(Minghui.org) Memberi sanksi kepada para pelanggar hak asasi manusia telah menjadi fokus di antara negara-negara demokratis sebagai cara untuk memerangi kekejaman hak asasi manusia yang mengerikan di seluruh dunia. Setelah AS mengesahkan Undang-undang Magnitsky pada tahun 2016, Kanada, Inggris, dan 27 anggota Uni Eropa memberlakukan undang-undang serupa. Austria dan Jepang sedang mengerjakan hal yang sama.

Sesuai dengan undang-undang ini, yang menjatuhkan sanksi pada pelaku pelanggaran hak asasi manusia, praktisi Falun Gong telah menyusun daftar pelaku yang terlibat dalam penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok. Setiap tahun, mereka menyerahkan beberapa daftar kepada pemerintah demokratis, mendesak untuk memberikan sanksi kepada para pelaku yang disebutkan.

Mulai tanggal 14 Juli 2021, praktisi Falun Gong di lebih dari 30 negara telah mengirimkan daftar terbaru pelaku yang terlibat dalam penganiayaan Falun Gong kepada pemerintah masing-masing. Praktisi menyerukan sanksi terhadap para pelanggar hak asasi manusia ini, termasuk melarang masuk ke negara mereka dan membekukan aset mereka di luar negeri.

Satu nama dalam daftar tahun ini adalah Du Hangwei.

Informasi Pelaku

Nama Lengkap Pelaku: Du (nama belakang) Hangwei (nama depan) (Hanzi: 杜航伟)
Jenis Kelamin: Pria
Negara: Tiongkok
Tanggal/Tahun Lahir: April 1962
Tempat Lahir: Lingbao, Provinsi Henan

Gelar atau Posisi:

Maret 2010 – Januari 2013: Wakil Direktur Departemen Keamanan Publik Provinsi Shaanxi, Sekretaris Komisi Urusan Politik dan Hukum Komite Partai Kota Xi'an, Direktur dan Sekretaris Komite Partai Biro Keamanan Publik Kota Xi'an .

Februari 2013 – Desember 2014: Asisten Gubernur Provinsi Shaanxi, anggota Kelompok Pimpinan Partai Pemerintah Provinsi Shaanxi, Sekretaris Komite Partai, Direktur Departemen Keamanan Publik Provinsi Shaanxi, dan anggota Komisi Urusan Politik dan Hukum dari Komite Partai Provinsi Shaanxi.

Desember 2014 – April 2015: Wakil Gubernur Provinsi Shaanxi, anggota Kelompok Pimpinan Partai Pemerintah Provinsi Shaanxi, Sekretaris Komite Partai dan Direktur Departemen Keamanan Publik Provinsi Shaanxi, dan anggota Komisi Urusan Politik dan Hukum dari Komite Partai Provinsi Shaanxi.

April 2015 – Juli 2017: Wakil Gubernur Provinsi Shaanxi, anggota Kelompok Pimpinan Partai Pemerintah Provinsi Shaanxi, Wakil Sekretaris Komite Partai dan Direktur Departemen Keamanan Publik Provinsi Shaanxi, dan anggota Komisi Urusan Politik dan Hukum dari Komite Partai Provinsi Shaanxi.

Juli 2017 – Januari 2018: Wakil Gubernur Provinsi Shaanxi dan Sekretaris Komite Politik dan Hukum dari Komite Partai Provinsi Shaanxi.

Januari 2018 – Sekarang: Wakil Menteri dari Kementerian Keamanan Publik Tiongkok dan anggota Komite Partai Komunis dari Kementerian Keamanan Publik Tiongkok.

Kejahatan Utama

A. Selama Masa Jabatan Du Hangwei di Provinsi Shaanxi

Du Hangwei menjabat di Provinsi Shaanxi pada tahun 2010 dan dipromosikan dengan cepat selama bertahun-tahun. Selama masa jabatannya di Provinsi Shaanxi, dia dengan cermat mengikuti kebijakan Jiang Zemin dan Zhou Yongkang untuk menganiaya Falun Gong, dan secara pribadi memimpin penganiayaan di Shaanxi. Kejahatan utamanya adalah sebagai berikut:

1. Menurut statistik yang tersedia dari Minghui.org, sedikitnya 28 praktisi Falun Gong ditangkap di Kota Xi'an selama tiga tahun masa jabatan Du Hangwei sebagai Wakil Sekretaris dan Sekretaris Komisi Urusan Politik dan Hukum dari Komite Partai Komunis Tiongkok (PKT) Kota Xi'an dan Direktur Biro Keamanan Umum Kota Xi'an. Sedikitnya 295 praktisi Falun Gong di Provinsi Shaanxi ditangkap selama lima tahun sebagai Wakil Sekretaris dan Sekretaris Komisi Urusan Politik dan Hukum Komite PKT Provinsi Shaanxi dan Direktur Departemen Keamanan Publik Provinsi Shaanxi. Selama delapan tahun, 99 dari 323 praktisi Falun Gong yang ditangkap dijatuhi hukuman, 12 dikirim ke kamp kerja paksa, 32 ditahan di pusat pencucian otak, dan sedikitnya 123 dilecehkan dan rumah mereka digeledah.

