk mencari keuntungan.

-The Epoch Times tidak hanya berusaha untuk mendidik pembaca, juga merupakan bagian sentral dari misi kami untuk membawa harapan dan inspirasi kepada pembaca.

-The Epoch Times telah memimpin upaya untuk mengekspos ideologi Komunis, yang merupakan akar penyebab sebagian besar kemalangan umat manusia.

Kami menulis hal di atas dengan tulus, menguraikan manfaat yang dapat diperoleh pelanggan kami hanya dari The Epoch Times. Kami akan terus meningkatkan pemberitahuan pembaharuan berdasarkan umpan balik pelanggan, tetapi selama kami menggunakan hati untuk berkomunikasi dengan mereka, saya yakin mereka dapat merasakan perbedaannya dan lebih banyak orang akan tetap berlangganan.

Memperbaiki Kultivasi Saya

Saya tahu bahwa taraf kondisi kultivasi yang baik adalah dasar untuk melakukan pekerjaan Dafa dengan baik. Oleh karena itu saya telah memberikan perhatian khusus pada belajar Fa (terutama pada belajar Fa bersama), serta memancarkan pikiran lurus dan melakukan latihan. Sejak bulan Februari, saya telah mengalami beberapa penderitaan fisik. Perut saya sering kembung, dan saya merasa sangat tidak nyaman tidak peduli apakah saya duduk atau berdiri. Untuk mengatasi kondisi ini, saya memutuskan untuk fokus pada pikiran lurus setiap hari. Kapan pun memungkinkan, saya memancarkan pikiran lurus selama 45 menit atau lebih setiap pagi. Saya juga mulai serius mencari ke dalam.

Mengidentifikasi Sifat Iri Hati

Karena saya sibuk setiap hari, saya jarang punya waktu untuk tenang dan memikirkan kultivasi saya. Saya tahu bahwa mencari ke dalam adalah kunci dari segalanya. Saya mulai memeriksa keterikatan saya, satu per satu, dari yang dipermukaan hingga yang sangat tersembunyi. Berbagi pengalaman dalam tim mingguan kami setiap hari Sabtu membuat saya menyadari bahwa sudah saatnya saya meningkatkan kultivasi diri sendiri. Salah satu keterikatan pertama yang saya temukan adalah bahwa saya memiliki konsep yang sangat kuat tentang banyak hal dan orang lain.

Guru berkata,

““Konsep” adalah hal yang paling sulit dilepas oleh manusia. Demi sebuah teori semu, bahkan ada yang berkorban jiwa untuk mempertahankannya agar tidak berubah, sekalipun demikian konsep itu sendiri adalah terbentuk sesudah lahir. Manusia senantiasa menganggap gagasan yang dapat membuat dirinya tanpa perlu berpikir, namun rela mengorbankan segala-galanya untuk membuatnya kukuh tak tergoyahkan, itu adalah pikirannya sendiri, sekalipun melihat kebenaran juga akan menolaknya.” (“Eksis Untuk Siapa?,”Petunjuk Penting untuk Gigih Maju)

Saya tahu bahwa kita mengultivasi kesadaran utama, dan karena itu, kita perlu membedakan antara konsep dan diri sejati kita. Namun, lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Saya telah menemukan bahwa dalam kegiatan sehari-hari, saya sering menganggap konsep saya sebagai diri saya sendiri dan berkelahi dengan orang lain untuk melindunginya. Konsep saya palsu, sedangkan Sejati-Baik-Sabar adalah karakteristik sejati dari alam semesta yang harus saya patuhi. Saya tidak boleh dikuasai oleh konsep — itu diri palsu dan bukan saya yang sebenarnya.

Kadang-kadang ketika konsep saya kuat, saya hanya ingin membuktikan pendapat saya dan dengan keras kepala berpikir bahwa praktisi harus melakukan sesuatu dengan cara saya. Karena ini, saya telah banyak menderita. Guru telah memberi saya begitu banyak kesempatan untuk menyadari kekurangan ini dan memperbaiki diri, tetapi saya secara membabi buta bersikeras pada konsep saya selama bertahun-tahun.

Kami tahu seberapa besar teknologi menghalangi kami melakukan de-platforming dan demonetisasi media. Salah satu vendor tiba-tiba menghentikan layanan pengiriman email. Kami menyadari bahwa kami perlu memiliki platform sosial sendiri di mana kami dapat menunjukkan kebenaran pada jutaan orang.

Tahun lalu, saya mulai berhubungan dengan beberapa praktisi yang bekerja di bidang teknologi. Beberapa bergabung dengan kami dan segera datang ke New York. Yang lain ragu-ragu.

