(Minghui.org) Seorang pria berusia enam puluhan sekarang dalam kondisi serius setelah melakukan mogok makan selama berbulan-bulan untuk memprotes penangkapan terakhirnya karena berlatih Falun Gong, sebuah disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999.
Li Qiguo, penduduk asli Kota Wuxue, Provinsi Hubei, ditangkap pada tanggal 18 Maret 2021, saat bekerja di lokasi konstruksi di Kota Wenzhou, Provinsi Zhejiang. Dia memulai mogok makan setelah dibawa ke Pusat Penahanan Ouhai.
Ketika pengacaranya baru-baru ini mengunjunginya, dia kurus kering dan cacat. Dilaporkan bahwa dia telah dibawa ke rumah sakit untuk perawatan. Lebih detail tentang kasusnya sedang diselidiki.
Li Qiguo dalam penahanan sebelumnya
Ditangkap pada tahun 2008
Sejak dimulainya penganiayaan pada tahun 1999, Li telah menjadi sasaran karena memegang teguh keyakinannya pada Falun Gong, yang ia puji karena menyembuhkan Hepatitis B, radang usus, dan masalah perutnya.
Dia tinggal jauh dari rumah sejak tahun 2002 untuk menghindari penganiayaan, dan ditangkap pada malam hari tanggal 30 Juli 2008. Dia berada di ambang kematian akibat disiksa selama dalam tahanan.
Li kembali berlatih Falun Gong setelah dibebaskan. Setelah melihat seberapa cepat dia pulih, putranya, Li Huafeng, saat itu berusia 24 tahun, mempelajari Falun Gong pada tahun 2012.
Putranya Dihukum selama 3,5 Tahun pada 2014
Li Huafeng ditemukan oleh polisi ketika dia sedang membagikan materi informasi tentang Falun Gong saat bekerja di Kabupaten Songyang, Provinsi Zhejiang. Polisi menggeledah rumahnya pada malam hari tanggal 22 Juli 2013.
Karena dia masih bekerja di lokasi konstruksi ketika polisi datang, dia lolos dari penangkapan. Polisi malah menangkap tiga anggota keluarganya dan menginterogasi mereka sampai tengah malam.
Li pergi ke Kota Changchun, Provinsi Jilin untuk bersembunyi dari polisi, tetapi pada akhirnya dia ditangkap pada tanggal 29 Agustus 2013, oleh polisi yang melakukan perjalanan 2.414 km dari Kabupaten Songyang ke Changchun.
Setelah dia dibawa kembali ke Kabupaten Songyang, polisi dan agen dari Kantor 610 Kabupaten Songyang menipu istrinya dengan memberikan informasi palsu terhadapnya, yang menyebabkan penangkapan resminya pada tanggal 5 Oktober. Karena diancam oleh polisi, istri Li segera meninggalkan keluarga, meninggalkan ketiga anak mereka bersama Ibunya Li.
Ibu Li dua kali melakukan perjalanan lebih dari 483 km dengan tiga cucunya yang masih kecil dan kakeknya yang berusia 80-an dari Provinsi Hubei untuk mengunjungi Li di Songyang. Para penjaga menolak permintaannya dan hanya memberi mereka foto Li yang dikurung di dalam sangkar kayu.
Ayah Li (Li Qiguo) kemudian menyewa pengacara untuk mewakili putranya, dan mengumpulkan tanda tangan petisi online untuk menyelamatkannya. Kantor 610 di Kabupaten Songyang dan Kota Wuxue memerintahkan penangkapan dan penggerebekan rumah ayah Li pada tanggal 10 November 2013.
Ayah Li melakukan mogok makan setelah dibawa ke Pusat Pencucian Otak Wuhan. Dia kurus kering dan tidak bisa berjalan.
Ketika putrinya, Li Huali, mencoba menyelamatkannya, dia diinterogasi.
Polisi memukuli Li Huali di toko pengirimannya sendiri pada tanggal 4-5 Januari 2014, karena dia tidak mau bekerja sama dalam menganiaya anggota keluarganya. Dia kemudian ditangkap dan ditahan di fasilitas penahanan di Kabupaten Xishui.
Kakaknya Li Huafeng diam-diam diadili dan dijatuhi hukuman 3,5 tahun oleh Pengadilan Kabupaten Songyang. Hakim tidak memberi tahu pengacara atau keluarganya tentang persidangan. Dia mengajukan banding ke Pengadilan Menengah Kota Lishui, tetapi hakim mengabaikan bandingnya dan mengirimnya langsung ke Penjara No.2 Zhejiang pada tanggal 30 Juli 2014.
Informasi kontak pelaku:
Pan Linya (潘林娅), jaksa: +86-577-56679031
Laporan terkait dalam bahasa Inggris:
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org