(Minghui.org) Salam, Guru yang terhormat! Salam, rekan praktisi!

Saya mulai berlatih Falun Dafa tahun 2006 ketika saya berusia 12 tahun. Saya selalu tertarik dengan hal-hal spiritual dan menemani ibu saya ke gereja. Saya mempunyai rasa hormat mendalam dan sebuah keinginan untuk memuliakan Dewa. Saya merasa bahwa keyakinan adalah sesuatu yang penting, meskipun saya mempunyai banyak pertanyaan tentang kehidupan.

Ketika kami menemukan Dafa, ibu saya sedang sakit, tapi ia secara ajaib pulih setelah ia mulai melakukan latihan. Saya ingat hari dimana saya melakukan latihan untuk pertama kalinya. Ketika melakukan latihan kedua, tubuh saya tiba-tiba mulai dimurnikan dan saya disegarkan oleh energi kuat yang belum pernah saya alami sebelumnya.

Saya mulai membaca Zhuan Falun dengan ibu saya, dan kami bergabung dengan kelompok praktisi terdekat. Saya merasa bahwa Falun Dafa sangat berbeda dari apapun yang pernah saya lihat atau alami. Saya berharap untuk bisa berkultivasi dan meningkatkan diri dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Waktu itu pikiran saya murni dan sederhana, dan hati saya dipenuhi kebahagiaan mendalam setiap kali saya menghadiri acara dimana praktisi memberitahu orang-orang tentang Dafa. Tapi, di usia yang begitu belia, saya tidak memahami tujuan sesungguhnya dari kultivasi.

Saya tahu “Falun Dafa baik” dan suka berada di antara praktisi. Seiring saya bertumbuh dewasa dan memasuki tong pewarna besar masyarakat manusia biasa, keinginan saya untuk berkultivasi memudar, dan saya melupakan tentang misi saya. Saya perlahan berhenti belajar Fa dan berhenti melakukan latihan, hingga saya benar-benar melupakannya.

Kembali ke Jalan Sejati Saya dalam Dafa

Tenggelam dalam masyarakat manusia biasa, keterikatan saya akan menjaga reputasi, rasa bersaing dan keegoisan semakin menyeret saya ke bawah. Keterikatan-keterikatan ini semakin bertambah intens hingga saya menjadi depresi selama tahun-tahun terakhir saya sebagai pelajar. Sekitar tahun 2013, meskipun saya sepertinya terlihat bahagia, kebingungan dan emosi negatif seperti rasa sedih, menderita, dan depresi membawa saya ke jurang tak berdasar. Saya merasa hampa dan kosong.

Suatu hari, saya sedang merenung sambil berjalan kaki sendirian, pulang ke rumah. Saya sadar bagaimana saya telah melakukan pengejaran di antara orang biasa, antara kepentingan pribadi dan keegoisan, saya sebenarnya berpura-pura, agar saya bisa diterima oleh orang lain. Berjuang dan berkompetisi untuk kepentingan diri saya sendiri dalam masyakarat manusia biasa menyebabkan hari-hari saya dipenuhi penderitaan.

Guru berkata,

“Persaingan dan perebutan antarmanusia demi nama dan kepentingan, yang terjadi dalam masyarakat manusia biasa, membuat anda tidur tak nyenyak makan pun tak enak, anda telah membuat tubuh ini tidak keruan. Bila tubuh anda dilihat dari ruang dimensi lain, semua tulang itu sudah hitam sepotong-sepotong.” (Ceramah Dua, Zhuan Falun)

Saya masih tersesat dan merasa bahwa saya menjalani hidup tanpa arah. Saya mengingat bahwa satu-satunya hal yang bisa menolong saya adalah Dafa. Jadi, suatu malam ketika semua orang tertidur, saya memutuskan untuk berbicara dengan Guru. Dengan rasa sakit yang hebat di hati dan mata saya mulai berkaca-kaca, saya meminta maaf karena membiarkan diri saya terbawa arus godaan duniawi, dan saya menegaskan keinginan saya untuk benar-benar mengkultivasikan diri sendiri dan kembali ke Dafa.

