(Minghui.org) Setelah meninggalkan Tiongkok, saya merasa bahwa saya tidak bisa mengikuti kegiatan besar dikarenakan bahasa Inggris saya yang buruk. Namun hal kecil dapat merefleksikan peningkatan Xinxing saya.

Menyingkirkan Keterikatan pada Kenyamanan Saat Bekerja di Media

Di bawah pengaturan Guru yang belas kasih, saya pindah dari platform RTC ke platform Penyelamatan dengan melakukan panggilan telepon ke Daratan. Pada saat yang sama, saya diberi tugas untuk menambahkan subtitle ke program media. Karena perbedaan zona waktu, ketika program dikirimkan ke saya, seringkali pada jam 11:00 atau 12:00 malam atau 1:00 atau 2:00 pagi. Jadi, hampir setiap jam 3 atau 4 pagi, saya baru pergi tidur. Ketika pertama kali mulai mengerjakan pekerjaan ini, saya membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya karena saya belum pernah melakukan dan belajar sendiri. Terkadang saya begadang semalaman, sehingga kehidupan rutin dan jadwal latihan saya terganggu.

Saya bergabung dengan kelompok belajar Fa pada pukul 7:00 malam setiap hari. Setelah mempelajari satu ceramah Zhuan Falun dan memancarkan pikiran lurus, saya kemudian melakukan panggilan telepon ke Tiongkok sampai pukul 23.55. Jika sebuah program dikirim, saya mengerjakan subtitle. Kalau tidak, saya belajar Fa sambil menunggu kiriman. Jadi, saya bekerja setiap hari dari jam 7 malam sampai jam 3 pagi atau jam 4 pagi.

Proses ini terkadang sangat menantang, dan banyak keterikatan saya yang muncul ke permukaan. Saya tidak cukup tidur untuk latihan Gong, belajar Zhuan Falun serta belajar Fa bersama. Saya juga memiliki tanggung jawab di siang hari.

Saya mulai merasa kelelahan setiap hari dengan jadwal yang begitu padat. Saya tidak punya cukup waktu untuk menyelesaikan semuanya. Saya berpikir akan melakukan latihan gerakan dan meditasi pada hari-hari lain sehingga akan memiliki banyak waktu untuk tidur. Saya tidur selama 4 jam setiap hari tetapi begitu mengantuk. Terkadang saya tertidur di siang hari.

Ketika belajar Fa, saya menemukan,

“Minum arak sudah tentu dapat ketagihan, karena ia memang merupakan nafsu keinginan yang merangsang saraf ketagihan manusia, makin minum makin ketagihan.” (Ceramah 7, Zhuan Falun)

Setelah membaca Fa Guru saya menyadari bahwa: Tidur telah menjadi sebuah ketagihan bagi saya. Semakin lama saya tidur, semakin saya ketagihan.

Guru juga berkata,

“Ini adalah perasaan malas mulai merongrong anda, maka anda harus menjebolnya. Setiap orang juga akan mengalaminya, kadang kala dia sengit, kadang kala penampilannya agak reda. Ini adalah benda yang merintangi anda berlatih Gong dan tidak dapat gigih maju dalam Xiulian. Anda harus menerobosnya! Menjebolnya! Mungkin bagian yang terkunci, titik krusial yang menjadi penghalang dari dia itu adalah hal-hal yang menjadi keterikatan anda. Jika anda dapat membukanya mungkin dengan seketika sudah terdorong ke luar, anda harus menjebolnya.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Amerika Serikat Timur)

Tidak mudah menyingkirkan keterikatan pada kenyamanan setelah menjadi ketagihan. Saya juga memiliki konsep manusia biasa: Jika tidak tidur teratur, saya tidak akan dapat menebusnya tidak peduli seberapa lama saya tidur setelahnya. Jadi wajar jika saya merasa lelah dan mengantuk. Saya selalu memiliki keinginan untuk tidur siang selama jam kerja.

