(Minghui.org) Saya mulai berlatih Falun Dafa sejak bulan April tahun lalu. Sebagai praktisi baru, saya ingin berbagi pengalaman saya selama setahun terakhir ini.

Mengklarifikasi Fakta secara Langsung

Saya memahami bahwa setiap praktisi memiliki jalur kultivasi yang berbeda yang diatur oleh Guru Li Hongzhi (pencipta Falun Dafa). Sebagai konsultan Sumber Daya Manusia, saya memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan orang Tionghoa yang bekerja di Singapura. Saya percaya bahwa mengklarifikasi fakta secara langsung adalah jalan kultivasi saya.

Karena banyak wisatawan dari Daratan yang tidak bisa berbahasa Inggris, saya sering secara sukarela menjadi penerjemah sehingga saya dapat mengklarifikasi fakta kepada mereka. Suatu hari, saya pergi ke pusat pemeriksaan medis untuk mengambil beberapa dokumen. Dalam perjalanan pulang, saya bertemu dengan lima orang Tionghoa yang berada di sana untuk pemeriksaan kesehatan. Saya dalam hati memohon kepada Guru untuk membantu saya sekaligus memancarkan pikiran lurus. Saya tersenyum dan menyapa mereka, dan mereka membalas tersenyum. Saya memecahkan kebekuan dengan menanyakan dari mana mereka berasal. Satu orang mengatakan bahwa dia berasal dari Provinsi Hebei. Saya lalu berkata, “Minuman Hengshui dari provinsi anda sangat terkenal. Ketika saya masih bersekolah, teman sekelas saya dari kota asal anda membawa beberapa untuk dicicipi di kelas. Kami semua menikmatinya.” Mereka semua tertawa.

Saya menoleh ke orang lain dan bertanya dari mana dia berasal. Dia kebetulan datang dari kota yang berjarak dua jam perjalanan dari kampung halaman istri saya. Dengan cara ini, saya dapat mengklarifikasi fakta dengan ramah.

Saya berkata, “Kita pasti memiliki takdir pertemuan untuk bertemu di Singapura, dan saya ingin memberikan informasi penting untuk anda.” Saya lalu bertanya apakah mereka pernah mendengar tentang pemunduran diri dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan organisasi afiliasinya. Mereka menggelengkan kepala. Saya berkata, “Ini sebuah cara untuk membuat kalian tetap selamat. Sekitar dua ribu tahun yang lalu, Nero, kaisar Romawi mulai menganiaya orang Kristen karena iri hati. Dia mengirimkan bawahannya untuk menyamar sebagai orang Kristen, melakukan pembakaran di mana-mana, kemudian menunding orang Kristen dan menghasut kebencian orang Romawi terhadap mereka. Kekaisaran Romawi melemparkan orang Kristen ke arena untuk memberi makan singa untuk bersenang-senang. Tapi kejahatan akan mendapat hukuman. Wabah di Roma menelan korban massal, termasuk mereka yang senang menonton orang Kristen dijadikan makanan singa. Penyakit sampar keempat membunuh lima puluh juta orang.”

Salah satu dari mereka berkata, "Apa hubungannya dengan kami?" Saya berkata, “Itu sebuah pertanyaan yang bagus. Rezim Tiongkok saat ini telah melakukan hal yang sama seperti orang Romawi kuno. Mereka memfitnah Falun Dafa, dan menghasut kebencian terhadap praktisi. Bukankah menakutkan kalau memikirkan konsekuensinya?” Saya melanjutkan, “Partai Komunis menerbitkan banyak propaganda kebencian untuk mencemarkan nama Falun Dafa. Kebohongan Bakar Diri Tiananmen adalah salah satunya. Pertama-tama, kita semua tahu betapa ketatnya keamanan di Lapangan Tiananmen. Hampir tidak mungkin membawa bensin ke tempat itu.” Mereka semua mengangguk setuju.