Di hari berikutnya ketika saya terbangun, tubuh saya telah dimurnikan seluruhnya. Saya tahu ini adalah tanda bahwa Guru mendengar saya dan telah menyelamatkan saya lagi.

Beberapa minggu kemudian saya mendengar, Shen Yun akan dipentaskan di Argentina. Saya gembira dan memutuskan untuk berbicara dengan ibu saya tentang menonton pertunjukkan Shen Yun. Saya mendapatkan tiket dan kami mengatur semuanya untuk pergi ke Buenos Aires dimana Shen Yun akan dipentaskan. Saya telah melihat Shen Yun pada tahun 2009, tapi setelah beberapa tahun perusahaan telah menyempurnakan diri. Ketika saya menonton pertunjukkannya, saya merasakan ketenangan yang mendalam dan belas kasih dalam hati saya. Perasaan tersebut adalah seperti berada di surga. Bahkan setelah pertunjukkan berakhir, pikiran saya tetap tenang dan hampir tanpa pikiran. Ini adalah perasaan damai kosong yang sulit dijelaskan dalam bahasa manusia. Saya mengalami sesuatu yang ajaib hari itu. Bertemu praktisi, saya bergabung dengan kelas belajar Fa lokal dan aktivitas klarifikasi kebenaran, dan sejak hari itu saya tidak pernah berhenti melakukannya.

Segera adik perempuan saya juga mulai berlatih. Beberapa anggota keluarga saya sekarang membaca Zhuan Falun dan mempelajari latihan. Tidak hanya Guru menyelamatkan saya sekali lagi, tapi keluarga saya juga diberkati oleh rahmat-Nya yang besar.

Menyingkirkan Rasa Iri Hati dan Dendam

Saya ingin berbicara tentang masalah iri hati dan pemahaman saya sekarang tentang Fa dalam hal ini.

Guru berkata,

“Sifat iri hati adalah sebuah masalah sangat serius, karena ia langsung melibatkan masalah apakah kita dapat atau tidak berkultivasi mencapai kesempurnaan. Jika sifat iri hati tidak disingkirkan, segala hasil Xiulian manusia akan jadi sangat rapuh dan lemah. Dalam hal ini berlaku sebuah ketentuan: Manusia dalam berkultivasi, jika sifat iri hati tidak disingkirkan tidak akan memperoleh buah sejati, mutlak tidak akan memperoleh buah sejati.” (Ceramah Tujuh, Zhuan Falun)

Saya mulai bekerja di media tahun 2014. Hampir enam tahun telah berlalu, dan saya telah mendapatkan kesempatan untuk meningkat dan belajar beberapa pelajaran tentang kultivasi. Tahun 2017, banyak perubahan mulai muncul dalam sebuah proyek, dan rasa iri hati dan dendam mulai termanifestasi, yang menjadi halangan besar dalam kultivasi saya.

Ada perubahan pegawai di perusahaan dan beberapa praktisi tidak lagi bekerja dengan saya. Proyek klarifikasi kebenaran lain sedang muncul dan beberapa dari mereka juga berencana untuk menjalankannya. Dari pandangan kultivator, ini adalah hal baik, karena penting untuk menyelamatkan makhluk hidup. Tapi, dalam hati, saya tidak bisa menerimanya sebagai sesuatu yang positif. Beberapa dari mereka adalah rekan kerja di kantor setempat dan praktisi yang dulu mengajarkan dan berbicara dengan saya setiap hari.