Saya menyesuaikan alarm agar bangun setelah tidur lima jam setiap hari. Namun saya selalu terbangun 1 jam lebih awal, dan ketika masih mengantuk, saya tidur lagi. Bahkan tidur satu menit tambahan saja sudah cukup untuk saya. Di lain hari, saya menyetel jam alarm menjadi empat setengah jam. Namun alarm selalu berbunyi satu jam lebih awal. Saya merasa kesal hingga akhirnya memutuskan, “Empat jam terlalu sedikit, saya akan tidur lagi.”

Saya tidak menyadari bahwa saya menjadi berketerikatan, dan saya diberi kesempatan lain. Ketika sedang mengecek waktu di ponsel, saya tidak memegangnya dengan stabil. Telepon menghantam kepala saya dengan keras, dua kali. Rasanya sakit sekali dan kepala saya memar. Guru memperingatkan bahwa saya tidak boleh memiliki mentalitas manusia biasa dan saya harus menyingkirkan ketagihan tidur.

Terkadang saat mengantuk di siang hari dan ingin tidur, muncul sebuah pikiran bahwa saya seorang praktisi, bukan manusia biasa. Saya tidak memiliki kebutuhan seperti mereka, dan saya harus menerobosnya. Secara bertahap melalui upaya keras, saya berhasil menyingkirkan keterikatan yang sangat dalam, dan kini saya mempunyai waktu untuk berlatih Gong setiap hari. Meski jadwal saya padat, saya tidak melewatkan tugas saya sedikit pun.

Guru menyemangati saya dengan membiarkan saya melihat seorang bidadari berbaju putih memainkan seruling dan terbang mengelilingi saya dengan gembira ketika saya melakukan latihan kedua, Metode Berdiri Memancang Falun. Saya juga melihat naga emas di setiap lengan ketika saya melakukan latihan perangkatke-empat, Metode Lingkaran Langit Falun. Saya menyadari bahwa Guru membantu saya memahami sebuah prinsip: Berkultivasi adalah sakral, dan saya harus gigih maju, tidak boleh mengendur. Sekarang, dengan bantuan Guru, saya telah menyingkirkan keterikatan pada kenyamanan dan terbebas dari rasa kantuk, dan saya penuh energi setiap hari.

Melenyapkan Karma Berkat Belas Kasih Guru yang Luar Biasa

Sebelumnya, saya selalu gigih berkultivasi. Saya melakukan tiga hal dengan baik: belajar Fa, latihan Gong, dan memancarkan pikiran lurus. Saya melakukan klarifikasi fakta dengan baik dan xinxing saya meningkat. Tak peduli masalah yang saya hadapi, saya selalu mencari ke dalam dan mengultivasi setiap pikiran ssesuai dengan kriteria Fa. Jadi Guru melenyapkan banyak sekali kesalahan dan dosa yang saya miliki dari berbagai kehidupan sebelumnya.

Selama satu periode waktu, saya harus tidur larut malam. Tepat setelah saya tertidur, saya memasuki dimensi lain di mana banyak makhluk yang tampaknya sangat membenci saya. Mereka menakuti, menggoda, dan menyiksa saya dengan cara yang berbeda. Dalam mimpi itu, saya ketakutan dan tidak punya tempat untuk bersembunyi. Saya terus memanggil Guru untuk menyelamatkan saya, tetapi tidak berhasil. Ketika makhluk-makhluk itu akan menyerang saya, saya merasa seperti melompat langsung dari langit. Saat saya terbang ke bawah, saya dapat dengan jelas melihat segala sesuatu di bumi semakin dekat. Dalam sekejap, saya kembali ke tubuh fisik saya dan terbangun, merasa panik. Saya berpikir: "Mengapa Guru tidak menjaga saya?" Kemudian saya mengingat Fa Guru,

“Walaupun Shifu jelas tahu peristiwa yang akan terjadi, juga harus berbuat demikian.” (Ceramah 8, Zhuan Falun)

