(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa berkumpul di depan gereja the Saint-Pierre de Montrouge dan di Place Colette di Paris selama dua akhir pekan terakhir bulan Mei 2021. Praktisi memperagakan lima set latihan, memperkenalkan Falun Dafa dan meningkatkan kesadaran akan penganiayaan yang sedang terjadi di Tiongkok

Prancis sedang dalam masa transisi dari musim semi ke musim panas dan telah masuk ke fase kedua pembukaan kembali. Banyak pejalan kaki keluar berjalan-jalan. Banyak orang berhenti untuk berbicara kepada praktisi, menandatangani petisi dan mengungkapkan dukungan mereka untuk mengakhiri penganiayaan Falun Dafa oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Penduduk Lokal di Saint-Pierre de Montrouge Mendukung Diakhirinya Penganiayaan

Praktisi memperagakan lima set latihan dan memperkenalkan Falun Dafa kepada para pengunjung the Saint-Pierre de Montrouge

Pejalan kaki menandatangani petisi untuk menghentikan penganiayaan di depan the Saint-Pierre de Montrouge pada 23 Mei 2021

Praktisi meningkatkan kesadaran tentang Falun Dafa di depan the Saint-Pierre de Montrouge pada 23 Mei 2021

Imene Lechhad adalah seorang manajer investasi yang datang ke Saint-Pierre de Montrouge dengan putrinya yang berusia tiga tahun. Ia terkejut mengetahui tentang penganiayaan Falun Dafa.

“Mendengar sesuatu seperti pengambilan organ paksa yang terjadi pada praktisi Falun Gong benar-benar tidak bisa dipercaya,” ia berkata. “Ini hanyalah sekelompok orang yang memberikan manfaat kepada masyarakat dengan meditasi dan melakukan latihan. Saya tidak tahu bahwa mereka melakukan genosida dan tindakan menentang kemanusiaan selama abad ke-21. Saya kehilangan kata-kata.

“Sejati-Baik-Sabar adalah prinsip yang memberikan manfaat kepada dunia kita. Jika semua orang mematuhi prinsip-prinsip ini, kita bisa menjadi orang-orang yang lebih baik dengan meningkatkan kesehatan kita, gaya hidup dan kita bisa mengubah planet kita. Pandangan saya, semua orang di dunia ini berharga. Sejati-Baik-Sabar harusnya menjadi sebuah hak dasar bagi umat manusia.”

Joseline adalah seorang perawat yang menandatangani petisi. Ia berkata dengan frustrasi: “PKT seperti Nazi. Mereka membuat keuntungan dari segala hal. Saya tidak bisa menoleransi PKT!”

Margot adalah seorang reporter industri kesehatan. Ia merasa sedih mendengar bahwa praktisi Falun Dafa dianiaya karena percaya dengan teguh pada keyakinan mereka dan bahkan menjadi subyek pengambilan organ oleh PKT. “Ini genosida,” katanya. “Saya tidak mengerti mengapa hal ini belum terungkap dalam level internasional. Ini tidak benar.

“Saya percaya bahwa PKT mengendalikan sebagian dari Prancis dan memiliki kaki tangannya. Mereka mengetahui segalanya, tapi mereka tidak berkata apapun. Orang-orang mendengar tentang penganiayaan Uyghurs. Mereka juga seharusnya tahu tentang penganiayaan Falun Dafa.”

Margot juga menyatakan: “Ekonomi PKT adalah kapitalisme. Dengan hal itu, ketika ia masuk ke dalam ekonomi liberal, ia akan mengawasi populasi global dan menggunakan oligarki finansial untuk merebut kendali atas sumber daya alam dan mengendalikan mereka yang mempunyai sumber daya alam ini. Sekarang orang-orang akan masuk ke dalam pengawasan global. Ini sangatlah berbahaya.”

Seorang pensiunan pilot menemukan sebuah foto dirinya di depan Lapangan Tiananmen di Beijing 30 tahun lalu dan menunjukkannya kepada praktisi Falun Dafa. ia berharap bahwa praktisi akan terus berjuang hingga akhir dan berkata bahwa PKT tidak akan bertahan terlalu lama.

Catalina, seorang pejalan kaki lain, memuji praktisi atas keberanian mereka.

Suara Warga Lokal di Place Colette

Praktisi Falun Dafa memperagakan latihan dan meningkatkan kesadaran akan Falun Dafa di Place Colette pada 30 Mei 2021

Penduduk lokal menandatangani petisi untuk mengakhiri penganiayaan

Place Colette berlokasi di pusat Paris dan dikelilingi oleh Théâtre du Palais-Royal, Place du Palais-Royal dan the Louvre.

Catherine adalah seorang pegawai negeri sipil. Ia bertemu dengan praktisi Falun Dafa ketika datang ke Place Colette. Ia berbicara kepada praktisi dengan kejelasan dan rasa keadilan. “Apakah itu di Tiongkok atau di tempat lain, penganiayaan seharusnya tidak ada. Manusia adalah manusia dan seseorang tidak boleh dianiaya oleh orang lain. Tidak peduli betapa hebatnya orang itu, dia akan berakhir di jurang yang gelap,” katanya.

Ahmet adalah lulusan teknik ekologi. Dia berbicara dengan tegas setelah mendengar tentang penganiayaan PKT terhadap praktisi Falun Dafa dan pengambilan organ hidup-hidup secara paksa. "Ini adalah sesuatu yang sangat serius," katanya. “Orang-orang muda dan seluruh dunia perlu melakukan sesuatu tentang tindakan melawan kemanusiaan ini. Mereka perlu benar-benar menghormati umat manusia dan nilai-nilai universal. Mereka perlu menghentikan segala bentuk penganiayaan terhadap praktisi Falun Dafa.”

“PKT telah melakukan kejahatan yang mengerikan. Ada baiknya anda mengadakan kegiatan seperti ini. Orang-orang tidak peka terhadap masalah seperti ini, jadi anda perlu membuat mereka lebih bersimpati terhadap masalah ini dan menghentikan penganiayaan PKT,” katanya.

Slimane bekerja di penjara dan mengobrol dengan seorang praktisi untuk waktu yang lama.

"Ini sangat jahat dan tidak boleh terjadi," katanya. “Falun Dafa adalah sebuah latihan yang mengultivasi diri sendiri dan para praktisi sama sekali tidak ikut campur dalam urusan negara. Membiarkan mereka berkultivasi bukanlah ancaman bagi PKT.”