Selain itu, di antara kami yang tersisa dan harus datang ke kantor, bukanlah yang paling tekun. Karena keterikatan saya pada rasa malas, saya mempunyai kesulitan bangun setiap hari untuk menghadiri kelompok belajar Fa. Dengan berbagai alasan, tidak semua orang bisa datang setiap hari untuk bekerja di kantor, dan sering kali saya satu-satunya praktisi yang tetap tinggal untuk bekerja. Kelompok belajar Fa lain dibentuk, dan saya diminta bertanggung jawab untuk membuka kantor setiap hari. Tapi saya tidak ingin mengambil tanggung jawab itu, jadi saya menolak. Konsekuensi dari kebodohan saya adalah selalu kesulitan memanggil semua praktisi datang ke kantor tepat waktu untuk belajar Fa.

Saya perlahan mulai menelantarkan belajar Fa, memancarkan pikiran lurus, dan klarifikasi kebenaran. Saya menghadiri sangat sedikit aktivitas lokal, dan saya malah tertidur ketika waktunya belajar Fa. Ketika hal ini terjadi, saya merasa bersalah. Saya mulai semakin jarang bertemu dengan rekan praktisi.

Saya merasa putus asa dan ini tercermin dalam pekerjaan saya. Hasil akhirnya tidak baik. Tanpa tekun dalam belajar Fa, pikiran saya menjadi kacau dan sangat negatif. Saya selalu mengeluh bahwa saya merasa "sendirian."

Guru berkata,

“Orang jahat diakibatkan oleh perasaan iri hati, karena ego, karena jengkel, menganggap dirinya diperlakukan tidak adil.” (“Taraf Kondisi,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju)

Saya baru-baru ini memahami bahwa ketika kita menganggap diri kita sendirian, ini karena kita telah menjaga jarak dengan Guru.

Guru berkata,

“Perihal Xiulian, ada sebuah ungkapan, dahulu saya juga pernah mengatakannya kepada anda, “Xiulian seperti pada awal mula, pasti akan berhasil.” (Tepuk tangan meriah) Banyak orang yang tidak berhasil Xiuliannya, justru karena di tengah berlalunya waktu, dia tidak dapat melangkah maju. Kesepian, menjemukan, terhadap suatu hal sudah begitu terbiasa sehingga tidak ingin dikerjakan lagi, atau sudah menjadi suatu kebiasaan. Hal apapun dapat membuat orang menjadi kendur dan malas. Anda harus selalu gigih maju. Dahulu orang Xiulian setibanya tahap terakhir masih harus mengalami ujian sejenak, jika semakin hari semakin kendur dan malas, ujian tersebut pasti tidak akan dapat dilewati.” (Ceramah Fa pada Hari Falun Dafa Sedunia”)

Iri Hati Menyebabkan Pikiran Buruk

Saya tidak memperhatikan kultivasi saya, dan keadaan ini menjadi lebih menonjol. Praktisi lain peduli kepada saya, tapi saya mempunyai berbagai macam pikiran buruk tentang mereka, yang muncul akibat rasa iri hati dan hati yang ingin bersaing. Perasaan kesepian dan kesedihan mengganggu saya.

Iri hati dan dendam mencegah saya melihat dengan jelas, dan ketika keterikatan-keterikatan ini ditunjukkan, saya tidak bisa mengenali bagaimana kuatnya mereka termanifestasi pada diri saya. Saya merespons dengan kemarahan. Saya menyalahkan rekan praktisi dan menolak usaha mereka untuk membantu. Saya hanya fokus pada keegoisan akan kepentingan saya sendiri dan perasaan sentimental.

Keadaan ini berlangsung selama beberapa bulan, hingga suatu hari saya merasakan keberadaan entitas iblis yang memenuhi hati saya dengan rasa iri hati. Pengalaman ini mengguncang saya. Saya merasakan bahwa iri hati menghancurkan saya sedikit demi sedikit. Saya harus melakukan sesuatu untuk mengubahnya dan berhenti diganggu oleh keterikatan ini.

Saya mulai membaca pengalaman praktisi lain di Minghui tentang iri hati dan saya meningkatkan belajar Fa saya. Saya berusaha membaca ceramah sebanyak yang saya bisa untuk membuat pikiran saya tetap lurus. Tetapi, saya masih jauh dari tubuh praktisi, dan kesadaran utama saya lemah. Saya dengan mudah dipengaruhi oleh praktisi dengan keterikatan yang sama.