Wu Songgang [pria], seorang insinyur, ditangkap pada tanggal Agustus 2011 dan ditahan di pusat pencucian otak di Xuanpingyuan, Xi'an. Pada tanggal 10 September 2011, Wu dipukuli hingga meninggal. Dia berusia 50-an.

Zhao Wenbiao [pria], penduduk Kota Shenmu, ditangkap pada tanggal 23 Juli 2013, dan dikirim ke Pusat Penahanan Shenmu Huashan di mana dia ditahan selama lebih dari 20 hari. Akibat luka parah yang dideritanya di sana, pusat penahanan meminta keluarganya untuk membawanya pulang. Namun, polisi dan personel Kantor 610 terus melecehkannya di rumahnya. Pada bulan Juni 2014, Zhao meninggal.

2. Mulai pertengahan tahun 2015, Du Hangwei merencanakan dan mengarahkan keamanan publik, kejaksaan, peradilan, dan sistem peradilan Provinsi Shaanxi untuk membalas praktisi Falun Gong yang mengajukan tuntutan hukum terhadap mantan ketua PKT Jiang Zemin karena memulai penganiayaan terhadap Falun Gong. Praktisi Falun Gong di berbagai kota di Provinsi Shaanxi ditangkap, dengan banyak yang ditangkap secara berkelompok.

Dari tanggal 8 sampai dengan 14 Januari 2016, 12 praktisi Falun Gong ditangkap bersama di Kota Yan'an. Hanya sepuluh hari kemudian, pada akhir bulan Februari 2016, 12 praktisi ditangkap di Kota Baoji. Pada tanggal 22 Maret 2017, Biro Keamanan Umum Xi'an menahan lebih dari 50 praktisi Falun Gong dalam satu serangan. Zhang Huilan dari Kota Baoji meninggal akibat babak penganiayaan ini.

3. Selama tiga tahun dari tahun 2015 hingga 2017, Du Hangwei, yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris dan Sekretaris Komisi Urusan Politik dan Hukum Komite PKT Shaanxi, Direktur Departemen Keamanan Publik Provinsi Shaanxi, dan Wakil Gubernur Provinsi Shaanxi , mengarahkan kantor kejaksaan di berbagai kota, distrik, dan kabupaten untuk menjebak dan menuntut praktisi Falun Gong yang ditangkap oleh polisi. Atas perintahnya, tanpa kecuali, pengadilan menolak banding praktisi Falun Gong terhadap hukuman penjara yang tidak sah dan menguatkan semua putusan asli. Di antara 234 praktisi Falun Gong yang ditangkap, 69 menjadi sasaran penuntutan.

Li Meihua [wanita], seorang praktisi Falun Gong dengan disabilitas, ditangkap karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong di Kabupaten Zhashui. Tanpa memperhatikan dia penyandang disabilitas, Kejaksaan Kabupaten Zhashui dan Pengadilan Menengah Kota Shangluo merampas haknya untuk diwakili oleh seorang pengacara dan menghukumnya tiga setengah tahun penjara. Dia disiksa di penjara dan pembebasan bersyarat medisnya ditolak.

Ma Jie ditangkap lima kali, dikirim ke kamp kerja paksa selama dua tahun, dan dihukum empat tahun penjara. Suaminya, Dawei Wang, juga seorang praktisi Falun Gong, disiksa hingga meninggal oleh polisi dari Biro Keamanan Umum Kabupaten Hu. Pada sore hari tanggal 10 Mei 2016, Ma ditangkap lagi. Dia dijatuhi hukuman empat tahun penjara pada tanggal 13 Desember 2016.

4. Pada tanggal 15 Juni 2017, Du Hangwei, Sekretaris Komisi Politik dan Hukum dari Komite PKT Provinsi Shaanxi saat itu, memimpin pertemuan Kantor 610 tentang penganiayaan Falun Gong di Provinsi Shaanxi. Pada pertemuan tersebut, ia menyerukan untuk mengikuti kebijakan penganiayaan Jiang Zemin dan mengintensifkannya. Pertemuan ini disiarkan langsung di Internet dan TV, yang selanjutnya memicu kesalahpahaman dan kebencian publik terhadap Falun Gong.

