(Minghui.org) Sebuah sekolah dasar di Taiwan menyelenggarakan acara Thanksgiving. Kepala sekolah, Wang Yuqing (wanita), membagikan kartu dan meminta setiap siswa menuliskan apa yang mereka syukuri. Yang mengejutkan, banyak dari siswa menuliskan bahwa mereka berterima kasih kepada guru mereka karena telah mengenalkan mereka pada Falun Dafa dan mendidik mereka dengan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar.

Siswa membaca puisi dari Hong Yin

Bersyukur atas Prinsip Sejati-Baik-Sabar

Wen menulis, “Terima kasih, nona Wang, karena telah mengajari kami tentang prinsip-prinsip Falun Dafa, Sejati-Baik-Sabar. Kami telah belajar untuk menjadi orang yang lebih baik, menahan diri untuk tidak membalas dan kami juga dengan ramah mengingatkan rekan sekelas ketika mereka berperilaku tidak pantas. Saya berterima kasih kepada nona Wang karena mengizinkan kami berlatih meditasi di sore hari. Tidak hanya kami mampu menenangkan hati dan mengubah substansi hitam diri kami, karma, menjadi substansi putih, kebajikan, kami juga menjadi lebih sehat dan bugar.”

Zhen menulis, “Saya berterima kasih kepada nona Wang karena telah membimbing kami. Saya juga belajar prinsip Sejati-Baik-Sabar. Prinsip-prinsip ini telah mengajari saya bagaimana meningkatkan xinxing dan tingkat kultivasi saya.

Cheng menulis, “Saya bersyukur bahwa nona Wang mengajari kami tentang prinsip-prinsip Falun Dafa, Sejati-Baik-Sabar. Saya melakukan banyak hal buruk di masa lalu dan nona Wang telah membantu saya berbalik. Terima kasih, nona Wang, karena mengizinkan kami membaca ceramah Guru, membaca Hong Yin, berlatih Falun Dafa dan memurnikan tubuh. Kami semua berkumpul karena takdir pertemuan.”

Yu menulis, “Saya berterima kasih kepada nona Wang karena telah mengajari kami dengan sepenuh hati setiap hari. Tidak hanya mengoreksi pekerjaan rumah kami, anda juga mengajari kami bagaimana menyesuaikan diri dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar dan melafalkan sembilan kata khusus 'Falun Dafa Hao (Falun Dafa baik). Zhen-Shan-Ren Hao (Sejati-Baik-Sabar adalah baik).' Saya sangat berterima kasih atas bimbingan anda.”

Meskipun ada seorang anak laki-laki yang bernama Wang, yang adalah satu-satunya siswa yang menolak untuk berlatih dan belajar Fa, namun dia juga menulis bahwa dia berterima kasih atas Sejati-Baik-Sabar.

Wang sangat tersentuh dengan rasa terima kasih murid-muridnya. Dia berkata, “Kalian tidak perlu berterima kasih kepada saya, kalian harus berterima kasih kepada Guru Li Hongzhi, pendiri Falun Dafa. Saya memperoleh Fa sedikit lebih awal dari kalian dan mungkin kita telah bersepakat untuk berkultivasi kembali bersama-sama, kembali ke jati diri yang asli!”

Menyaksikan Keajaiban dengan Melafalkan Frasa Khusus

Dengan belajar dan menghafal Fa setiap hari, beberapa siswa mengembangkan minat pada Falun Dafa dan memutuskan untuk membawa pulang buku Zhuan Falun. Wang juga memberi para siswa ini salinan Edisi Khusus Sejati-Baik-Sabar dan Edisi Khusus Jendela Minghui, untuk membantu mereka memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang Dafa. Yang mengejutkan Wang, banyak siswa lain juga tertarik dengan edisi khusus tersebut, jadi dia menaruh dua salinan edisi khusus di kelas,agar para siswa dapat membacanya selama jam istirahat.

