(Minghui.org) Memberi sanksi kepada para pelanggar hak asasi manusia telah menjadi konsensus di antara negara-negara demokratis. Setelah AS mengesahkan Magnitsky Act pada tahun 2016, Kanada, Inggris Raya, dan 27 negara anggota UE memberlakukan undang-undang serupa. Austria dan Jepang sedang mengerjakan hal yang sama.

Sesuai dengan undang-undang ini, praktisi Falun Gong telah menyusun daftar pelaku yang terlibat dalam penganiayaan terhadap Falun Gong beberapa tahun ini. Setiap tahun mereka menyerahkan beberapa daftar kepada pemerintah demokratis, mendesak mereka untuk memberikan sanksi kepada para pelaku yang disebutkan.

Mulai tanggal 14 Juli 2021, praktisi Falun Gong di lebih dari 30 negara mengirimkan daftar terbaru pelaku yang terlibat dalam penganiayaan Falun Gong kepada pemerintah masing-masing, menuntut sanksi terhadap para pelanggar hak asasi manusia ini, termasuk menolak masuk ke negara mereka dan membekukan aset mereka di luar negeri.

Dua nama dalam daftar ini adalah Zhang Xiaoyan dan Li Xiaolong.

Informasi Pelaku

Nama Lengkap Resmi Pelaku: Zhang (nama belakang) Xiaoyan (nama depan) 
(Hanzi:)张晓燕)

Jenis Kelamin: Wanita
Negara: Kabupaten Nong'an, Provinsi Jilin, Tiongkok
Tanggal/Tahun Lahir: Oktober 1965

Jabatan atau Posisi:

Des 2018 – Sekarang: Wakil Sekretaris Komite Kota Jiamusi, Sekretaris Komite Politik dan Hukum Presiden Sekolah Partai Kota Jiamusi

Bertanggung jawab atas pekerjaan pemeliharaan politik, hukum, dan stabilitas. Memimpin keseluruhan kerja Komite Politik dan Hukum di bawah Komite Partai Kota. Bertanggung jawab atas Kantor Komite Partai Kota untuk Pencegahan dan Penanganan Aliran Sesat (“Kantor 610”)

Nama Lengkap Resmi Pelaku: Li (nama belakang) Xiaolong (nama depan)
(Hanzi:)李晓龙
)

Jenis Kelamin: Laki-Laki
Negara: Kabupaten Linxun, Provinsi Heilongjiang, Tiongkok
Tanggal/Tahun Lahir: Februari 1966

Jabatan atau Posisi:

Des 2016 – Sekarang: Wakil Walikota Pemerintah Kota Jiamusi

Direktur Biro Keamanan Publik Kota Sekretaris Komite Partai, Inspektur Kepala

Bertanggung jawab atas Biro Keamanan Publik Kota, Biro Kehakiman, Penjara Jiamusi, dll.

Kejahatan utama:

Pada bulan Juli 2019, penganiayaan besar-besaran terhadap praktisi Falun Gong terjadi di Jiamusi, Provinsi Heilongjiang. Penganiayaan ini secara langsung menyebabkan kematian seorang praktisi Falun Gong serta kematian anggota keluarga praktisi Falun Gong yang menderita kecemasan setelah penangkapan menantu perempuannya. Sedikitnya 52 praktisi Falun Gong dan anggota keluarga mereka ditangkap dan rumah mereka digeledah. Di antara mereka, lebih dari 10 praktisi ditahan di Pusat Penahanan Kota Jiamusi dan lebih dari 20 orang ditahan di Rumah Penahanan Kota Jiamusi. Ratusan praktisi Falun Gong diganggu. Sejumlah praktisi yang tidak diketahui dipaksa mengungsi.

Zhang Xiaoyan, Sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum, dan Li Xiaolong, Direktur Biro Keamanan Publik Kota, tidak hanya mengatur penganiayaan, tetapi juga menyalahgunakan kekuasaan mereka, merusak hukum, dan menganiaya orang-orang yang tidak bersalah.