Saya kemudian bertanya apakah ada di antara mereka yang merokok. Satu orang mengaku dia merokok. Saya bertanya, “Bagaimana rasanya jika anda memiliki rokok yang terbakar? Anda bahkan tidak tahan dengan rasa sakit akibat luka bakar rokok, bukan? Bayangkan bagaimana mungkin orang normal menuangkan bensin ke tubuhnya sendiri, menyalakannya, dan kemudian hanya duduk di sana, menunggu untuk difilmkan. Seperti yang anda ketahui, seluruh proses difilmkan oleh berbagai kamera video dari semua sudut, seperti merekam cuplikan untuk program TV. Apakah akan seperti ini dalam kenyataan bakar diri? Sebelum penganiayaan dimulai, ada lebih dari 100 juta praktisi Falun Dafa, dan seluruh negeri tahu bahwa para praktisi ini adalah orang-orang baik yang percaya pada Sejati-Baik-Sabar. Falun Dafa secara eksplisit melarang pembunuhan. Praktisi bahkan tidak makan daging mentah, apalagi bunuh diri.” Salah satu dari mereka berkata, "Itu benar!" Yang lain juga mengangguk.

Saya melanjutkan dengan mengatakan, “Kebaikan akan mendapat balasanyang baik, dan kejahatan mendapatganjaran buruk. Saya mengatakan yang sebenarnya tentang Falun Dafa dan saya harap anda tidak akan percaya pada PKT yang penuh kebohongan. Saya tidak ingin melihat pelajaran menyakitkan dari Roma terjadi pada kita. Saya sangat berharap bahwa anda semua akan selamat dan sehat selama pandemi ini.” Mereka mengangguk dan berkata, "Terima kasih!"

Saya melanjutkan, “Baru saja, saya menyebutkan pemunduran diri dari PKT dan organisasi afiliasinya. Ketika orang Tionghoa bersekolah, mereka semua harus bergabung dengan Liga Pemuda Komunis. Setelah mulai bekerja, mereka diminta untuk bergabung dengan PKT. Ketika mereka bergabung dengan PKTdan organisasi afiliasinya, mereka harus mengangkat tangan kanan mereka dan bersumpah bahwa mereka akan memberikan hidup mereka kepada Partai Komunis dan organisasi pemudanya. Pikirkan hal itu. PKT adalah ateis, jadi mengapa mereka memaksa orang untuk bersumpah?”

Saya melanjutkan dengan mengatakan, “Partai Komunis telah melakukan berbagai kampanye politik untuk menganiaya rakyat Tiongkok termasuk Pembantaian Tiananmen pada tahun 1989 dan penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong. Mereka telah membunuh 80 juta orang Tionghoa selama masa pemerintahan mereka. Bukankah seharusnya PKT membayar kembali kejahatan yang telah dilakukannya?!” Mereka semua mengangguk setuju. Saya berkata, “PKT juga tahu bahwa ia akan menemui ajalnya, maka ia memaksa semua orang untuk mengambil sumpah dan disalahkan atas hal itu.”

Salah satu dari mereka mengangguk dan berkata, "Itu benar."

Saya melanjutkan, “Jadi saya berharap anda membatalkan sumpah ini demi masa depan dan keselamatan keluarga anda dengan mundur dari organisasi jahat ini. Anda adalah bagian dari PKT, maka anda akan terseret karenanya kecuali anda mundur. Bukankah itu menyedihkan? Dewa hanya melihat hati manusia, jadi anda bisa mengundurkan diri dengan nama samaran.” Mereka semua setuju untuk mundur dari PKT. Saya juga memberi mereka masing-masing amulet Dafa dan meminta mereka untuk mengingat, "Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik."

Ketika saya pergi, mereka semua dengan gembira melambaikan tangan kepada saya. Saya senang dari lubuk hati, mereka memilih untuk berdiri bersama kebaikan.

Beberapa bulan yang lalu, saya pergi ke departemen pemerintah. Ketika sedang berjalan menuju pintu keluar, sebuah bus antar-jemput tiba, dan sekelompok orang Tionghoa turun. Saya tidak yakin bagaimana mengklarifikasi fakta kepada sekelompok orang. Kemudian saya berpikir, “Karena Guru mengatur agar mereka datang dan mendengarkan kebenaran, maka pasti ada jalan bagi saya. Jadi saya memancarkan pikiran lurus sambil meminta Guru untuk memberi saya kebijaksanaan.

