(Minghui.org) Baru-baru ini, telah muncul lagi gelombang baru epidemi di banyak negara, begitu pula di Tiongkok. Menurut statistik dari Universitas Johns Hopkins Amerika Serikat, hingga 8 Agustus malam waktu Amerika Timur, jumlah kasus terinfeksi virus PKT (Pneumonia Wuhan, COVID-19) di seluruh dunia telah melampaui 202 juta, dengan jumlah kematian melebihi 4,29 juta. Untuk menangkal virus, banyak negara telah menerapkan "paspor vaksin", mewajibkan vaksinasi, namun banyak orang mempertanyakan keampuhannya dan kebijakan tersebut diprotes oleh orang-orang yang tidak setuju vaksin.

Menurut laporan resmi Israel tanggal 7 Agustus 2021, 90% dari populasi orang dewasa di Israel telah menyelesaikan vaksinasi Covid-19, kini jumlah yang terkonfirmasi sebanyak 3.849 orang, 324 orang di antaranya kondisi parah, dan ternyata 209 orang di antaranya telah divaksin, tingkat kondisi sakit parah mendekati 10%. Laporan sebelumnya juga menunjukkan, lebih dari 70% yang terkonfirmasi di Israel sebenarnya sudah mendapat vaksin dua kali. Data Israel menunjukkan, ternyata keampuhan vaksin dalam pencegahan penyebaran virus - terbatas.

Di Tiongkok, epidemi dari Nanjing dan Zhangjiajie di Hunan menyebar hingga ke lebih dari selusin provinsi, lagi-lagi membuat tegang penduduk Tiongkok. Namun, yang berbeda dari sebelumnya adalah, lebih dari 90% yang terkonfirmasi kali ini justru telah divaksinasi dua kali, mereka terpapar strain varian Delta, bahkan ada yang parah. Dalam hal ini, ahli Tiongkok terkait mau tak mau mengakui, peran vaksin terbatas. Ada juga ahli virologi yang mengatakan: "Cegah tangkal tidak lagi efektif. Bulan Mei kemarin epidemi virus Delta merebak di Guangzhou, dalam 10 hari mengakibatkan penularan 5 generasi, pasien ringan dan kebanyakan tanpa gejala. Mulanya kami masih memakai cara seperti dulu, tetapi tidak berhasil. Kami menemukan kecepatan pasien yang harus diisolasi jauh tertinggal kecepatan penyebaran virus."

Dalam kondisi vaksin sulit mencegah penyebaran virus, otoritas PKT terus menggunakan langkah-langkah pengawasan ketat, menutup akses komunitas dan kota, scan barcode kesehatan di tempat umum, baru-baru ini Beijing menyerukan harus “mencegah ketat menjaga keras”, “menjaga ibu kota tetap aman seberapa pun biayanya”. Namun menghadapi virus yang datang pergi tak berbekas dan terus bermutasi, "memblokir (feng)" tak ubahnya "gila (feng, homofon)", dan "menyumbat (du)" tak ubahnya "berjudi (du, homofon)".

Efek Samping Vaksin Patut Diwaspadai

Berita tentang efek samping vaksin telah muncul berulang kali baik di dalam maupun luar negeri. Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), hingga 4 Juni, total 329.021 laporan tentang efek samping vaksin, di antaranya 5.888 kasus kematian pasca-vaksinasi, 19.597 dirawat di rumah sakit, 43.891 dirawat di unit gawat darurat, 58.800 kasus rawat jalan, kena serangan jantung sebanyak 2.190 orang, 1.087 dengan miokarditis, 4.583 kasus kecacatan, 652 kasus keguguran, 15.052 kasus reaksi alergi berat, dan lainnya. Gejala lain termasuk Bell's palsy (kelumpuhan otot wajah) dan trombositopenia (trombosit rendah).

Pada 25 Mei, European Medicines Agency (EMA) dalam surat terbuka di situs webnya, mempublikasikan pandangan para ahli dari seluruh dunia yang anti-vaksin, ahli epidemiologi, ahli penyakit menular, dan ahli mikrobiologi, mereka sangat khawatir akan efek samping vaksin, mereka membuat daftar dampak negatif yang timbul akibat vaksin, termasuk sakit kepala berat, mual dan muntah, perubahan kesadaran, perubahan berbicara, perubahan penglihatan, masalah pendengaran, berbagai bagian dengan berbagai tingkat kelumpuhan, hingga kehilangan kontrol pada gerakan, dan trombosis serebral.

Di Tiongkok, sekalipun otoritas PKT menutupi fakta, namun tidak sedikit contoh kasus yang diungkap dari masyarakat, dampak hingga kematian, leukemia, dan pusing akibat vaksinasi.

Tanggal 3 Agustus, seorang Ph.D pada bidang farmakologi bernama Than Yadi, melalui akun Weibo menunjukkan bahaya besar vaksin. Than menulis: “Bagaimana mencegah vaksin Corona Virus Baru (virus Partai Komunis Tiongkok) dengan dukungan hipotesis yang belum teruji dan terapkan vaksinasi berulang kali pada seluruh orang? Vaksin sekarang ini seperti “Lompatan besar ke depan” terlalu konyol, sangat bertentangan dengan aturan umum yang menyetujui dan memberlakukan vaksin dengan kecepatan amat singkat, namun, dengan bermutasinya virus, sama sekali tidak dapat membentuk imunitas yang mampu membendung, komponen utama vaksin adalah spike protein, campuran imunogenisitas dan toksisitas, vaksin sekali sama dengan diracuni sekali, tiga kali lima kali tidak mati pun akan cacat! Satu kali vaksin saja menyebabkan menstruasi banyak wanita menjadi tidak teratur, pria mengalami impotensi, serangan jantung, stroke pada orang tua...."