Mulai dari tanggal 5 Juni 2019, kelompok pengawasan keempat belas dari apa yang disebut “pemberantasan anti-kriminal” Komite Sentral ditempatkan di Provinsi Heilongjiang. Dari 10 hingga 12 Juni, Yao Zengke, pemimpin kelompok itu, didampingi oleh Gan Rongkun, Sekretaris Komite Partai Politik dan Hukum Komite Provinsi Heilongjiang, dan lainnya, datang ke Kota Jiamusi dan Kota Fuyuan untuk mengawasi secara langsung, perencanaan dan pelaksanaan penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong di Kota Jiamusi. Zhang Xiaoyan (Sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum Kota Jiamusi), Li Xiaolong (Direktur Biro Keamanan Publik Kota), Han Hui (Presiden Pengadilan Menengah Kota), Zhu Changchun (Kepala Jaksa Kejaksaan Kota), dan Cao Xianbin (Direktur Biro Keamanan Nasional Kota) berpartisipasi dalam perencanaan dan mengorganisir "tim khusus" untuk menganiaya praktisi Falun Gong.

Di daerah Jiamusi, Zhang Xiaoyan, Li Xiaolong, dan “tim khusus” menyusun daftar praktisi Falun Gong di wilayah tersebut. Biro Keamanan Kota menggunakan ponsel dan telepon untuk mencari, melacak, dan merekam aktivitas para praktisi tersebut. Anggota staf dari Biro Keamanan Umum Kota Jiamusi secara khusus mengatur dan menerapkan rencana tentang bagaimana menganiaya praktisi Falun Gong dan mengeluarkan kuota penganiayaan ke kantor polisi. Menurut kuota mereka, setiap kantor polisi perlu menangkap tidak kurang dari 3 praktisi Falun Gong.

Mulai tanggal 25 Juli 2019, pihak berwenang meluncurkan upaya besar-besaran untuk mengganggu dan menangkap praktisi Falun Gong di Kota Jiamusi. Para penganiaya memasuki rumah praktisi Falun Gong dan menyita properti pribadi mereka. Sedikitnya 52 praktisi Falun Gong dan anggota keluarga mereka ditangkap, dan rumah mereka digeledah. Banyak barang-barang pribadi mereka, termasuk sejumlah besar uang tunai, disita.

Berikut beberapa contoh kasus penganiayaan dalam penangkapan besar ini:

1) Praktisi Falun Gong Yang Shengjun disiksa sampai mati

Yang Shengjun berusia 61 tahun ketika, pada tanggal 2 Agustus 2019, polisi dari Kantor Polisi Jalan Youyi dari Biro Keamanan Umum Pinggiran Kota Jiamusi mendobrak rumahnya dan menangkap dia serta ibunya (berusia 81 tahun). Mereka dibawa ke Kantor Polisi Jalan Youyi. Ibunya dibebaskan malam itu, tapi Yang ditahan di Pusat Penahanan Jiamusi. Dia disiksa sampai mati pada tanggal 11 Agustus 2019. Di bawah ancaman polisi, anggota keluarganya dipaksa membayar 30.000 yuan untuk biaya pengobatan dan polisi buru-buru mengkremasi tubuh Yang.

2) Tiga saudara perempuan dari keluarga Kang rumahnya digeledah

Pada pagi hari tanggal 28 Juli, saat dia sedang dalam perjalanan ke pasar, kakak tertua Kang, Kang Aimin, ditangkap dan dibawa ke kantor polisi Xilin. Direktur kantor polisi Xilin memimpin beberapa polisi untuk menggeledah rumahnya dan membajak suaminya yang bukan praktisi dan membawanya ke kantor polisi Xilin. Dia kemudian dibebaskan. Sementara itu, Kang Aimin ditahan di Pusat Penahanan Kota Jiamusi.

Pada tanggal 29 Juli, rumah saudari kedua Kang, Kang Aifen, digeledah oleh polisi ketika tidak ada orang di rumah. Sejumlah besar barang termasuk 18.000 yuan uang tunai dan kartu identitas pribadi dicuri.

Kang Aiqin, saudari ketiga, ditangkap dan rumahnya digeledah oleh polisi pada sore hari tanggal 28 Juli. Dia ditahan selama 15 hari dan dibebaskan pada tanggal 12 Agustus 2019.

3) Zhang Shulan dan putrinya Dong Xiuhuan ditangkap; satu anggota keluarga meninggal karena khawatir dan stres

Pada sore hari tanggal 27 Juli 2019, Zhang Shulan, berusia 74 tahun, ditangkap oleh polisi saat dia berada di rumah. Kemudian, dua putrinya, Dong Xiuhua dan Dong Xiuhuan, serta suami Dong Xiuhua, juga ditangkap. Setelah ditahan selama 15 hari, Dong Xiuhuan dibebaskan pada tanggal 12 Agustus. Zhang Shulan yang sudah lanjut usia ditahan di pusat penahanan. Ayah mertua Dong Xiuhuan meninggal lima hari setelah dia dibawa pergi, sebagai akibat dari ketakutan dan kecemasan yang disebabkan oleh penangkapan menantu perempuannya.

