(Minghui.org) Di antara berbagai kelompok yang ditindas oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), Falun Gong adalah yang terbesar dengan sekitar 100 juta praktisi ketika penganiayaan dimulai pada 1999. Tetapi dampaknya jauh melampaui para praktisi. Dengan prinsip-prinsip Falun Gong Sejati-Baik-Sabar yang ditargetkan dan nilai-nilai moral dasar mengalami kemerosotan, seluruh masyarakat dalam bahaya dan semua orang telah menjadi korban.

Ketika Tiongkok pulih dari Revolusi Kebudayaan (1966 – 1976) dan memasuki tahun 1980-an, mayoritas penduduknya berjuang melawan kemiskinan, tetapi tingkat moralnya relatif stabil. Ketika reformasi ekonomi dimulai pada 1990-an, situasi sosial dan budaya berubah secara dramatis. Banyak pejabat PKT dan pegawai pemerintah, termasuk polisi, kejaksaan, dan pengadilan, menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk menggemukkan kantong mereka sendiri. Ketika korupsi merajalela, banyak warga rata-rata menemukan hak asasi manusia mereka dilanggar dan tidak dapat hidup normal. Untuk mencari keadilan bagi diri mereka sendiri, mereka mengajukan pengaduan terhadap pejabat.

Data dari Chinese University of Hong Kong menunjukkan bahwa sistem pengadilan Tiongkok menangani 83.700 pengaduan sipil, surat, dan kunjungan antara tahun 1978 dan 1982. Jumlah ini meningkat 504 kali menjadi 42,2 juta antara tahun 1998 dan 2002.

Kecenderungan seperti itu juga terlihat pada melonjaknya jumlah insiden massal (insiden konflik dengan lebih dari 100 peserta), dari 8.700 pada 1993 dan sekitar 10.000 pada 1994, menjadi 60.000 pada 2003. Seperti dianalisis di bawah, peningkatan tajam terkait erat dengan peluncuran Kantor 610, sebuah badan di luar hukum yang ditugaskan untuk menindas Falun Gong, dan perluasan sistem Komite Urusan Politik dan Hukum (PLAC) yang ada.

Kebangkitan Falun Gong

Qigong, sistem perbaikan diri untuk meningkatkan jiwa dan raga, menjadi populer di Tiongkok pada 1980-an. Tetapi kebanyakan ajaran qigong paling banyak membuat orang tetap bugar tanpa membahas perbaikan moral. Tapi Falun Gong yang diperkenalkan kepada publik oleh Master Li Hongzhi pada Mei 1992, benar-benar berbeda. Latihan jiwa-raga ini terdiri dari lima perangkat latihan yang cocok untuk segala usia dan mengajarkan menjadi orang baik dengan mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar. Ini segera menarik banyak orang mempelajarinya dan dengan cepat menyebar ke seluruh Tiongkok dari mulut ke mulut. Sebelum penganiayaan dimulai pada 1999, praktisi yang melakukan latihan dapat dilihat di tempat umum di mana-mana.

Pada saat itu, ada banyak cerita tentang anak-anak yang menjadi siswa yang baik di sekolah, dan orang dewasa menjadi karyawan yang lebih baik dan anggota keluarga yang lebih bertanggung jawab. Beberapa contoh diliput oleh media yang dikendalikan PKT, termasuk Yangcheng Evening News, Beijing Youth Daily, Medical and Health News, dan seterusnya. Selain Tiongkok, ada juga praktisi di Amerika Serikat, Prancis, Swedia, dan negara lain.

Jaringan Seperti Gestapo

Prinsip-prinsip Falun Gong sangat kontras dengan ideologi inti PKT kebohongan, kejahatan, dan kebrutalan. Karena iri, mantan pemimpin PKT Jiang Zemin sendiri memulai penganiayaan pada Juli 1999, bersumpah untuk membasmi Falun Gong dalam tiga bulan. Untuk mencapai itu, ia juga memerintahkan untuk membentuk Tim Kepemimpinan Pusat 610 dan Kantor Pusat 610 dan memberi mereka kekuasaan untuk mengesampingkan penegakan hukum dan sistem peradilan.