Tiba-tiba terpikir oleh saya, "Saya masih punya brosur di mobil!" Saya segera pergi untuk mengambilnya. Saya menemukan 27 eksemplar berbagai brosur klarifikasi fakta di mobil saya.

Saya pergi ke halte bus dan memancarkan pikiran lurus. Bus jemputan mereka belum tiba, maka ini kesempatan sempurna bagi saya untuk mengklarifikasi fakta. Saya memancarkan pikiran lurus yang kuat untuk melenyapkan semua gangguan yang akan mencegah mereka mengetahui kebenaran.

Saya berjalan ke arah mereka dan tersenyum, "Hanya semacam mengingatkan untuk menjaga jarak sosial selama pandemi." Mereka semua berhenti, dan menatap saya dengan tenang. Saya kemudian berkata, “Demi keselamatan anda sendiri, bacalah brosur ini dengan cermat.” Saat mengatakan itu, saya membagikannya, satu per satu. Saya membagikan seluruhnya 26 eksemplar, dengan satu yang tersisa. Saya berpikir, “Syukurlah ini cukup. Terima kasih Guru!" Pada saat itu, seseorang di belakang saya berkata, “Beri saya satu. Saya belum dapat.” Saya berbalik dan menyerahkan brosur terakhir kepadanya. Jadi saya membagikan tepat dua puluh tujuh brosur kepada dua puluh tujuh orang.

Saya sangat tersentuh ketika melihat orang-orang ini membaca informasi dengan cermat. Saya berterima kasih kepada Guru karena mengatur kesempatan seperti itu agar saya dapat membagikan materi kepada mereka. Saya sungguh berharap mereka dapat menerima kebenaran.

Kultivasi adalah Hal Serius

Setelah kejadian ini, saya mengembangkankegembiraan hati. Saya menjadi berpikir bahwa saya berkemampuan dan bangga karenanya. Beberapa hari kemudian, saya melakukan hal yang sama dan membagikan materi kepada penumpang. Tapi kali initidak berhasil. Seorang pria mendatangi saya dan berteriak, “Ini tentang Falun Dafa. Saya tidak menginginkannya!” Setelah dia mengatakan itu, dia melemparkan brosur itu ke arah saya. Kemudian orang lain datang dan mencaci saya. Saya tidak pernah mengalami situasi ini sebelumnya dan tidak tahu harus berbuat apa.

Untuk sesaat, saya merasa seperti dikelilingi oleh unsur-unsur jahat, dan saya ketakutan. Tidak tahu apa yang harus saya katakan. Akhirnya, saya mengumpulkan keberanian saya dan berkata, “Saya hanya ingin kalian tetap selamat dan tidak tertipu oleh kebohongan PKT.” Setelah mengatakan itu, saya pergi.

Setelah itu, saya terus mencari ke dalam. Mengapa hal ini bisa terjadi? Saya menyadari niat saya untuk membagikan brosur klarifikasi fakta kali ini tidak lurus. Saya tidak memperlakukan penyelamatan orang dengan serius, dan saya tidak memiliki belas kasih terhadap penumpang itu. Sebaliknya, saya melakukannya dengan keinginan kuat untuk memamerkan diri. Betapa serius dan sakralnya menyelamatkan makhluk hidup! Setelah pengalaman ini, saya selalu berulang kali mengingatkan diri bahwa saya harus memiliki pikiran lurus ketika mengklarifikasi fakta kepada orang-orang.

Suatu kali, saya mengklarifikasi fakta kepada tiga orang Tionghoa setelah saya menawarkan diri sebagai penerjemah mereka. Yang satu mendengarkan dengan saksama, yang kedua linglung. Orang ketiga yang awalnya tanpa ekspresi kemudian tiba-tiba meneriaki saya ketika saya menyebutkan mundur dari PKT. Kemarahan jelas dari wajahnya. Tingkah lakunya bahkan membuat takut orang yang lalu lalang. Saya mencoba menenangkannya, tapi tidak berguna. Dia tidak memberi saya kesempatan untuk berbicara. Pada saat itu, saya didorong oleh emosinya dan berpikir tentang bagaimana berdebat dengannya. Dia tidak membiarkan dua orang lain mendengarkan dan meminta mereka pergi bersamanya.