Dalam masyarakat manusia biasa, adalah sesuatu yang normal untuk bertengkar dan bersaing mempertahankan siapa yang benar, yang pengetahuannya paling banyak, dan yang mencapai tujuan lebih dulu. Tapi kita praktisi adalah melangkah dalam jalur kultivasi dan sifat seperti ini adalah bertolak belakang dengan apa yang Guru ajarkan kepada kita dalam Fa.

Jadi apa yang saya lakukan? Bukankah saya berada di sisi berlawanan, di sisi kejahatan?

Saya harus memberi tahu praktisi lain apa yang terjadi dengan saya. Saya bertekad untuk mengungkap keterikatan saya karena saya ingin menyingkirkan mereka. Mereka menyiksa dan membuat saya terjun ke tingkat kesedihan yang membuat saya kesulitan untuk keluar dari tingkat itu. Setelah berbagi dengan praktisi, saya tiba-tiba bisa mengenali apa yang terjadi dengan saya, dan tekad saya dikuatkan. Saya berpikir, "Saya tidak ingin menjadi seperti ini. Saya tidak ingin membawa keterikatan ini. Ini bukan saya! Ini bukan bagian dari diri sejati saya!” saya menguatkan pikiran lurus saya dan menolak diganggu oleh kekuatan lama. Saya menangis untuk beberapa saat ketika saya berpikir tentang hal ini dan mengingat Fa ini dari Guru.

“Xiulian itu sendiri tidaklah menderita, kuncinya adalah tidak sanggup melepas keterikatan manusia biasa. Ketika nama, kepentingan dan perasaan kalian harus dilepas barulah terasa menderita.” (“Sejati Berkultivasi,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju)

Iri Hati Bisa Menyebabkan Lingkungan yang Tidak Kooperatif

Mencari ke dalam, saya sadar bahwa saya mempunyai rasa ketergantungan kepada rekan praktisi. Saya mengharapkan standar yang lebih tinggi dari praktisi yang bekerja sama dengan saya di masa lalu dan mengakibatkan saya memandang rendah dan mempunyai pikiran negatif tentang mereka. Ini sendiri adalah sikap salah yang muncul akibat keterikatan akan rasa gengsi dan egois. Iblis iri hati bisa memanipulasi pikiran kita dan membuat hati kita tidak seimbang.

Guru berkata,

“Bila hati pengikut Dafa tidak stabil, akan membuat lingkungan di sekitar anda juga terjadi perubahan. Di saat anda merasa takut, anda menemukan makhluk hidup semuanya juga tidak dalam kondisi normal. Di saat anda berubah dengan semangat yang ceria, lapang dada dan optimis, anda menemukan lingkungan di sekitar juga menjadi berbeda. Di tengah klarifikasi fakta dan membuktikan kebenaran Fa, ketika mengalami tingkat kesulitan dalam pekerjaan yang kalian lakukan, selaraskanlah diri sendiri, gunakan pikiran lurus untuk memikirkan masalah, mungkin akan sangat efektif.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Washington D.C. Tahun 2009,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat-9)

Saya akhirnya bisa mengerti bahwa keadaan saya tidak hanya mempengaruhi kesadaran utama saya dan semua yang telah saya kultivasikan, tapi ia juga memberi pengaruh kepada orang lain. Seluruh praktisi termasuk dalam satu tubuh dari pengikut Dafa. Guru mengaturnya begini, dan tidak boleh kurang sepotong pun. Jika kita mempunyai pikiran negatif dan rasa iri hati di antara kita, bukankah ini membentuk sebuah divisi dan pemisahan dalam satu tubuh tersebut? Jika satu tubuh kita terbagi-bagi, bukankah ini akan mempengaruhi kekuatan dari masing-masing kita dan kemampuan setiap orang untuk menyelamatkan makhluk hidup? Meskipun praktisi mungkin mempunyai pemahaman berbeda, ini bukanlah alasan valid untuk tidak kooperatif. Kita harus berjalan bersama ke arah yang sama dan berdiri bersama untuk membentuk satu tubuh.