Wang khawatir edisi khusus tersebut akan rusak, seperti halnya banyak buku-buku sekolah yang rusak. Namun Wang menemukan bahwa edisi khusus tersebut masih terlihat baru setelah beberapa minggu. Dia terharu melihat bagaimana para siswa menghormati dan menghargai buku-buku Dafa dan edisi khusus.

Para siswa memberi tahu Wang bahwa mereka mengalami hal-hal luar biasa setelah melafalkan “Falun Dafa Hao. Zhen-Shan-Ren Hao.”

An berkata, “Setelah melafalkan “Falun Dafa Hao. Zhen-Shan-Ren Hao,” demam saya turun dan saya bisa tidur.”

Zhen berkata, “Saya diuji tiga kali setelah memiliki darah dalam urin saya dan dokter mengatakan bahwa saya mungkin memiliki masalah ginjal. Saya sangat khawatir dan terus melafalkan “Falun Dafa Hao. Zhen-Shan-Ren Hao.” Ketika kembali diuji untuk keempat kalinya, dokter mengatakan saya baik-baik saja! Ini benar-benar keajaiban!”

Setelah secara pribadi mengalami hilangnya masalah kesehatan setelah melafalkanfrasa khusus, Zhen berkata, “Nona Wang, apakah anda tahu apa yang saya inginkan ketika saya dewasa? Cita-cita saya adalah menjadi seorang ilmuwan. Saya ingin meneliti bagaimana melafalkan “Falun Dafa Hao. Zhen-Shan-Ren Hao” dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik seseorang!”

Frasa tersebut tampaknya telah mengakar jauh di dalam hati para siswa, membawakan harapan dan cahaya ke dalam hidup mereka.

Pemahaman Para Siswa Tentang Kebajikan dan Karma

Hao menyadari bahwa potongan Legonya hilang dan dia cukup yakin bahwa seseorang telah mengambil darinya. Dia sangat kesal dan memberi tahu nona Wang, “Guru, dapatkah anda membantu saya menemukan potongan Lego saya yang hilang? Saya harap siapa pun yang mengambilnya dapat mengembalikan pada saya.”

Wang memberi tahu seluruh kelas, “Hao sangat sedih karena potongan Legonya hilang. Dia tidak marah tetapi berharap siapa pun yang mengambilnya dapat mengembalikannya. Jika Hao telah melakukan sesuatu yang membuat kalian tidak bahagia, kalian dapat memberi tahu dia dan dia akan memperbaiki perilakunya. Bagaimanapun, mengambil sesuatu dari rekan sekelas kalian adalah salah dan kalian akan kehilangan kebajikan, atau substansi putih. Lego dapat dibeli dengan uang, namun kebajikan sangat berharga. Kebajikan tidak bisa dibeli dengan uang seberapa pun.”

Meskipun potongan Lego Hao masih hilang, dia mampumemandang masalah ini dengan lebih ringan. Dia berkata kepada nona Wang, “Guru, tidak apa-apa jika saya tidak mendapatkan Lego saya kembali. Siapa pun yang mengambil Lego saya telah memperoleh karma dan telah memberi saya kebajikan.”

Wen adalah anak manis yang disukai semua orang. Dia sering berlari keluar untuk bermain tanpa menyelesaikan pekerjaan yang harus diselesaikan. Setelah belajar Dafa, Wen menjadi pekerja keras dan mulai melakukan semua tugasnya dengan baik. Dia juga berinisiatifmembantupekerjaan orang lain. Dia belajar menoleransi dan memaafkan lelucon teman-teman sekelasnya.

Pada suatu hari seorang rekan sekelas laki-laki melemparkan pensil Wen ke tempat sampah dan teman-temannya melaporkan anak laki-laki tersebut kepada guru. Ketika guru datang, anak itu menjadi sangat cemas. Guru bertanya pada Wen apa yang terjadi. Wen berhenti sejenak dan kemudian berkata, "Tidak ada yang terjadi." Siswa laki-laki itu sangat malu dengan tindakannya dan meminta maaf kepada Wen. Guru sangat tersentuh akan toleransi dan pengampunan Wen.