5. Masa jabatan Du Hangwei sebagai Wakil Sekretaris dan Sekretaris Komisi Urusan Politik dan Hukum Shaanxi adalah periode ketika praktisi Falun Gong dianiaya paling parah di Penjara Wanita Shaanxi dan Penjara Shaanxi Kedua (Penjara Weinan).

Praktisi Falun Gong di penjara ini mengalami perlakuan tidak manusiawi sehingga banyak yang meninggal segera setelah kembali ke rumah. Sebagai salah satu contoh, pada tahun 2016, untuk memaksa Gao Shiyuan [pria] dari Kabupaten Yanchuan, Kota Yan'an untuk melepaskan Falun Gong, penjaga Penjara Weinan secara brutal menyiksanya sampai dia lemah dan di ambang kematian. Segera setelah dibebaskan, dia meninggal pada bulan April 2018. Pada bulan April 2016, Xiong Jiyu [wanita] dari Kabupaten Chenggu, Kota Hanzhong dibebaskan dari Penjara Wanita Shaanxi di ambang kematian karena penyiksaan. Dia meninggal dalam perjalanan pulang.

Ada banyak contoh praktisi Falun Gong di Shaanxi yang telah menjadi sasaran kejahatan keji selama delapan tahun Du Hangwei memegang posisi kekuasaan. Sebagai salah satu pejabat PKT di Provinsi Shaanxi yang memimpin dan mengarahkan penganiayaan terhadap Falun Gong, Du memikul tanggung jawab utama dan harus dimintai pertanggungjawaban atas penganiayaan brutal terhadap Falun Gong yang dilakukan oleh Kejaksaan dan Departemen Kehakiman Shaanxi.

B. Selama Masa Jabatan Du Hangwei di Kementerian Keamanan Publik Tiongkok

Setelah Du Hangwei ditunjuk sebagai Wakil Menteri Keamanan Publik pada tahun 2018, ia menerapkan kebijakan penganiayaan Jiang yang “membangkrutkan mereka secara finansial, merusak reputasi mereka, dan menghancurkan mereka secara fisik” dalam skala nasional. Pada tahun 2019, dengan dalih melindungi “Perayaan Hari Nasional ke-70,” PKT menginstruksikan polisi di seluruh Tiongkok untuk mengunjungi dan melecehkan praktisi Falun Gong di rumah dan tempat kerja mereka.

Di Provinsi Jilin, Biro Keamanan Umum Kota Siping mengambil tugas melecehkan praktisi Falun Gong sebagai "tugas politik" dan kesempatan untuk mendapatkan "imbalan atas perbuatan baik." Petugas polisi Siping yang berpartisipasi dalam menangkap praktisi Falun Gong mencetak sepuluh poin untuk setiap praktisi Falun Gong yang ditangkap, sementara penangkapan tersangka kriminal lainnya hanya akan mendapatkan satu poin. Dengan cara ini, pihak berwenang mendorong polisi untuk menganiaya praktisi Falun Gong yang taat hukum, yang mematuhi prinsip Sejati, Baik, Sabar.

Menurut statistik dari Minghui.org, di bawah komando Du Hangwei sebagai Wakil Menteri Keamanan Publik, hampir 10.000 praktisi Falun Gong di seluruh negeri menjadi sasaran pada tahun 2019, termasuk 6.109 yang ditangkap, 3.582 dilecehkan, 383 dikirim ke pusat pencucian otak, dan 3.124 yang rumah mereka digeledah.

Laporan Tahunan Komisi Kebebasan Beragama Internasional AS tahun 2019 menyatakan bahwa “pada tahun 2019, 96 praktisi Falun Gong dianiaya hingga meninggal oleh otoritas PKT karena keyakinan mereka. Pada pagi hari tanggal 11 Januari 2019, seorang praktisi Falun Gong berusia 82 tahun dari Kota Zhaoyuan, Provinsi Shandong bernama Guo Zhenxiang [wanita] ditangkap karena membagikan brosur di terminal bus. Sekitar pukul 10 pagi, pihak berwenang memberi tahu keluarganya tentang kematian Guo Zhenxiang. Polisi mengatakan dia mengalami gejala setelah ditangkap di kantor polisi dan kemudian dibawa ke rumah sakit setempat.”

Pada tahun 2020, Komisi Urusan Politik dan Hukum dari Komite Pusat PKT, Kantor 610, dan Kementerian Keamanan Publik meluncurkan “Kampanye Sapu Bersih” terhadap praktisi Falun Gong secara nasional, memaksa untuk melepaskan keyakinan mereka. Untuk melaksanakan kampanye, Komite Politik dan Hukum, otoritas masyarakat, dan polisi di semua tingkatan di seluruh negeri dikerahkan.

