(Minghui.org) Setelah lebih dari satu tahun penahanan, seorang penduduk Beijing baru-baru ini dihukum 3,5 tahun penjara karena berlatih Falun Gong, sebuah disiplin kultivasi watak dan raga yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Guo Xiulan, 59, ditangkap pada 3 Mei 2020, karena berbicara kepada seorang pelayan toko tentang Falun Gong, ketika berbelanja furnitur. Suaminya, Yang Baozhu, juga ditangkap. Meskipun ia dibebaskan pada 9 Juni, Guo masih tetap ditahan di Pusat Penahanan Distrik Changping.

Guo dijatuhi dakwaan pada 11 November 2020. Ia hadir dua kali di Pengadilan Distrik Changping, yang pertama pada Desember 2020 dan kemudian pada Juni 2021. Keluarganya baru-baru ini mengonfirmasi bahwa ia dihukum 3,5 tahun dan telah dipindahkan ke Penjara Wanita Beijing.

Penganiayaan Terdahulu

Gao berlatih Falun Gong pada Februari 1999 dan tidak lama kemudian mendapati bahwa fibroid rahim dan anemia parahnya menghilang. Ia mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar dan menjadi istri serta menantu yang baik.

Tetapi, ia ditahan tiga kali dan menjalani masa tahanan tiga tahun penjara karena keyakinannya sebelum penangkapannya yang terakhir. Suami dan putrinya juga dilecehkan secara berkala.

Agen dari Kantor 610 Distrik Changping menangkap Guo pada November 1999, empat bulan setelah penganiayaan dimulai. Ia dibawa ke kelas pencucian otak di Distrik Changping dan dipaksa membaca dan menonton materi yang memfitnah Falun Gong.

Ia ditangkap lagi pada Oktober 2004 dan ditahan di sebuah resor yang diubah menjadi pusat pencucian otak.

Penangkapan selanjutnya pada 13 Januari 2005, karena memberi tahu orang-orang fakta-fakta tentang Falun Gong. Ketika ia ditahan di Pusat Penahanan Beiqijia, ia diinterogasi dan disiksa setiap hari. Karena keluarganya tidak diberi tahu tentang keberadaannya, ia tidak memiliki barang-barang kebutuhan sehari-hari, dari kertas tisu hingga pembalut menstruasi, hingga baju ganti.

Ia kemudian dihukum tiga tahun di Penjara Wanita Beijing, di mana beberapa narapidana diperintahkan mengawasi dan membatasi penggunaan toilet dan jam makannya. Ia sering menjadi subyek pencucian otak yang bertujuan memaksanya melepaskan keyakinannya.

Khawatir tentangnya, ibunya tidak bisa makan atau tidur dengan baik. Tekanan mental membuat kesehatannya merosot tajam dan ia meninggal tidak lama setelahnya.

Karena mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin pada 2015, mantan pemimpin rezim komunis yang memerintahkan penganiayaan, Guo ditangkap satu kali lagi pada 20 Juli 2015. Sepuluh petugas polisi membuka pintu rumahnya dengan kunci master dan menggeledah rumahnya. Ayah mertuanya didorong hingga terjatuh ke lantai.

Penangkapan itu terjadi saat militer sedang mengadakan latihan di kamp militer di Distrik Changping untuk parade militer yang akan diadakan pada 3 September 2015, sebagai bagian dari perayaan 70 tahun peringatan kemenangan melawan Jepang ketika Perang Dunia II.

Guo ditahan di pusat penahanan setempat selama sebulan sebelum dipindahkan ke fasilitas pencucian otak. Ia tidak dibebaskan hingga parade selesai.

Laporan terkait dalam Bahasa Inggris:

Beijing Woman Arrested a Fourth Time for Her Faith