Setelah itu, beberapa malam berturut-turut, segera setelah saya tertidur, saya akan melihat pemandangan yang menakutkan itu. Dalam mimpi-mimpi ini, saya dapat dengan jelas merasakan pikiran makhluk-makhluk itu: Beberapa membenci saya, tetapi yang lain memiliki kasih sayang dan segala macam emosi yang kompleks. Saya berpikir bahwa saya memiliki celah kekosongan yang dimanfaatkan oleh kekuatan lama atau makhluk jahat, dan ini mengundang gangguan iblis. Saya mencari ke dalam dan mencari setiap keterikatan yang mungkin saya miliki, tetapi tidak menemukan masalah besar dalam kultivasi saya yang menyebabkan gangguan iblis begitu besar.

Ketika tidak tahu apa yang harus dilakukan, Guru memberi saya petunjuk: “Jangan hiraukan, semua merupakan hal yang baik.” Sehingga saya tidak terlalu memikirkannya. Suatu hari saat saya ingin tidur di jam 2 pagi, seseorang mengirimi saya sejumlah pekerjaan terjemahan. Saya tidak harus memulainya saat itu karena tidak diminta langsung mengerjakannya. Namun sebagai praktisi saya harus mempertimbangkan orang lain terlebih dahulu dan berkultivasi tanpa pamrih, jadi saya melakukan pekerjaan itu sekaligus.

Setelah menyelesaikan pekerjaan sekitar jam 4:00 pagi, saya berbaring, tertidur, dan memasuki dimensi lain lagi. Di dimensi itu, semuanya abu-abu dan kusam. Lantainya sangat kotor. Saya sedang berjalan ketika entah dari mana saya melihat banyak orang yang mengenakan pakaian kuno perlahan mendekati saya. Mereka mengelilingi saya dan mengulurkan tangan ingin menangkap saya. Saya ketakutan, jadi saya terus melafalkan, “Falun Dafa baik. Sejati-Baik-Sabar baik.” Segera setelah mengucapkan Sembilan Kata, makhluk-makhluk itu menarik tangan mereka, tetapi mereka masih mengelilingi saya. Jadi, saya bangun dan mencoba terbang. Tepat ketika saya berada di udara, seseorang di belakang saya menarik kerah saya dan berkata, "Mari kita lihat pertunjukan ini." Ketika mereka menyeret saya ke tanah, saya melihat mereka adalah dua pelayan istana dengan pakaian kuno. Saya dapat melihat bahwa mereka sangat membenci saya sehingga mereka berdua mengelilingi saya dan mencakar dan mencubit. Rasa sakitnya tak tertahankan, seperti tersengat listrik. Ketika mereka akan benar-benar menyakiti saya, saya terbangun.

Setelah sadar kembali, saya melihat tirai, perabotan, dan barang-barang lainnya di kamar saya bergerak. Saya pikir ada yang salah dengan mata saya, tetapi ketika melihat lebih dekat, saya melihat bahwa mereka benar-benar bergerak. Sangat menakutkan. Dalam hati saya bertanya-tanya, “Guru, mengapa ini terjadi?” Kemudian saya membuka Zhuan Falun dan melihat baris Fa ini,

“Jika anda berutang padanya, dia akan mencari anda untuk menagih utang.” (Ceramah 6, Zhuan Falun)

Kemudian, saya mendengar mereka berkata, “Mari lihat pertunjukan ini.” Hati saya bertanya-tanya. Saya menyadari bahwa setelah melafalkan Sembilan Kata, mereka yang mengelilingi saya tidak berani menyakiti saya. Mereka berkata bahwa mereka iri karena saya menjadi pengikut Dafa. Guru membantu melunasi dosa sebesar gunung yang saya lakukan di kehidupan sebelumnya dan melenyapkan karma besar saya langsung pada akarnya.

