(Minghui.org) Banyak pikiran bermunculan di benak kita setiap hari. Dalam banyak kasus, kita hanya berkata sesuatu tanpa memikirkan lebih dalam tentang kata-kata yang kita keluarkan. Mereka dibicarakan di bawah manipulasi konsep pikiran kita, yang terbentuk setelah lahir. Jadi, bagaimana kita bisa membedakan diri sejati dan diri palsu kita, jadi kita bisa mengendalikan diri kita sendiri dan melangkah dalam jalur kultivasi kita dengan baik?

Memahami Fa dengan Jelas Meskipun ada Tekanan

Ketika saya menghadapi tekanan, penting bagi saya untuk memahami Fa dengan jelas dan membedakan yang mana pikiran dari diri sejati saya, dan yang mana pikiran dari konsep setelah lahir, keterikatan manusia atau gangguan dari luar.

Situs web Minghui baru-baru ini melaporkan bahwa rezim PKT melancarkan kampanye “Sapu-Bersih” – sebuah kampanye di mana setiap praktisi Falun Dafa yang ada di daftar hitam pemerintah ditekan untuk melepaskan keyakinan mereka. Pejabat dari seluruh tingkat pemerintahan telah melecehkan dan menganiaya praktisi. Praktisi setempat kami juga telah mengalaminya. Saya dilecehkan dan merasakan tekanan yang tidak terlihat.

Tapi, pikiran saya menjadi jelas pada suatu malam. Kita sedang berkultivasi dan melepaskan keterikatan dan hati manusia kita. Ketika keterikatan kita terungkap, kita bisa mengultivasikan mereka keluar. Ketika ketakutan muncul, saya sadar bahwa ketakutan bukan bagian dari saya. Saya harus dengan jelas mengetahui hal ini dan membedakan antara kebenaran dan yang tidak.

Guru berkata, “Saya beri tahu anda sebuah prinsip sejati, proses Xiulian seutuhnya yang dialami seseorang adalah suatu proses yang terus-menerus menyingkirkan keterikatan hatinya.” (Ceramah 1, Zhuan Falun)

Saya sadar adalah normal jika keterikatan muncul ketika berkultivasi. Guru meminta kita melepaskan keterikatan dan konsep pikiran manusia kita serta meningkatkan diri kita sendiri ketika berkultivasi. Mereka tidak ada hubungannya dengan kekuatan lama atau elemen jahat. Jadi mengapa saya menginginkan mereka? Saya harus menyingkirkan mereka. Saya merasa ringan dan santai setelah saya memiliki pikiran ini. Tekanan yang tak terlihat hilang secara instan.

Ketika pikiran saya dipenuhi pikiran lurus, saya berpikir tentang makhluk hidup yang dipertanggung jawabkan kepada saya. Mereka yang menganiaya praktisi Dafa akan jatuh ke bawah ke gerbang tanpa kehidupan dan akan menghadapi masa depan mengerikan jika mereka tidak sadar dan berhenti menganiaya praktisi. Mereka adalah hidup paling menyedihkan. Satu sikap terhadap Dafa dan praktisi Dafa akan memutuskan apakah seseorang bisa diselamatkan atau tidak. Guru meminta kita menyelamatkan sebanyak mungkin makhluk hidup yang kita bisa. Si jahat, sebaliknya, menghancurkan sebanyak orang yang mereka bisa.

Kita harus tetap berpikiran jernih dan membedakan kebajikan dan kejahatan, baik dan buruk. Kita memancarkan pikiran lurus untuk menyingkirkan kejahatan yang memanipulasi orang-orang di dunia untuk melakukan kejahatan terhadap praktisi Dafa. Kita harus menanamkan “Falun Dafa baik” dan “Sejati-Baik-Sabar baik” ke dalam pikiran mereka dan mendorong mereka untuk memperlakukan praktisi Dafa dengan baik. Dengan melakukan hal itu, mereka memilih sebuah masa depan yang baik bagi diri mereka sendiri.

Pandangan saya adalah bahwa diri sejati kita berasimilasi dengan karakteristik universal Sejati-Baik-Sabar, dan kita harus membuat kesadaran utama kita mengendalikan pikiran dan tubuh kita sambil memerhatikan setiap pikiran dan mengatur diri kita sendiri dengan baik.

Membedakan Diri Sejati dari Diri Palsu Saat Menghadapi Konflik

Kita harus membedakan diri sejati dari diri palsu ketika menghadapi konflik, dan kita seharusnya tidak tergerak oleh konsep pikiran atau keterikatan manusia. Kita harus tetap mempertahankan akal budi manusia dan menangani konflik yang muncul tiba-tiba dengan pola pikir kultivator.