Saya menghabiskan banyak waktu untuk berkomunikasi dengan para praktisi ini, berharap mereka bisa bekerja penuh waktu di media kita. Tetapi beberapa dari mereka menolak karena berbagai alasan: masalah keluarga, IPO perusahaan saat ini dan yang akan datang, tidak ingin menulis kode lagi dan hanya ingin menjadi konsultan, dan banyak lainnya. Beberapa praktisi memandang rendah media kita dan tidak percaya bahwa kami dapat mengembangkan platform media sosial. Beberapa tidak mempercayai saya dan berpikir bahwa saya penuh dengan antusiassesaat. Beberapa bahkan tidak mengangkat telepon saya. Saya bahkan mencoba mengundang mereka ke kantor kami di akhir pekan, tetapi saya tidak hanya ditolak sekali, tetapi beberapa kali.

Tentu saja, beberapa praktisi menanggapi panggilan saya. Segera setelah saya menjelaskan betapa kami sangat membutuhkan orang-orang teknologi, mereka mengambil tindakan. Mereka datang ke kantor, dan mulai mengerjakan proyek kami dalam satu atau dua hari. Saya menumbuhkan rasa menyukai praktisi ini sambil menumbuhkan konsep kebencian terhadap praktisi yang menolak saya.

Saya mulai mencari ke dalam, bertanya-tanya keterikatan apa yang ada di balik konsep ini. Pada akhirnya, jawabannya adalah sifat iri hati. Dua puluh tahun yang lalu, saya berhenti dari pekerjaan saya yang bergaji tinggi dan semua keuntungan yang menyertainya--rumah besar, penghasilan yang nyaman dan stabil, gaya hidup mewah... Saya tidak pernah berpikir bahwa sifat iri hati akan menjadi salah satu keterikatan tersembunyi, tetapi setelah membaca banyak artikel tentang sifat iri hati di Minghui, saya menemukan bahwa sifat iri hati dengan mudah disembunyikan dalam banyak situasi, dan seringkali sangat sulit dikenali.

Guru berkata,

“Orang jahat diakibatkan oleh perasaan iri hati, karena ego, karena jengkel, menganggap dirinya diperlakukan tidak adil.

Orang baik selalu bersemi belas kasih di hatinya, tanpa menyalahkan, tanpa kebencian, menganggap penderitaan sebagai kegembiraan.

Sang Sadar tidak mempunyai lagi keterikatan hati, dengan hening mengamati manusia di dunia, yang tersesat oleh ilusi.” (“Taraf Kondisi,” Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju)

Saya tahu bahwa apa yang saya lakukan setiap hari di media adalah untuk menyelamatkan orang, dan saya harus terus melakukannya dengan baik. Namun, setelah pemilu 2020, saya lelah dengan politik. Saya tidak tertarik pada politisi mana pun, terlepas dari apakah mereka Republikan atau Demokrat. Dibandingkan dengan tahun 2000, semangat saya untuk menyelamatkan orang sudah berkurang. Saya tahu bahwa hanya melakukan pekerjaan biasa dengan baik itu tidak cukup baik. Saya perlu memiliki rasa urgensi yang sangat kuat untuk menyelamatkan orang. Saya menemukan bahwa sifat iri hati adalah alasannya. Politisi sedang menunggu untuk diselamatkan, jadi bagaimana saya bisa merasa tidak seimbang atau semuanya tidak adil?

Satu artikel Minghui yang saya baca benar-benar menunjukkan manifestasi lain dari sifat iri hati yang saya temukan dalam diri saya sendiri: “Praktisi lain berkata: Suatu hari saya menyadari semua keterikatan ini memiliki akar penyebab yang sama, keterikatan pada ego, berdasarkan alasan bahwa 'Saya yang terbaik.' Karena 'saya yang terbaik', saya 'baik' dan tidak dapat mendengarkan kata-kata yang mengkritik saya, dan tidak dapat menerima kenyataan bahwa orang lain lebih baik dari saya.”

Saya secara tidak sadar memiliki anggapan bahwa sebagai pimpinan senior, staf muda atau setidaknya staf baru harus menghormati saya. Saya adalah salah satu orang di perusahaan dengan pengalaman paling banyak, dan memiliki posisi manajemen yang lebih tinggi. Saya pikir pekerjaan pemasaran dan retensi kami lebih penting daripada pekerjaan lain karena itu akan mendatangkan lebih banyak pendapatan bagi perusahaan, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk menyelamatkan lebih banyak orang. Menggunakan pola pikir egois untuk melakukan pekerjaan membuat saya cepat marah dan memberi saya sikap agresif. Saya berdebat dengan orang lain, menyalahkan anggota staf kami, dan mengeluh tentang orang lain karena kesalahan mereka.