Saya tidak bersyukur atas kesempatan yang Guru berikan untuk meningkatkan xinxing saya dan untuk berkontribusi secara positif kepada lingkungan tersebut.

Melihat Lebih Dalam Akar Iri Hati

Saya menemukan bahwa rasa iri hati adalah keterikatan yang harus kita singkirkan dengan satu cara atau cara apapun jika kita ingin mencapai kesempurnaan. Ia bisa memanifestasi dirinya ketika kita merasa bahwa kepentingan diri kita sendiri dirugikan. Takut kita akan kehilangan kepentingan pribadi kita, kita merasakan perasaan tidak adil dan bahkan dendam tentang bagaimana kita diperlakukan.

Tidak bisa menerima kritik karena alasan gengsi, seseorang mungkin mulai bertindak tidak rasional, berbohong, menipu, bersaing, dan bertengkar dengan orang lain sampai rasa iri hati yang kuat itu terwujud. Karena iri hati, kita bisa dengan mudah berbalik arah dari Fa dan satu tubuh praktisi hingga semua yang kita kultivasikan menjadi rapuh. Ini bisa dimanfaatkan oleh kekuatan lama untuk menguji kita dan menyebabkan kerusakan pada usaha bersama pengikut Dafa untuk menyelamatkan mahkluk hidup.

Guru berkata,

“Sifat iri hati adalah halangan terbesar bagi praktisi, pengaruhnya terhadap praktisi Gong luar biasa besar, dapat langsung memengaruhi daya Gong praktisi, dapat mencelakakan sesama praktisi, secara serius mengganggu kita Xiulian meningkat ke atas. Selaku praktisi Gong sifat iri hati itu seratus persen harus disingkirkan. Ada yang berlatih Gong setelah sampai suatu tingkat tertentu, namun sifat iri hati justru tidak mampu disingkirkan, bahkan makin tidak tersingkirkan akan makin bertambah serius. Reaksi semacam ini menyebabkan berbagai Xinxing dia yang telah ditingkatkan juga berubah jadi sangat rentan.” (Bab III, Falun Gong)

Ketika menghadapi masalah kebencian, Guru berkata,

“Timbulnya kekesalan dan kebencian di hati, adalah disebabkan oleh kebiasaan suka mendengar kata-kata yang enak didengar dan senang pada kejadian yang baik, bila tidak, maka akan kesal dan benci. Kalian pikirkanlah, tidak boleh demikian, Xiulian bukan demikian caranya. Saya selalu mengatakan, orang Xiulian harus melihat masalah secara terbalik, di kala anda menjumpai masalah yang tidak baik, anda harus menganggapnya sebagai hal baik, ia datang untuk membuat anda meningkat.” (“Ceramah Fa di Washington DC Tahun 2018”)

Saya tersadarkan selama bulan-bulan itu ketika saya dimanipulasi oleh kebencian dan iri hati, saya menolak melewati ujian untuk meningkatkan diri sendiri dalam kultivasi saya.

Saya menjadi dewasa melewati pengalaman ini dan sadar pentingnya mengkultivasikan diri sendiri dengan benar dengan melakukan tiga hal. Saya bisa membuat kemajuan signifikan dalam menyingkirkan keterikatan-keterikatan ini dan menjadi sama dekatnya dengan tubuh seorang praktisi seperti saat-saat saya mulai berkultivasi.

Mengalami Kekuatan Pikiran Lurus Selama Penyalaan Lilin 20 Juli

Sejak saya mulai berkultivasi, saya mengalami keajaiban, yang adalah situasi luar biasa yang hanya bisa terjadi dengan Dafa dan ketika Guru mendorong kita untuk lebih tekun.

