(Minghui.org) Saya seorang praktisi berusia 58 tahun yang beruntung telah menghadiri salah satu seri ceramah Guru Li Hongzhi. Selama bertahun-tahun, saya sibuk memproduksi materi klarifikasi fakta, dan secara bertahap memperlakukan pekerjaan ini sebagai prioritas pertama, sementara belajar Fa menjadi prioritas kedua. Saya tahu ini salah, tetapi saya terikat untuk melakukan pekerjaan ini. Saya menyadari kondisi kultivasi saya tidak lagi solid dan saya tidak dapat memperbaiki kondisi ini.

Untuk waktu yang lama, saya tidak bisa fokus ketika belajar Fa. Ketika saya membaca dengan praktisi lain, pikiran saya kosong, dan saya hanya membaca. Saya tahu kondisi kultivasi ini salah, jadi saya memutuskan untuk berhenti menghadiri kelompok belajar Fa, tetapi mulai menghafal Fa dengan praktisi lain.

Beberapa tahun lalu, saya menghafal Zhuan Falun, Petunjuk Penting untuk Gigih Maju, dan Hong Yin dua kali. Saya sangat jelas bahwa penting untuk fokus saat membaca ajaran Guru dan perlu meningkatkan Xinxing kita. Namun, saya masih terikat pada pengejaran kepentingan pribadi, nafsu berahi, kenyamanan, browsing internet, dll. Saya kemudian menghentikannya, tetapi memulai kembali, kemudian berhenti lagi. Saya terus mengulangi siklus ini.

Bertekun untuk Mengatasi Rintangan

Karena mengalami banyak gangguan, saya merasa pikiran saya terhalang oleh sesuatu seperti granit. Saya tidak bisa fokus dan harus membaca setiap paragraf berkali-kali. Praktisi lain dapat dengan mudah menghafal Fa, tetapi bagi saya, seolah-olah belum pernah membaca Fa sebelumnya.

Guru Li berkata,

“Fa dapat menjebol segala keterikatan, Fa dapat menghancurkan segala kejahatan, Fa dapat menangkal segala kebohongan dan Fa dapat memperteguh pikiran lurus.” (“Menyingkirkan Gangguan,”) Petunjuk Penting untuk Gigih Maju II

Dalam proses belajar Fa, saya menemukan banyak keterikatan seperti mentalitas bersaing, menjaga nama baik, dan keinginan kuat untuk meningkatkan pencerahan tanpa berkultivasi. Setelah saya mengidentifikasi keterikatan ini, saya memutuskan untuk memulai dari awal.

Saya mengikuti langkah praktisi lain, tetapi saya hanya menghafal beberapa kalimat setiap hari. Saya merasakan materi yang menghalangi pikiran saya berkurang secara perlahan. Saat terus bertekun, saya bisa merasakan Fa memasuki pikiran saya.

Karena tidak bisa menghafal seperti praktisi lain, saya berusaha ketika kembali ke rumah. Saya menggunakan metode yang sangat dasar untuk menghafal Fa. Saya membaca sebuah paragraf terlebih dahulu dan kemudian menuliskannya. Kemudian membacanya kembali beberapa kali sebelum menuliskannya dari ingatan. Proses ini sangat lambat tetapi hasilnya luar biasa.

Karma pikiran saya sangat agresif. Setiap kali tidak bisa mengendalikan diri, saya menjelajahi Internet atau melakukan sesuatu yang lain. Saya kemudian tidak dapat mengingat Fa yang baru saja saya hafal dan menyesal.

Bentuk gangguan lain adalah mengandung keinginan untuk mempertahankan beberapa pemahaman pribadi setelah membaca bagian tertentu. Saya kemudian membuat sedikit kemajuan. Dari pengalaman ini, saya sangat memahami bahwa belajar Fa adalah hal yang sangat serius.