Guru mendiskusikan kejadian ini di kelas dan bertanya kepada para siswa, "Menurut kalian mengapa Wen tetap diam dan memilih untuk tidak memberi tahu guru ketika dia diganggu?" Banyak siswa mengangkat tangan dan menjawab, “Ini karena dia menyesuaikan diri dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar.” "Dia telah mendapat kebajikan."

Siswa Berkebutuhan Khusus Menerima Berkah

Tian adalah seorang anak berkebutuhan khusus. Dia mengamuk dan terkadang tidak masuk akal. Setelah berkultivasi Falun Dafa, Tian menjadi lebih tulus, belas asih dan lebih mempertimbangkan orang lain. Dia menjadi lebih sopan dan juga belajar mencari ke dalam.

Dia bertanya kepada Wang setiap hari, "Apakah saya sudah menyesuaikan diri dengan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar hari ini?" Alih-alih menjawab secara langsung, Wang akan bertanya apakah dia telah menyesuaikan diri dengan prinsip-prinsip tersebut. Tian akan menggelengkan kepalanya dan berkata tidak. Wang menyarankan agar dia mencari ke dalam untuk menemukan kekurangannya sendiri. Tian berkata, “Saya tidak menyerahkan pekerjaan rumah saya di pagi hari dan menjadi sangat marah. Lain kali saya akan menyerahkan pekerjaan rumah saya.”

Tian mulai dengan tulus mencari ke dalam setiap hari, untuk memperbaiki perilakunya. Suatu hari dia dengan gembira memberi tahu Wang, "Saya boleh ikutdalam perjalanan kelas bimbingan belajar pada liburan musim dingin ini!" Wang bertanya, "Mengapa kamusebelumnya tidak bolehikut?" Xiao Tian tersenyum dan menjawab, “Saya tidak berperilaku baik di masa lalu dan guru pembimbing tidak membolehkan saya ikut dalam perjalanan. Namun setelah menjadi lebih patuh, guru pembimbing mengatakan saya boleh ikut.”

Ketika pada suatu harimelafalkan puisi “Derita Pikiran dan Hatinya” dari Hong Yin, Tian mengangkat tangannya dan berkata, “Menurut tingkat pemahaman saya saat ini, saya pikir puisi ini artinya adalah setelah seseorang mencapai kesempurnaan, seseorang dapat mencapai Kebuddhaan. Seseorang harus menemukan kebahagiaan dalam penderitaan. Penderitaan fisik lebih mudah ditanggung dibandingkan denganpenderitaan pikiran. Ada banyak kesengsaraan yang harus diatasi seseorang dalam hidup.” Saat Tian menjelaskan pemahamannya tentang puisi tersebut dengan hati yang tulus, Wang merasa sangat senang bahwa seorang anak yang bermasalah, telah berubah.

Para siswa menulis puisi dari Hong Yin setiap hari. Meskipun Tang memiliki beberapa ketidakmampuan belajar, dia masih akan menulis puisi dengan hati yang tulus. Dia bersila ganda saat membaca Hong Yin. Ketulusannya menyentuh hati Wang.

Pihak sekolah akan menguji para siswa berkebutuhan khusus dan Tang menjadi sangat gugup karena dia takut tidak melakukannya dengan baik. Dia sangat cemas hingga sulit tidur di malam hari. Wang meyakinkan dia dan berkata, "Yang terpenting adalah kamu sudah mencoba yang terbaik."

Ketika Jiang, guru yang bertanggung jawab atas kelas bimbingan belajar Tang mengetahui bahwa Tang lulus tes, dia berkata dengan penuh semangat, “Tang lulus tes! Dia berhasil!” Di waktu-waktu yang lalu, Tang belum pernah lulus tes.

Seluruh kelas bertepuk tangan untuk Tang. Beberapa siswa bertanya-tanya bagaimana Tang bias lulus tes kali ini, oleh karena itu nona Wang menjawab bahwa ini adalah berkah yang diterima oleh Tang karena telah menyalinHong Yin dengan hati yang tulus. Yang terpenting adalah Tang tidak pernah mengejar apa pun dan menyelesaikan tugasnya sebagai siswa dengan hati yang murni.