(Minghui.org) Saya menemukan sebuah artikel berjudul “Peran Shen Gongbao” beberapa hari yang lalu ketika sedang merapikan edisi lama Mingguan Minghui. Biasanya, saya membaca semua artikel di Mingguan Minghui, tetapi entah bagaimana saya melewatkan artikel yang satu ini. Mungkin saya berpikir bahwa Shen Gongbao dan perilakunya tidak ada hubungannya dengan saya dan melewatkan artikel tersebut.

Saya membaca artikel ini berulang kali dalam beberapa hari terakhir dan terkejut menyadari bahwa saya telah memainkan peran Shen Gongbao berkali-kali karena keterikatan manusiawi saya.

Ketika kita berbicara tentang Shen Gongbao, banyak praktisi secara alami menganggap ceritanya sebagai kisah peringatan. Ini mengingatkan kita bahwa, sebagai kultivator Dafa, kita tidak boleh memendam sifat iri hati apapun. Faktanya, Guru dalam ajaran Fa telah berulang kali menekankan konsekuensi yang menghancurkan jika menyimpan sifat iri hati.

Guru berkata,

“Sifat iri hati ini harus anda singkirkan, benda ini luar biasa, dia akan membuat segenap Xiulian anda menjadi kendur, dan memusnahkan anda. Tidak boleh mendekap sifat iri hati.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Peringatan 25 tahun Penyebaran Dafa”)

Prinsip Fa memberitahu kita bahwa sebagai kultivator, kita harus melenyapkan sifat iri hati, jika tidak semua usaha kita dalam kultivasi akan sia-sia. Namun, kita sering gagal mematut diri, yang sangat mempengaruhi kultivasi kita.

Akhir-akhir ini saya mengalami beberapa kejadian yang menguji apakah sebagai seorang praktisi Dafa saya benar-benar bisa mencari ke dalam, tanpa syarat merenungkan perilaku saya sendiri, memperbaiki diri, dan dengan cepat memperbaiki kekurangan saya.

Untuk waktu yang lama, saya telah mengembangkan konsep tentang diri sendiri. Saya secara tidak sadar berpikir bahwa saya cukup baik dan lebih baik dari yang lain; kepada orang lain, saya bertindak rendah hati dan terkadang mengatakan sesuatu hanya untuk menjaga penampilan.

Saya sekarang menyadari bahwa ini licik dan cerdik. Saya tidak menyadari bahwa saya berperilaku seperti ini, begitu pula rekan-rekan praktisi. Mereka semua mengira saya cukup murni dan polos. Sekarang setelah saya menyadari hal ini, saya merasa sangat malu pada diri sendiri!

Meskipun saya menyadari sifat iri hati saya, saya tidak pernah menganggapnya serius. Akibatnya, elemen iblis dalam diri ini semakin kuat seiring berjalannya waktu.

Dalam masyarakat manusia biasa, sifat iri hati dapat mendorong orang untuk bertindak kejam dan tidak masuk akal, tanpa memperhatikan keadilan. Untuk mendapatkan apa yang mereka kejar dan tuju, orang-orang bersiap untuk saling bertarung, baik itu anggota keluarga, kolega, atau teman. Dan akibatnya mereka kesepian dan menderita.

Bagi praktisi spiritual, jika seseorang tidak menahan dan melenyapkan pikiran berbahaya seperti itu, dia akan melakukan hal-hal yang tidak rasional, seperti berbicara di belakang orang lain, menyebarkan desas-desus yang tidak berdasar, atau bahkan mencoba menghalangi proyek penyelamatan makhluk hidup. Saya dapat melihat unsur-unsur ini dalam diri pada tingkat yang berbeda-beda, tetapi saya tidak jelas bahwa semua perilaku merusak ini berakar pada sifat keiblisan daniri hati.

Melihat ke belakang, saya dapat melihat banyak situasi di mana tanpa disadari saya menjadi “Shen Gongbao” dari situasi tertentu.

Akar sifat iri hati saya terletak pada keterikatan akan nama dan menyelamatkan muka. Saya sangat mementingkan ego, dan bagaimana orang lain dapat menilai saya. Ketika gagal menerima apa yang saya pikir pantas saya terima, saya mulai memikirkan cara untuk mencapai apa yang saya inginkan.