Karena situasi ini terus terjadi, secara bertahap saya mengembangkan keterikatan pada rasa takut. Suatu malam, sebelum tidur, secara jelas saya lagi-lagi merasakan kedatangan mereka. Meski lelah, saya tidak berani tidur. Kemudian saya berpikir: Apa yang harus ditakuti? Yang takut hanya orang awam. Saya adalah manusia yang tercerahkan di masa depan, dan bagi Dewa tidak ada hal yang ditakuti. Saya datang untuk membayar hutang. Setelah hari itu, saya tidak pernah mengalaminya lagi.

Setelah semua ini berlalu, saya berpikir: Dalam kultivasi, kita sering mengeluh tentang penderitaan, kesulitan, dan keinginan yang tidak terpenuhi yang kita miliki dalam hidup. Ketika menghadapi kesulitan, kita tidak ingin mencari ke dalam. Sebenarnya, hal-hal ini disebabkan oleh karma kita sendiri. Jika bukan karena penderitaan dan kesabaran Guru yang besar, kita tidak akan pernah bisa melunasi hutang karma kita. Jadi saya selalu mengingatkan diri sendiri untuk menghargai kesempatan berkultivasi dan lebih gigih lagi.

Menyingkirkan Keterikatan Saat Melakukan Hal Kecil

Di mata orang awam, saya adalah orang yang berani dan tegas. Saya selalu mengambil tindakan cepat dan menyelesaikan pekerjaan saya, mengerjakannya dengan rapi dan bersih. Tapi sisi buruknya adalah saya menjadi kurang toleran dan pemarah. Saya mahir memainkan pedang tapi tidak bisa memegang jarum bordir. Saya menyadari bahwa hambatan yang saya temui selama kultivasi diatur untuk memperbaiki karakter saya.

Di platform Penyelamatan RTC, saya menelepon departemen kepolisian dan Kantor 610, yang terlibat langsung dalam penganiayaan. Panggilan ini sulit dilakukan, dan kecepatan koneksi rendah. Berkali-kali, saya menelepon mereka sepanjang malam, tetapi tidak ada satu pun yang menjawab telepon. Bahkan ketika seseorang menjawab, panggilan itu hanya berlangsung beberapa detik, 10 detik, 20 detik, atau terkadang sedikit lebih lama. Tapi hanya ada sedikit interaksi, dan hanya saya yang bicara. Saya merasa saya menghabiskan banyak waktu setiap hari tetapi mencapai hasil minimal. Terkadang saya merasa frustrasi. Tetapi, setiap kali saya berpikir untuk tidak ikut dalam proyek ini, Guru selalu memberi isyarat kepada saya agar tidak menyerah.

Pekerjaan membuat subtitel program media memakan waktu dan melelahkan. Dibutuhkan ketelitian dan kesabaran untuk melakukannya dengan baik. Saya menyadari itu dapat membantu saya menyingkirkan keterikatan pada ketidaksabaran dan kegelisahan saya. Untuk mengerjakan lebih cepat, saya meningkatkan diri dalam belajar Fa dan memperpanjang waktu saya memancarkan pikiran lurus.

Saya menaruh perhatian untuk mengultivasi setiap pikiran, seperti yang Guru katakan,

“...Cocokkan setiap masalah

Dapat melakukannya berarti berkultivasi.”

(“Berkultivasi Nyata,” Hong Yin I)

Secara bertahap tidak peduli apakah telepon dijawab atau berapa lama orang tersebut mendengarkan saya, saya mulai melakukan panggilan dengan hati belas kasih. Saya tidak lagi terikat pada hasil dan tidak merasa jengkel. Seluruh dunia saya menjadi tenang dan damai.

Saya bekerja sama tanpa syarat dan menyelesaikan sesuatu dalam proyek media. Saya tidak pernah mencari nama atau keuntungan. Koordinator meminta saya untuk menghitung berapa banyak program yang telah saya selesaikan dan membayar sesuai dengan itu. Suatu hari, ketika sedang menghitung dan memastikan pekerjaan yang telah saya selesaikan, tiba-tiba hidung saya mulai berdarah. Saya menyadari bahwa saya memiliki celah dalam kultivasi karena saya mulai mengejar keuntungan.