Guru berkata,

“Di saat anda sekalian belajar Fa jangan mengandung suatu keinginan untuk mempelajari, haruslah dengan tenang hati sungguh-sungguh belajar Fa, jangan mengandung suatu tujuan untuk mempelajari. Di saat belajar Fa pikiran jangan melantur, jika pikiran memikirkan yang lain di dalam belajar Fa, itu tidak benar, tidak ada apa pun yang berhasil dipelajari. Belajar Fa memang adalah belajar Fa, gangguan apa pun juga tidak dapat memengaruhi belajar Fa.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Wilayah Metropolitan New York” dari Ceramah Fa di Berbagai Tempat 3)

Saya menyadari kekuatan besar Fa ketika kita melewati percobaan dan kesengsaraan dengan pikiran lurus.

Gangguan lainnya adalah saya ingin melihat perwujudan Fa yang agung di tingkatan lebih tinggi, tetapi saya tidak pernah melihatnya.

Guru berkata,

“…maka makin anda kejar makin tidak ada. Karena anda mengejar, mengejar itu sendiri sudah merupakan keterikatan hati, justru keterikatan hati ini yang harus disingkirkan dalam Xiulian.” (Ceramah 3, Zhuan Falun)

Saya terus menghilangkan keterikatan ini. Hasilnya, Xinxing saya dapat meningkat.

Praktisi Lansia Membantu Saya Melihat Ke Dalam

Saya diminta untuk menyampaikan materi klarifikasi fakta kepada seorang praktisi lanjut usia. Sebelumnya saya belum pernah bertemu dengannya, tetapi telah mendengar bahwa ia adalah orang yang tidak rasional. Misalnya, ia sering meminta jenis materi tertentu dari praktisi melalui telepon dan mengabaikan keamanan. Ia tidak melihat ke dalam atau berkultivasi dengan kuat. Konflik dengan keluarganya juga sangat besar.

Selama pandemi, ia tidak memakai masker dan pergi ke gerbang kantor keamanan untuk membagikan brosur. Ia dilaporkan ke pihak berwenang, dan rumahnya digeledah oleh polisi. Karena usia dan kesehatannya yang buruk, ia tidak ditahan.

Koordinator meminta saya untuk bertemu dengannya. Saya ragu tapi pergi menemuinya. Saya terkejut bahwa ia hanya dua tahun lebih muda dari ibu saya, tetapi ia terlihat sangat tua. Ia tidak kelihatan ramah atau tenang seperti kebanyakan praktisi, sebaliknya ia tampak marah.

Ia mengalami kesulitan berjalan dan menggunakan alat bantu jalan. Sulit baginya untuk duduk atau berdiri kembali. Ia tinggal di lantai dasar karena tidak mungkin bisa menaiki tangga. Saya berkata, “Anda tidak perlu keluar dan membagikan brosur. Mungkin anda harus tinggal di rumah dan meningkatkan kesehatan anda untuk sementara waktu. Ketika sudah merasa lebih baik, anda bisa keluar lagi.”

Ia kemudian mulai berteriak, “Koordinator mengirim seseorang untuk menghalangi saya menyelamatkan orang. Waktu sangat mendesak, tetapi kamu ingin menghentikan saya! Ada apa dengan koordinator? Saya membutuhkan seseorang yang bisa bekerja sama dengan saya!” Saya terkejut dengan kemarahannya, tetapi saya bisa tetap tenang dan damai. Saya terkejut melihat kondisi ini. Respons saya tidak dikendalikan oleh diri saya sendiri tetapi merupakan reaksi alami saya.