Menggunakan berbagai taktik yang dilabeli dengan slogan-slogan yang menarik seperti “mengatasi yang Tangguh,” “mengirimkan kehangatan,” “mengetuk setiap pintu,” “menerima 'diubah pendirian,'” “daftar hitam,” “pemecatan,” “mengakui penyelidikan,” dll., pejabat pergi ke rumah praktisi Falun Gong untuk "mengubah pendirian" mereka (yaitu, memaksa melepaskan keyakinan mereka) dan memaksa untuk menandatangani apa yang disebut "Surat Jaminan" (serupa dengan "Pernyataan Jaminan"), ”Surat Pertobatan,” dan ”Surat Pernyataan.” Du Hangwei adalah salah satu pejabat PKT yang memimpin dan mengarahkan kampanye penganiayaan terbaru terhadap praktisi Falun Gong di seluruh Tiongkok. Dia telah menghadiri dan berbicara di berbagai pertemuan Kementerian Keamanan Publik untuk melaksanakan dan menjalankan operasi tersebut.

Menurut statistik yang tersedia, sedikitnya 88 praktisi Falun Gong disiksa hingga meninggal pada tahun 2020, 622 dijatuhi hukuman, dan 15.235 ditangkap dan dilecehkan. Di antara mereka yang menjadi sasaran, 1.188 adalah praktisi Falun Gong berusia di atas 65 tahun, 17 di atas 90 tahun, dan yang tertua berusia 94 tahun.

Han Yuqin [wanita], seorang praktisi Falun Gong dari Provinsi Hebei, ditangkap di rumahnya pada pukul 5 pagi tanggal 18 Juni 2020. Dia dibawa ke kantor polisi. Setelah tiba, dia dipaksa duduk di kursi besi. Pada pukul 6 sore, anggota keluarganya menerima telepon dari polisi yang mengatakan bahwa dia sudah meninggal. Ketika anggota keluarga Han Yuqin melihat tubuhnya di rumah sakit, rambutnya acak-acakan dan ada darah di hidungnya. Dia berusia 68 tahun.

Wang Shukun, seorang dokter medis di Provinsi Heilongjiang, ditahan oleh polisi pada akhir bulan Juni 2020. Polisi mencoba membuatnya mencela Falun Gong dan berhenti berlatih. Mereka juga mencoba membuatnya mengaku bahwa suaminya, Yu Xiaopeng, juga berlatih Falun Gong (suaminya tidak berlatih Falun Gong). Wang menolak. Polisi memukulinya dengan sangat parah hingga dia mengalami memar parah dan tempurung lututnya retak. Dia basah kuyup karena rasa sakitnya. Setelah beberapa jam, dia dibebaskan. Pada malam tanggal 1 Juli 2020, Wang Shukun mengalami gejala pendarahan otak, pusing, dan mual. Dia meninggal pada hari berikutnya. Dia berusia 66 tahun.

Sun Ning, seorang pensiunan guru dari Kota Jiamusi di Provinsi Heilongjiang, dilecehkan dan diancam oleh otoritas masyarakat setempat dan polisi beberapa kali dari akhir bulan November 2020. Mereka mengancam dan mencoba memaksanya untuk menulis pernyataan yang melepaskan keyakinannya pada Falun Gong. Sun Ning menderita tekanan mental yang luar biasa dan meninggal pada tanggal 5 Desember 2020. Dia berusia 82 tahun.

Li Cai'e [wanita], dari Provinsi Shaanxi, memiliki keluarga yang bahagia sebelum penganiayaan. Kedua putranya, Yuan Guangwu dan Yuan Huiwu, serta menantu dan cucunya semuanya berlatih Falun Gong. Mereka menjadi sasaran penganiayaan selama bertahun-tahun dan harus meninggalkan rumah untuk menghindari polisi. Polisi melecehkan, mengintimidasi, dan mengancam Li tanpa henti. Dia meninggal pada tanggal 29 November 2020, pada usia 75 tahun. Pada tanggal 18 Desember 2020, putra kedua Li, Yuan Huiwu, dijatuhi hukuman tiga tahun penjara. Pada tanggal 3 Februari 2021, menantu perempuan tertuanya, Zhang Cuicui, meninggal karena kemiskinan; dia terpaksa menjadi tunawisma untuk menghindari penganiayaan di rumah.

Selama masa jabatannya, Du Hangwei secara terang-terangan melanggar konstitusi Tiongkok (yang menjamin kebebasan berkeyakinan), menginjak-injak aturan hukum, menyalahgunakan kekuasaannya, menganiaya praktisi Falun Dafa, dan secara langsung bertanggung jawab atas kejahatan serius yang dilakukan terhadap warga negara Tiongkok yang taat hukum. Dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.