Saya juga menyadari bahwa sifat iri hati memanifestasikan dirinya dalam bentuk dendam, fokus pada yang negatif, dan menggunakan api untuk melawan api ketika saya menunjukkan kekurangan seseorang. Sifat iri hati saya tersembunyi mencegah saya untuk berkomunikasi dengan mereka menggunakan belas kasih dan toleransi.

Melenyapkan Budaya Partai untuk Menumbuhkan Belas Kasih

Karena saya fokus mengembangkan media kita, saya selalu berpikir betapa indahnya jika lebih banyak praktisi berbakat dapat bergabung dengan kami lebih cepat sehingga kami dapat menyelamatkan banyak orang. Pemahaman saya adalah bahwa tidak ada yang namanya “benar” atau “salah” dalam kultivasi. Pemahaman saya adalah bahwa dalam kultivasi hanya dua hal yang penting: meningkatkan Xinxing dan menyelamatkan makhluk hidup. Praktisi memiliki pemahaman Fa yang berbeda pada tingkatannya masing-masing. Tidak mungkin bagi para praktisi berbakat yang tidak memiliki sumber keuangan untuk melakukan semuanya sesuai dengan harapan saya. Mereka mungkin memiliki pemahaman dan pertimbangan sendiri tentang situasi selain masalah keuangan.

Sebuah cerita lucu yang menarik menunjukkan konsep saya yang kuat dan budaya Partai di balik konsep itu. Tahun lalu, saya mencoba membujuk istri saudara laki-laki saya untuk mundur dari PKT (Partai Komunis Tiongkok).

Kami berbicara selama sekitar 30 menit, tetapi sayalah yang paling banyak berbicara. Dia hanya diam mendengarkan. Saya akhirnya berhenti berbicara dan memintanya untuk mundur dari PKT, tetapi dia mengatakan pada saya bahwa dia perlu memikirkannya. Dengan menyesal, saya mengatakan padanya bahwa tidak apa-apa. Tiba-tiba saya tidak ingin terus berbicara dengannya lagi. Kami mengakhiri percakapan dengan tiba-tiba. Saya memberi tahu istri saya bahwa ipar perempuan saya tidak ingin mundur dari PKT.

Ketika saya memikirkannya, klarifikasi fakta saya seperti mencoba melakukan beberapa tugas daripada menyelamatkan seseorang dengan belas kasih. Saya sangat menyadari hal ini. Di dalam kepala saya, sebuah suara mengeluh berkata, “Saya sangat sibuk setiap hari. Alokasi waktu saya sangat besar, jadi beraninya dia begitu keras kepala dan tidak mundur!”

Melalui banyak kejadian serupa di masa lalu, saya menyadari bahwa saya memiliki banyak konsep. Ada apa di belakang ini semua? Saya menyadari bahwa ini adalah sifat iri hati, dendam, kemarahan, ketidakbahagiaan, ketidakpuasan, dan keluhan. Sekarang saya menyadari bahwa di balik konsep saya juga ada sifat keiblisan dan budaya Partai. Saya terus menganalisis kekurangan saya. Saya akhirnya menemukan bahwa ada sesuatu yang hilang selama bertahun-tahun dalam kultivasi saya--kebaikan dan belas kasih, yang telah dipisahkan dari saya oleh konsep, sifat keiblisan, dan budaya Partai.

Guru memberi tahu kita berkali-kali bahwa banyak praktisi yang baru saja tiba dari Tiongkok memiliki budaya Partai. Saya telah tinggal di Amerika Serikat selama lebih dari 28 tahun, jadi saya tidak pernah menempatkan diri dalam kategori itu. Istri mengatakan pada saya bahwa saya memiliki budaya Partai, seperti banyak praktisi lainnya.

Saya membaca Sembilan Komentar tentang Partai Komunis serta Bagaimana Roh Jahat Komunisme Menguasai Dunia Kita, tetapi saya tidak pernah selesai membaca Memusnahkan Budaya Partai Komunis Tiongkok. Saya memutuskan untuk membacanya dan mengidentifikasi manifestasi yang lebih dalam dan terperinci dari budaya Partai dalam diri saya. Saya menemukan banyak hal.

Misalnya, saya sering tidak mengikuti aturan. Saya memberi diri sendiri alasan bahwa segala sesuatu mungkin akan baik-baik saja, itu tidak masalah, dan itu bukan masalah besar. Saya bersikeras bahwa sudut pandang saya benar. Saya berkelahi dan bertengkar serta meninggikan suara untuk mengalahkan pihak lain.

Dalam pikiran saya, semakin keras, seharusnya semakin benar. Saya memiliki keinginan kuat untuk menunjukkan pada orang lain bahwa mereka salah dengan membuktikan bahwa poin saya benar. Saya keras kepala dan tidak mau mendengarkan orang lain. Saya sering menyela orang lain tanpa menyadarinya. Terkadang saya bisa menjadi sombong dan keras kepala karena saya pikir saya yang terbaik. Dalam berkomunikasi dengan orang lain, saya terkadang tidak lugas dan malah memiliki cara tersembunyi. Saya pikir orang harus mengikuti ide saya karena saya berbicara dari sudut pandang menyelamatkan orang--dan jika mereka tidak mengikuti saya, mereka salah. Daftarnya terus bertambah.