Saya senyum dan meminta maaf, “Tolong jangan marah. Saya salah bicara. Saya tidak bermaksud untuk mengecilkan hati anda untuk mengklarifikasi fakta kepada orang-orang. Maksud saya mungkin ide yang baik untuk tinggal di rumah untuk belajar Fa, memancarkan pikiran lurus, dan meningkatkan kesehatan anda terlebih dahulu. Ketika orang-orang menyaksikan bagaimana kesehatan anda meningkat, mereka akan tahu bahwa Falun Dafa baik. Jika orang melihat kondisi anda saat ini, tetapi anda terus memberi tahu mereka betapa baiknya Dafa, mereka tidak akan percaya. Mereka akan berpikir: “Jika Dafa begitu hebat, lalu mengapa anda susah untuk berjalan? Ini berdampak negatif. Kita melakukan segalanya untuk melindungi Dafa.”

Ia menolak untuk mendengarkan saya dan terus mengulangi hal yang sama. Ia juga berkata, “Putra saya berkata jika kaki saya sembuh, ia akan berlatih Falun Dafa. Apa yang kamu katakan membuat saya marah. Kamu mencoba menghentikan saya untuk mengklarifikasi fakta kepada orang-orang!” Saya tidak menjawabnya. Saya menjadi tenang dan melihat ke dalam: Celah apa yang saya miliki? Ia egois. Apakah itu berarti saya egois?

Saya juga ingat reaksi awal saya ketika koordinator meminta saya untuk menemuinya: Saya tidak ingin bekerja sama dengannya karena saya mendengar ia tidak rasional, dan saya takut ia akan menimbulkan ancaman keamanan bagi saya. Pikiran saya adalah untuk melindungi diri sendiri. Tidak peduli seberapa baik saya memperlakukannya, dewa dapat melihat pikiran awal saya.

Saya memancarkan pikiran lurus berulang kali. Saya menghilangkan keegoisan dan unsur negatif saya yang mengganggunya. Ketika ia tenang, saya bertanya kepadanya dengan santai, “Di mana anda berencana untuk mendistribusikan materi?” Ia mengatakan bahwa ia bisa membagikannya kepada siswa karena ada sekolah menengah di seberang jalan. Ia meminta 10 set buku kecil dengan format 4 kolom, termasuk beberapa brosur di dalam buku kecil. Saya tahu buku kecil ini tidak tersedia di Minghui. Praktisi lain secara khusus mencetak format itu untuknya.

Ia juga mengatakan rumahnya adalah tempat belajar Fa bersama dan praktisi akan segera datang. Saya ingin belajar lebih banyak tentang situasi ini. Ia menjadi marah ketika tidak ada yang datang dan mengeluh bahwa praktisi tidak suka berinteraksi dengannya. Ia bertanya apakah saya bisa membaca bersamanya. Saya khawatir putra saya akan mencari saya karena belum memberitahunya tentang apa yang saya lakukan. Tapi saya kemudian menyadari bahwa saya egois. Akhirnya saya membaca Fa bersamanya, dan ia tersentuh karena saya melakukan apa yang ia minta dan ia mengatakan bahwa ia menyesal telah memarahi saya.

Praktisi lain datang, dan kami belajar Fa bersama. Saya berbicara dengan praktisi lain dalam perjalanan pulang. Ia berkata bahwa praktisi lanjut usia telah berada dalam situasi ini selama sekitar 10 tahun. Semua orang mencoba menyarankan agar ia tidak keluar untuk mengklarifikasi fakta karena kesehatannya. Mereka takut citranya akan memberikan opini negatif kepada orang-orang tentang Dafa. Karena ia tidak mendengarkan, mereka menolak memberikan materi kepadanya. Ia sangat marah. Setelah itu, tidak ada yang mau datang ke rumahnya. Ketika ia mendengar saya akan datang, ia merasa itu mungkin peringatan dari Guru untuk tidak menyerah. Ia meminta saya untuk datang lagi dan membaca bersamanya, dan saya menyetujuinya.

Malam itu, saya menyusun artikel berbagi pengalaman ibu saya. Saat membacanya, saya sangat tersentuh. Ibu saya berusia 86 tahun. Ia naik dan turun tangga untuk membagikan materi Dafa. Ia berkultivasi dengan teguh. Ceritanya tulus. Artikelnya mengungkapkan bagaimana ia percaya pada Dafa dan merasakan belas kasih yang mendalam terhadap makhluk hidup.

