(Minghui.org) Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan spiritual berdasarkan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah menganiaya latihan ini sejak Juli 1999. Li Yilong, kepala Departemen Kepolisian Wuhan di Provinsi Hubei, secara aktif berpartisipasi dalam penganiayaan.

Informasi Pelaku

Nama Lengkap Pelaku: Li (nama keluarga) Yilong (nama depan) (李义龙)
Jenis Kelamin: Pria
Negara: China
Etnis: Han
Tanggal/Tahun Lahir: September 1964
Tempat Lahir: Kota Qianjiang, Provinsi Hubei, China

Li Yilong

Jabatan atau Posisi

Desember 2005 – Desember 2013: Anggota Komite Tetap Komite PKT Kota Ezhou, Sekretaris Partai Komite Politik dan Hukum Ezhou (PLAC), dan Direktur Departemen Kepolisian Ezhou

Desember 2013 – Mei 2017: Wakil Direktur Biro Keamanan Publik Provinsi Hubei dan Direktur Divisi Politik Biro Keamanan Publik Provinsi Hubei

Mei 2017 – Sekarang: Anggota Komite Tetap Komite PKT Kota Wuhan, Wakil Sekretaris PLAC Wuhan, dan Sekretaris Partai dan Direktur Departemen Kepolisian Wuhan.

Kejahatan Utama

Li Yilong secara aktif menganiaya Falun Gong ketika dia menjadi kepala polisi di Kota Ezhou, Provinsi Hubei. Setelah menjadi kepala polisi Wuhan, ia menjadi orang yang bertanggung jawab mengarahkan polisi Wuhan untuk menganiaya praktisi Falun Gong.

Menurut informasi yang dikumpulkan oleh Minghui.org, sejak Li menjadi kepala polisi pada Mei 2017 hingga Desember 2021, ia mengarahkan kepolisian Divisi Keamanan Domestik Departemen Kepolisian Wuhan dan kantor polisi setempat untuk menangkap sedikitnya 600 praktisi dan mengganggu 374 praktisi Falun Gong. Polisi menyita total 420.000 yuan dari tiga praktisi.

Sedikitnya 171 praktisi yang ditangkap ditahan di pusat pencucian otak dan 237 di pusat penahanan atau rumah sakit jiwa. Delapan puluh enam dari mereka dijatuhi hukuman penjara. Delapan praktisi meninggal akibat penganiayaan.

Statistik Penganiayaan berdasarkan Tahun

Dari Mei hingga Desember 2017, polisi Wuhan menangkap setidaknya 138 praktisi dan mengganggu 53 orang. Di antara mereka, 27 dimasukkan ke pusat pencucian otak, 57 ditahan di fasilitas penahanan, dan 8 dijatuhi hukuman penjara.

Pada tahun 2018, polisi Wuhan menangkap setidaknya 108 praktisi dan melecehkan 52 orang. Setidaknya 16 ditahan di pusat pencucian otak dan 48 di pusat penahanan, sementara 30 diadili, dijatuhi hukuman, dan dipenjara. Ketika Zhou Guoqiang ditangkap pada bulan Desember tahun itu, polisi menyita 80.000 yuan darinya.

Pada tahun 2019, polisi Wuhan meningkatkan upaya mereka selama Military World Games pada bulan Oktober. Sedikitnya 144 praktisi ditangkap dan 92 diganggu. Sedikitnya 30 ditahan di pusat-pusat pencucian otak dan 59 di pusat-pusat penahanan. Empat praktisi meninggal akibat penganiayaan.

Fu Yousheng ditangkap saat membagikan materi untuk memberi tahu orang-orang tentang fakta Falun Gong pada 10 September 2019. Polisi menyita uang tunai 90.000 yuan dari rumahnya.

Memasuki tahun 2020, pandemi COVID-19 merebak di Wuhan. Sementara kota dikunci selama 76 hari, pihak berwenang di Wuhan tidak berhenti menganiaya praktisi Falun Gong. Pada tahun 2020, setidaknya 50 praktisi ditangkap dan 56 diganggu. Sedikitnya enam ditahan di pusat pencucian otak dan 26 di pusat penahanan. Dua praktisi meninggal akibat penganiayaan. Ketika mereka menggeledah rumah Zhao Xiqing pada Juli 2020, polisi menyita uang tunai 250.000 yuan.

Pada tahun 2021, polisi Wuhan melakukan kampanye “Sapu Bersih” dalam upaya untuk memaksa semua praktisi dalam daftar hitam pemerintah untuk melepaskan keyakinan mereka. Sedikitnya 160 praktisi ditangkap dan 136 diganggu. Sedikitnya 92 ditahan di pusat pencucian otak dan 47 di pusat penahanan. Enam belas divonis penjara. Seorang praktisi meninggal karena penganiayaan.

Kematian

Wan Dajiu (万大久) (wanita) di Distrik Hanyang di Wuhan dibebaskan pada 12 April 2019, setelah menjalani hukuman empat tahun karena berlatih Falun Gong. Dia ditangkap lagi kurang dari sebulan kemudian, pada 6 Mei 2019, dan dibawa ke Pusat Pencucian Otak Gunung Yusun di Distrik Hanyang. Dia menjadi tidak sadar dan tidak bisa mengurus dirinya sendiri ketika dibebaskan beberapa bulan kemudian. Dia meninggal pada Oktober 2019. Keluarganya mencurigai bahwa pihak berwenang membiusnya.

Wei Youxis (危有秀) (wanita) di Distrik Qiaokou di Wuhan ditangkap di Taman Zhongshan setelah dia bertemu dengan seorang petugas berpakaian preman pada 2 Juni 2018. Polisi menahannya di Pusat Penahanan No.1. Wuhan selama lebih dari setahun. Seseorang melihatnya di pusat penahanan dan mengatakan dia kurus kering dan tidak bisa berjalan sendiri.

Pihak berwenang memberi tahu keluarga Wei pada 15 Agustus 2020, bahwa dia telah meninggal karena leukemia. Keluarganya menantang pihak berwenang, bertanya-tanya bagaimana, karena dia sangat sehat ketika ditangkap, bisakah dia menderita leukemia dan meninggal dalam waktu yang begitu singkat?