Guru berkata,

“Ada biksu kendati sedang membaca kitab suci, namun dalam hatinya berpikir: “Setelah selesai Kaiguang nanti, saya akan dibayar berapa ya?”” (Ceramah 5, Zhuan Falun)

Saya menyadari bahwa saya tidak berbeda dari biksu itu ketika menambahkan jumlah program media yang saya kerjakan. Sudah banyak contoh seperti ini. Ketika saya mengukur diri dengan kriteria Fa, saya menemukan banyak keterikatan hati. Saya melenyapkannya melalui kultivasi yang gigih.

Suatu hari, Guru mengungkapkan sebuah pemandangan yakni: Sebuah kubis Tiongkok sedang dikupas daun demi daun. Setiap daunnya benar-benar matang, lunak, dan berair, hanya menyisakan jantung kubis yang masih mentah. Saya menyadari bahwa Guru memberi tahu bahwa saya telah mengembangkan ketidaksabaran selama periode kultivasi ini.

Saya selalu merasa bahwa apa yang saya lakukan sangat sepele sehingga tidak membuat perbedaan. Suatu hari, ketika sedang menonton subtitle yang saya buat, Guru membiarkan saya melihat bahwa setiap kata memancarkan energi lembut dan murni, yang mampu menghilangkan pikiran dan gagasan buruk yang mungkin dimiliki penonton dan orang-orang dapat melihat lebih jelas watak jahatnya PKT. Dari pengalaman ini, saya menyadari bahwa semua yang kami lakukan mewujudkan kondisi kultivasi dan standar Xinxing kami. Tidak ada hal sepele dalam kultivasi, dan kita harus berkultivasi nyata setiap saat.

Kita memurnikan pikiran dalam kehidupan sehari-hari. Suatu hari selama pemilu AS, saya berbicara dengan putri saya tentang seorang anggota kongres yang mendukung mantan presiden Amerika Serikat meskipun mengalami banyak tekanan karenanya.

Saya berkata, “Lihatlah anggota kongres ini sangat tampan dan memiliki integritas seperti itu. Pada saat itu, saya tidak merasakan ada yang salah dengan perkataan saya. Baru kemudian, saya merasa ada sesuatu yang salah, tetapi tidak tahu apa.

Dengan mencari ke dalam, saya menemukan bahwa saya menggunakan standar kecantikan orang awam untuk menilai ketampanan seseorang. Ini adalah keterikatan pada nafsu. Kemudian, Guru menaruh gambar seorang pria Barat yang sangat tinggi yang pernah saya lihat di jalan dalam pikiran saya. Saya langsung berkata, Wow, dia sangat tinggi dan sangat tampan. Saya tidak berpikir ada yang salah pada saat itu, karena itu adalah respons alami saya. Melalui petunjuk Guru, saya menyadari bahwa perilaku saya tidak sesuai dengan kriteria Fa. Dengan santai mengatakan "pria ini sangat tampan" adalah ekspresi ketidaksopanan dan menunjukkan standar moral yang rendah.

Ketika ada keterikatan pada nafsu, maka ada keinginan. Itu sebabnya mereka berjalan beriringan. Hal yang sepertinya sepele ternyata menyembunyikan pikiran yang kotor. Di mata dewa, semua manusia adalah sama, dan hanya dibedakan baik dan buruk. Setelah saya sadar sampai di tingkat Fa ini, saya menyingkirkan perspektif saya tentang keindahan dan keburukan. Sekarang, saya tidak melihat atau mengatakan siapa yang tampan dan siapa yang tidak. Saya melihat semua orang sama. Apa yang orang awam katakan benar belum tentu benar. Sebagai seorang praktisi, kita harus menggunakan Fa untuk mengukur segala sesuatu untuk membedakan mana yang benar-benar baik dan mana yang buruk.