Orang yang mau mendengarkan tidak punya pilihan selain mengikutinya. Dia terus melihat ke arah saya. Dia tampak sangat tak berdaya dan sedih, seolah-olah berkata, “Anda belum memberitahu saya kebenaran tentang Falun Dafa. Anda tidak meminta saya untuk mundur dari PKT. Anda belum menyelamatkan saya! ” Melihat mereka pergi, saya tidak bisa tenang untuk waktu yang lama. Saya menyesal bahwa saya tidak melakukannya dengan baik dan tidak menyelamatkan mereka.

Saya kemudian berpikir, “Tidak ada gunanya menyesal. Saya harus bangkit setelah jatuh dan melakukan yang lebih baik lain kali.”

Saya mencari ke dalam, dan menyadari bahwa saya memperlakukan belajar Fa sebagai formalitas dan tidak belajar Fa dengan baik. Saya tidak melakukan sesuatu dari sudut pandang Fa. Kedua, saya memiliki keterikatan pada mentalitas bersaing dan tidak memperlakukan semua orang dengan belas kasih. Ketiga, saya tidak menyingkirkan gangguan dengan belas kasih karena saya terdorong oleh emosi manusia, yang menyebabkan mereka kehilangan kesempatan untuk mengetahui kebenaran. Saya berkata pada diri sendiri bahwa harus tetap tenang jika menghadapi situasi seperti itu lagi.

Tidak lama kemudian, di bawah pengaturan Guru, saya bertemu dengan tiga orang Tionghoa lainnya. Ketika saya mengklarifikasi fakta, dua orang ini mendengarkan dengan penuh perhatian, sementara orang ketiga acuh tak acuh. Kali ini, saya tidak tergerak oleh sikapnya. Jadi saya mengklarifikasi fakta kepada mereka yang mau mendengarkan. Saya mencoba yang terbaik untuk berinteraksi dengan mereka sehingga saya bisa menguraisimpul-simpul di hati mereka. Mereka berdua menerima kebenaran. Satu orang berterima kasih kepada saya dengan tulus, dan yang lain berkata, “Partai Komunis adalah tentang kebohongan. Setelah pergi ke luar negeri saya menyadari bahwa Falun Dafa sama sekali tidak seperti yang dikatakan oleh Partai Komunis Tiongkok.”

Saya berbicara dengan orang yang acuh tak acuh, tetapi dia tidak mau berbicara. Hal baiknya adalah dia akhirnya memahami watak destruktif dari PKT dan mundur dari PKT. Namun, dia tidak sepenuhnya memahami kebenaran tentang Falun Dafa. Saya sangat berharap dia akan memiliki kesempatan lain untuk mengetahui lebih banyak tentang kebenaran Dafa.

Kesadaran

Sebagai praktisi baru, saya ingin mengejar ketertinggalan Pelurusan Fa sesegera mungkin. Saya menjadi sangat cemas sehingga saya sering mengklarifikasi fakta kepada orang-orang dalam mimpi saya. Suatu hari saya bermimpi. Dalam mimpi ini, sebuah Falun besar muncul di langit, dan Guru datang untuk membawa kami pulang. Setiap pengikut Dafa berubah menjadi pelangi dan melesat lurus ke atas awan. Saya juga berubah menjadi pelangi dan terbang langsung ke Falun besar di langit. Ketika saya akan memasuki Falun, saya tiba-tiba teringat bahwa saya masih memiliki banyak keterikatan untuk dilepaskan. Dengan pemikiran ini, saya jatuh kembali ke bumi dan terbangun.

Adegan dalam mimpi itu masih terlihat jelas keesokan paginya. Saya dengan jelas menyadari bahwa saya tidak dapat kembali ke rumah sejati jika saya tidak menyingkirkan keterikatan hati saya, tidak peduli berapa banyak yang telah saya lakukan dalam klarifikasi fakta. Guru memberi saya petunjuk dan meminta saya untuk belajar Fa dengan baik dan sungguh-sungguh mengultivasi diri sendiri.

