(Minghui.org) Seorang warga Kota Jilin, Provinsi Jilin ditangkap pada 3 Januari 2022, karena membagikan materi informasi dan berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong, disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999. Wang Chunling dibawa ke Pusat Penahanan Kota Jilin sehari setelah penangkapannya. Keluarganya sangat mengkhawatirkannya.

Wang, 44, mulai berlatih Falun Gong tidak lama setelah penganiayaan dimulai, setelah menyaksikan bagaimana ibunya, yang memiliki bungkuk dan berbagai penyakit, dapat kembali berdiri tegak dan menjadi benar-benar sehat setelah berlatih Falun Gong. Hidup dengan prinsip-prinsip Falun Gong Sejati, Baik, Sabar, dia meningkatkan wataknya dan menjadi orang yang lebih perhatian.

Selama Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok yang ke-19 pada Oktober 2017, polisi melecehkan Wang setidaknya lima kali. Selama satu pelecehan, polisi mengintimidasi suami Wang, karena dia tidak ada di rumah ketika mereka datang. Mereka memerintahkannya untuk memberitahu Wang untuk melapor ke kantor polisi dan berjanji untuk tidak mengganggunya lagi. Namun mereka tidak menghentikan penganiayaan dan menghalanginya dalam perjalanan pulang beberapa kali lagi, atau memarkir mobil polisi mereka di luar gedung apartemennya selama berjam-jam. Wang terpaksa tinggal jauh dari rumah untuk bersembunyi dari polisi, hal mana menyebabkan tekanan mental yang luar biasa pada suami dan anaknya.

Wang dilaporkan ke manajemen properti karena mendistribusikan materi Falun Gong di lingkungan tetangga pada 10 November 2020, dan kemudian ditangkap. Di kantor polisi, dia diikat di kursi besi, dengan tangan diborgol dari belakang. Polisi menjambak rambutnya dan mengambil fotonya. Ketika dia menolak perintah polisi untuk menempelkan sidik jarinya pada sebuah dokumen, mereka mencoba, tanpa hasil, untuk memaksanya. Korban merasa amat sakit di jari-jarinya akibat kekerasan ini.