Di bawah pengaruh budaya Partai, sebagian besar waktu saya juga berasumsi bahwa orang lain salah sebelum mengkonfirmasi atau memeriksa ulang hal-hal dengan mereka. Kadang-kadang, saya bahkan mengeluh tentang orang lain karena saya siap untuk bertarung dengan mereka, daripada meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan mereka secara damai.

Saya belajar Fa lebih banyak, memancarkan pikiran lurus, dan memberikan perhatian khusus pada setiap pikiran dan tindakan saya untuk menyingkirkan budaya Partai. Setelah melihat tekad saya untuk menyingkirkan konsep dan pola pikir buruk, Guru yang belas kasih membantu saya. Saya bisa mencari ke dalam lebih dalam dan membuat beberapa terobosan.

Saya mulai melenyapkan konsep saya satu per satu dan menjadi lebih memperhatikan orang lain. Saya menyadari bahwa saya tidak boleh memaksa siapa pun untuk melakukan apa pun jika mereka tidak siap. Apakah praktisi lain memilih untuk melenyapkan keterikatan mereka adalah masalah kultivasi mereka. Saya hanya bisa menuntut diri sendiri untuk berbuat lebih baik. Karena itu, saya menyadari bahwa satu-satunya hal yang dapat saya lakukan adalah berkomunikasi dan berbagi dengan orang lain secara terbuka, tidak menggunakan cara pribadi saya untuk merekrut mereka bekerja penuh waktu. Saya harus berbagi dengan mereka dengan tulus, damai dan ramah. Memaksa orang lain untuk melakukan sesuatu menurut pemahaman saya adalah budaya Partai--ini semacam kediktatoran.

Sekarang pikiran saya lebih jernih, saya mencoba untuk menghormati orang lain. Jika mereka menolak permintaan saya, saya hanya akan mengikuti secara wajar. Setelah saya mulai memancarkan pikiran lurus untuk waktu yang lebih lama setiap hari, dengan bantuan belas kasih Guru, gas yang terkumpul di dalam tubuh saya telah berkurang. Saya dapat fokus pada pekerjaan dengan sedikit gangguan setiap hari.

Hanya bekerja keras di media kita tidak menggantikan kultivasi. Lingkungan ini memberi saya kesempatan untuk mengultivasi diri dengan baik. Saya harus berpikiran luas bukan berpikiran sempit. Jika saya berpikiran sempit terhadap praktisi lain, bagaimana saya bisa belas kasih dan menyelamatkan makhluk hidup?

Lambat laun, saya belajar untuk menjadi semakin tidak egois. Mampu berhenti dari pekerjaan saya yang bergaji tinggi 20 tahun yang lalu tidak berarti bahwa saya tidak memiliki keterikatan pada uang, dan itu tidak berarti bahwa praktisi lain harus berhenti dari pekerjaan mereka dan bergabung dengan media kita secara penuh walau mereka tidak siap. Hanya dengan pikiran yang tenang dan belas kasih saya dapat mengurangi kesalahpahaman di antara para praktisi dan tidak memberikan ruang bagi kekuatan lama untuk ikut campur. Senioritas saya di perusahaan tidak boleh menjadi keterikatan atau alasan untuk tidak mengultivasi diri dengan baik. Saya harus selalu rendah hati dalam kultivasi Dafa dan meningkatkan karakter saya.

Saya mudah marah karena saya belum benar-benar mengultvasi kebaikan dan belas kasih. Saya sangat berharap dapat memperbaiki diri dengan cepat dalam hal ini. Sejujurnya, dari lubuk hati, saya sangat menghargai anda semua di media kita yang telah menyerahkan kenyamanan pribadi anda, kepentingan pribadi anda, impian dan ambisi anda, serta banyak hal indah lainnya yang dikejar manusia biasa, untuk bekerja di sini. Tetapi bekerja di media berarti bahwa kita memiliki takdir pertemuan satu sama lain, yang sangat saya hargai. Mungkin sumpah sejati kita adalah untuk bekerja di media.

Mari kita semua mengultivasi diri lebih gigih sehingga kita bisa menyelamatkan lebih banyak orang!

Di atas adalah refleksi diri saya, yang mungkin tidak benar. Tolong tunjukkan apa pun yang salah dan saya akan dengan senang hati memperbaikinya.

Terima kasih Guru. Terima kasih rekan-rekan praktisi.

(Konferensi Fa Daring Internasional 2021)