“Tubuh manusia bagaikan sehelai baju, siapa yang mengenakan akan jadi seperti itu.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Pertama Amerika Utara”)

Situasi di dimensi lain rumit. Ketika orang melepaskan pikiran mereka, iblis dan elemen berantakan di dimensi lain akan mengendalikan mereka secara instan. Sebagai contoh, ketika orang memperlakukan anda dengan buruk, mengumpat anda, atau menjelek-jelekkan anda, anda harus menganggap diri sendiri sebagai praktisi, dan mematut diri sendiri ke standar yang lebih tinggi sesuai dengan kata-kata Guru, “…‘dipukul tidak membalas, dicaci tidak membalas.” (Ceramah Fa di Sydney)

Ini adalah sebuah kesempatan untuk meningkatkan xinxing. Dengan cara ini anda bisa melewati konflik. Kita juga seharusnya melihat secara mendasar. Guru memberi tahu kita prinsip “empat perolehan” di Zhuan Falun. Ini adalah hal bagus. Kita seharusnya mengubah konsep pikiran kita sepenuhnya. Dengan cara ini, kita bisa benar-benar bertanggung jawab kepada diri kita sendiri. Sebaliknya, konsep pikiran seperti penderitaan, kesedihan, ketidaknyamanan, keluhan, kekejaman, kemarahan dan balas dendam adalah demonstrasi dari sifat iblis. Mereka adalah bagian dari diri palsu dan harus disingkirkan segera.

Kita juga harus membedakan diri sejati dari diri palsu dalam diri orang lain, untuk dapat memperlakukan orang lain dengan rasional. Dalam satu kesempatan suami saya berteriak kepada saya. Saya tetap tenang dan berkata kepadanya dengan tersenyum, “Lihat, ada iblis besar di belakangmu sedang memanipulasi kamu.” Ia menjadi berpikiran jernih secara instan.

Saya membaca artikel Minghui beberapa tahun lalu. Seorang praktisi kecil memancarkan pikiran lurus dengan kakek neneknya. Setelah mereka memancarkan pikiran lurus untuk beberapa saat, praktisi kecil ini melihat iblis melompat ke kepala neneknya dan memerintahkannya untuk bertengkar dengan kakeknya. Neneknya melepaskan pikiran lurusnya sesaat, tidak mengenali dirinya yang palsu dan menganggap iblis sebagai dirinya sendiri. Ia meletakkan kakinya yang disilangkan dan berlari ke suaminya. Sebenarnya, ketika praktisi mempunyai pikiran lurus, iblis hancur dan tidak bisa memenangkan pertarungan. Tapi elemen iblis menggunakan semua cara untuk mengganggu praktisi. Jika praktisi melepaskan pikiran mereka sendiri, iblis akan mengendalikan mereka, menggagalkan semua energi positif antara praktisi, dan merusak kemampuan mereka untuk menaklukkan kejahatan sebagai satu tubuh.

Jika praktisi bisa membedakan diri sejati dari diri palsu di lebih banyak peristiwa, dan memerhatikan setiap pikiran kita, kita akan memproduksi energi positif yang besar dan kuat.

Tentu saja itu mudah untuk dikatakan tapi tidak untuk dilakukan. Ketika kultivasi kita tidak sesuai, konsep pikiran dan keterikatan kita memainkan peran utama. Tapi kita mengultivasikan kesadaran utama kita dan mengetahui bahwa kehilangan yang diderita di antara orang-orang biasa adalah agar kesadaran utama memperoleh gong [energi]. Bagaimanapun sulitnya, kita harus berkultivasi ke arah itu.

Untuk mencapai ini, kita harus ketat mematut diri. Guru berkata,

“Dahulu ketika saya Xiulian, banyak master taraf tinggi pernah memberi tahu saya, mereka berkata: “Ketika sulit bersabar anda mampu bersabar. Ketika sulit dilakukan anda harus mampu melakukan.” Sebenarnya memang demikian, ada baiknya anda pulang ke rumah mencoba. Ketika benar-benar berada di tengah musibah atau sedang melewati cobaan, anda boleh mencoba, saat sulit bersabar anda cobalah bersabar. Saat terlihat tidak ada harapan, dikatakan sulit untuk dilakukan, maka anda boleh coba lakukan, lihat akhirnya sanggup atau tidak. Bila anda benar-benar berhasil, anda menemukan memang benar pepatah mengatakan: “Setelah melewati bayangan gelap pohon willow, akan ditemukan kecerahan bunga dan sebuah desa lain.” (Ceramah 9, Zhuan Falun)

Saya menuliskan artikel ini untuk mengingatkan praktisi, termasuk saya sendiri, bahwa kita harus ketat dengan diri kita, membedakan diri sejati dari diri palsu, berkultivasi dengan tekun dalam jalur kita menuju kesempurnaan dan kembali ke posisi semula kita yang sejati.

Ini adalah pemahaman terbatas saya. Mohon tunjukkan jika ada sesuatu yang tidak sesuai.

Catatan redaksi: Artikel ini hanyalah pemahaman penulis saat ini yang ditujukan untuk berbagi dengan sesama praktisi jadi kita dapat “Banding belajar banding kultivasi.” (Berkultivasi Nyata,” Hong Yin I)