Saya memandang rendah ibu saya karena ia tidak berpendidikan, ditambah lagi, ia memiliki sifat agresif dari budaya Partai Komunis. Ia selalu mencoba mengendalikan saya, jadi saya melawannya. Ia tidak menyukai saya sejak saya lahir. Seiring bertambahnya usia, saya mengeluh tentangnya. Setiap kali ia tidak bahagia, ia akan menyalahkan ayah saya dan kami anak-anaknya. Karena saya anak sulung, saya biasanya menjadi sasarannya, dan ia banyak menyalahkan saya.

Setelah ayah saya meninggal, saya mengurus ibu saya. Kami tinggal bersama, dan saya tidak memintanya untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, ia hanya berlatih dan belajar Fa. Banyak praktisi memuji saya, tetapi ia masih tidak senang dengan saya. Ketika saya melihat ke dalam, meskipun saya memperlakukannya dengan sangat baik, saya hanya bersikap baik di permukaan. Saya ingin semua orang berpikir bahwa saya adalah anak perempuan yang setia (berbakti).

Ibu saya dan saya tidak memiliki banyak konflik besar tetapi banyak konflik kecil. Saya mengkritiknya dan mengatakan ia memiliki banyak keterikatan. Ia juga mengkritik saya hal yang sama. Ia mengatakan saya tidak peduli dan tidak baik. Kami berdua melihat ke luar, bukan ke dalam.

Dalam proses penulisan artikel ini, saya menyingkirkan prasangka saya terhadap ibu. Ia dan praktisi senior lainnya berusia di atas 80 tahun. Mereka datang ke dunia ini untuk menyelesaikan tugas mereka. Saya tidak punya alasan untuk bersikap tidak baik kepada rekan praktisi. Dengan mengamati masalah mereka, saya dapat mengidentifikasi masalah saya sendiri. Ketika menyadari hal ini, keluhan saya terhadap ibu saya menghilang. Menggali lebih dalam, saya menyadari bahwa semua keterikatan manusia dihasilkan oleh keegoisan. Hanya keegoisan ini bermanifestasi secara berbeda.

Guru berkata,

“Alam semesta di masa lalu adalah egois.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Internasional di New York)

“Egois adalah sifat dasar dari alam semesta masa lalu.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Amerika Serikat Barat Tahun 2004,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat – 5)

Jika kita tidak menghilangkan keegoisan, kita tidak akan menjadi bagian dari alam semesta baru.

Guru berkata,

“Saya masih ingin memberi tahu kepada kalian, sebenarnya watak hakiki kalian yang dahulu dibangun atas dasar egois dan kepentingan diri sendiri, mulai sekarang kalian berbuat sesuatu harus lebih dulu memikirkan orang lain, mengultivasi diri hingga mencapai kesadaran lurus yang tanpa ego dan tanpa mementingkan diri sendiri, dahulukan orang lain kemudian baru diri sendiri, oleh sebab itu sejak sekarang apa yang kalian lakukan dan katakan juga harus demi orang lain, bahkan memikirkan generasi berikutnya! Berpikir demi keabadian Dafa yang tidak berubah untuk selama-lamanya!” (“Sifat Kebuddhaan Tanpa Kebocoran”, Petunjuk Penting untuk Gigih Maju I)

Saya berharap bisa mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar. Untuk mencapai ini, saya harus tidak mementingkan diri sendiri. Baru-baru ini saya bermimpi naik bus. Saya tahu Guru sedang menyemangati saya. Saya akan terus menghafal ajaran Guru sampai saya benar-benar berasimilasi dengan Fa Guru.

Ini adalah cerita pribadi saya. Apabila ada sesuatu yang tidak pantas, mohon tunjukan.