Kemudian, saya meninjau kembali apa yang telah saya lakukan sepanjang hari dalam perjalanan pulang. Saya berpikir saya melakukan pekerjaan dengan baik hari itu. Saya mengklarifikasi fakta kepada beberapa orang Tionghoa. Mereka menerima apa yang saya katakan dan mundur dari PKT. Saya cukup puas dengan diri saya sendiri.

Namun, ketika saya tiba di rumah dan melihat foto Guru, saya merasa Guru terlihat sangat serius. Hati saya kecewa. Saya berpikir sejenak tetapi tidak tahu apa yang salah, jadi saya berhenti memikirkannya.

Keesokan harinya, penyewa saya datang untuk mengeluh tentang rumah saya. Dia orang Tionghoa. Dia pertama-tama mengatakan insulasi suara rumah saya tidak bagus dan AC-nya bermasalah. Kemudian dia mulai membual tentang putranya. Dia menceritakan putranya seusia saya dan sangat sukses. Dia memiliki perusahaan besar dan sangat kaya.

Saya merasa marah dan berpikir dalam hati, “Mengapa anda menyewa rumah saya untuk waktu lama jika anda tidak menyukainya? Mengapa putra anda tidak membelikan rumah untuk anda jika dia begitu kaya?” Saya tidak ingin mendengarkannya, jadi saya menemukan alasan dan pergi.

Pikiran saya penuh dengan pikiran negatif karena teringat semua perkataannya sesampainya saya di rumah. Saya tiba-tiba menyadari bahwa saya seorang praktisi. Bagaimana saya bisa memiliki begitu banyak pikiran negatif dalam diri saya? Mengapa hati saya tergerak? Saya mencari ke dalam.

Saya tidak akan terganggu jika dia mengatakan pohon diluar tidak bagus. Lalu mengapa saya kesal ketika dia mengkritik rumah saya? Itu karena saya memiliki keterikatan dengan rumah saya. Saya juga menemukan keterikatan saya pada mentalitas bersaing, pamer, iri hati, dan kepentingan pribadi.

Karena keterikatan pada nama dan uang, saya merasa marah ketika dia membual tentang putranya. Saya menyadari bahwa komentarnya mengungkap banyak keterikatan yang tidak saya sadari masih saya miliki. Dia datang untuk membantu saya meningkatkan kultivasi.

Hati saya langsung terbuka ketika menyadari hal ini. Guru memberikan petunjuk kepada saya dengan cara ini. Saya berkata, “Terima kasih, Guru.” Guru tersenyum kepada saya ketika saya melihat foto Guru lagi. Saya pikir itu karena saya sungguh-sungguh belajar bagaimana mencari ke dalam daripada hanya membicarakannya.

Menyingkirkan Sifat Iri Hati yang Tersembunyi

Saya telah membaca ceramah di mana Guru menyebutkan berulang kali sifat iri hati. Saya tidak pernah benar-benar berpikir bahwa apa yang Guru katakan berlaku untuk saya. Saya merasa bahwa saya tidak memiliki sifat iri hati tersebut. Ini karena saya tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang Fa. Baru-baru ini, masalah sepele mengungkap keterikatan saya pada sifat iri hati sepenuhnya. Terima kasih Guru!

Istri saya juga seorang praktisi baru. Dia tidak begitu mengerti apa itu Pelurusan Fa, jadi dia tidak mengklarifikasi fakta kepada siapa pun. Saya khawatir tentang kondisi kultivasinya dan mencoba banyak cara untuk membantunya meningkat. Saya berbagi pemahaman saya tentang Pelurusan Fa dengannya dan juga belajar Fa dengannya. Namun, saya masih tidak bisa menguraisimpul-simpul di hatinya, sehingga saya menjadi tidak senang.