Pada Juli 2019, seorang praktisi muda tiba-tiba meninggal. Untuk banyak praktisi muda yang bekerja di media, ini adalah pukulan luar biasa dan sebuah kehilangan yang menyedihkan. Kami diuji oleh kekuatan lama untuk melihat apakah kultivasi kami baik atau tidak.

Guru berkata,

“Kekuatan lama membuat hal ini menjadi demikian, dia justru menggunakan cara yang busuk ini untuk menguji orang lain, melalui hal ini menguji manusia, bagaimana jadinya? Yang kalian anggap kultivasinya baik, dia telah meninggal, apakah anda masih percaya atau tidak? Peristiwa semacam ini sudah banyak kali terjadi, banyak pengikut Dafa juga sudah punya pengalaman dalam hal ini, sudah tahu ini adalah cara-cara dari kekuatan lama. Tetapi dibicarakan atas dasar tuntutan Shifu, Xiulian juga adalah sesuatu yang serius, seorang manusia menjadi Dewa, bukanlah sesuatu yang dapat dicapai dengan duduk di situ membaca buku sambil minum teh, mereka yang benar-benar dapat berkultivasi membubung ke atas di dalam perjalanan ini, barulah bisa mencapainya.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Great New York tahun 2013”)

Praktisi membagikan pemahaman mereka tentang ujian hidup dan mati, perasaan sentimental, menguatkan pikiran lurus kita, dan menjaga hati yang tidak tergerak. Ini adalah hari-hari sulit.

Pada 20 Juli, banyak dari kami berencana menghadiri penyalaan lilin di malam hari di depan konsulat Tiongkok. Di hari yang sama, sekelompok praktisi dan saya berjalan dari kantor ke konsulat Tiongkok untuk menghadiri perayaan tersebut. Ketika saya berjalan dan berbicara kepada praktisi Ann (nama alias), setelah beberapa menit, saya merasa tidak enak badan. Sulit bernafas. Bintik-bintik merah mulai muncul di seluruh wajah saya seperti reaksi alergi. Sulit berbicara. Ann bertanya apa saya baik-baik saja dan menawarkan saya air minum sambil terus berjalan.

Seiring berjalannya waktu, saya bisa merasakan lebih banyak bintik merah muncul di seluruh wajah saya, lengan, dll. Semakin sulit bernapas.

Saya berkata kepada Ann bahwa saya tidak pernah punya alergi apapun, dan ia menjawab bahwa itu adalah gangguan. Di saat itu, saya berpikir, “Bagaimana saya bisa mendapatkan reaksi alergi? Saya tidak pernah punya alergi apapun. Saya adalah murid Dafa!”

Ketika kami sampai di penyalaan lilin, adik saya melihat saya dan bertanya ada apa. Saya tidak tahu bagaimana menjawabnya. Semakin sulit untuk berbicara.

Di momen itu, saya tiba-tiba mengingat praktisi muda yang meninggal, dan saya merasakan takut dan sedih yang mendalam. Tapi saya langsung menyingkirkan pikiran-pikiran itu dan menolak diganggu oleh kekuatan lama. Saya harus melakukan yang terbaik untuk berpartisipasi dalam penyalaan lilin ini.

Ketika penyalaan lilin akan dimulai, Ann dan saya mencari tempat untuk duduk. Saya duduk di sampingnya di sebuah tempat yang terpencil. Tapi beberapa detik kemudian, seorang praktisi Tiongkok menghampiri kami dan meminta kami mengikutinya. Ia membawa kami ke depan ada praktisi yang membawa kamera dan mikrofon. Ia menempatkan saya untuk duduk di barisan pertama. Ketika saya melihat saya harus duduk di sana dan melihat bahwa wajah saya tidak terlihat bagus, saya berpikir: “Apakah benar bagi saya untuk duduk di barisan pertama? Apakah ia tidak melihat saya tidak terlihat baik? Bukankah seharusnya ia membiarkan Ann duduk di sini?”