4) Che Jinxia ditangkap dan mengalami pendarahan hebat akibat penyiksaan

Che Jinxia [wanita], berusia 53 tahun, ditangkap oleh polisi pada tanggal 25 Juli 2019. Di bawah pengawasan Li Aiguo, Wakil Direktur Biro Keamanan Umum Pinggiran Kota, sembilan petugas polisi, termasuk Wu Bin dan Li Qiang, menyiksanya seharian.

Che [wanita] digantung terbalik dan kakinya terbelah dan ditekan ke bawah, menyebabkan dia mengalami pendarahan hebat. Rambutnya dicabut di kedua sisi kepalanya, menyebabkan rambutnya berserakan di sekujur tubuhnya dan seluruh tubuhnya mengalami memar parah.

Che [wanita] tidak hanya ditahan di pusat penahanan, tetapi polisi juga menggeledah rumah ayahnya yang berusia 86 tahun. Polisi mengancam suami Che agar bekerja sama untuk mengetahui praktisi yang terus berhubungan dengan Che. Polisi mengancam bahwa jika tidak, putranya akan terlibat dan tidak akan dapat menemukan pekerjaan setelah lulus. Che kemudian dijatuhi hukuman satu setengah tahun penjara.

5) Fan Guiqin [wanita] dan putranya ditangkap

Fan Guiqin, yang berusia hampir 80 tahun, sedang merawat suaminya yang lumpuh dan terbaring di tempat tidur di rumah ketika pada pagi hari tanggal 26 Juli 2019, belasan polisi dari Biro Keamanan Umum Qianjin Jiamusi masuk ke rumahnya dan menangkap dia. Suaminya menderita trombosis serebral parah dan terbaring di tempat tidur selama 15 tahun. Penangkapan Fan meninggalkan suaminya tanpa pengawasan, yang menyebabkan kematiannya beberapa bulan kemudian.

Pada sore hari tanggal 26 Juli, polisi membawa putra Fan, Wen Bin (yang tidak berlatih Falun Gong), untuk diinterogasi singkat. Keesokan harinya, polisi menggeledah rumah Wen Bin. Polisi juga mengancam akan menangkap saudara perempuan Fan, Fan Guifen. Fan kemudian dijatuhi hukuman satu tahun penjara.

6) Pensiunan guru disiksa di penjara hingga menderita stroke dan koma

Zhang Xiuchun [wanita], berusia 73 tahun ketika pada tanggal 27 Juli 2019, polisi mendobrak dan menggeledah rumahnya. Puluhan buku Falun Gong miliknya disita. Pada tanggal 31 Juli, polisi kembali ke rumahnya dan menangkapnya. Setelah ditahan di pusat penahanan selama 6 bulan, Zhang dianiaya hingga tiba-tiba mengalami pendarahan otak. Pada pertengahan Januari 2020, dia dikirim ke rumah sakit untuk perawatan. Dokter mendiagnosanya sebagai pendarahan batang otak. Zhang mengalami koma. Polisi mengirimnya pulang karena takut bertanggung jawab atas kondisinya. Anggota keluarganya harus merawatnya 24 jam sehari.

Selain kasus di atas, praktisi Falun Gong berikut juga telah ditangkap atau rumahnya digeledah: Yang Minjiang, Jin Jie, Xu Liqing, Li Shuhua, Li Hua, Li Xuejie, Shan Yuqin, Fu Shuling, Duan Xiuping, Zhang Baochun, Yu Lijun, Jin Yuhua dan ayahnya Che Weiqi, Duan Yifa, Lu Ying, Li Shulan, Li Yulan, Sun Yanhuan, Zhao Chunling, Xiaohua, Liu Shufeng (Sanfeng), Zhang Shurong, Li Zongying, Wang Wenxue dan istrinya Feng Xia, Zhang Xunjiang, Liu Pinjiu, An Baozhen, Wang Lianxia, Xiang Chunling, Hou Lihua dan keponakannya, Xie Wei, Zhang Guohai, Wang Ying, Wang Yinghua, An Baozhen, Zheng Xiaohong, Zhang Xiuchun, dan Zhang Guiqin.