Akhirnya, hal kecil memicu semua ketidakpuasan saya padanya. Istri saya sedang hamil, jadi saya sangat memperhatikan apa yang dia makan. Suatu hari, ketika saya bertanya tentang apa yang dia makan di siang hari, dia mengatakan dia tidak enak badan, jadi dia hanya makan jagung untuk makan siang. Saya marah dan berteriak padanya, “Apakah kamu tidak tahu bahwa kamu hamil?! Bagaimana mungkin bayi kita yang belum lahir memiliki nutrisi yang cukup dan tumbuh hanya dengan sebutir jagung? Kamu tidak makan dengan benar, dan kamu tidak berpartisipasi dalam kegiatan Pelurusan Fa!” Saya kehilangan kesabaran dan tidak berperilaku sebagai seorang praktisi sama sekali.

Istri saya menangis, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Setelah beberapa menit, saya menjadi tenang, dan baru kemudian saya ingat bahwa saya adalah seorang praktisi. Saya tahu saya tidak melewati ujian dengan baik, dan Xinxing saya tidak memenuhi standar. Saya mulai mencari ke dalam dan bertanya pada diri sendiri mengapa saya merasa sangat marah.

Saya menemukan sentimentalitas saya terhadap bayi yang belum lahir. Saya tidak ingat istri saya berlatih Dafa, jadi Guru merawatnya dan bayinya. Saya menyadari bahwa kekhawatiran saya sepenuhnya merupakan konsep manusia biasa.

Kedua, saya menemukan keterikatan saya dengan memandang rendah orang lain. Saya merasa bahwa saya melakukannya lebih baik daripada istri saya karena saya pergi keluar untuk mengklarifikasi fakta dan membagikan materi klarifikasi fakta. Namun, sebagai seorang praktisi baru, saya sangat tertinggal dalam kultivasi! Praktisi lain tidak pernah mengkritik saya ketika saya tidak melakukannya dengan baik. Sebaliknya, mereka mendorong saya. Lalu mengapa saya selalu mengkritik istri saya bukannya menyemangatinya? Ketika saya berperilaku seperti ini, bagaimana saya bisa memenuhi standar seorang praktisi?

Guru berkata,

“Jika demikian saat ini anda marah karena apa? Bagi orang Xiulian apa yang dimarahi? Antarsesama orang Xiulian, bukankah lebih tidak seharusnya marah? Tidak peduli siapa anda, anda adalah sedang berkultivasi. Mengapa anda selalu marah kepada pengikut saya? Apakah saya menyetujui sikap anda yang demikian terhadap pengikut saya?” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Internasional di New York, 2004”)

Bukankah bagian ini berbicara langsung tentang situasi saya? Kita semua adalah pengikut Guru, dan kita semua diselamatkan oleh Guru. Bagaimana saya bisa memperlakukan istri saya, seorang rekan praktisi, seperti ini? Betapa dalam takdir hubungan yang kami miliki dalam hidup ini: menjadi suami - istri dan rekan-rekan praktisi. Saya merasa sangat menyesal! Saya mengakui kesalahan saya kepada Guru dan meminta maaf kepada istri saya.

Sebelum berlatih Falun Dafa, saya tenggelam dalam mengejar nama, kepentingan pribadi, nafsu, dan bersaing. Saya sering menerima pujian dari orang-orang, dan berpikir saya dilahirkan dengan bakat. Setelah berlatih, saya mengetahui bahwa Guru memberi saya semua kekuatan sehingga saya dapat menggunakan keterampilan ini untuk menyelamatkan makhluk hidup.

Praktisi lain juga mengatakan bahwa saya gigih maju, dan telah mengklarifikasi fakta kepada banyak orang. Namun, saya tahu itu semua dilakukan berkat bantuan Guru.

Guru berkata,

“Bahwa kultivasi tergantung pada diri sendiri, sedangkan evolusi Gong tergantung pada Shifu.” (Ceramah 1, Zhuan Falun)

Belas kasih Guru menyelamatkan saya dari Neraka dan mengatur jalur kultivasi untuk saya. Menjadi pengikut Guru adalah hal yang paling membahagiakan dan paling sakral dalam hidup saya. Sebagai seorang praktisi baru, saya akan hidup sesuai dengan belas kasih Guru.