Penyebab terjadinya wabah

Fakta menunjukkan, saat manusia menghadapi virus PKT dengan mengembangkan vaksin dan penguncian sangat ketat pun tidak dapat menghadang laju virus. Jadi, tidakkah seharusnya dunia tenangkan hati, memikirkan sebenarnya ada apa dengan wabah?

Percaya atau tidak, sebenarnya segala sesuatu di dunia ini diatur oleh Yang Kuasa, termasuk bencana, dan hidup matinya manusia. Moralitas manusia tinggi maka bencana lebih sedikit. Hati manusia zaman kini tidak lugu seperti orang kuno, semakin egois, maka bencana semakin banyak. Hukum ini tidak hanya berlaku di Tiongkok, tetapi juga di seluruh dunia.

Contohnya wabah. Catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, dalam 80 tahun terakhir, telah terjadi lebih dari 20 kali epidemi lintas negara, 60% di antaranya terjadi pada abad ini, delapan kali di antaranya terjadi dalam 10 tahun terakhir. Dengan kata lain, 10 tahun terakhir merupakan dasawarsa tingkat frekuensi epidemi besar yang tertinggi dalam sejarah, termasuk MERS (Sindrom Pernapasan Timur Tengah) tahun 2012, Ebola tahun 2014, H7N7 di tahun 2016, malaria di tahun 2017, flu babi Afrika di tahun 2019 serta pneumonia Wuhan saat ini.

Seringnya kejadian wabah penyakit yang besar, erat kaitannya dengan tajamnya kemerosotan moralitas manusia. Segala jenis bencana yang diturunkan, termasuk wabah penyakit, bukan hanya menghukum manusia yang telah rusak moralnya, tetapi mengingatkan orang agar mendengar suara Tuhan, menjaga karakter moral, kembali ke jalan yang benar.

Banyak catatan dalam buku-buku kuno Tiongkok mengatakan wabah itu adalah pengaturan dari langit. Kisah rakyat juga mengatakan, sebelum bencana seperti air, api, pedang, tentara, serta lainnya tiba, Hades (penguasa alam bawah – red) harus membuat buklet “(bencana) kalpa”, mungkin untuk menentukan lingkup bencana seberapa luas, jenis bencana dan orang-orang yang akan meninggal. Tentang buklet ini, pernah ada yang selamat dan hidup kembali dari alam bawah, menceritakannya meski tidak menyeluruh.

Buku "Dong Ling Xiao Zhi" dari zaman Republik Tiongkok mencatat peristiwa semacam itu. Masa akhir Dinasti Qing, nama cucu keturunan kesepuluh dari keluarga besar "Cha Utara" bernama Cha Qian, yang pernah menjabat sebagai hakim di suatu tempat di Henan. Cha Qian dikenal sangat keras menindak pencuri, sampai mendapat julukan "Cha sang Senapan" karena disegani. Oleh karenanya seluruh wilayahnya aman, pencuri menghilang entah ke mana.

Belakangan, Cha Qian lengser dan tinggal di Jining. Suatu hari, dalam mimpinya tiba-tiba Cha bertemu dengan dua mantan koleganya, mereka datang dengan pakaian formal, Cha ingat mereka sudah mati, ia bertanya mengapa mereka datang menemuinya. Keduanya berkata: "Kami memang telah meninggal, tetapi nyawa anda pun sudah tidak lama lagi. Setelahnya, kita akan kembali menjadi rekan kerja lagi." "Kami di Dunia Bawah menangani banyak kasus yang sangat rumit, kami bermaksud meminta kesediaan Tuan Cha membantu."

Cha Qian bertanya kasus apa yang mereka tangani, keduanya mengatakan: "Jutaan orang tertera di dalam buklet. Karena waktu terbatas, sangat sulit bagi kami berdua menyelidikinya." Di bulan pertama tahun berikutnya, Cha Qian meninggal, seharusnya ia ditempatkan ke divisi penanganan kasus di dunia bawah. Tak lama setelahnya, Sungai Kuning di Zhengzhou meluap, banyak yang meninggal karena tenggelam, orang-orang menduga bencana tersebut ada kaitannya dengan kisah buklet bencana yang pernah diceritakan Cha Qian tentang mimpinya.

Menurut data sejarah, bencana ini terjadi pada tanggal 30 September 1887 (tahun ketiga belas kaisar Guangxu), merupakan bencana luapan air terbesar setelah banjir longsor tahun 1855 di Tongwaxiang. Longsornya bantaran Sungai Kuning tersebut menelan korban lebih dari 2 juta (perkiraan lain korban 7 juta) meninggal. Sarjana sejarah dinasti Qing, Xia Mingfang, menyebutnya sebagai "bencana banjir terparah di masa modern Tiongkok".

Virus PKT Menargetkan PKT

Setelah memahami bahwa wabah diatur oleh Yang Maha Kuasa, begitu pula dengan virus PKT yang kemunculannya telah memporak-porandakan dunia pada dua tahun terakhir ini. Setelah memahami fakta - virus bersumber dari mana, setelah mengerti bahwa menggunakan cara manusia melindungi diri tidak benar-benar dapat menghadang virus, yang perlu kita lakukan sekarang ini adalah menjauhi PKT, melepaskan diri dari PKT, menolak PKT, bertobat kepada Tuhan, berdoa memohon pertolongan Yang Maha Kuasa agar selamat dari bencana.

Yang Maha Kuasa dapat melihat hati manusia. Pilihan dan tindakan seseorang pada saat ini akan berperan menentukan nasib dan masa depan dirinya sendiri.