Saat sedang bersantai, putri saya berkata, “Akan menyenangkan kalau kita memiliki rumah sendiri, jadi tidak perlu menyewa apartemen.” Pada saat itu, sebuah gambar muncul di benak saya: Itu adalah kamar kepala biara di sebuah kuil. Tidak ada apa pun di ruangan itu kecuali tempat tidur sederhana, meja, dan kursi. Saya segera menyadari bahwa Guru sedang mengajari saya: Ketika praktisi di masa lalu menjadi biksu, mereka memutuskan akses ke semua hal duniawi. Meskipun kami berkultivasi di antara manusia biasa, standar untuk berkultivasi adalah sama. Kita seharusnya tidak mengejar hal-hal materi. Cukup dengan memiliki kehidupan yang normal dan sederhana. Pikiran apa pun bisa menjadi keterikatan. Saya seharusnya menaruh hati untuk berkultivasi dan menyelamatkan makhluk hidup.

Suatu hari, putri saya bertanya kepada ayahnya apakah dia akan memberinya uang untuk membayar biaya hidup atau uang sekolah. Ayahnya tidak hanya menolak untuk membantu, tapi juga menyuruhnya untuk putus sekolah, kembali ke Tiongkok dan ayahnya akan mencarikan pekerjaan untuknya. Setelah mendengar hal ini, saya menjadi marah. Selama bertahun-tahun dia tidak pernah membayar sepeser pun untuk membesarkan putri kami. Ayah macam apa yang memberitahu putrinya putus sekolah? Ini tidak masuk akal. Saya merasa kesal dan marah. Saya merasa getir dan lelah, menemukan situasi yang tidak adil. Keterikatan saya pada keuntungan, perjuangan, dan kasih sayang untuk putri sendiri semuanya keluar. Saya menyadari bahwa kondisi ini tidak tepat sebagai seorang praktisi, tetapi saya tidak bisa menenangkan diri.

Pada saat saya belajar Fa di malam hari, saya membaca:

“Baik biksu yang Xiulian maupun siapa pun yang Xiulian, namun energi semacam ini adalah terpancar menyebar, tidak menjurus ke arah tertentu, jadi seharusnya segenap lantai biara, langit-langit maupun dinding seluruhnya akan mempunyai medan yang merata.” (Ceramah 5, Zhuan Falun)

Guru mencerahkan saya bahwa Buddha dan Dewa menaruh belas kasih kepada manusia. Mereka memperlakukan semua makhluk dengan cara yang sama. Ini adalah belas kasih murni untuk semua kehidupan, bahkan bagi orang jahat dan mereka yang telah menyakiti kita. Setelah menyadari prinsip Fa yang Guru tunjukkan, saya merasa damai. Semua keterikatan dan kebencian lenyap. Mungkin ayahnya punya kesulitan sendiri. Apakah orang lain baik kepada saya atau tidak, hati saya harus tetap tidak terusik. Semuanya memiliki hubungan karma. Praktisi mana pun yang menganggap kesulitan sebagai kegembiraan dan tidak menyimpan ketidakpuasan atau kebencian memiliki keadaan pikiran yang tepat.

Catatan Akhir

Tanpa belas kasih dan perlindungan dari Guru, saya tidak mungkin mengalami peningkatan dalam kultivasi. Saya selalu mengekspresikan rasa terima kasih saya kepada Guru di dalam hati, tetapi itu tak cukup untuk membalas belas kasih Guru yang tak terbatas. Segala sesuatu diciptakan oleh Guru. Seluruhnya diberikan oleh Guru. Seluruhnya dicapai oleh Guru. Hanya dengan belajar Fa dengan baik dan berkultivasi dengan teguh, kita dapat menyelamatkan lebih banyak makhluk hidup dan layak mendapat penyelamatan Guru. Inilah yang Guru inginkan.

Di atas adalah pengalaman kultivasi saya yang terbatas. Tolong tunjukkan jika ada sesuatu yang tidak tepat.

(Dibacakan pada Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa di Kanada Tahun 2021)