Mengingat Falun Gong yang diterima secara meluas, bagaimanapun, pejabat di beberapa provinsi tidak terlalu aktif dalam menganiaya praktisi. Dalam sebuah pertemuan di akhir tahun 2000, Jiang mengkritik Kantor 610 karena tidak secara efektif membasmi Falun Gong. Akibatnya, ia memerintahkan agar Kantor 610 didirikan di setiap departemen kepolisian di semua tingkatan untuk sepenuhnya menerapkan kebijakan penganiayaan.

Kantor 610 juga didirikan di semua tingkatan dalam jaringan PLAC (Komite Urusan Politik dan Hukum). Sudah menjadi norma bagi pejabat tinggi dalam sistem kepolisian untuk memimpin Kantor 610. Di tingkat provinsi dan kota, kepala atau wakil kepala PLAC juga ditunjuk sebagai posisi utama di Kantor 610. Penting untuk diketahui bahwa PLAC mengarahkan operasi polisi, kejaksaan, pengadilan, dan sistem peradilan, sementara Sekretaris Partai PLAC sering menjadi anggota tetap Komite PKT. Artinya, Kantor 610 di semua tingkatan mampu mengawasi kepolisian, keamanan negara, peradilan, kejaksaan, dan pengadilan di tingkat itu.

Kekuasaan yang diberikan kepada Kantor 610 dan PLAC untuk mengesampingkan penegakan hukum dan sistem peradilan telah membahayakan seluruh sistem hukum di Tiongkok. Di bawah arahan kedua lembaga tersebut, pejabat pemerintah, polisi, kejaksaan, dan pengadilan di berbagai tingkatan berusaha sekuat tenaga menganiaya Falun Gong untuk mendapatkan modal politik dan kemajuan dalam karir mereka. Beberapa pejabat dan petugas polisi secara terbuka menyatakan, “Saya tidak peduli jika anda membakar rumah, membunuh orang, atau mencuri barang. Anda hanya tidak boleh berlatih Falun Gong,”

Ketika polisi menangkap praktisi, kejaksaan mendakwa praktisi dan pengadilan menghukum praktisi tanpa dasar hukum. Praktisi telah sangat menderita karena memegang teguh keyakinan mereka pada Falun Gong. Diperkirakan antara dua dan tiga juta praktisi telah ditangkap pada satu titik atau lainnya dalam 23 tahun terakhir. Mereka didenda, rumah digeledah, pemutusan hubungan kerja, kerja paksa, penyiksaan, pemenjaraan, pembunuhan, dan pengambilan organ secara paksa.

Masyarakat yang Kacau

Kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Falun Gong ini pada dasarnya telah menghancurkan sistem politik, hukum, dan peradilan, dan yang seharusnya menegakkan hukum dan keadilan justru adalah yang menjadi pelanggar hukum itu sendiri. Berdasarkan data antara 1999 dan 2003 dari Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung Tiongkok, peluang warga biasa melakukan kejahatan adalah satu per 400 orang. Rasio ini meningkat menjadi satu per 200 orang untuk pejabat pemerintah dan 3 per 200 orang untuk pejabat di sistem peradilan.

Lembaga penegak hukum, polisi, kejaksaan, pengadilan, dan sistem peradilan dimaksudkan untuk menjaga keadilan. Namun, ketika mereka malah menyalahgunakan kekuasaan untuk keuntungan mereka sendiri, seluruh masyarakat menjadi menderita secara finansial, ideologis, dan moral.

Salah satu contohnya adalah pembongkaran rumah dan relokasi untuk pembangunan perkotaan di Tiongkok. Karena kekuatan utamanya, rezim Jiang memulai pendanaan tanah untuk menghasilkan uang, yang mengarah pada pembongkaran paksa dan relokasi besar-besaran. Menurut data dari Pusat Informasi Negara Tiongkok, Pendapatan Transfer Tanah Tiongkok meningkat dari 130 miliar yuan pada 2001 menjadi 2.900 miliar yuan pada tahun 2010. Bagiannya dalam total pendapatan fiskal pemerintah daerah melonjak dari 16,6% menjadi 76,6%.