Terus terang, saya menyimpan pikiran jahat. Saya tidak bisa melihat sisi baik rekan-rekan praktisi dan dengan cepat menuding jika ada sesuatu yang tidak saya sukai. Hal yang paling menakutkan adalah saya bahkan tidak menyadari intensitas dari keterikatan yang mengakar ini.

Guru berkata,

“Kalian gembira merasa puas diri dengan sekelumit prestasi yang dicapai diri sendiri, apakah anda telah berlaku sebagai pemeran utama? Anda bahkan peran pendamping juga belum diwujudkan, ada yang sedang berperan sebagai badut! Apakah ini yang sepatutnya dilakukan oleh pengikut Dafa?” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Great New York tahun 2013”)

Shen Gongbao berpikir dia sangat mampu dengan kemampuan supernormalnya. Dia memandang Jiang Ziya sebagai orang tua dan tidak kompeten, dan menjadi marah ketika guru mereka, Yuanshi Tianzun, mengirim Jiang Ziya untuk memberikan gelar menjadi dewa, bukan dia.

Jadi dengan cara apa pun dia mencoba untuk menghalangi Jiang Ziya, dan bahkan hampir membunuhnya. Beberapa kultivator spiritual dan dewa juga terpesonaserta dihancurkan oleh Shen Gongbao.

Bukankah tindakan melawan kehendak Tuhan karena sifat iri hati? Jika seseorang membawa keterikatan dan ketidakpuasannya kepada rekan-rekan praktisi dan menipu mereka sehingga mereka akan memihaknya—dan lebih buruk lagi, jika mereka bersekutu satu sama lain untuk mengganggu pengaturan langit, bukankah mereka akan mengganggu seluruh tubuh praktisi? Shen Gongbao memainkan peran ini dengan tepat.

Setelah Shen Gongbao ditangkap karena perbuatan jahatnya, dia diberi kesempatan lagi untuk bertobat. Namun, daripada menebus kesalahannya, dia terus membuat masalah dengan menentang kehendak Tuhan dan membantu Raja Zhou yang kejam melakukan kejahatan. Akibatnya, dia hancur total dan digunakanuntuk mengisi lubang di Laut Utara, seperti yang dia katakan dalam sumpah sebelumnya.

Kemunculan Shen Gongbao dan akhir tragisnya di panggung sejarah bukanlah suatu kebetulan dan masih dapat menjadi peringatan keras dan pengingat bagi pengikut Dafa di masa Pelurusan Fa.

Guru berkata,

“Di dalam pelurusan Fa, ada yang meningkat, ada yang turun, ada yang musnah, biarpun Dewa atau manusia dan hantu semuanya juga akan diletakkan kembali pada tiap-tiap posisi dalam taraf kondisi yang berbeda, dari posisi tetap eksis hingga pemusnahan total.” (“Kukuh,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju)

Penulis artikel “Peran Shen Gongbao” juga mengingatkan kita: “Terkadang, hanya satu pikiran yang diperlukan untuk menentukan apakah itu benar atau jahat. Ketika kultivator masih memiliki mentalitas sifat iri hati, mentalitas bersaing dan tidak hati-hati, mereka mungkin memainkan peran seperti Shen. Mereka dapat menyebabkan kerugian bagi orang lain dan juga diri sendiri. Terutama bagi mereka yang merasa mampu, spesial, dan berbakat.”

Peringatan ini sangat menyentuh hati saya dan saya bertekad untuk melenyapkan semua substansi tidak murni ini di ruang dimensi saya. Saya tidak akan meninggalkan ruang bagi mereka untuk bertahan hidup.

Pada saat yang sama, saya memutuskan untuk menulis pemahaman saya tentang masalah ini untuk berbagi pemahaman dengan rekan-rekan praktisi yang mungkin juga memiliki keterikatan yang sama. Kita harus terus-menerus merenungkan pikiran dan perbuatan kita berdasarkan Fa agar tidak tersesat.

Satu tahun lagi telah berlalu dalam sekejap mata dan tahun baru telah dimulai. Mari kita terus mengingatkan diri sendiri untuk selalu bertindak dengan pikiran lurus, lebih gigih berkultivasi, dan berbuat lebih baik dalam memenuhi misi kita sebagai pengikut Dafa.

Di atas hanya pemahaman pribadi saya. Mohon tunjukkan apapun yang tidak sesuai dengan Fa.