Di saat itu saya memutuskan mengabaikan pikiran itu, menerima instruksi praktisi dan duduk di tempat yang ia berikan. Saya duduk dengan posisi lotus ganda dan ketika musik mulai dimainkan, saya mulai mencari ke dalam. Saya melihat akar dari keterikatan saya dan menyingkirkan apa yang mengganggu saya di dimensi lain.

Kali ini pergelangan kaki saya langsung terasa sangat sakit, dan bernafas melalui paru-paru tidak memungkinkan. Dalam hati, saya menangis kesakitan. Saya mencari ke dalam di mana saya telah gagal, saya sadar bahwa sebelum menghadiri penyalaan lilin, saya telah berpikir yang tidak-tidak dan egois. Saya disibukkan dengan hal-hal duniawi, berpikir bahwa saya harus terlihat rapi dan baik karena mereka pasti akan memotret kami. Saya tidak benar-benar fokus menyelamatkan makhluk hidup, dan niat saya tidak murni. Itu adalah tahun ke-20 penganiayaan.

Mengenali keterikatan ini dan meratapi kesalahan saya, saya memutuskan memancarkan pikiran lurus yang kuat. Saya terus-menerus memancarkan pikiran lurus untuk memusnahkan gangguan dalam tubuh saya dan menyingkirkan seluruh kejahatan di dimensi lain.

Saya berkata kepada diri sendiri bahwa saya harus dengan teguh percaya pada Fa dan memiliki pikiran lurus yang kuat. Setiap kali saya berkata “mie 滅” atau “musnah” dalam bahasa Mandarin, pernafasan saya membaik. Meskipun sakitnya masih tidak tertahankan, saya terus memancarkan pikiran lurus selama penyalaan lilin.

Dalam puisi “Pikiran Lurus” (Hong Yin IV), Guru berkata:

“Terjangan angin dan gempuran listrik menjulang mencapai langit sembilan tingkat

Halilintar berkekuatan dahsyat melebihi ketinggian langit

Menyapu bersih segenap penjuru alam semesta, tiada tempat yang tak terjangkau

Sampah masyarakat dan benda-benda busuk dimusnahkan sekaligus”

Ketika perayaan lilin berakhir, musik berhenti dan Ann bertanya bagaimana perasaan saya. Ketika ia melihat wajah saya, ia terkagum dan berkata bahwa bintik-bintik telah hilang. Di saat itu, pernafasan saya kembali normal. Saya bisa mengikuti penyalaan lilin hingga selesai dan tubuh saya baik-baik saja.

Sekali lagi, dengan keyakinan tak tergoyahkan dan pikiran lurus, saya mengalami kekuatan Dafa!

Hari itu, beberapa praktisi bercerita bahwa mereka juga mengalami sakit yang intens ketika duduk dalam posisi lotus penuh. Saya merasa bahwa kita berada dalam pertarungan melawan kejahatan di dimensi lain ketika kita sedang membuktikan Fa dan mengenang rekan praktisi yang telah dianiaya hingga tewas di Tiongkok.

Pikiran lurus adalah kekuatan supernatural yang kita punya sebagai pengikut Dafa, dan hanya jika kita percaya dengan teguh pada Dafa mereka bisa berfungsi dan menyingkirkan seluruh kejahatan di alam semesta.

Ada beberapa pelajaran yang saya dapatkan dalam proses kultivasi pribadi saya.

Rekan praktisi, mari kita hargai kesempatan bersejarah ini dan maju ke depan bersama sebagai satu kesatuan dengan langkah tegas menuju kesempurnaan.

Terima kasih, Guru, atas kesempatan dan perlindungan Anda selama 15 tahun ini. Saya akan melangkah dengan baik di jalan saya hingga akhir dan memenuhi janji saya.

Terima kasih, Guru! Terima kasih, rekan praktisi!

(Dipresentasikan pada Konferensi Berbagi Pengalaman Praktisi Muda Internasional 2021 Online)