Selama proses ini, PLAC adalah pemeran utama yang menargetkan petani rentan dengan polisi dan polisi bersenjata. Mengutip statistik dari Universitas Tsinghua, The Wall Street Journal melaporkan bahwa Tiongkok memiliki 180.000 protes dan jenis insiden massal lainnya pada 2010. Mayoritas dari mereka disebabkan oleh pembongkaran paksa. Selama waktu itu, biaya untuk menjaga stabilitas melebihi biaya pertahanan nasional, sesuatu yang belum pernah terjadi di negara lain.

Ketika para petani mengajukan banding setelah kehilangan tanah, sistem pengadilan, yang dikendalikan oleh PLAC, tidak menawarkan bantuan. Sebuah artikel dari China Youth Daily pada 15 Agustus 2011, melaporkan dokumen internal dari Pengadilan Tinggi Provinsi Heilongjiang. Ia memerintahkan pengadilan yang lebih rendah di provinsi itu untuk menolak kasus-kasus yang berkaitan dengan pertanian, kehutanan, dan sengketa tanah. Situasi serupa terjadi di tempat lain dan petani hampir tidak bisa memenangkan kasus apa pun setelah rumah mereka dihancurkan secara paksa.

Kegagalan sistem hukum untuk menegakkan keadilan menyebabkan meningkatnya tingkat kejahatan. Menurut Buku Biru Aturan Hukum Tiongkok yang diterbitkan oleh Akademi Ilmu Sosial Tiongkok pada 2010, tingkat kejahatan di Tiongkok relatif stabil sebelum tahun 2000. Namun peningkatan yang signifikan diamati dari tahun 2000 hingga 2009, selama waktu itu kejahatan kekerasan dan kejahatan properti meningkat tajam.

Ringkasan

Ketika orang dihukum karena mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar, semua orang juga menjadi korban penindasan sistematis.

Zuo Zhuan (Komentar Zuo), salah satu buku sejarah Tiongkok yang paling terkenal, menulis, “Ketika kebajikan ditinggalkan dan perilaku tidak bermoral dipromosikan, malapetaka akan menyusul.”

Kemerosotan moral di Tiongkok dalam 20 tahun terakhir sangat mengkhawatirkan. Saat ini banyak orang yang hanya mengejar uang tanpa mempedulikan prinsip. Ketika orang tua jatuh di jalan, hampir tidak ada orang yang mau membantunya berdiri. Setelah menjatuhkan pejalan kaki ke tanah, pengemudi dapat menginjak gas untuk melindas korban.

Seandainya PKT tidak memulai penganiayaan terhadap Falun Gong pada 1999, lebih banyak orang dapat terinspirasi oleh prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar, dan penegakan hukum serta sistem peradilan mungkin tidak akan menjadi begitu jahat seperti yang kita lihat hari ini.

Mantan kepala Biro Kehakiman Provinsi Hainan dalam sebuah pertemuan berkata, “Sangat menyakitkan melihat usia kejahatan saat ini semakin muda dan tingkat kejahatan meningkat dari tahun ke tahun. Jika orang dapat menahan diri, itu akan mengurangi beban pemerintah. PKT tidak mengizinkan orang untuk memiliki keyakinan. Tetapi dengan satu orang lagi yang memiliki keyakinan, akan berkurang sedikit lagi satu orang penjahat. Bukankah ini lebih baik untuk masyarakat dan negara kita?”

Untungnya, setelah upaya yang konsisten dari praktisi Falun Gong dalam 23 tahun terakhir, banyak pejabat pemerintah dan warga biasa secara bertahap mengetahui fakta dan berhenti mengikuti kebijakan penganiayaan secara membabi buta.

Di antara mereka yang masih berpartisipasi dalam penganiayaan terhadap praktisi, banyak yang sudah menghadapi konsekuensi. Hingga Januari 2021, ada 47 pejabat provinsi atau kementerian yang diturunkan setelah keterlibatannya dalam penertiban. Pada 2021 saja, hampir 30 pejabat tambahan dalam sistem PLAC telah dilengserkan dari jabatannya dan sedang dalam penyelidikan.

Kami berharap lebih banyak orang dapat tersadarkan dari kebrutalan dan kebohongan PKT. Dengan menghentikan penganiayaan terhadap Falun Gong, Tiongkok akan memulihkan keyakinan dan nilai-nilai moral, menjadikannya negara dan dunia yang lebih baik.